Para peneliti membuat adonan dari setiap bahan baku, selanjutnya mencetak
masing-masing 3 genteng yang kemudian dikeringkan dan dipanaskan di tiga
suhu ynag berbeda. Setelah beberapa saat, genteng diinginkan dan
kemudian diukur daya tekannya. Proses ini diulang sebanyak 4 kali (setiap
ulangan diasumsikan dapat membuat seragam prosesnya) dan diperoleh data
sebagai berikut:
Variable View
Data View
2. Tabel yang berisi rata-rata dan simpangan baku (standard deviation) dari
setiap bahan, suhu pemanasan, dan kombinasi antara bahan dan suhu
pemanasan.
Tabel 1. Rata-rata dan simpangan baku pengaruh bahan
Tabel 1 menunjukkan bahwa bahan genteng B2 (tanah liat yang dicampur dengan semen) memberikan
rata-rata pengaruh daya tekan terbesar yaitu 52,25 dengan simpangan baku sebesar 3,223 (keragaman
data terbesar). Sedangkan bahan genteng B3 (tanah liat yang dicampur dengan kapur) memberikan
rata-rata pengaruh daya tekan terkecil yaitu 32,92 dengan simpangan baku sebesar 2,021 (keragaman
data terkecil. Hal ini dapat dijelaskan pula pada Gambar 1. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar
bahan baku.
o
Tabel 2 menunjukkan bahwa suhu pemanasan S2 (240 C) memberikan rata-rata pengaruh daya tekan
terbesar yaitu 45,17 dengan simpangan baku sebesar 9,675 (keragaman data terbesar). Sedangkan
o
suhu pemanasan S1 (180 C) memberikan rata-rata pengaruh daya tekan terkecil yaitu 40,83 dengan
simpangan baku sebesar 7,234 (keragaman data terkecil). Hal ini dapat dijelaskan pula pada Gambar 2.
Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar suhu pemanasan.
Tabel 3. Rata-rata dan simpangan baku kombinasi bahan dan suhu pemanasan
3. Bar-chart perbandingan nilai rata-rata antar bahan baku, antar suhu, dan antar perlakuan
40
Daya tekan
30
20
10
B1 B2 B3
Bahan
40
30
Daya tekan
20
10
S1 S2 S3
Suhu
Tabel 4 menunjukkan bahwa faktor bahan genteng memberikan pengaruh sigifikan terhadap daya tekan
berdasarkan perbandingan nilai Sig. = 0,000 < α = 0,05. Demikian pula dengan factor suhu juga
memberikan pengaruh signifikan terhadap daya tekan berdasarkan perbandingan nilai Sig. = 0,000 < α
= 0,05.
Nilai Sig. = 0,073 dari kombinasi perlakuan bahan dan suhu menunjukkan bahwa keduanya tidak saling
memberikan interaksi yang signifikan karena Sig. = 0.073 > α = 0,05.
Nilai Adjusted R Squared = 0,948 mengandung arti bahwa daya tekan genteng 94,8% dipengaruhi oleh
faktor bahan dan suhu. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui.
Oleh karena itu diperlukan uji lanjut untuk mengetahu factor yang memberikan pengaruh lebih besar
menggunakan uji Duncan.
Tabel 5. Uji lanjut pengaruh bahan
Duncan
N Subset
Bahan 1 2 3 1
B3 12 32,92
B1 12 42,58
B2 12 52,25
Sig. 1,000 1,000 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 3,731.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,000.
b Alpha = ,05.
Duncan
N Subset
Suhu 1 2 1
180 12 40,83
300 12 41,75
240 12 45,17
Sig. ,255 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 3,731.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 12,000.
b Alpha = ,05.
Tabel 5 menunjukkan bahwa bahan genteng B2 (tanah liat yang dicampur semen) memberikan
pengaruh terbaik sebesar 52,25. Sedangkan untuk suhu pemanasan S2 (240oC) memberikan pengaruh
terbaik sebesar 45,17.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat direkomendasikan bahwa untuk mendapatkan genteng dengan
daya tekan terbaik harus mengkombinasikan cara pembuatan genteng dengan bahan genteng B2
(tanah liat yang dicampur semen) dan dibakar pada suhu pemanasan S2 (240oC).