Mekanisasi pertanian
oleh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelompok 4
Fakultas pertanian
2019
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................iii
BAB I ........................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
2.1 Tujuan Pratikum ............................................................2
BAB II ...................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................4
2.1 Sejarah Jambuh Biji Kristal ......................................4
2.2 Persyaratan Tumbuhtanaman Jambu Biji...........................................4
2.3 Syarat Tumbh Jambu Tanaman Krista Iklim ................................................5
2.4 Tanah.......................................................6
2.5 Teknik Tanaman Jambu Biji Kristal
2.6 buah Dan Pembungkusan .......................................................................
2.7 panen......................................................................
PENDAHULUAN
Jambu kristal juga memiliki kandungan gizi yang cukup untuk kebutuhan
gizi harian, salah satunya kandungan vitamin C yang terdapat pada jambu per 100
gramnya sekitar 280% dari nilai harian vitamin C yang direkomendasikan
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2013). Selain buahnya yang bergizi,
tanaman jambu Kristal juga sangat adaptif di daerah tropis pada ketinggian antara
50─1000 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 15─34 oC
dan curah hujan sekitar 1000-3800 mm per tahun (Wang 2011). Tanaman
berbuah sepanjang tahun, perawatan intensif menghasilkan umur ekonomis
10─20 tahun, sehingga sangat cocok dikembangkan karena memiliki nilai
komersial tinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jambu biji kristal merupakan hasil mutasi dari jambu bangkok.
Tanaman ini ditemukan oleh dua petani, Xi-Yao Lai dan Jiang-Ming Dong di
Jambu kristal masuk ke Indonesia melalui Misi Teknik Taiwan pada tahun
1998. Misi Teknik Taiwan merupakan misi teknik pertanian yang dikirim
pemerintah Taiwan di bawah program International Cooperation and
Development Fund (ICDF) sebagai salah satu bentuk diplomasi Indonesia dengan
Taiwan.
Jambu kristal mulai berbuah umur 7 bulan asal bibit cangkok dan mampu
memproduksi 5─7 buah per pohon dengan bobot 300 gram per buah. Pada umur
2 tahun, sekali berbuah jumlahnya 15─30 buah per pohon dengan produksi
mencapai 70─80 kg per pohon selama 6 bulan. Tanaman ini berbuah sepanjang
tahun. Panen raya dapat dilakukan 2 kali dalam 1 tahun yakni Desember-Maret
dan Juni-September. Namun, itu bukan patokan karena petani dapat mengatur
sendiri panen raya dengan mengatur pemangkasan. Perawatan intensif
menghasilkan umur ekonomis 10─20 tahun.
Menurut Chiu Wen Chi, ahli jambu kristal dari Misi Teknik Taiwan, sebuah
kerjasama diplomasi Indonesia dan Taiwan, jambu biji ini dikatakan kristal
karena warna daging buahnya yang bening keputihan dan secara kasat mata
bentuk buah yang berlekuk-lekuk tidak bulat rata sempurna menyerupai bentuk
kristal (Wang 2011).
Jambu biji merupakan tanaman tropis dan dapat tumbuh di daerah sub
tropis dengan intensitas curah hujan yang sesuai antara 1000─2000 mm per tahun
dan merata sepanjang tahun. Dapat tumbuh berkembang dan berbuah optimal
pada suhu sekitar 22─28 oC di siang hari. Jambu biji dapat tumbuh pada semua
jenis tanah. Kondisi media perakaran yang disukai jambu biji adalah subur dan
gembur serta banyak mengandung N dan bahan organik. Tekstur tanah yang ideal
adalah liat dan sedikit pasir. Jambu biji dapat beradaptasi pada selang pH yang
lebar yaitu 4.5 sampai 8.2. Jambu biji menyebar dan tumbuh subur di daerah
tropis dengan ketinggian tempat antara 5─1200 m di atas permukaan laut (Tim
Biofarmaka IPB 2006).
3. Pemangkasan
a. Pemangkasan dilakukan agar batang dan daun tumbuh merata, tidak saling
bertumpukan dan semua daun bisa berasimilasi. Usahakan tinggi pohon
maksimal 2 meter agar mempermudah pada tahap pembungkusan buah.
b. Jambu kristal dapat berbuah dalam 1 tahun tetapi untuk menjaga pertumbuhan,
maka pada tahun pertama pohon tidak boleh berbuah.
c. Pilih 3─4 cabang yang baik untuk dijadikan batang utama. Batang yang akan
dijadikan batang utama dijaga agar jangan sampai berbuah supaya bentuknya
tidak bengkok. Tinggi batang utama sebaiknya 40─50 centimeter dan semua
cabang harus terpisah.
d. Meninggikan percabangan pada lokasi yang mudah teergenang air, karena jika
batang terlalu rendah dan buah tersentuh tanah akan mudah terserang penyakit.
Jika batang utama terbentuk, pangkaslah supaya bisa tumbuh cabang sekunder
(sub cabang), pangkas cabang yang terlalu panjang, terlalu padat, terlalu
kering, berpenyakit, serta dekat dengan tanah. Hal tersebut dilakukan agar
dasar dari pohon terbentuk bagus, sehingga mudah dalam perawatan.
4. Pemupukan
a. Pada tanaman umur 0─1 tahun, bibit diberikan pada setiap pohon dengan
campuran 40 kilogram pupuk kandang, 50 kilogram TSP, 100 gram Urea dan
20 gram ZK dengan cara ditaburkan di sekeliling pohon atau dengan jalan
menggali di sekeliling pohon sedalam 30 centimeter dan lebar antara 40─50
centimeter.
b. Pada tanaman umur 1─3 tahun, pemupukan dilakukan dengan NPK 250
gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini
dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran yang
sama.
c. Pada tanaman umur 3 tahun ke atas, kalau pertumbuhan tanaman kurang
sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan tunas hasil pemangkasan
ranting, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman
memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon.
Pemupukan dilakukan dengan membuat torakan yang mengelilingi tanaman
persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman sekitar 30─40 cm, kemudian
pupuk segera ditaburkan dalam torakan tersebut dan ditutup kembali dengan
bekas galian terdahulu. Bila hujan turun terlalu lebat diusahakan agar sekeliling
tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk
mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka
diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK untuk lahan seluas
kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari (Hodijah 2013).
a. Buah yang tumbuh di pohon akan tergantung pada kondisi pohon tersebut.
Buah yang terlalu banyak, akan tumbuh kecil, kulit mengkilap, dan mutu jelek.
b. Prinsipnya setiap cabang hanya ada satu sampai dua buah saja, pada cabang
yang kurus atau pendek tidak boleh ada buahnya.
c. Buang buah yang kecil, menghadap ke atas, berbentuk tidak bagus, terluka atau
terkena penyakit, dan cabang yang terlalu banyak buahnya.
d. Pembungkusan dilakukan pada buah kecil yang sudah tidak mudah rontok
(kira-kira diameter 2.5─3 centimeter) jika buah teralu kecil maka sesudah
dibungkus akan mudah rontok, jika terlalu besar akan mudah terserang hama
ulat kecuali dibungkus dengan kantong kertas khusus (spon net) pembungkus
buah, dan lapisi dengan plastik yang ujungnya diberi lubang.
Ada dua cara pembungkusan: (1) Mengikat kantong plastik di cabang buah
berada, cara ini lebih cepat dan lebih mudah, buah tidak mudah jatuh karena
angin kencang, (2) Mengikat kantong plastik di tangkai daun, cara ini kerjanya
sedikit lambat tetapi lebih mudah untuk pemetikan buah, mulut kantong plastik
harus diikat rapat supaya ulat tidak bisa masuk. Jika sulit mendapatkan kantong
plastik khusus, bisa menggunakan kertas, tetapi ada kelemahannnya yaitu sulit
dalam menentukan kemasakan buah dan ulat juga lebih mudah masuk.
2.7. Panen
Panen sebaiknya dilakukan dipagi hari, dan hindari panen sore hari. Hal ini
dilakukan karena pada pagi hari dapat melihat dengan jelas warna buah. Apabila
matahari terlalu panas, maka dapat mempengaruhi penilaian warna buah. Buah
yang dipetik jangan sampai terbentur, terluka, tertindih atau langsung kena sinar
matahari (Sumantri 2010 dalam Putri 2014).
Pengaruh hama dan penyakit terhadap jumlah produksi tanaman jambu biji kristal
cukup besar. Tanaman jambu biji kristal cukup peka terhadap serangan hama dan
penyakit. Jenis-jenis hama dan penyakit yang mengganggu tanaman jambu biji
kristal diantaranya, yaitu:
1. Hama
a. Lalat buah (Dacus dorsalis)
b. Kutu putih (Pseudococcuscitriculus)
c. Kalong dan bajing, keberadaan hama ini dipengaruhi faktor lingkungan
baik lingkungan biotik maupun abiotik. Yang termasuk faktor biotik
seperti persediaan makanan.
d. Ulat (Actronis sp)
e. Ulat daun (Trabala pallida)
f. Ulat keket (Ploneta diducta)
g. Ulat penggerek batang (Indrabela sp)
h. Ulat jengkal (Berta chrysolineate)
i. Semut dan tikus
2. Penyakit
a. Penyakit embun jelaga oleh cendawan Capnodium spp.
b. Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)
c. Penyakit karena cendawan Rigidoporus Lignosus
d. Jamur Ceroospora psidil, Jamur karat Poccinia psidil, Jamur Allola psidil
BAB III
METODE PRATIKUM
sebagia wancara singkat tentang data dan pertanyaan mengenai syarat tumbuh
jambu kristal.
BAB IV
4.1.2. Iklim
provinsi Kalimantan Timur termasuk iklim Tropika Humida dengan
curah hujan berkisar antara 1500-4500 mm per tahun.
4.1.3. Tanah
Karakteristik lahan yang akan dikaji dalam penelitian adalah tekstur tanah, dan
ketinggian. Tekstur tanah yang terdapat di wilayah kalimantan timur cukup
beragam, namun tekstur tanah yang digunakan untuk menentukan kesesuaian
lahan dalam penelitian ini hanya lima jenis tekstur tanah yaitu liat, lempung
berliat, lempung liat berdebu, liat berdebu, dan liat berpasir. Selain itu, ketinggian
tempat juga cukup beragam, mulai dari 0 m dpl hingga >1000 m dpl.
1. Simpulan
Luas wilayah potensial di samboja kalimantar timur yang bisa dimanfaatkan sebagai
usaha pengembangan tanaman jambu kristal yaitu seluas 2 ha atau sekitar 200 meter.
Dalam arti rendahnya produktivitas bagi petanin untuk membudidayakan tanaman
jambu kristas. Semoga adanya kita sebaga mahasiswa yang telah melakukan
penelitian jambu Kristal kita dapat mengembanya sesuai dengan kriteria kita
mahasiswa pertanian.
2. Saran
Penelitian ini hanya mengkaji tentang bagai buah tanaman jambu Kristal serta
pembibitan secara cangkok dan alat alat apa yg di pakai untuk olahan tanah
tanaman jambu Kristal dan dan obat obatapa saja yg dapat membuat tanaman
jambu Kristal bertmbuh dengan baik semoga peran kita sebaga mahasiswa kita
dapat mengambil teorih sebagai pelajaran kita untuk kedepanya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Alvane SH. 2009. Evaluasi kesesuaian lahan tanaman jambu biji (Psidium guajava
L.) di Kabupaten Bogor dengan menggunakan sistem informasi geografis
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[Deptan] Dinas Pertanian dan Kehutanan. 2014. Data Petani Jambu Kristal
Kabupaten Bogor. Bogor: Bagian Hortikultura.
Fitria L. 2016. Kajian pertumbuhan, produksi dan kualitas jambu biji (Psidium
guajava L.) var. kristal pada asal bibit dan pemangkasan yang berbeda
[Tesis] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fitriana FN. 2015. International Cooperation and Development Fund (ICDF). Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Hodijah S. 2013. Jambu Kristal Icon Bogor [Internet]. [diunduh 2015 Feb 3].
Tersedia pada: http://epetani.pertanian.go.id/budidaya/jambu-kristal-
iconbogor-7781.
Hossain ABMS, Mizutani F, Onguso JM, El-Shereif AR, Rutto KL. 2006. Effect of
summer pruning on shoot growth and fruit quality in peach trees trained as
slender spindle bush type. Mem Fac Agr Ehime Univ. 51:9-13.
Mariati T. 2013. Budidaya Jambu Biji Kristal (Mengenal Jambu Biji Kristal).
Kementerian Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.
Morton JF. 1987. Fruit of Warm Climates. Florida Flair Books, Miami.
Parimin SP. 2005. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar
Swadaya. Bogor. pp: 11–15.
Sabrina PA. 2014. Perbandingan Analisis Kelayakan Usaha Jambu Kristal (Psidium
guajava L) Petani Mandiri dengan Petani Binaan ICDF Kabupaten Bogor.
[Skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Siregar FBS. 2010. Analisis pendapatan usaha tani jambu biji Desa Cimanggis
Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor [Skripsi] Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.