Interprofessional Education Curricula Models
Interprofessional Education Curricula Models
Ringkasan eksekutif
IPE pre-registrasi menjelaskan peluang bagi siswa yang sedang dalam proses
memperoleh pendidikan yang diperlukan untuk menjadi profesional kesehatan yang
terdaftar. Dokumen ini berfokus pada 23 profesi kesehatan di Ontario yang diatur
berdasarkan Undang-Undang Profesi Kesehatan Ontario (RHPA, 1991). Pekerja sosial juga
dimasukkan, karena mereka bekerja secara luas di bidang perawatan kesehatan, dan sangat
sering dilibatkan dalam proses pendidikan interprofesional. Pendidikan IPE di tingkat pre-
registrasidapat mengambil banyak bentuk, mulai dari pengajaran didaktik, kerja kelompok
hingga pengalaman penempatan. Dalam dokumen ini, metode pengajaran akan dicantumkan.
Dokumen ini menggunakan model baru untuk pre-registrasi IPE, berjudul " Model
Pendidikan Interprofessional Pre-registrasi Ontario," mengintegrasikan pengetahuan dari
model sebelumnya dengan informasi yang dikumpulkan dari Peninjauan Ruang Lingkup
Literatur tentang Kurikulum untuk Pendidikan Interprofesional Pre-Registrasi (Health Force
Ontario, 2009).
Dokumen ini menyajikan saran-saran untuk kurikulum inti yang digunakan dalam
pengajaran kolaborasi inter-profesional di tingkat pre-registrasi. Saran-saran ini digunakan
membentuk kurikulum yang berkualitas untuk siswa, dengan cara bergabung dengan salah
satu dari 23 profesi kesehatan yang diatur di Ontario (RHPA, 1991), serta profesi Pekerjaan
Sosial.
Dalam model Ontario, kerangka kerja Miller (1990) dapat digunakan sebagai struktur
penilaian klinis tingkat aktivitas dan perkembangan siswa, dimulai dari tahapan
pembelajaran awal hingga dapat mendemonstrasikan keterampilan. Siswa mulai belajar dari
tahap “tahu” dan berkembang menjadi tahap “melakukan”(Miller, 1990).
Model UBC menyampaikan bahwa proses pembelajaran tidak terbatas, dan bahwa
proses pembelajaran adalah proses yang berkembang dan meluas (Charles, Bainbridge &
Gilbert, Pers). Siswa berkembang dari proses mendapatkan paparan informasi sampai proses
melakukan, dan kemudian ke tahap penguasaan. Paparan didefinisikan sebagai tahap awal
pembelajaran IP, dialami oleh siswa tingkat junior, dengan kegiatan sebagian besar bersifat
paralel, di mana siswa belajar bersama, tetapi dengan interaksi yang lebih sedikit daripada
tahap selanjutnya. Tahapan melakukan menggambarkan kegiatan yang ditujukan untuk siswa
tingkat senior yang bersifat kolaboratif. Siswa sekarang memiliki pemahaman yang kuat
tentang peran profesional mereka sendiri dan dapat lebih terbuka terhadap peran dan
pandangan rekan-rekan mereka. Penguasaan adalah tingkat yang paling kompleks dan
integratif, dan mungkin melibatkan tingkat pascasarjana, di mana peserta memiliki
pengalaman klinis sebelumnya. Pada tahap penguasaan, proses pembelajaran membutuhkan
rasa identitas profesional yang kuat. Penting untuk diperhatikan bahwa penguasaan adalah
sebuah konsep yang selalu diperjuangkan oleh seorang profesional kesehatan, dan mewakili
integrasi penilaian, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai.
Pengalaman Hidup: edukasi dan pengalaman sebelumnya saat masuk ke program pre-
registrasi
Maksud dari kerangka kerja ini adalah untuk membantu mengembangkan kurikulum untuk
menangani konflik inter-profesional dan melakukan pelayanan yang berpusat pada pasien /
klien / keluarga / komunitas.
Fungsi Tim: Pelajar / praktisi memahami prinsip-prinsip dinamika tim dan proses
kelompok untuk memungkinkan kolaborasi tim antarprofesional yang efektif.
Klarifikasi Peran: Pelajar / praktisi memahami peran mereka sendiri dan peran
mereka dalam profesi lain, dan menggunakan pengetahuan ini secara tepat untuk
membangun dan memenuhi tujuan pasien / klien / keluarga dan masyarakat.
Saat merancang IPE, penting untuk memahami keselarasan dan keterkaitan konsep,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dokumen ini tidak menyarankan bahwa tiap
kompetensi dipisahkan dan diajarkan secara terpisah. Model Ontario dengan Titik Waktu
Pengenalan (Gambar 2) menggambarkan koneksi antara kompetensi IP, dan kebutuhan untuk
mengajarkan banyak konsep secara bersamaan. Sementara hubungan antara kompetensi terus
berkembang dan meluas, beberapa kompetensi mungkin perlu dipelajari sebelum
mempelajari kompetensi yang lain. Gambar 2 menunjukkan waktu yang disarankan untuk
pengenalan topik, dimulai dengan komunikasi, klarifikasi peran dan pelayanan yang terpusat
pasien / klien / keluarga/ komunitas. Setelah peserta didik dihadapkan pada kompetensi ini,
mereka akan lebih siap untuk belajar tentang fungsi tim, berurusan dengan konflik
antarprofesional dan kepemimpinan kolaboratif. Ketika pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dibangun dan berkembang selama periode pre-registrasi, hubungan antara kompetensi
menjadi semakin kuat dan kolaborasi interprofesional dapat direalisasikan.
Jumlah pengalaman IPE yang tersedia bagi siswa akan berbeda tergantung pada
struktur lembaga pasca-sekolah menengah mereka sebelumnya, dan tingkat kolaborasi antara
program profesional kesehatan. Walaupun dokumen ini tidak bertujuan untuk menentukan
durasi dan tingkat kegiatan diberikan kepada pelajar, disarankan setidaknya satu kegiatan
pada tingkat paparan, melakukan dan penguasaan akan bermanfaat bagi pelajar (McMaster,
2009). Durasi dan tingkat kegiatan yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi
kolaborasi interprofesional dicatat sebagai bidang yang membutuhkan penelitian lebih
lanjut.
Definisi
Tingkatan Miller/UBC
o Tahu / Paparan
Kompetensi Pengenalan:
Komunikasi Interprofessional
Klarifikasi Peran
Persepsi Peran/Harapan
Menentukan istilah dan konsep kunci (Lihat bagian selanjutnya dari dokumen ini)
Memahami pengalaman hidup diri sendiri sebagai penerima perawatan dan pemberi
perawatan (refleksi diri)
Memperkenalkan sudut pandang orang lain: siswa lain dari program profesional yang
sama ( intraprofessional ), siswa dari program lain (interprofesional), serta pandangan
pasien / klien / keluarga / masyarakat
Kegiatan Pengajaran:
Pembahas kasus fiksi & kehidupan nyata pada kelas/seminar, misalnya, literatur,
media (TV) ( Stevahn , 2004)
Pada tingkat pembelajaran ini, siswa telah terpapar dengan pengetahuan, sikap dan
keterampilan komunikasi interprofesional, klarifikasi peran dan konsep-konsep
yang berpusat pada pasien / klien / keluarga . Sementara konsep-konsep ini dibangun
secara kompleksitas, siswa akan siap untuk mengenal 3 kompetensi baru (Titik Waktu
Pengenal 4, 5 & 6 dari Gambar 2). Pengalaman pada titik ini sebagian besar akan
berbasis kelas. Konsep yang ditargetkan akan mulai bergerak melampaui level
individu dan intraprofesional dan lebih berfokus pada level interprofesional.
Fungsi Kelompok
• Proses tim
• Model proses tim & peran keberagaman tim ( Stalmeijer et al., 2007)
• Perilaku Timbal Balik - peran saling percaya & kerjasama ( Ferrin et al., 2008)
Penanganna Konflik dengan Interprofessional
Definisi konflik
Peran Konflik
o Mitos
o Destruksi
o Konstruksi/kreatif
Gaya Konflik
Manajemen Konflik
Resolusi Konflik
o Metode resolusi konflik
Kepemimpinan Kolaboratif
Memahami Kepemimpinan
Kegiatan Pengajaran:
• Menunjukkan Bagaimana/Melakukan
Kegiatan Pengajaran:
• Melakukan / Menguasai
Tahap pembelajaran akhir ini akan difokuskan pada kegiatan yang memungkinkan siswa
untuk mengkonsolidasikan pembelajaran dengan mempraktikkan manajemen konflik
interprofesional dalam kondisi nyata. Pengalaman praktik klinis yang melibatkan
pengaturan interprofesional, termasuk siswa lain dan praktisi kesehatan profesional, akan
memperkuat pengalaman pembelajaran mereka. Penguasaan adalah konsep yang
berkembang, di mana seseorang selalu bergerak untuk mencapai tahap itu, tetapi
mungkin tujuan tersebut tidak terbatas untuk menjadi "ahli". Tingkat pembelajaran ini
melibatkan integrasi berkelanjutan dan penerapan keterampilan, sikap, nilai-nilai dan
penilaian, dengan refleksi dan adaptasi pribadi yang berkelanjutan.
Kegiatan Pengajaran:
• Konferensi kasus dalam kelompok di mana pasien / klien / keluarga hadir dan terlibat
dalam kolaborasi
• Umpan balik dari teman, pengawas penempatan, klien dan keluarga, dan profesional
kesehatan lainnya
• Diskusi kelompok online di mana siswa merefleksikan pengalaman klinis dan
mendiskusikan realitas perawatan yang berpusat pada pasien / klien / keluarga /
komunitas
Aschenbrener, C.A. & Siders, C.T. (1999). Managing low‐to‐mid intensity conflict in the health care
setting. The Physician Executive, September‐October, 44‐50.
Brungardt, C.L., Gould, L.V., Moore, R. & Potts, J. (1997). The emergence of leadership studies:
linking the traditional outcomes of liberal education with leadership development. The
Journal of Leadership Studies, 4(3), 53‐67.
Clark, S.C., Callister, R. & Wallace, R. (2003). Undergraduate management skills courses and
students’ emotional intelligence. Journal of Management Education, 27(1), February, 3‐23.
18
Correia, A.P. (2005). Understanding conflict in teamwork: contributions of a technology‐rich
environment to conflict management (Doctoral Dissertation). Available from ProQuest
Dissertations and Theses database (Publication No. AAT 3183915).
Curtis, K.A., (1994). Attributional analysis of interprofessional role conflict. Soc Sci Med, 39(2), 255‐
263.
Ferrin, D.L., Bligh, M.C. & Kohles, J.C. (2008). It takes two to tango: An interdependence analysis of
the spiraling of perceived trustworthiness and cooperation in interpersonal and intergroup
relationships. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 107, 161‐178.
Heydenberk, W.A., Heydenberk, R.A. & Bailey, S.P. (2003). Conflict resolution and moral reasoning.
Conflict Resolution Quarterly, 21(1), Fall, 27‐45.
Haq, C, Steele, D.J., Marchand, L, Seibert, C. & Brody, D. (2004). Integrating the art and science of
medical practice: innovations in teaching medical communication skills. Fam Med, 36
(January suppl), S43‐S50.
McCallin, A. & McCallin, M. (2009). Factors influencing team working and strategies to facilitate
successful collaborative teamwork. NZ Journal of Physiotherapy, 37(2), July, 61‐67.
Mickan, S. & Rodger, S., (2000). Characteristics of effective teams: a literature review. Australian
Health Review, 23(3), 201‐208.
Seren, S. & Ustun, B. (2008). Conflict resolution skills of nursing students in problem‐based
compared to conventional curricula. Nurse Education Today, 28, 393‐400.
Sportsman, S., & Hamilton, P. (2007). Conflict management styles in the health professions.
Journal of Professional Nursing, 23(3), May‐June, 157‐166.
Stalmeijer, R.E., Gijselaers, W.H., Wolfhagen, I., Harendza, S. & Scherpbier, A. (2007). How
interdisciplinary teams can create multi‐disciplinary education: The interplay between
team processes and educational quality. Medical Education, 41, 1059‐1066.
Stevah, L. (2004). Integrating conflict resolution training into the curriculum. Theory into Practice,
43(1), Winter, 50‐58.
Contoh Kurikulum: Perawatan Berpusat Pasien / Klien / Keluarga /
Komunitas Berpusat
Definisi
• Perawatan berpusat pasien: melihat pasien sebagai orang dengan kebutuhan dan
pengalaman yang unik, dan pasien dan penyedia perawatan harud dapat mendefinisikan
pandangan mereka sendiri tentang penyakit dan mau mencapai tujuan terapi yang
umum. (Haidet et al., 2005)
• Layanan yang berpusat pada klien: adalah pendekatan di mana klien dipandang sebagai
individu yang utuh; tidak hanya memberikan layanan sesuai dengan kondisi klien saat
ini. Perawatan yang berpusat pada klien melibatkan advokasi, pemberdayaan, dan
menghormati otonomi, suara, penentuan nasib sendiri, dan partisipasi klien dalam
pengambilan keputusan. (Registered Nurses Association of Ontario (RNAO), 2006)
• Perawatan yang berpusat pada hubungan: Perawatan di mana semua peserta menghargai
pentingnya hubungan mereka satu sama lain. Hubungan antara pasien dan dokter tetap
penting, meskipun hubungan dokter dengan diri mereka sendiri, satu sama lain dan
dengan masyarakat juga harus dicermati. (Beach & Inui, 2005)
Tingkatan Miller/UBC
• Tahu/Paparan
Pada fase pengantar ini siswa memahami definisi pelayanan berpusat pasien/klien/
keluarga/komunitas, merefleksikan sikap tersebut terhadap konsep, pengalaman hidup
mereka sendiri sebagai penyedia perawatan dan penerima perawatan, dan juga belajar
dari pengalaman orang lain (Titik Waktu Pengenalan 3 pada Gambar 2). Pengaturan
pembelajaran awalnya mungkin bersifat intraprofesional, namun, kelompok
interprofesional dapat juga diperkenalkan, mungkin dapat dilakukan dengan
mengumpulkan beberapa profesi untuk membahas pemahaman awal mereka tentang
topik tersebut. Dengan cara ini, pembelajaran pada tingkat individual
dan intraprofesional dapat dieksplorasi dengan baik, dengan memberikan paparan
pembelajaran interprofesional.
Selama fase ini, kompetensi komunikasi interprofesional dan klarifikasi peran (Titik
Waktu Pengenalan 1 & 2 pada Gambar 2) juga akan dieksplorasi, dalam rangka
mempersiapkan siswa untuk melakukan kompetensi yang berorientasi tim yang
diperkenalkan pada tahapan “Mengetahui Bagaimana/Paparan-Melakukan.
Kegiatan Pengajaran:
• Kuliah tamu oleh para pemangku kepentingan utama, seperti relawan pasien/klien ,
anggota masyarakat, praktisi perawatan kesehatan dan lainnya untuk
memperkenalkan berbagai sudut pandang penerima perawatan dan pemberi
perawatan (Beach & Inui, 2006; Corless et al., 2009; Jamieson, Krupa, O'Riordan &
O'Connor, 2006)
• Diskusi studi kasus studi yang melibatkan pasien/klien/komunitas dalam tim intra-
dan interprofessional (Christiansen, McBride, Vari , Olson & Wilson, 2007; RNAO,
2006)
• Jurnal reflektif untuk membantu siswa dalam memproses paparan awal mereka
terhadap kompetensi pelayanan yang berpusat pasien/klien/keluarga/ masyarakat dan
juga kolaborasi interprofesional (Jamieson et al., 2006)
• Mengetahui Bagaimana/Paparan‐Melakukan
Pada fase pendidikan ini, siswa perlu memiliki dipaparkan ke semua jenis kompetensi
lainnya. baik komunikasi, resolusi konflik, klarifikasi peran, kepemimpinan dan fungsi
tim, untuk benar-benar mulai mengeksplorasi perawatan berpusat pada pasien/klien/
keluarga/masyarakat tingkatan interprofesional. Kegiatan pendidikan yang melibatkan
siswa untuk secara bersama menyelesaikan masalah yang membutuhkan keterampilan
dalam fungsi tim dan komunikasi, serta pemahaman tentang peran mereka dan peran
profesional lainnya. Banyak literatur tentang pengajaran kompetensi ini dapat ditemukan
dalam dokumen "Strategi Pra-Registrasi sebagai Panduan Pengajaran dan Penilaian
Kompetensi Interprofessional dalam Pendidikan Interprofessional" (Health Force
Ontario, 2009). Berkenaan dengan kompetensi pelayanan berpusat
pasien/klien/keluarga/komunitas, siswa idealnya belajar dalam pengaturan
interprofesional.
Aktivitas Pengajaran:
• Jurnal reflektif uang memungkinkan pelajar merefleksikan upaya awal mereka untuk
melakukan pelayanan yang berpusat pasien/klien/keluarga/masyarakat
(Jamieson,dkk., 2006)
o Menunjukkan Bagaimana/Melakukan
Pada titik ini, siswa akan memiliki pemahaman bagaimana melakukan perawatan yang
berpusat pada pasien/klien/keluarga/masyarakat. Mereka juga akan memperluas
pengetahuan dan keterampilan mereka sehubungan dengan 5 kompetensi kolaborasi
interprofesional lainnya (Titik Waktu Pemaparan hingga 6 pada Gambar 2). Pada titik
ini, penting bagi siswa untuk dapat berkomunikasi dan berfungsi secara efektif sebagai
sebuah tim untuk mempelajari dan memberikan perawatan yang berpusat
pada pasien/klien/keluarga/masyarakat . Pengalaman di tingkat ini dapat mencakup
pengaturan di ruang kelas dan praktek klinis, dan hanya bersifat interprofesional.
Kegiatan Pengajaran:
o Melakukan/Penguasaan
Fase pembelajaran ini akan berfokus pada kegiatan yang memungkinkan siswa untuk
mengkonsolidasikan pembelajaran dengan mempraktikkan perawatan berpusat pada
pasien/klien/keluarga/masyarakat secara interprofesional dalam dunia
nyata. Pengalaman klinis melibatkan hubungan interprofesional, termasuk dengan siswa
dan profesional kesehatan lain. Penguasaan adalah konsep yang berkembang, di mana
seseorang selalu bergerak ke arah itu, tetapi mungkin tidak semuanya bertujuan untuk
menjadi "ahli". Tingkat pembelajaran ini melibatkan integrasi dan penerapan
keterampilan, sikap, nilai-nilai dan penilaian, dengan refleksi dan adaptasi pribadi yang
berkelanjutan.
Kegiatan Pengajaran:
Umpan balik dari rekan kerja, penyelia penempatan, klien dan keluarga, dan
profesional kesehatan lainnya (Jamieson,dkk., 2006)
Beach, M. & Inui, T. (2006). Relationship‐centred care: A constructive reframing. Journal of General
Internal Medicine, 21, S3‐S8.
Berger, J. (2006). Incorporation of the tidal model into the interdisciplinary plan of care‐a program
quality improvement project. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing, 13, 464‐
467.
Boudreau, J., Jagosh, J., Slee, R., Macdonald, M. & Steinert, Y. (2008). Patients' perspectives on
physicians' roles: implications for curricular reform. Academic Medicine, 83(8), 744‐753.
Christianson, C., McBride, R., Vari, R., Olson, L., & Wilson, H. (2007). From traditional to patient‐
centered learning: curriculum change as an intervention for changing institutional culture
and promoting professionalism in undergraduate medical education. Academic Medicine,
82(11), 1079‐1088.
Corless, I., Michel, T., Nicholas, M., Jameson, D., Purtilo, R. & Dirkes, A. (2009). Educating health
professions students about the issues involved in communicating effectively: a novel
approach. Journal of Nursing Education, 48(7), 367‐373.
Eriksen, H., Bergdahl, J. & Bergdahl, M. (2008). A patient‐centred approach to teaching and
learning in dental student clinical practice. European Journal of Dental Education, 12(3),
170‐175.
Gage, M. (1994). The patient‐driven interdisciplinary care plan. Journal of Nursing Administration,
24(4), 26‐35.
Institute for Family Centre Care. (2009). Core concepts. Accessed September 22, 2009 at
http://www.familycenteredcare.org/pdf/CoreConcepts.pd
Jamieson, M., Krupa, T., O'Riordan, A., & O'Connor, D. (2006). Developing empathy as a foundation
of client‐centred practice: Evaluation of a university curriculum initiative. Canadian Journal
of Occupational Therapy, 73(2), 76‐85.
Lewin, S., Skea, Z., Entwistle, V., Zwarenstein, M. & Dick, J. (2001). Interventions for providers to
promote a patient‐centred approach in clinical consultations (Cochrane Review). In: The
Cochrane Library, 4.
Muir, F. (2007). Placing the patient at the core of teaching. Medical Teacher, 29(2‐3), 258‐260.
Planetree. (2009). Patient centred care resources. Accessed October 28, 2009 at
http://www.planetree.org/about.htm l 24 8
Registered Nurses Association of Ontario (RNAO). (2006). Nursing best practice guideline: Client
centred care. Accessed September 22, 2009 at
http://www.rnao.org/Page.asp?PageID=924&ContentID=79
Sumsion, T. & Law, M. (2006). A review of evidence on the conceptual elements informing client‐
centred practice. Canadian Journal of Occupational Therapy, 73(3), 153‐162. e
Kesimpulan
Dokumen ini menggunakan model terbaru untuk IPE pre-registrasi, berjudul "Model
Pendidikan Interprofessional Pre-registrasi Ontario," yang mengintegrasikan pengetahuan
dari model sebelumnya dengan informasi-informasi yang dikumpulkan dari Tinjauan
Literatur dalam Ruang Lingkup Kurikulum Pendidikan Interprofesional Pra-Registrasi
(Health Force Ontario, 2009).
Glosarium
Pendidikan Interprofessional (IPE): "Terjadi ketika dua atau lebih profesi belajar dengan,
dari dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas perawatan"
(CAIPE, 2002).
Kerangka Kerja Miller untuk Penilaian Klinis: Kerangka kerja untuk penilaian klinis ini
digunakan sebagai struktur dasar untuk tingkatan aktivitas dan penilaian yang dapat dihadapi
seorang siswa saat mereka berkembang dari paparan, melakukan, hingga penguasaan
keterampilan. Siswa berkembang dari tahu, mengetahui bagaimana, kemudian menunjukkan
bagaimana, dan akhirnya melakukan (Miller, 1990). Lihat Tabel 1 untuk contoh kegiatan di
setiap tingkatsn.
Klarifikasi Peran: “Pelajar / praktisi memahami peran mereka sendiri dan peran mereka
dalam profesi lain, dan menggunakan pengetahuan ini secara tepat untuk membangun dan
memenuhi tujuan pasien/klien/keluarga dan masyarakat” (CIHC, 2009).
Fungsi Tim: “Peserta didik / praktisi memahami prinsip-prinsip dinamika tim dan proses
kelompok sehingga kolaborasi tim interprofesional yang efektif dapat terwujud” (CIHC,
2009).
Model UBC: Model UBC adalah model pembelajaran interprofesional. Model ini
menyampaikan bahwa proses pembelajaran tidak terbatas, dan bahwa proses pembelajaran
ini bersifat berkembang dan meluas (Charles,dkk., dalam konferensi). Siswa bergerak dari
paparan ke tahap melakukan, dan kemudian ke penguasaan. Paparan didefinisikan sebagai
tahap awal pembelajaran IP, dialami oleh siswa tingkat junior, dengan kegiatan sebagian
besar bersifat paralel, di mana siswa belajar bersama, tetapi dengan interaksi yang lebih
sedikit daripada tahapan selanjutnya. Tahap melakukan menggambarkan kegiatan yang
ditujukan untuk siswa tingkat senior yang bersifat kolaboratif. Siswa sekarang memiliki
pemahaman yang kuat tentang peran profesional mereka sendiri dan dapat lebih terbuka
terhadap peran dan pandangan rekan-rekan mereka. Penguasaan adalah tingkat yang paling
kompleks dan integratif, dan mungkin melibatkan pekerjaan pada tingkatan pascasarjana, di
mana peserta memiliki pengalaman klinis sebelumnya. Pembelajaran pada tingkatan
penguasaan membutuhkan rasa identitas profesional yang kuat. Penting untuk dicatat bahwa
penguasaan adalah sebuah konsep yang selalu diperjuangkan oleh seorang profesional
kesehatan, dan mewakili integrasi penilaian, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai.
Daftar Pustaka
Charles, G., Bainbridge, L. & Gilbert, J. (In press). The University of British Columbia (UBC) Model of
Interprofessional Education. Journal of Interprofessional Care.
Haidet, P., Kelly, A., Chou, C., The Communication, Curriculum and Culture Study Group. (2005).
Characterizing the patient‐centeredness of hidden curricula in medical schools:
Development and validation of a new measure. Academic Medicine, 80(1), 44‐50.
Health Force Ontario. (2009). Pre‐registration strategies to guide the teaching and assessment of
interprofessional competencies in interprofessional education settings. Health Force Ontario:
Toronto, ON.
Health Force Ontario. (2009). Scoping review of pre‐registration literature on curricula for
interprofessional education. Health Force Ontario: Toronto, ON.
McMaster University. (2009). Description of IPE activities and competencies. Accessed July 2, 2009
at http://fhs.mcmaster.ca/ipe/competency_intro.htm
ten Cate, O. & Scheele, F. (2007). Competence‐based postgraduate training: Can we bridge the gap
between theory and clinical practice? Academic Medicine, 82(6), 542‐547.