i
Daftar Isi
ii
1. Sistem Saluran
Sistem saluran pada prinsipnya merupakan
rangkaian dari kanal-kanal yang menghubungkan
antara luar cetakan dengan rongga di dalam cetakan.
Sistem saluran terdiri dari :
a. Geometri Silinder
Geometri silinder adalah salah
satu yang paling digunakan
untuk saluran turun.
1
ini dapat sekaligus difungsikan sebagai saluran
penjebak terak/kotoran. Berikut bentuk-bentuk dari
saluran terak :
a. Geometri Trapesium
Geometri segitiga adalah salah
satu yang paling digunakan untuk
saluran turun.
b. Geometri Segitiga
Geometri segitiga, mungkin
digunakan namun tidak populer.
2
suhu maupun volumenya ke dalam rongga cetak.
Berikut bentuk-bentuk dari saluran masuk :
b. Geometri Lidah
Geometri ini cukup baik dalam
mengalirkan cairan, banyak
digunakan karena mudah dalam
proses pembuatan.
3
d. Geometri Segitiga
Geometri ini sangat banyak
digunakan dan mudah dalam
pembuatan.
e. Geometri Trapesium
Geometri ini kurang baik dalam
mengalirkan cairan serta jarang
digunakan.
4
Walaupun demikian, semua buku maupunn
referensi menjelaskan tujuan dari sistem saluran
selalu sama, yaitu :
1. Untuk menjamin pengisian rongga cetakan dengan
optimal pada waktu yang terbatas.
2. Untuk mencegah semua terak dan kotoran yang
terdapat didalam cairan agar tidak ikut masuk
kedalam rongga cetakan.
3. Geometri dan rancangan sistem saluran sedapat
mungkin mungkin mendapat turbulensi aliran
logam cair.
4. Sistem cairan harus dapat tetap terisi penuh selama
proses penuangan sehingga tidak terdapat rongga
udara yang tercampur dan dapat mengoksidasi
cairan logam.
`Dua alternatif untuk menetapkan perbandingan
penampang masing-masing bagian sistem saluran
adalah sebagai berikut :
Saluran turun (Sprue) : SP
Saluran Terak (Runner) : R
Saluran Masuk (Ingate) : I
5
1. SP : R : I = 4 : 3 : 1
2. SP : R : I = 1.5 : 2.5 : 1
6
Langkah terbaik adalah dengan memulai dari
salah satu rasio yang telah dikenal, serta sedikit demi
sedikit melakukan penyesuaian dan pengembangan
sehingga pada akhirnya ditemukan rasio sistem saluran
yang paling sesuai untuk diterapkan.
22.6 · 𝑊
𝐼𝐴 =
𝑆𝑃𝑤 · 𝑡 ·𝑓 · √ℎ𝑚
Dimana :
𝐼𝐴 = Luas Penampang Total Saluran Masuk (𝑐𝑚2 )
Menyatakan luas total penampang saluran masuk
atau saluran yang langsung berhubungan dengan
rongga cetakan.
7
W = Berat Penuangan (kg)
Menyatakan berat total cairan yang dibutuhkan
untuk memenuhi rongga cetakan berikut saluran dan
penambah. Bila pada saat perhitungan, berat sistem
saluran maupun penambah belum diketahui maka
dapat ditetapkan sebagai asumsi kemudian
setelahnya harus dihitung kembali berat yang
sesungguihnya.
ℎ𝑚 = Ketinggian Tekanan Metalostatik (cm)
f = Faktor Hambatan
Menyatakan seluruh faktor yang menghambat baik
kecepatan alir maupun debit cairan yang disalurkan,
akibat dari gesekan dengan permukaan pasir dan
belokan-belokan sebelum cairan memasuki rongga
cetakan.
4. Tekanan Metalostatik
4.1 Saluran masuk berada di tengah
1
b=2c
𝑐
ℎ𝑚 = a - 8
8
4.2 Saluran masuk berada di atas
b=0
ℎ𝑚 = a
b= c
𝑐
ℎ𝑚 = a - 2
9
Untuk menghitung berat produk, maka untuk
geometri seperti gambar diatas dapat dibagi menjadi 2
bagian.
1. Hitung volume total.
𝜋
a. V = 4 (𝐷2 - 𝑑2 ) h
𝜋
V = 4 (1202 - 962 ) 245
b. V = a ∙ h ∙ 𝑑𝑠 ∙ 𝜋
V = 30 ∙ 50 ∙ 150 ∙ 𝜋
V = 0.71 𝑑𝑚3
1
0
Berat Produk = V ∙ 𝑆𝑃𝑤
= 2.42 ∙ 7.2
= 17.42 kg
c. Berat penuangan total
Berat produk = 17.42 kg
Asumsi penambah 20% = 5 kg
Asumsi sistem saluran 10% = 2 kg
Total = 24.42 kg ≈ 25 kg
f. Tekanan metalostatik
Tinggi flask = 150 mm
Sistem saluran ditengah
Menghitung tekanan
1
1
1
b=2c
𝑐
ℎ𝑚 = a - 8
180
ℎ𝑚 = 150 - 8
ℎ𝑚 = 127.5 mm
ℎ𝑚 = 12.75 cm ≈ 13 cm
√ℎ𝑚 = √13 = 3.6 cm
22.6 · 25
=
6.85 · 17 · 0.61 · 3.6
= 2.21 𝑐𝑚2 = 221 𝑚𝑚2
1
2
Benda akan lebih baik jika diberi 2 sistem saluran
masuk, maka :
𝐼𝐴
I= , dimana n = jumlah saluran masuk
𝑛
221
I= = 110.5 𝑐𝑚2 = 1.105 𝑚𝑚2
2
R = 2.76 𝑐𝑚2
1
3
Berikut geometri dari saluran terak untuk panjang
disesuaikan. (tabel 4.1)
SP = 3.32 𝑐𝑚2
Berikut geometri dari saluran turun untuk panjang
disesuaikan. (tabel 4.1)
6. Menghitung Penambah
a. Perhitungan Modul Benda
Modul adalah pebandingan volume benda dengan
luas area lepas panasnya. Geometri benda yang
1
4
masif akan mengalami susut kristalisasi yang lebih
banyak daripada benda tipis.
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑚3
Modul = 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑐𝑚2
𝑴𝒑 : 𝑴𝒏 : 𝑴𝒓 = 1 : 1.1 : 1.2
1
5
Dengan menggunakan hubungan perbandingan
diatas, maka perhitungan menjadi jauh lebih mudah.
1
6
3. Produk cor berada di dalam jangkauan dengan
bantuan penambah yang lain
1
7
d. Contoh Perhitungan Sistem Penambah
1
8
Luas penampang 2
30 𝑥 20
A= = 300 𝑚𝑚2
2
Luas penampang 3
22 𝑥 15
A= = 165 𝑚𝑚2
2
30 + 40 + 36 + 0 + 15 + 34 = 155 mm = 15.5 cm
Ada bagian yang 0 karena tidak melepas panas.
A = 15.5 x keliling = (𝑐𝑚2 )
1
9
16.65 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
𝑀𝑝 = = 1.07 cm
15.5 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
𝑀𝑝 = 1 cm
2
0
7. Membuat Cetakan Dengan Pasir Greensand
a. Rangka cetak untuk cetakan bawah diletakkan
diatas landasan, Pola bagian bawah diletakkan.
2
1
f. Cetakan bawah dibalik.
g. Pemolesan.
h. Rangka cetakan atas dipasangkan.
2
2
k. Pengisian dengan pasir pengisi dipadatkan lapis
demi lapis.
l. Perataan pasir, penusukan lubang gas.
m. Saluran turun dan penambah dicabut keatas
cetakan atas lalu dibalik.
2
3
o. Saluran turun dan penambah
diperbaiki/diperbesar.
p. Saluran terak dan saluran masuk dibuat (bila
tidak dicetakan atas, di cetakan bawah).
q. Perbaikan permukaan cetakan.
r. Peletakkan inti (jika ada).
s. Perakitan Cetakan.
t. Pembebanan ataupun Pengkleman.
2
4
Tabel 1 Perhitungan waktu tuang
2
5
Tabel 2 Faktor Hambatan Alir
2
6
Tabel 4.1 Dimensi Penampang Saluran Terak dan Turun
2
7
Tabel 4.2 Penampang Saluran Masuk
2
8
Tabel 6.1 Dimensi Penambah Tipe 1
2
9
Tabel 6.2 Dimensi Penambah Tipe 1
3
0
Tabel 6.3 Dimensi Penambah Tipe 2
3
1
Tabel 6.4 Dimensi Penambah Tipe 2
3
2