Disusun oleh :
Fanny Pranindya F : 19. 08.272
Duroh Siti M : 19.08.270
Semester : 3/B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia nya kepada kami sehingga kami berhasilmenyelesaikan makalah ini yang berjudul “
PELAKSANAAN DAN INSTRUMENT DDTK”. Makalah ini berisikan tentang informasi ;
Pengertian status gizi, faktor status gizi, dan pemeriksaan status gizi anak.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini kedepannya agar
lebih baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Rumusan Masalah. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran 3
Tanya Jawab 8
ii
Eksperimen 13
Simpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal adalah
masa depan suatu bangsa tergantung pada tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode
sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia lima tahun atau bisa disebut golden age.
Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh
negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan
stimulasi yang tepat pada priode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu
mencapai kemampuan optimalnya. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah
perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat
meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Namun
sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali
ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi
Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan
Anemia Gizi Besi (Depkes RI, 2004 ).
Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang
atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk terutama pada anak balita, masih
merupakan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh pemerintah, walaupun penyebab
gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sangat sederhana yaitu kurangnya konsumsi makanan
terhadap kebutuhan makan seseorang. Sebelum gizi buruk terjadi, melewati beberapa tahapan
yang dimulai dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak sampai akhirnya
anak tersebut sangat buruk (gizi buruk). Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat atau
keluarga balita belum mengatahui cara menilai status berat badan anak (status gizi anak) atau
juga belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan anak, sepertinya masyarakat atau keluarga
hanya tahu bahwa anak harus diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus makan tiap
harinya. Oleh karena itu pelaksanaan DDTK penting dilakukan di lingkungan keluarga,
posyandu, pendidikan anak usia dini, atau sarana pelayanan kesehatan lain. Salah satu upaya
pemerintah untuk menunjang keberhasilan program DDTK.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasatkan uraian di atas, maka rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
diperoleh dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh (Susetyowati, 2016).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik- buruknya
anak serta menunjang pembinaan prestasi olahragawan (Irianto, 2007). Status gizi
dipengaruhi oleh konsumsi pangan yang disesuaikan dengan kecukupan zat gizi
seseorang berdasarkan jenis kelamin, umur, berat badan dan aktivitas fisik
(Mutmainnah, 2013).
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi
4
tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu.
Menurut (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2016) pada dasarnya status gizi dibagi menjadi
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
Antropometri
Merupakan pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur antara lain : Berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri telah lama di
Umur
tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
5
memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh
Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur
Berat badan
Tinggi Badan
dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat
baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan
dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa
6
badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut
tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. Berat
badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
Indeks antropometri
gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut
umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks
BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak, tulang
dan LILA adalah pengukuran terhadap otot,lemak, dan tulang pada area
yang diukur.
Indikator BB/U
Indikator TB/U
7
Tinggi badan merupakan antropometri yang
Indikator BB/TB
Indikator IMT/U
8
Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang
Keterangan:
9
median dengan standar + 1 SD atau -1 SD, jadi apabila
nilai individu subyek lebih besar daripada nilai median
maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan
mengurangi + 1 SD dengan median. Apabilanilai
individu subyek lebih kecil daripada median maka nilai
simpang rujukannya diperoleh dengan mengurangi – 1
SD dengan median.
Adapun kategori dan ambang batas status gizi usia 5-18
tahun berdasarkan indeks dapat dilihat pada tabel
dibawah ini;
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Usia 5-18
Tahun Berdasarkan Indeks
Sangat < -3 SD
kurus < -3 SD sampai dengan <
Kurus -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1
SD
Gemuk > 1 SD sampai dengan 2
Obesitas SD
> 2 SD
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang standar antropometri,2011
Klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah
status gizi juga dapat dilakukan secara klinis. Pemeriksaan secara klinis
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
10
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Pemeriksaan klinis
11
Penggunaan statistik vital
Menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penilaian faktor ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
12
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Gizi sangatlah penting untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan terutama pada anak usia dini. karena tumbuh kembang yang sedang pesat ini
maka kebutuhan gizi anak harus terpenuhi. Faktor status gizi dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Fator langsung dipengaruhi oleh konsumsi
makanan dan infeksi, faktor tidak langsung dipengaruhi oleh kesediaan bahan pangan, daya
beli keluarga dan pengetahuan tentang kebutuuhan tubuh akan gizi.
Pemenuhan kebutuhan gizi dapat diukur melalui dua cara yaitu penilaian status gizi
secara langsung dan penilaian status gizi tidak langsung. Penilaian status gizi langsung dapat
dilakukan dengan empat metode diantaranya antropomteri, klinis, biokimia dan biofisik.
Penilaian status gizi tidak langsung menggunakan metode survey konsumsi, peggunaan
statistik vital dan faktor ekologi.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, penyusun berharap kepada para pembaca agar
memberikan kritikan dan saran yang membangun terhadap makalah yang dibaca demi
perbaikan selanjutnya.
Diharapkan kepada para pembaca dapat menambah wawasan keilmuan dan menjadi
referensi khususnya mengenai penilaian status gizi anak di PAUD. Sehingga khususnya
sebagai seorang guru dapat mendeteksi sejak dini masalah-masalah gizi yang dihadapi
13
peserta didik, yang mana diharapkan dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
14
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta
Supariasa, 1999, Epidemiologi Gizi, AKZI Malang
http://dwiqeajach.blogspot.com/2013/01/makalah-status-gizi.html?m=1
www.Repositori.poltekkes-denpasar.ac.id
15