Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah bagian integral dari organisasi social dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Salah satu jenis pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan ruang laboratorium, yang
didalam struktur organisasi adalah penunjang medis. Adapun fungsi ruang laboratorium
adalah memberikan pelayanan yang bermutu yang berorientasi pada kepentingan
masyarakat yang meliputi pelayanan laboratorium Hematologi, Kimia Klinik,
Imunoserologi, Urinalisa serta Feaces.
Salah satu jenis pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan ruang laboratorium, yang
didalam struktur organisasi penunjang medis. Adapun fungsi ruang laboratorium adalah
memberikan pelayanan yang bermutu yang berorientasi pada kepentingan masyarakat
yang meliputi pelayanan laboratorium pemeriksaan Hematologi, Kimia Klinik,
Imunoserologi, Urinalisa serta Feaces.
Dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan,
kemudian Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan. Ada kejelasan bagi rumah sakit
mengetahui kewajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan laboratorium.
Agar pelayanan ruang laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dilengkapi dengan Prosedur Standar Pelaksanaan tentang pelayanan ruang laboratorium
rumah sakit. Standar Prosedure Operating tersebut merupakan pedoman tertulis tentang
tata cara pelayanan dan pemeriksaan di ruang laboratorium yang harus dilaksanakan oleh
seluruh staf ruang laboratorium.
Hal ini dimaksudkan agar seluruh petugas Kesehatan baik Analis Laboratorium, maupun
petugas non laboratorium di RSIA Buah Hati Ciputat dapat melaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

B. RUANG LINGKUP RUANG LABORATORIUM


Ruang lingkup kegiatan pelayanan ruang laboratorium di Rumah Sakit Buah Hati Ciputat
adalah :
Pelayanan pemeriksaan penunjang diagnose suatu penyakit, terapi obat kepada pasien
rawat inap,rawat jalan,UGD,Kamar Bersalin, Kamar Operasi maupun rujukan, dengan
mengutamakan keramahan, kesopanan,keakuratan, dan tepat waktu.

C. BATASAN OPERASIONAL
Untuk membantu mengarahkan pemahaman tentang buku pedoman pelayanan ini, perlu
diketahui batasan operasional beberapa istilah penting yang terkait dengan kerangka
pelayanan ruang laboratorium rumah sakit. Batasan operasional dibawah ini merupakan
batasan istilah, baik dari sumber buku pedoman standar pelayanan farmasi rumah sakit
maupun dari sumber-sumber lain yang dipandang sesuai dengan kerangka konsep
pelayanan yang terurai dalam buku ini.
1. Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi
klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pengambilan darah /sampling :


Proses pengambilan sampel darah maupun urine pasien sebelum dilakukan
pemeriksaan sesuai kebutuhan,baik pasien Rawat inap,UGD,Rawat jalan maupun
rujukan.

3. Spesimen adalah:
Sampel darah,urine atau cairan tubuh dari pasien yang akan dilakukan pemeriksaan,
sampel pasien tersebut ada yang infeksius dan tidak infeksius,tetapi harus
diperlakukan sama . .
a) Spesimen Infeksius adalah :
Sampel darah ,urine dan cairan tubuh lainnya yang berbahaya kerena dapat
menularkan penyakit.
b) Spesimen tidak infeksius adalah :
Sampel darah , urine,dan cairan tubuh lainnya yang tidak terkena/ terinfeksi suat
penyakit berbahaya yang menular, tetapi tetap harus didiperlakukan sama.
4. Pemeriksaan laboratorium adalah :
Pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari kimia
darah,hematologi,urinalisa,serologi,Immunologi, yang dilakukan sesuai kebutuhan
sebagai penunjang diagnose suatu penyakit,atau pada terapi obat sesuai rujukan
dokter.

5. Pengelolaan Limbah adalah :


Sisa pembuangan dari hasil pemeriksaan laboratorium berupa darah, urine , dan
cairan tubuh lainnya. Pengelolaan limbah dibagi berdasarkan jenis limbah .
a. Limbah padat pengelolaannya dibagi menjadi :
1) Non Infeksius : dimasukkan kedalam kantong plastik hitam .
2) Infeksius : dimasukkan kedalam kantong plastik kuning.
b. Limbah cair pengelolaannya dibagi menjadi :
1) Non infeksius : dimasukkan kedalam zink yang tidak berhubungan dengan water
treatment plant .
2) Infeksius : dimasukkan kedalam zink yang berhubungan dengan water treatment
plant, khusus urine di masukkan dengan container urinenya kedalam kantong
plastik kuning.

6. Laporan Hasil dan Arsip :


1) Laporan hasil adalah: Proses yang dilakukan sejak pengetikan hasil hingga hasil
dapat di keluarkan. Seluruh kegiatan pengeluaran hasil harus terselenggara
sedemikian rupa hingga hasil yang keluar benar – benar teliti dan akurat.
2) Penyimpanan arsip : melakukan penyimpanan arsip hasil laboratorium untuk
tertib administrasi dilakukan setiap hari selesai prosedur paska analitik.
3) pencatatan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan menyimpan arsip mengenai :
a) surat permintaan pemeriksaan.
b) hasil pemeriksaan.
c) hasil pemantapan mutu.
d) hasil rujukan.

4) Arsip umum disimpan satu tahun dan arsip khusus yaitu : Pemeriksaan pathologi
anatomi, dan anti HIV disimpan selamanya.
5) Arsip disimpan selama 5 tahun, dan dimusnahkan setiap 3 tahun.
7. Pemeliharaan dan Kalibrasi alat laboratorium adalah:
1. Pengenalan dan pemeliharaan terhadap peralatan laboratorium merupakan
kewajiban bagi setiap petugaslaboratorium, terutama mereka yang akan
mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus
benar-benar dalam kondisi:
a. Siap untuk dipakai (ready for use)
b. Bersih
c. berfungsi dengan baik
d. Terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual
operation).Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual
merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya.
2. Kalibrasi alat laboratorium adalah :Uji kelayakan pada alat dalam jangka waktu 6
bulan sampai dengan 1 tahun. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa
berada di tempat, karenasetiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat
tidakberfungsi dengan baik.

g. Trouble shooting adalah :Masalah yang terjadi pada alat ,baik error ringan maupun
berat mempengaruhi ,waktu penyelesaian,reagen, bila analisnya tidak bisa
menanggulanginya maka tehnisi dari alat tersebut yang memperbaiki.

D. LANDASAN HUKUM UNIT LABORATORIUM


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. 943/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
5. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit, Depkes, 1998
6. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, DepKes, 2004
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA / SDM


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Laboratorium adalah :
No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
1 PenanggungJawab Laboratorium Dokter Sp.PK Bersertifikat

2 Penanggung jawab unit Lab D III Analis Kesehatan Bersertifikat


3 Ketua Tim laboratorium D III Analis Kesehatan Bersertifikat
4 Pelaksana Laboratorium D III Analis Kesehatan/SMAK Bersertifikat
5 Petugas Administrasi lab SMAK/ SMA sederajat Bersertifikat

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan ketenagaan ruang laboratorium yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 2 orang
Kategori :
1 orang Pelaksana
1 orang administrasi
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang
Kategori :
1 orang ketua tim
1 orang Pelaksana
c. Untuk Dinas Malam :
yang bertugas sejumlah 1( satu) orang
1 Orang Pelaksana
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan Jaga di Laboratorium :
1. Pengaturan jadwal dinas analis laboratorium dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
penanggung jawab laboratorium dan disetujui oleh manager pelayanan medis,
HRD.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke Analis
pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
3. Jadwal dinas terbagi atas 3 shift yaitu: dinas pagi, dinas sore, dinas malam sesudah
dinas malam diberikan libur.
4. Tenaga analis memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka analis tersebut
dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan berimbang
serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
5. Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka analis yang bersangkutan harus
memberitahu Ketua tim : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau
dinas malam. Sebelum memberitahu Ketua tim,diharapkan analis yang
bersangkutan sudah mencari analis pengganti,yaitu analis yang hari itu libur ,atau
analis yang dinas shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

LABORATORIUM

Gambar 3.1.Denah Ruang Laboratorium


Gambar ini menunjukkan ruang laboratoriumdi RSIA Buah Hati Ciputat sebagai bagian dari
pusat pelayanan kesehatan yang sesuai untuk melakukan beberapa atau seluruh kegiatan teknik
penunjang .

B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
Sebagai pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Ibu Dan Anak “BUAH HATI
Ciputat, laboratorium menyediakan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan
pelayanan Laboratorium,terdiri dari :
a. Ruang infeksius
b. Ruang pengambilan darah (sampling)
c. Ruang Administrasi.
II. Peralatan
Peralatan pendukung kegiatan di Laboratorium adalah:
II a). Hematologi:
­ Auto analyser KX -21 dari Sysmex
- Mixer

3. PERSIAPAN KERJA
A.Start Up
1.Pemeriksaan Awal .
 Periksalah ketersediaan reagensia, kertas printer , selang – selang dan kabel power.
Pastikan tidak ada selang yang terjepit dan kabel power menempel pada stop kontak
dengan benar.
 Periksalah Trap Chamber ,kosongkan bila ada cairan di dalamnya.
 Periksalah tempat pembuangan limbah,kosongkan bila perlu.
2.Hidupkan Alat ( saklar on/off ada pada sisi kanan alat.)
3. Alat melakukan self check , pesan “please wait “ akan tertampil di layar.
 Alat secara otomatis melakukan self check pada Microprocessor dan motor.
 Alat secara otomatis menjalankan Background Run.
4. Pastikan nilai Background sesuai dengan spesifikasi.
WBC ≤ 0.3 ( X10³ / UL )
RBC ≤ 0.02 ( x10º/UL )
HGB ≤ 0.1 ( g/DL )
PLT ≤ 10 ( x 10³/UL )
B.Quality Control
1. Menjalankan darah control.
a. Pastikan alat dalam status Ready, kemudian tekan tombol (Select).
b. Tekan tombol (2) untuk memilih “2. Quality Control”.
c. Pada layar QC, tekan tombol (Sample No.) untuk memilih nomor file (Control Level)
yang dikehendaki, kemudian tekan tombol (Enter).
d. Tekan tombol (1) untuk memilih “1. QC Analyze” dan layar Control Analysis akan
tertampil.
e. Homogenisasikan darah control yang akan diperiksa dengan baik.
f. Buka tutupnya dan letakkan di bawah Aspiration Probe. Pastikan ujung Probe
menyentuh dasar botol darah control agar tidak menghisap udara.
g. Tekan Start Switch untuk memulai proses.
h. Tarik botol darah control dari bawah Probe setelah terdengar bunyi Beep dua kali.
i. Setelah hasil tertampil pada layar, tekan tombol (1) untuk menyimpan atau tombol
(2) untuk menolak hasil control tersebut.
j. Tekan tombol (3) untuk memilih “3. Print” agar hasil darah control tercetak.

C.Sample Analysis
1. Whole Blood (WB) Mode (aspirate 50 ul of sample blood).
a. Pastikan alat dalam status Ready.
b. Tekan tombol (Sample No.) Untuk memasukkan nomor identitas darah sample,
kemudian tekan tombol (ENTER).
c. Homogenisasikan darah sample yang akan diperiksa dengan baik
d. (memakai mixer), buka tutupnya letakan dibawah Aspiration Probe. Pastikan ujung
Probe menyentuh dasar botol darah sample agar tidak menghisap udara.
e. Tekan Start Switch untuk memulai proses.
f. Tarik botol darah sample dari bawah probe setelah terdengar bunyi Beep dua kali.
g. Hasil akan tampil pada layar dan secara otomatis tercetak pada kertas printer.

D.Shutdown
a. Tekan shutdown pada alat ,letakkan cell clean di bawah probe .
b. Tekan start switch untuk memulai proses.
c. Tarik botol cell clean sampai terdengar bunyi beep dua kali.
d. Tunggu psoses shutdown kurang lebih 3 menit.
e. Setelah selesai matikan powernya.

II b).Kimia :
- Auto Analyser BS 120 dari MINDRAY
- Komputer
- Printer

4. PERSIAPAN
1. Pemeriksaan sebelum Start up.
a. Periksa sumber listrik dan pastikan mendapat supply tegangan yang tepat untuk
analyzer.
b. Periksa hubungan antara analyzer,computer dan printer,pastikan cukup kertas pada
printer.
c. Pastikan cukup detergen terpasang di posisi 35 dan aquades di posisi 36,kosongkan
tangki limbah, isi tangki aquadest .
d. Periksa apakah sampel probe bengkok , kotor atau ada ada sisa cairan pada ujungnya.

2. Nyalakan alat dalam urutan sebagai berikut :


Tekan power utama (dibelakang alat),nyalakan power on/off di samping alat ,nyalakan
sambungan computer dan printer.

3. Menjalankan Program BS- 120


a. Setelah login pada windows,klik 2 kali ikon BS-120 pada desktop atau pilih program BS
-120 dari START.
b. .Mengecek cuvet reaksi.
c. Setelah program BS-120 dan main unit (instrument) sudah terkoneksi, unload
(keluarkan) cuvet reaksi pertama yang berada di dalam board cuvet → ok. Masukkan
kembali cuvette yang dikeluarkan →ok hingga cuvette ke 8 (ganti cuvette yang yang
kotor dengan yang bersih)→Next

4. Mempersiapkan Reagen
Letakkan botol reagen pada posisi yang telah di tentukan pada disk reagen,lalu buka
tutup botolnya

5. Kalibrasi
Untuk menjalankan kalibrasi klik calibrasi --calibrasi request -pilih parameter yang
akan dikalibrasi - ok - Letakkan calibrator sesuai posisi yang telah ditentukan di
sampel disk - start
Untuk melihat hasil calibrasi klik calibrasi - calibrasi result
6. Menjalankan Quality Control
Klik QC request setelah meminta qc letakkan control sesuai dengan posisi yang telah
ditentukan pada sampel disk - tekan start
Untuk melihat hasil qc , klik QC-QC harian
7. Sampel
Klik sampel request, pilih test yang akan di periksa, letakkan sampel sesuai dengan
posisi yang ditentukan sampel disk -- klik start
Untuk melihat hasil sampel ,klik result.
8. Melakukan shutdown.
Setelah keluar dari windows, matikan power dengan urutan sebagai berikut;
Tekan Exit untuk keluar dari program BS- 120,alat akan melakukan wash, pergantian
cuvet bila di perlukan.

II C).Bilirubin Micrometer Auto-3

Sampel : Whole Blood,serum , plasma


Alat : Bil Micro Meter Auto -3, Tabung kapiler

Prosedur Menyalakan alat :


1. Tekan tombol AC power di belakang alat ke posisi “ON”.
2. Layar digital Indicator akan menyala, tunggu selama 3 menit hitungan mundur (warming
up) hingga alat siap dipakai.
3. Lampu indicator “READY -1” akan menyala dan lampu indicator “READY-2” berkedip,
sebagai tanda melakukan pengaturan “ZERO” (Zero Adjusment ).

Persiapan Sampel :
1.Persiapan sampel untuk zero adjustment sampel
a. Hisaplah aquabidest dengan tabung kapiler hematokrit tutuplah satu sisinya dengan
sealing
b. Seka tabungkapiler tsb dengan kapas alcohol ,dan masukkan kapiler berisi aquadest tsb
ke dalam cell holder
c. Tekan dan tahan tombol ‘AUTO-0” selama 5- 10 detik sampai terlihat tanda garis (- - - )
pada layar.
d. Alat akan membaca selama 3 detik ,hasil pembacaanblank harus ( 0.0)

2.Persiapan sampel untuk test solution (test sampel )


a. Hisaplah “test solution” dengan tabung kapiler hematokrit yang mempunyai nomor lot
sama dengan yang dipakai untuk “zero adjustment”, tutup salah satu sisi dengan sealing.
b. Seka tabung dengan kapas alcohol,masukan kapiler berisi test solution ke dalam cell
holder.
c. Alat akan membaca selama 3 detik hasil pembacaan harus dalam range : 19 – 21 mg/dl.

3.Persiapan sampel untuk pengukuran.


a. Hisaplah whole Blood dengan tabung kapiler hematokrit yang mempunyai nomor lot
sama dengan yang dipakai untuk “zero adjustment” dan “ test solution” , tutup salah satu
sisi dengan sealing.
b. Pisahkan serum /plasma dari darah dengan mencentrifuge selama 5 menit pada
kecepatan 10.000 – 12.000 rpm.Bagian serum /plasma yang dibutuhkan untuk
pengukuran bilirubin total adalah sebesar 15 mm( 30ul)
c. Seka tabung kapiler dengan kapas alcohol, masukan kapiler berisi sampel ke dalam cell
holder ,baca pada bagian plasma / serum.
d. Alat akan membaca selama 3 detik, hasil akan di tampilkan di layar.
e. Catt: di usahakan antara sealer dengan reagen berjarak udara 3 mm diujung kapiler yang
ditutup.
II.D).ALAT KOAGULASI SYSMEX CA- 50

 START UP
a. Periksalah ketersediaan reagensia,kertas printer ,pastikan kabel power menempel
pada stop kontak.
b. Pastikan tabung reaksi bekas tidak tertinggal dalam detektor.
c. Hidupkan alat, ON / OFF ada pada sisi kanan alat .
d. Alat akan secara otomatis melakukan self check ,pada layar akan tampil self test OK.
e. Alat akan melakukan pemanasan (proses warming ),dibutuhkan waktu antara 5
hingga 30 menit , untuk mencapai kondisi ready.

 QUALITY CONTROL
a. Menjalankan quality control seperti halnya menjalankan sampel.
b. Pastikan alat dalam keadaan ready , kemudian tekan select .
c. Tekan tombol (1) untuk memilih test yang akan dijalankan lalu tekan enter .
d. Tekan tombol QC , pilih nomor file Quality Control yang dikehendaki kemudian tekan
enter .
e. Lakukan prosedur pemeriksaan seperti halnya pemeriksaan .

5. SAMPLE ANALYSIS
a) Prosedur running sampel PROTHROMBINE TIME (PT)
1) Pastikan alat dalam status ready
2) Reagen : Dade Innovin yg telah ditambahkan 4 ml aqua bidest ke dalam 1 vial
reagen biarkan larut selama 30 menit , siap digunakan.
3) Sampel : plasma citrate .
4) Masukkan 50 μl sampel dalam reaction tube
5) Masukkan ke dalam well.
6) Tekan start , alat akan mulai menghitung mundur 180 detik .
7) Selang waktu 10 detik alarm akan berbunyi.
8) Tambahkan 100 μl reagen Dade Innovin , proses analisa di mulai dengan tanda “ >
“ pada layar .
9) Apabila telah selesai hasil akan ditampilkan kembali pada layar .

b) Prosedur running sampel “ ACTIVATED PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME”


(APTT).
1) Reagen : Pathromtin SL siap digunakan biarkan pada suhu kamar.
2) Masukkan 50 μl sampel dalam reaction tube
3) Masukkan ke dalam well ,tekan start alat akan hitung mundur 60 detik .
4) Selang 10 detik alarm akan berbunyi .
5) Tambahkan 50 μl reagen APTT
6) Alat akan menghitung mundur 180 detik .
7) Selang 10 detik ,masukkan 50 μl larutan Cacl2,proses analisa dimulai dengan tanda” >”
pada layar .
8) Apabila telah selesai hasil akan kembali di tampilkan pada layar.

II E).URINALISA :
- Alat urinalisa dari Cobas Urisys 1100 (1 set)
.

6. Prosedur awal :
a. Nyalakan alat ,power ON/OFF ada dibelakang alat .
b. Alat akan melakukan self check , setelah ready lakukan Calibrasi dengan control –
test M.
c. Letakkan strip pada tray ,tekan start alat akan melakukan calibrasi.
d. Bila hasil calibrasi valid ,keluar kan strip dari tray.
7. Membaca Control :
a. Bahan : Control kova – Trol III
b. Reagen : strip Combur 10 P
c. Prosedur : celupkan strip kedalam larutan control dengan posisi menyamping
buang kelebihan cairan dengan meletakkan di atas tisu kering lalu letakkan di atas
tray , alat akan membaca .
d. Setelah selesai tray akan keluar otomatis , hasil control akan keluar dan terbaca
pada kertas printer .
e. Parameter yang dibaca : -SG ( Specific Gravity ) ,Ph,Leuko , Nitrit
,Protein,Glucose , Keton ,Urobilinogen,Bilirubin, Eritrotrosit.
f. Bila control valid ,maka running test dapat di lakukan .
8. Membaca test , sama seperti membaca control hanya memakai urine pasien, reagen :
strip Combur 10 P

II F). SD CHEK GLUCOSE TEST STRIP


 Persiapan :
a. Sebelum di gunakan cek code chip yang terpasang di alat dengan box reagen ,bila
no.Lot sama bisa digunakan kembali.
b. Ganti chip baru setiap membuka box regen baru bila no.Lot baru.
c. Pastikan alat dalam keadaan off ketika mengganti chip.

 Prosedur pemeriksaan :
a. Keluarkan strip dari box, pastikan box ditutup rapat kembali.
b. Masukkan strip kedalam slot , alat akan menampilkan code chip dan gambar strip
dan tetesan darah.
c. Dengan menggunakan lancet, alirkan tetesan darah ke ujung strip.
d. Hentikan aliran setelah darah strip yang ujungnya berwarna kuning tertutup
darah.
e. Pada layar akan muncul perhitungan mundur 5 detik sampai 1 detik
f. Hasil akan keluar setelah 5 detik.
g. Layar akan menampilkan hasil dengan angka dan satuan mg/dl.
h. Keluarkan strip otomatis alat akan off.

II G).NESCO MULTI CHEK CHOLESTEROL

9. Persiapan :
a. Sebelum di gunakan cek code chip yang terpasang di alat dengan code yang
terdapat box reagen.
b. Ganti chip baru setiap membuka box regen baru bila kode chip berbeda.
c. Pastikan alat dalam keadaan off ketika mengganti chip.
 Prosedur pemeriksaan :
a. Keluarkan strip dari box, pastikan box di tutup rapat kembali.
b. Masukkan strip kedalam slot , alat akan menampilkan code chip dan gambar strip
dan tetesan darah.
c. Dengan menggunakan lancet, alirkan tetesan darah ke ujung strip.
d. Hentikan aliran setelah darah strip yang ujungnya tertutup darah.
e. Untuk test cholesterol pada layar akan muncul perhitungan mundur150 detik
sampai 1 detik
f. Hasil akan keluar setelah 150 detik.
g. Layar akan menampilkan hasil dengan angka dan satuan mg/dl.
h. Keluarkan strip otomatis alat akan off.

II.H).Centrlfuge 1
Laboratorium RSIA Buah Hati Ciputat dilengkapi dengan dua buah centrifuge .
centrifuge manual atau elektrik dengan empat wadah tabung (tube holders,
buckets).Centrifuge merk Gemmy.

1. CARA :
a. Untuk darah tanpa koagulan pastikan beku sekitar 15 – 30 menit baru putar
disentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm sebelum 15 menit. Untuk pemeriksaan yang
tidak dilakukan segera maka serum harus dipisahkan dari sel darah merah
dibawahnya lalu sampai pada refrigerator 2 - 8º C.

b. Untuk urin putar 2000 rpm pada sentrifuge selama 5 menit. Buang supernatannya
sedimen diperiksa.
II.I). MIKROSKOP

• Sebuah mikroskop digunakan untuk pemeriksaan hematologi. Mikroskop tersebut harus


memiliki tabung lensa,binokuler dengan kemiringan tertentu,meja objek, tiga buah lensa objektif
(xlO, X40, xlOO), dua buah lensa okuler
(x5, x 10), kondensator, dan lampu listrik yang dapat dihubungkan ke sumber listrik utama .Di
pusat pelayanan kesehatan, sebuah mikroskop binokuler saja sebenarnya sudah cukup memadai

Alat hitung-jenis (differential counter)

Walaupun penghitungan manual dapat dilakukan, tetapi penggunaan alat hitung-jenis dapat
menghemat waktu.
ALAT HORMON AIA -360 TOSOH

10. Menyalakan alat :


a. Letakkan substrat (SUB II) dan biarkan dalam suhu ruang 18 -25 Cselama 15 menit.
b. Ganti alcohol 70% dengan pada holder dengan substrat ,pastikan selang dan tutup
terpasang benar.
c.
Chek reagen wash , Diluent,maupun limbah.
d.
Keringkan selang dari alcohol sebelum di masukkan ke botol substrat
e.
Nyalakan alat denganmenekan tombol power di samping kiri alat .
f.
Pilih “ Daily check” Letakkan STD –cup pada posisi no:1 di reagen cup holder atas.
g.
Lalu tekan “OK”.
h.
Hasil 4MU Background akan di cetak otomatis dalam ±6 menit.
i.
Pilih Accept bila hasil OK.
11. Running test :
a. Sebelum melakukan test lakukan control yang dilakukan bersama test dengan posisi
control di awal.
b. Letakkan sampel serum pada sampel cup
c. Pilih menu assay monitor,masukkan data identitas pasien sesuai urutan .
d. Tekan ok, setelah terisi lengkap .
e. Tekan start ,hasil akan terprint setelah 20 menit.
12. Shutdown :
a. Ganti substrat dengan alcohol 70 %
b. Tekan shutdown alat akan mencuci ,setelah selesaimatikan alat.

3.2.2 PERALATAN SAMPLING


Tabung vacuum K3EDTA 3 ml:
Untuk pemeriksaan Hematologi lengkap

Tabung vacum plain activator 3 ml:


Untuk pemeriksaan kimia dan imuno serologi

Microtainer K3 EDTA 0.5 ml:


Untuk pemeriksaan darah perifer Hematologi Lengkap
Tabung vacum Citrat 3ml:
Untuk pemeriksaan Hemostasis lengkap.

- Pot Faeces
- Tabung centrifuge plastik urin
- Pot urine steril
- Pot urine biasa
3.2.2 Peralatan tambahan
Refrigerator (Iemari pendingin, kulkas)
Berbagai reagen (seperti reagen untuk hormon, golongan darah,reagen kimia) dan material
(seperti media transpor tertentu, spesimen,.)harus disimpan di dalam kulkas.Penyimpanan reagen
yang memerlukan suhu 2 - 8ºC

Oven udara - panas


Laboratorium RSIA Buah Hati Ciputat memiliki satu buah oven untuk steril kering seperti
mengeringkan peralatan gelas.
Gelas Beaker,Gelas kimia kerucut,Tabung reaksi,Tabung presipitat atau Kahn,tabung centrifuge
glass,tabung volumetric (Iabu takar)
Administrasi :
- Meja
- Kursi
- Alat tulis : Buku , pulpen, penggaris ,computer,printer,keyboard,kalkulator .

Tabel 3.1 Daftar Inventaris Alat Laboratorium “ RSIA BUAH HATI CIPUTAT”
Kondisi
No Jenis Alat Jumlah
Baik Sedang Rusak
ALAT MEDIS
1 Sysmex KX- 21 1 1
2 Midray BS 120 1 1
Billirubin Micro meter (Fuchu 1 1
3
Giken)
4 Sysmex Ca – 50 1 1
5 Cobas Urisys 1100 1 1
6 Mikroskop OlymPus 1 1
7 Mixer 1 1
8 UPS 2 2
9 Centrifuge Gemmmy 2 1 1
10 Mikro pipet 7 7
11 SD CHECK Glucose 4 4
12 Multi Stik Nesco 1 1
13 Oven 1 1
14 Waterbath 1 1
15 Standar westergreen 1 1
16 Pipet westergreen 4 4

ALAT UMUM
1 Wastafel 1 1
2 Telephone 1 1
3 Jam dinding 1 1
4 Televisi 1 1
5 Komputer 1 1
6 Printer 1 1
7 Kulkas 1 1
8 AC 1 1
9 Kalkulator 1 1
10 Tempat sampah 1 1
11 Meja 4 4
12 Kursi 3 3
13 Lemari kaca 1 1
14 Lemari Laci 1 1
15 Tempat Tidur 1 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A PENDAFTARAN DAN PENCATATAN


I. Petugas Penanggung Jawab
a. Petugas administrasi
b. Analis

II Surat rujukan
1. Tata Laksana Pendaftaran Laboratoriumuntuk PasienRawat Jalan UGD,Rujukan,Poli
klinik.
a. Pendaftaran pasien yang datang ke Laboratorium dilakukan oleh pasien/ keluarga ke
bagian administrasi laboratorium
b. Periksa kelengkapan formulir permintaan Laboratorium dan identitas pasien.
c. Setelah diakukan penginputan oleh petugas administrasi , pasien diarahkan Ke kasir.
d. Sebagai bukti pembayaran,pasien mendapat kwitansi , atau formulir
e. laboratorium sudah di cap dan di paraf petugas kasir.
f. Catat pemeriksaan ,identitas pasien ,waktu kedatangan,nama dokter,umur ,tanggal ,jenis
kelamin.
g. Pasien diambil darah oleh petugas sampling.

2. Tata laksana Pendaftaran Laboratorium untuk Pasien rawat inap , Kamar Bersalin, Kamar
Operasi, dan ,Perina.
a. Cocokkan identitas formulir permintaan dengan sampel pemeriksaan .
b. Input pemeriksaan ke computer.
c. Catat pemeriksaan dengan identitas lengkap ,umur ,nama Dokter,jam kedatangan,
jenis kelamin.
d. Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan.

B. PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Spesimen adalah: sampel pemeriksaan pasien berupa darah ,urine,sputum
,faeces.cairan tubuh.spesimen.
2. Tata cara pengolahan specimenmenjadi sample siap untuk
analisapemeriksaanpengolahan yang sesuai prosedur standar yaitu :
3. Untuk darah yang mengandung EDTA setelah pengambilan / diterima letakkan pada
rotator putar 10 menit baru dilakukan analisa.
4. Untuk darah tanpa koagulan pastikan beku sekitar 15 – 30 menit baru putar disentrifuge
dengan kecepatan 4000 rpm sebelum 15 menit. Untuk pemeriksaan yang tidak dilakukan
segera maka serum harus dipisahkan dari sel darah merah dibawahnya lalu sampai pada
refrigerator 2 - 8º C.
5. Untuk urin putar 2000 rpm pada sentrifuge selama 5 menit. Buang supernatannya
sedimen diperiksa.
6. Untuk pemeriksaan Mikrobiologispesimen ditanam pada transport media diletakkan pada
suhu kamar atau 2 8ºC tergantung pada jenis pemeriksaan atau transport
media .Spesimen dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Spesimen Infeksius yaitu:spesimen yang dapat menginfeksi / menularkan penyakit
seseorang kepada orang lain
1) Pada saat akan mengambil bahan pemeriksaan gunakanlah alat pelindung diri
yaitu sarung tangan .
2) Bahan pemeriksaan harus ditempatkan dalam wadah tertutup rapat untuk
mencegah tumpah / bocor
b) Spesimen tidak Infeksius yaitu : specimen yang tidak terkontaminasi
penyakit,tetapi bahan beracun dan berbahaya, di perlakukan sama seperti
spesimen infeksius.

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium adalah : jenis – jenis pemeriksaan sampel pasien sesuai
surat permintaan dokter / rujukan meliputi : Hematologi , Kimia Klinik,sero
imunologi , Urinalisa , Faeses, hemostasis,
1. Hematologi
2. Kimia Klinik
3. Urinalisa
4. Faeses
5. Hemostasis

D. PENGELOLAAN LIMBAH
Pengelolaan limbah dibagi berdasarkan jenis limbah :
1. Limbah padat pengelolaannya dibagi menjadi :
Non Infeksius : dimasukkan kedalam kantong plastik hitam
Infeksius : dimasukkan kedalam kantong plastik kuning

2. Limbah cair pengelolaannya dibagi menjadi :


a. Non infeksius : dimasukkan kedalam zink yang tidak berhubungan dengan water
treatment plant
b. Infeksius : dimasukkan kedalam zink yang berhubungan dengan water treatment
plant, khusus urine di masukkan dengan container urinenya kedalam kantong plastik
kuning
c. Dilakukan oleh petugas cleaning service.
d. Bahan non infeksius yang telah dimasukkan kedalam kantong plastik. hitam diambil
petugas cleaning service guna di bawa ketempat. penampungan sementara sebelum
dibawa ketempat penampungan akhir
e. Bahan infeksius yang telah dimasukkan kantong plastik kuning di bawa ke
incenerator untuk dibakar.

E. LAPORAN HASIL DAN ARSIP


1. Pelaporan Hasil adalah :Proses yang dilakukan sejak pengetikan hasil hingga
hasil dapat dikirim.
a. Seluruh kegiatan pengeluaran hasil harus terselenggara sedemikian rupa hingga
hasil yang keluar benar – benar teliti dan akurat
b. Analis mengeluarkan hasil dengan Laboratory Information System, hasil
dicetak dengan printer.
c. Analis meneliti ulang hasil dengan print out alat dan lembar Formulir
Permintaan Pemeriksaan Laboratorium .
d. Bila semua hasil cocok maka analis membubuhkan tanda tangan pada kolom
pemeriksa.
e. Hasil dapat dikeluarkan
2. Pengarsipan Hasil Laboratorium
Arsip umum Disimpan satu tahun dan arsip khusus yaitu : Pemeriksaan sumsum
tulang, radioisotop dan anti HIV disimpan selamanya
a. Administrasi laboratorium pada pagi hari, mengumpulkan arsip hasil pemeriksaan
setiap hari.
b. Arsip disimpan setiap hari di lemari arsip.
c. Penanggung jawab unit laboratorium melakukan evaluasi terhadap penyimpanan
arsip setiap bulan untuk dipindahkan ke gudang .Arsip disimpan selama 5 tahun,
dan dimusnahkan setiap 3 tahun.

F. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT


Pemeliharaan Alat adalah :Perawatan alat yang ada di laboratorum sesuai standar alat
tersebut,meliputi perawatan harian ,perawatan mingguan , perawatan bulanan.
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas
laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat
yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a. siap untuk dipakai (ready for use)
b. bersih
c. berfungsi dengan baik
d. terkalibrasi
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk
pengoperasian(manualoperation).Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan,
dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi
laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan
dioperasikan ada kemungkinan alat tidakberfungsi dengan baik.
Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada
tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan pendidikan dan, pelayanan masyarakat Karenanya alat-alat
ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya.
Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti
semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik
transparan, terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak
ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor danakhirnya dapat merusak alat yang
bersangkutan.

3. Alat-alat gelas (Glassware)


Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai.
Untukalat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai.
Semua alat-alatgelas ini seharusnya disimpan pada lemari khusus.

4. Bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada
ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga
untuk bahan-bahan yang mudah menguap.
Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap yangada dapat terhembus keluar.
Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh
langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan padalemari khusus.

5. Alat-alat optik
Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak
lembab.Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur ini yang
menyebabkankerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus
ditempatkan dalam kotakyang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang
bersih.
Mikroskop harus disimpandidalam lemari khusus yang kelembabannya terkendali.
Lemari tersebut biasanya diberi lampupijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas sehingga
dapat mengurangi kelembaban udara(dehumidifier-air).
Alat-alat optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera,
microphoto-camera, digital camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus yang
tidaklembab atau dalam alat desiccators
.
Kalibrasi alat dimaksudkan agar setiap peralatan yang ada di Laboratorium dapat diukur
tingkat presisinya sehingga dapat diketahui faktor penyimpangannya (peralatan yang
bisa/layak dikalibrasi).
Caranya :
1. Penanggung jawab Laboratorium membuat SPP (Surat Pengajuan Perbaikan/
Pemeliharaan) untuk mengajukan kalibrasi alat-alat di Rumah sakit ke bagian
Maintenance.
2. Koordinator Maintenance meneruskan SPP ke Purchasing.
3. Sesudah permintaan SPP di setujui oleh purchasing/manager, dapat menunjukan
badan/perusahaan instalasi pemerintah/swasta untuk melakukan kalibrasi alat-alat di
Rumah Sakit.
4. Badan/Instalasi pemerintah/swasta yang dipilih oleh management rumah sakit,
melakukan kalibrasi alat yang sudah di ajukan sebelumnya dan membuatkan laporan
secara tertulis.
5. Laporan yang dibuat oleh Badan yang melakukan kalibrasi menyerahkan laporan hsail
kalibrasi ke Ka. Sie. Maintenance, berupa laporan tertulis dan sertifikat alat-alat.
6. Ka.Sie.Maintenance memeriksa hasil laporan kalibrasi untuk menyesuaikan spesifikasi
alat. Jika masih ada spesifikasi alat yang tidak sesuai, maka Badan yang melakukan
kalibrasi meralat laporan beserta sertifikasi alat tersebut.
7. Kasie.Maintenance dan Bagian Teknik Elektromedik memeriksa kembali hasil dari
laporan-laporan dan sertifikat kalibrasi. Untuk selanjutnya di fotocopy dan dibagikan ke
ruangan-ruangan oleh Administrasi teknik dan laporan asli dan serifikat kalibrasi di file
dan disimpan di bagian teknik.
Dari ruangan menerima report hasil kalibrasi dan memeriksa alat yang masih layak dan
tidak layak .Bila ada alat yang tidak layak dari hasil kalibrasi.
8. Bagian Elektromedik mengetahui Ka.Sie. Maintenance melakukan pemeriksaan kembali
dan melakukan perbaikan bila alat masih dapat diperbaiki.
9. Jika ternyata ada sparepart alat yang harus diganti, Ka. Sie. Maintenance membuat berita
acara kerusakan alat dan ruangan mendapat copy dari berita acara kerusakan tersbut.
Kemudian permintaan akan diproses oleh bagian Purchasing dan Management
10. Bagian Teknik melakukan pemeriksaan kembali. Bila alat sudah dapat berfungsi kembali,
Bag. Teknik membuat laporan bahwa alat sudah dapat berfungsi dengan baik barang
dikembalikan ke laboratorium.
G. TROUBLE SHOOTING
Penanganan masalah pada alat pemeriksaan laboratorium agar berfungsi
kembali.Permasalahan pada alat pemeriksaan laboratorium harus ditangani sesuai dengan
prosedur agar alat selalu dalam keadaan siap pakai
Caranya :
1. Analis melaporkan alat yang bermasalah kepada kepala unit.
2. Kepala unit lakukan penanganan masalah.
3. Bila tidak berhasil maka lapor kepada Kepala Departemen laboratorium.
4. Kepala Departemen laboratorium melapor kepada tehnisi internal RSIA Buah Hati
Ciputat untuk alat umum.
5. Untuk peralatan khusus maka Kepala Departemen laboratorium menghubungi tehnisi
supplier dari alat tersebut.
6. Tehnisi supplier menangani masalah dan membuat laporan resmi dengan tanda tangan.
a. Laporan disimpan di laboratorium.
b. Bila kepala unit dapat menangani masalah pada alat maka lakukan ketentuan running
seperti biasa.
BAB V
LOGISTIK

Standar Reagensia RSIA BUAH HATI CIPUTAT


5.1 Reagen Basah adalah:
Reagen- reagen yang berupa cairan
No Nama Reagen Satuan Jumlah Kegunaan

1. CELL PACK / DILUENT DUS 2 Hematologi Rutin


2. STROMATOLYSER BOTOL 4 Hematologi Rutin
3. CELL CLEAN BOTOL 1 Larutan pencuci
4 CONTROL Eightchek L/N/H BOTOL 1 Control
5. PATHROMTIN L BOTOL 10 APTT
6 CaCL2 BOTOL 10 APTT
7 CRP LATEX BOTOL 1 adanya infeksi
8 ANTI SERA A BOTOL 2 Golongan Darah
9 ANTI SERA B BOTOL 3 Golongan Darah
10 ANTI SERA AB BOTOl 3 Golongan Darah
11 ANTI D BOTOL 2 Golongan Darah
12 Salmonella Typhi O BOTOL 2 Typhoid
13 Salmonella Paratyphi AO BOTOL 2 Typhoid
14 Salmonella Paratyphi BO BOTOL 2 Typhoid
15 Salmonella Paratyphi CO BOTOL 2 Typhoid
16 Salmonella Typhi H BOTOL 2 Typhoid
17 Salmonella Paratyphi AH BOTOL 2 Typhoid
18 Salmonella Paratyphi BH BOTOL 2 Typhoid
19 Salmonella Paratyphi CH BOTOL 2 Typhoid
20 UREUM BOTOL 4 Fungsi ginjal
21 CREATININ BOTOL 4 Fungsi ginjal
22 SGOT BOTOL 4 Fungsi Hati
23 SGPT BOTOL 4 Fungsi Hati
24 BILIRUBIN TOTAL BOTOL 4 Fungsi Hati
25 BILIRUBIN DIRECT BOTOL 5 Fungsi Hati
26 CHOLESTEROL BOTOL 2 Lemak
27 TRIGLYCERID BOTOL 2 Lemak
28 HDL BOTOL 2 Lemak
29 LDL BOTOL 4 Lemak
30 ASAM URAT BOTOL 3 Lemak
31 DADE INNOVIN BOTOL 10 Hemostasis (PT)

5.2 .REAGEN KERING : Reagen – reagen yang berupa strip /device


No Nama Reagensia Satuan Jumlah

1. HCG Rapid test Device 40 Test Kehamilan

2. NS 1 Rapid test Device 25 Demam Dengue

3. Dengue IgG / IgM Device 20 Demam Dengue


4. Salmonella IgM Device 20 Typhoid
5 Amphethamin Rapid test Device 40 Drugs
7 THC Rapid test Device 40 Drugs
8 Morfin Device 40 Drugs
9 Glucosa SD CHEK Strip 50 Glukosa darah
10 Cholesterol Strip test Strip 25 Lemak
11 Asam Urat Strip Test Strip 25 Fungsi ginjal
12 Urine 10 P Strip 100 Urinalisa
13 Urine 3 P Strip 100 Protein,Reduksi ,BJ

5.3. ALAT – ALAT KESEHATAN (ALKES)


No Nama Alat Satuan Jumlah Kegunaan

1. Lancet Medilance pcs 100 ALKES


2. SPuit 5 cc pcs 100 ALKES
3. Spuit 3ccl pcs 100 ALKES
4 Spuit 1cc pcs 100 ALKES
5. Tabung vacuum EDTA 3 ml pcs 100 ALKES
6. Tabung vacuum EDTA 0,5 ml pcs 100 ALKES
7. Tabung Cirat pcs 100 ALKES
8. Tabung Plain activator pcs 100 ALKES
9. Micropore / Plester gulung 7 ALKES
10. Pot Urine biasa pcs 100 ALKES
11. Pot Urine steril pcs 100 ALKES
12. Pot faeces pcs 100 ALKES
13. Tabung putar plastik Pcs 100 ALKES
14. Objeck glass pcs 100 ALKES
15 Deck glass pcs 100 ALKES
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi : Asesmen resiko, Identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien. Pelaporan dan analisis insiden , Kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya .Implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko .
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkanpenyakit,cedera ,cacat, kematian ,yang seharusnya tidak terjadi.
Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat
KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian
Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat
KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit .
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit .
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) .

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS ).
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi
yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu
timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.


STANDAR KESELAMATAN PASIEN :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasidan
program peningkatan keselamatan pasien .
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien .
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit
adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan
kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi Farmasi dan perlindungan terhadap Rumah Sakit.
Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah
sakit. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan
untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
c. Peranan dan kualitas manajemen
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “
Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. TUJUAN
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyairesiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

C. TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN


1. Cuci tangan yang kurang benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. PRINSIP KESELAMATAN KERJA


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya, APD(Alat Pelindung Diri), pemakaian
sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu di Unit Laboratorium harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari
pasien sehingga nantinya dapat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Unit
Laboratorium pada khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak “BUAH
HATI CIPUTAT” pada umumnya.
Pengendalian mutu di unit Laboratorium meliputi :

A.PRA ANALITIK ADALAH : PERSIAPAN YANG DI LAKUKAN SEBELUM MULAI


BEKERJA
1. Memberikan informasi mengenai persiapan tes yang akan dilakukan .
2. Persipan sampel
3. Cek reagen yang di perlukan
4. Mempersiapkan alat dan mengontrol parameter

B.ANALITIK:
Melakukan pemeriksaan parameter sesuai permintaan dokter, mencatat hasil laboratotium,
mengecek kembali apakah hasil yg dikeluar sudah valid dan benar.

C.PASCA ANALITIK adalah:


Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh tenaga ahli untuk
memastikan ketepatan diagnosis,maintenance alat sebelum pengistirahatan alat (shutdown).
Indikator Mutu Pelayanan Unit Laboratorium Rumah Sakit Ibu Dan Anak “BUAH HATI
CIPUTAT” mengacu pada Pedoman Indikator Mutu Rumah Sakit Ibu Dan Anak “BUAH HATI
CIPUTAT” yaitu:

1. Ketepatan waktu pemberian hasil pemeriksaan Laboratorium untuk


pemeriksaan Hematologi
Ruang lingkup : Semua pasien yang datang ke laboratorium dan berasal dari
poliklinik/UGD/datang sendiri ke laboratorium untuk
pemeriksaan Hematologi rutin
Dimensi mutu : Efektivitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan : Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Indikator : Yang dimaksud dengan ketepatan waktu pemberian hasil
pemeriksaan ( turn around time ) dalam waktu yang diperlukan
mulai dari pengambilan sampel sampai hasil selesai di cetak,dan
sampai ke klinisi.Dalam hal ini berlaku untuk pemeriksaan
Hematologi rutin
Dasar pemikiran : Menunggu hasil pemeriksaan yang di perlukan oleh klinisi /
pasien yang lama akan mengakibatkan ketidak nyamanan
pasien.
Kriteria inklusi : -Petugas terampil mengoprasikan alat
- Alat berfungsi baik
Kriteria eksklusi : Bila alat tidak berfungsi dengan benar dan teknisi lambat
datang.
Numerator : Jumlah pasien yang mendapat hasil melewati waktu “TAT” yang
telah di tetapkan.
Denominator : Jumlah pasien yang periksa Hematologi dalam bulan tersebut.
Standard : ≤5%

2. Ketidakpuasan pelanggan
Ruang lingkup : Mutu pelayanan laboratorium dan efisiensi pemakaian bahan
penunjang di laboratorium
Dimensi mutu : Kenyamanan.
Tujuan : Tergambarnya persepsipelanggan terhadappelayanan
laboratorium.
Definisi Indikator : Pengulangan pengambilan sampel darah apabila pada tusukan
pertama , petugas tidak berhasil memperoleh darah dan harus
diulang kembali dengan mengganti peralatan yang di pakai
sebelumnya.
Dasar pemikiran : Pengambilan darah merupakan tindakan invasif yang
mengakibatkan pasien terasa sakit .Apabila dilakukan
pengulangan pengambilan akibatnya :
1. Pasien tidak nyaman
2. Pemborosan.
Kriteria inklusi : -Petugas terampil
- Bahan penunjang kualitas baik.
Kriteria eksklusi : Pasien :
- Tidak kooperatif (misalnya ; takut ,bergerak)
- Terlalu gemuk sehingga vena atau arteri tidak teraba
- Kondisi vene halus dan rapuh
- Posisi vena sulit ( pasien di infus)
- Vena keras dan mobile (pada orang tua)
Numerator : Jumlah angka pengulangan pengambilan sampel darah dalam
kurun waktu 1 bulan.
Denominator : Jumlah pasien yang yanag diambil darahnya dalam kurun waktu
1 bulan.
Standard : ≤2%

3. Kesalahan memasukkan dan mencetak hasil pemeriksaan laboratorium.


Ruang lingkup : Kepercayaan pasien dan dokter mendapat hasil yang tepat.
Dimensi mutu : Keselamatan
Tujuan : Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium.
Definisi Indikator : Yang di maksud kesalahan memasukkan dan mencetak hasil
pemeriksaan laboratorium , termasuk :
1..Kesalahan transfer pemeriksaan / nilai rujukan / satuan test.
2.Kesalahan transfer hasil antara pasien satu dan lainnya
Dasar pemikiran : Hasil pemeriksaan yang salah dapat mengakibatkan pasien
mendapatkan penanganan/ terapi yang salah dari dokter , sampai
berakibat fatal.
Kriteria inklusi : -Petugas kompeten
- Sistem informasi berfungsi dengan baik
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah kesalahan yang terjadi.
Denominator : Jumlah pasien laboratorium dalam periode yang sama.
Standard : 0%

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan
dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan
pengendalian mutu melibatkan seluruh petugas baik staf Unit Laboratorium, dokter, paramedis,
dan petugas rumah sakit lainnya, kerja sama Peningkatan Mutu, Komite Medik dan staf Unit
Laboratorium.
Peningkatan mutu melalui:
A. Pemantauan
- Pengumpulan masalah dari kotak saran, maupun teguran langsung dari pasien.
- Rapat rutin Unit Laboratorium dalam pembahasan kasus bermasalah dan evaluasi kerja
Unit Laboratorium.
- Masukan lain dari petugas rumah sakit.
B. Evaluasi
- Ketepatan waktu pemeriksaan Laboratorium.
- Jaminan Kebenaran dalam pemeriksaan Standar Prosedur Operasional Unit
Laboratorium.
- Keakuratan pemeriksaan Laboratorium.
- Kerapihan pengisian Laporan hasil pemeriksaan laboratorium.

C.Analisa
 Mencari letak permasalahan dalam diagram alur/flowchart pelayanan/prosedur.
 Menentukan sebab timbulnya masalah dengan diagram tulang ikan.
 Menentukan prioritas masalah.
 Melalui pertemuan panitia komite Laboratorium, Panitia peningkatan mutu dan sub
bagian Laboratorium.

D. Meningkatkan Mutu
Meningkatkan mutu pelayaan di Laboratorium melalui survey Kepuasan Pelanggan, dengan :
1. Model ServQual Adapun model servqual tersebut meliputi :
Lima (5) Dimensi ServQual yang mempengaruhi Kepuasan Pasien/keluarganya di
RSIA Buah Hati Ciputat
a. Variabel Independen
Karakteristik pasien di RSIA BUAH HATI Ciputat.
1) Umur
2) Status perkawinan
3) Pekerjaan
4) Tempat tinggal Pasien
5) Alasan Berobat

b. Variabel dependen
1) Tangible
a) Kebersihan, Kerapihan, dan kenyamanan ruangan Laboratorium
b) Penampilan Petugas Laboratorium rapi dan bersih
c) Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai.
d) Tarif pemeriksaan yang terjangkau.

2). Relliability
a) Petugas senantiasa ada pada saat dibutuhkan
b) Sikap petugas yang simpatik
c) Pelayanan yang sama untuk setiap pasien
d) Pelayanan dilakukan nyaris tanpa kesalahan

3). Resposiveness
a) Prosedur penerimaan pasien cepat dan tidak berbelit
b) Prosedur pelayanan pemeriksaan cepat dan tepat
c) Petugas cepat tanggap terhadap keluhan pasien

4). Assurance
a. Sikap Petugas sopan dan ramah
b. Petugas terampil dan kemampuannya dapat dipercaya
c. Infomasi yang diberikan Petugas jelas dan mudah dipahami

5). Empathy
a) Petugas memperhatikan setiap keluhan pasien dan berusaha untuk menanganinya
b) Pelayanan yang tulus didasarkan pada hati nurani dan bersifat pribadi (orang
perorang)
c) Petugas sabar dan telaten dalam memberikan pertolongan

2. Metode analisis data:


 Analisis deskiftif kuantitatif
 Analisis dengan menggunakan Importance – Performance Analysis yaitu analisis
Kepentingan dan Kinerja dengan Diagram Kartesius.
 OutCome Kepuasan Pasien/Keluarganya.

KepentinganY’

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi


A B
Y”

Prioritas Rendah Berlebihan


C D

X X
” Kartesius
Pelaksanaan ( Kinerja/Kepuasan ) Diagaram
3. Realisasi Peningkatan Mutu
- Hasil pertemuan panitia Unit Laboratorium, dalam peningkatan mutu sub bagian unit
Laboratorium di susun alternatif penyelesaian masalah
- Rencana kegiatan untuk penyelesaian masalah diinformasikan keseluruh petugas
rumah sakit termasuk dokter, perawat, petugas Unit Laboratorium
- Rencana kegiatan dilaksanakan oleh semua yang terkait dalam pantauan panitia unit
Laboratorium.
4. Umpan Balik:
a. Petugas terampil dan kemampuannya dapat dipercaya
b. Infomasi yang diberikan Petugas jelas dan mudah dipahami

Empathy
a. Petugas memperhatikan setiap keluhan pasien dan berusaha untuk menanganinya
b. Pelayanan yang tulus didasarkan pada hati nurani dan bersifat pribadi (orang
perorang)
c. Petugas sabar dan telaten dalam memberikan pertolongan

5. Metode analisis data:


 Analisis deskiftif kuantitatif
 Analisis dengan menggunakan Importance – Performance Analysis yaitu analisis
Kepentingan dan Kinerja dengan Diagram Kartesius.
 OutCome Kepuasan Pasien/Keluarganya.

KepentinganY’
Prioritas Utama Pertahankan Prestasi
A B

Y”

Prioritas Rendah Berlebihan


C D

X” X
Pelaksanaan ( Kinerja/Kepuasan ) Diagaram Kartesius

6. Realisasi Peningkatan Mutu


- Hasil pertemuan panitia Unit Laboratorium, dalam peningkatan mutu sub bagian unit
Laboratorium di susun alternatif penyelesaian masalah
- Rencana kegiatan untuk penyelesaian masalah diinformasikan keseluruh petugas rumah
sakit termasuk dokter, perawat, petugas Unit Laboratorium
- Rencana kegiatan dilaksanakan oleh semua yang terkait dalam pantauan panitia unit
Laboratorium.
- Pengendalian mutu melibatkan seluruh petugas baik staf Unit
Laboratorium, dokter, paramedis, dan petugas rumah sakit lainnya, kerja sama Peningkatan
Mutu, Komite Medik dan staf Unit Laboratorium.

7. Umpan Balik:
Hasil kegiatan unit Laboratorium diumpanbalikkan kepada staf, pihak yang terkait secara teratur.

D.Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan Internal


Pemantapan Mutu adalah : Mekanisme yang dilakukan secara periodik baik internal
ataupun eksternal (pihak lain di luar lab) untuk memantau dan menilai bahwa pemeriksaan
laboratorium dilaksanakan dengan benar.
Permenkes 411/MENKES/PER/III/2010 Pasal 6 : Setiap laboratorium memiliki kewajiban
untuk melaksanakan pemantapan mutu internal dan eksternal.
Pedoman GLP – DEPKES – Dirjen Bina pelayanan medic
1. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL – QC HARIAN
Program QC Harian :
Tujuan program ini adalah memastikan akurasi dan presisi analitik.
 Menggunakan bahan Low, Normal ,High dengan no lot yang sama selama periode
tertentu.
 Verifikasi untuk lot no yang berbeda
 Running control setiap hari atau per 8 jam.
 Evaluasi nilai kontroldan memenuhi ketentuan Westgard Multirule.

2. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


Dikelola oleh suatu lembaga baik Nasional ataupun Internasional dan dilakukan secara
rutin.
Tujuan : memantau dan mengevaluasi akurasi analitik lab dengan membandingkan per
group serta harmonisasi dengan laboratorium lainnya
Nasional : Depkes meliputi Hematologi dan Urinalisa
Internasional : IQAS meliputi Hematologi.
Laboratorium RSIA Buah Hati Ciputat telahmengikuti Program pemantapan mutu External
yang diadakan dari Sysmex yaitu IQAS untuk alat Hematologi yang di lakukan 2x dalam
setahun dengan nilai “Baik”.
Mengikuti program Nasional di bidang Hematologi, Urinalisa yang di selenggarakan oleh
Depkes dan Perhimpunan Dokter Patologi Klinik.
BAB IX
PENUTUP

Sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan Unit Laboratorium harus dapat
meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
pelayanan unit laboratorium khususnya dan pelayanan rumah sakit pada umumnya.
Ruang lingkup kegiatan pelayanan unit laboratorium rumah sakit adalah memberikan pelayanan
penunjangdiagnose dan terapi suatu penyakit sesuai rujukan dokter ,kepada masyarakat selama
24 jam, terpisah dari unit pelayanan lain di rumah sakit.
Pelayanan unit laboratorium selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik dan optimal
dengan memperhatikan pelayanan yang baik dan ramah,hasil pemeriksaan laboratorium yang
valid dan berkualitas,dengan berpegang pada keselamatan pasien, dan keselamatan kerja.
Dengan disusunnya buku Standar Pelayanan Unit Laboratorium ini, diharapkan dapat
memberikan acuan yang jelas dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan Laboratorium di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak “BUAH HATI CIPUTAT” Kota Tangerang Selatan.

Anda mungkin juga menyukai