Anda di halaman 1dari 51

Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Program
prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 2015 – 2019 dilaksanakan
melalui Program Indonesia Sehat dengan mewujudkan paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional. Upaya
mewujudkan paradigma sehat ini dilakukan melalui pendekatan keluarga
dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh pendekatan, kebijakan, dan strategi program yang tepat serta sasaran
yang jelas. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien, maka upaya-upaya pembangunan kesehatan diselenggarakan secara
terintegrasi sejak dari perencanaan sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan kepada keluarga, dengan
dihidupkannya kembali “Pendekatan Keluarga”. Dukungan data dan informasi
kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat menentukan dalam
pengambilan keputusan menuju arah kebijakan dan strategi pembangunan
kesehatan yang tepat.
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen merupakan gambaran situasi
kesehatan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Kakaskasen pada tahun
2017. Profil Kesehatan memuat data-data dan informasi yang berhubungan
dengan keadaan umum, pembangunan kesehatan, pencapaian pembangunan
kesehatan dan kinerja pembangunan kesehatan, seperti data kependudukan,
fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan pencapaian program-program
kesehatan.
Disamping itu, profil kesehatan ini menyediakan data dan informasi
untuk penyusunan rencana pembangunan daerah berwawasan kesehatan di
Kecamatan Tomohon Utara dan memberikan analisa-analisa yang

1
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

mendukung dana atau anggaran, memberikan data dan informasi sebagai


landasan pengembangan sumberdaya dan evaluasi tahunan kegiatan dan
pemantauan program kesehatan.
Pemanfaatan data dan informasi dalam Profil Kesehatan Puskesmas
Kakaskasen semoga bisa meningkatkan mutu pembangunan kesehatan di
Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon dan dirasakan keuntungannya
oleh masyarakat.

B. Visi, Misi, Tujuan, Filosofi, Motto dan Tata Nilai Puskesmas


Kakaskasen
1. Visi Puskesmas Kakaskasen ialah “Dengan semangat revolusi mental
mewujudkan pelayanan Puskesmas Kakaskasen yang unggul, dalam
mencapai kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”.
2. Misi Puskesmas Kakaskasen adalah :
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,
berkeadilan yang berorientasi kepada kepuasan pasien.
b. Mengembangkan sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan.
c. Menggerakkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan.
d. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Tujuan Puskesmas Kakaskasen :
a. Menjadi Puskesmas yang unggul di Kota Tomohon dan Sulawesi
utara.
b. Memberikan layanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan
pasien.
c. Mewujudkan tata kelola Puskesmas yang profesional, akuntabel
dan efektif dan efisien.
4. Filosofi Puskesmas berorientasi sosial dengan tetap memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada
pasien/pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai.
5. Motto Puskesmas Kakaskasen adalah SEJUK (Santun, Empati, Jujur,
Unggul, Kasih)
6. Tata Nilai Puskesmas Kakaskasen adalah :

2
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

a. Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam


memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
- Menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
- Tidak melempar tanggung jawab kepada teman sekerja.
- Memiliki motivasi yang tinggi.
- Memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
- Bersedia menerima kritikan dan saran.
- Melakukan yang terbaik pada hari terburuk mereka.
- Tidak menunggu datang ide, melainkan menciptakannya.
- Meminta bantuan bukan kelemahan.
b. Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh
masyarakat dan rekan sekerja.
- baik hati dan menarik budi bahasanya;
- manis tutur kata dan sikapnya;
- suka bergaul dan menyenangkan;
- berpikiran lebih terbuka;
- Murah senyum;
c. Inisiatif & Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri
dengan ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan
pelayanan kesehatan.
- memiliki pola pikir, cara pandang dan pendekatan yang variatif
terhadap setiap permasalahan;
- mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan
dan mampu mengambil tindakan;
- dapat menciptakan ide-ide yang cemerlang untuk
perkembangan pekerjaan
- responsif dalam melayani pasien;
- bersikap proaktif dalam pekerjaan;
- dapat memanfaatkan dan menggunakan teknologi dan
komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien;
- Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan
berkelanjutan;
- Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang
konstruktif;
d. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.

3
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

- Malu karena datang terlambat dan pulang lebih awal/tidak


disiplin waktu;
- Malu tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan/bolos seenaknya;
- Malu sering minta ijin tidak masuk kerja;
- Malu bila sering tidak mengikuti apel pegawai;
- Malu tidak memakai seragam/berpakaian tidak rapi dan sopan
sesuai dengan aturan yang berlaku;
- Malu tidak bertata krama/tidak sopan pada pimpinan;
- Malu tidak sopan pada rekan kerja/tidak bertegur sapa ke
sesama rekan.
- Malu berprilaku dan berbicara tidak sopan.
- Malu melanggar aturan/tidak jujur dalam bekerja;
- Malu melempar masalah pada orang lain;
- Malu menebar issu atau berita bohong;
- Malu merongrong wibawa kantor dan teman kerja;
- Malu sering meninggalkan meja kerja tanpa alasan penting;
- Malu tidak berkoordinasi dengan pimpinan dan melalaikan
tupoksi;
- Malu melihat teman sibuk melakukan aktivitas dan kita hanya
berdiam diri;
- Malu menunda-nunda pekerjaan/menterlantarkan pekerjaan,
sengaja memperlambat pekerjaan, tugas tidak terlaksana/tidak
selesai tepat waktu alias molor;
- Malu jika hanya menuntut hak tapi tidak tahu kewajiban yang
harus dilakukan;
- Malu banyak bicara sedikit kerja;
- Malu bila bermalas-malasan pada waktu kerja;
- Malu saat bekerja hanya main game/online media sosial;
- Malu tidak berpartisipasi dalam tim kerja (egois);
- Malu membuat hasil kerja tanpa aturan yang berlaku;
- Malu mendapat gaji dan honor tapi tidak bertanggungjawab;
- Malu meminta uang/honor dahulu baru bekerja;
- Malu tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan dan
keindahan lingkungan kantor;
- Malu tidak rapi ruangan dan tidak rapi pekerjaan;
e. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan.
- Kepala puskesmas bertanggungjawab manakala di haruskan
untuk menjawab atau memikul konsekuensi atas cara-caranya
dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan;

4
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

- Semua pegawai harus patuh dan berkewajiban untuk


melaporkan, menjelaskan dan bertanggungjawab atas
pekerjaannya kepada atasan;
- Seluruh pegawai bertanggungjawab atas setiap pengaruh yang
tak terduga dari akibat-akibat keputusan yang dibuat (pikiran,
perkataan, perbuatan/ etika, emosi, cara kerja dan sikap/ tata
krama di tempat kerja);
- Adanya kesesuaian antara pelaksana tugas dengan standar
prosedur yang berlaku di puskesmas;
- Tidak melemparkan tanggungjawab tugas kepada orang lain,
mampu mengendalikan diri, jujur dalam bekerja dan iklas
dalam menjalankan tugas;
- Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian
dalam pelaksanaan kegiatan. Karena sekali ingkar janji, gagal
mewujudkan rencana tugas dan tidak mampu memahami
realitas maka rusaklah kepercayaan dan akuntabilitas pegawai;
- Indikator akuntabel :
 Mekanisme pertanggungjawaban :
 Laporan hariaan, bulanan, tahunan;
 Laporan pertanggungjawaban;
 Sistem pemantauan kinerja penyelenggara negara;
 Sistem pengawasan;
 Mekanisme reward and punishment;

5
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN GEOGRAFI
Puskesmas Kakaskasen terletak di kelurahan Kakaskasen Kecamatan
Tomohon Utara. Kecamatan Tomohon Utara memiliki luas wilayah 45,6 km 2
yang berbatasan langsung dengan :
- Sebelah timur dengan Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur
- Sebelah barat dengan Kelurahan Tara-tara Kecamatan Tomohon Barat
- Sebelah utara dengan Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa
- Sebelah selatan dengan Kelurahan Talete II Kecamatan Tomohon Tengah

6
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Tomohon Utara

B. Administrasi dan Pemerintahan


Puskesmas Kakaskasen terletak di Kecamatan Tomohon Utara Kota
Tomohon. Kecamatan Tomohon Utara dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Minahasa No. 2 Tahun 2001. Tomohon Utara merupakan
wilayah pemekaran dari Kecamatan Tomohon yang terdiri dari Delapan
Kelurahan dan Desa yaitu : Kelurahan Kinilow, Kelurahan Kinilow I,
Kelurahan Kakaskasen I, Kelurahan Kakaskasen II, Kelurahan Kakaskasen III,
Kelurahan Kakaskasen, Kelurahan Wailan , Desa Tinoor I, Desa Tinoor II dan
Desa Kayawu. Camat pertama adalah Frans B. Polii, BA dan di Tahun 2017
Kecamatan Camat Tomohon Utara adalah Vonny F. Montolalu, S.Pd. Wilayah
Kerja Puskesmas Kakaskasen meliputi : Kelurahan Kakaskasen I, Kelurahan

7
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Kakaskasen II, Kelurahan Kakaskasen III, Kelurahan Kakaskasen, Kelurahan


Wailan dan Kelurahan Kayawu.
Puskesmas Kakaskasen pertama kali berlokasi di Kelurahan Kakaskasen
I berdiri tahun 1982 dipimpin oleh dr. Ansye Parengkuan. Kemudian pada
tahun 2008 Puskesmas Kakaskasen berpindah lokasi di Kelurahan
Kakaskasen dan dipimpin oleh dr. Deevy Pelealu, M.Biomed. Pada Tahun
2017 Puskesmas Kakaskasen dipimpin oleh drg. Jeand’arc F. Karundeng.
Nama-nama Kepala Puskesmas yang pernah dan sementara menjabat di
Puskesmas Kakaskasen :
1. dr. Ansye Parengkuan
2. dr. Elvie Loho
3. dr. Repi Mamesah
4. dr. David Pontoh
5. dr. Hok Pontoh
6. dr. Harry Kaharmen
7. dr. Grace Moninca
8. dr. Helen Tompodung
9. dr. Deevy Pelealu, M.Biomed
10. dr. Stella Nangoy
11. dr. Olga Tampemawa
12. dr. Selvie Korompis
13. dr. Olwin S. Oroh, M.Kes (Alm)
14. dr. Putu L. E. Sedana (Plt)
15. dr. Vera D. Tombokan, M.Kes
16. drg. Jeand’arc F. Karundeng

C. Demografi
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS Kota Tomohon,
Jumlah total penduduk Kecamatan Tomohon Utara adalah 26.610 jiwa.
Sedangkan untuk jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kakaskasen
yaitu 21.114 jiwa. Dengan Jumlah laki-laki 9.291 jiwa dan perempuan 9.089

8
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

jiwa. Rasio Jenis Kelamin pada Tahun 2017 sebesar 102.22 jiwa. Angka ini
berarti bahwa terdapat 102 laki-laki diantara 100 perempuan.
Gambar 1.2 memperlihatkan peningkatan jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Kakaskasen tahun 2015 hingga 2017. Dari tahun 2015-2017
pertumbuhan penduduk per tahun terus meningkat, dari 17.967 pada tahun
2015, menjadi 18.276 pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 meningkat
menjadi 21.114.

BAB I DEMOGRAFI

Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015


sampai dengan Tahun 2017

Dari gambar berikut ini tampak kelurahan Kakaskasen II merupakan


wilayah yang memiliki populasi penduduk paling banyak yaitu sebanyak
22%. Penduduk yang paling sedikit Kelurahan Kayawu sebanyak 14%.

Komposisi penduduk menurut kelompok umur menunjukkan bahwa

Gambar 2.3 Persentasi Persebaran Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas


Kakaskasen

9
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang


sering digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk yaitu Angka
Beban Tanggungan (ABT) atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan
(ABT) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang
berumur tidak produktif (belum produktif/umur di bawah 15 tahun dan
tidak produktif lagi/umur 65 tahun ke atas) dengan yang berumur produktif
(umur 15–64 tahun). Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang
secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Semakin
tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk
membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Depency Ratio wilayah kerja Puskesmas Kakaskasen adalah 42, artinya
setiap 100 orang berusia produktif (15-64 Tahun) di samping menanggung
dirinya sendiri, juga menanggung 42 orang yang tidak produktif.
Penduduk sebagai determinan pembangunan perlu mendapat
perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di
bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya
pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan
melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal
bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja, namun
sektor terkait lainnya seperti sektor pendidikan, ekonomi, sosial dan
pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar. Kesehatan
merupakan hak semua penduduk, sehingga ditetapkan target dan sasaran
pembangunan kesehatan. Tabel 1.1 memperlihatkan data penduduk sasaran
program pembangunan kesehatan tahun 2017 menurut jenis kelamin.

10
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Data penduduk sasaran program pembangunan kesehatan diperlukan


bagi pengelola program terutama untuk menyusun perencanaan serta
evaluasi hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan.

Tabel 2.1 Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Di


Wilayah Kerja Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

KELOMPOK JENIS KELAMIN


SASARAN
NO UMUR/ JUMLAH
PROGRAM LAKI-
FORMULA PEREMPUAN
LAKI
15 34
1 Lahir Hidup - 3 188 1
17 33
2 Bayi 0 Tahun 6 160 6
67
329 348
3 Anak Balita 1-4 Tahun 7
Balita (di Bawah 62 1.20
4 Lima Tahun) 0-4 Tahun 2 586 8
Anak Usia Kelas 1 31
152 158
5 SD/Setingkat 7 Tahun 0
Penduduk Usia 2.26 4.32
6 Muda < 15 Tahun 6 2.063 9
Penduduk Usia 92 2.11
7 Lanjut ≥ 60 Tahun 7 1.192 9
Penduduk Usia
Lanjut Risiko 42 1.08
8 Tinggi ≥ 70 Tahun 2 659 1
Wanita Usia 4.80
9 Subur (WUS) 15-49 Tahun - 4.809 9
Wanita Usia 3.45
10 Subur Imunisasi 15-39 Tahun - 3.456 6
35
11 Ibu Hamil 1,1 X lahir hidup - 355 5
1,05 X lahir 35
12 Ibu Bersalin/Nifas hidup - 355 5

11
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

D. KEADAAN SOSIAL EKONOMI


Kecamatan Tomohon Utara memiliki luas Ladang/Kebun 2512,7 Ha dan
luas Sawah 65 Ha. Oleh sebab itu penduduknya sangat ideal untuk usaha
becocok tanam sayuran, buah dan bunga karena terletak di kaki Gunung
Lokon dan Gunung Mahawu. Dengan demikian kecamatan Tomohon Utara
sangat mendukung program Kota Tomohon yang merupakan Kota Bunga.
Bidang peternakan, di Kelurahan Kakaskasen II terdapat peternakan
ayam dan budidaya ikan mas air tawar, sedangkan di Kelurahan Kayawu
terdapat peternakan hewan (babi) yang cukup besar. Bidang pertambangan,
di Kelurahan Kinilow I dan Kelurahan Kakasasen I terdapat tambang galian C.
Pertambangan ini membantu perekonomian penduduk karena banyak tenaga
kerja Kota Tomohon khususnya Kecamatan Tomohon Utara bekerja ditempat
ini.
Bidang pariwisata, Kota Tomohon memiliki adat budaya Minahasa yaitu
musik bambu, kolintang, tarian maengket dan tarian kabasaran yang banyak
diminati oleh turis nasional maupun mancanegara.

E. Keadaan Pendidikan
Komponen pengukuran tingkat pembangunan manusia suatu negara
yang cukup berpengaruh yaitu komponen pendidikan. Perubahan yang
terjadi secara terus menerus pada perilaku masyarakat disebabkan oleh
semakin meningkatnya tingkat pendidikan. Pendidikan juga merupakan salah
satu syarat mutlak pencapaian tujuan pembangunan manusia, dan
merupakan target pembangunan sekaligus sarana pembangunan nasional.
Pendidikan masyarakat dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu
indikator yang secara sensitif dapat mengukur tingkat pendidikan
masyarakat yaitu rata-rata lama sekolah
Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju
kehidupan yang lebih sejahtera yaitu kemampuan membaca dan menulis.
Penduduk yang bisa membaca dan menulis secara umum memiliki akses ke
berbagai hal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang

12
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga peluang untuk hidup lebih


sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa membaca dan menulis.
Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari Angka Melek Huruf
(AMH) dan Angka Buta Huruf (ABH).

BAB III
SARANA KESEHATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

A. Sarana Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan
sarana kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas
tersebut, Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan

13
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan


(UKP) tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Puskesmas Kakaskasen merupakan Puskesmas Non Rawat Inap yang
beralamat : Jln. Puskesmas Kel. Kakaskasen Lingk. I Kecamatan Tomohon
Utara Kota Tomohon. Pada akhir tahun 2016 Puskesmas Kakaskasen telah
mengikuti penilaian akreditasi Puskesmas, dan pada bulan Februari Tahun
2017 Puskesmas kakaskasen dinyatakan lulus akreditasi sebagai Puskesmas
Terakreditasi Madya.
Adapun sarana yang tersedia di Puskesmas Kakaskasen terdiri dari 4
(empat) Puskesmas Pembantu, 1 (satu) Poskesdes dan 1 (satu) Unit
Puskesmas Keliling. Adapun alamat Puskesmas Pembantu yaitu :
1. Puskesmas Pembantu Kakaskasen I dengan alamat : Kelurahan
Kakaskasen I Lingkungan 5 Kec. Tomohon Utara.
2. Puskesmas Pembantu Kakaskasen II dengan alamat : Kelurahan
Kakaskasen II Lingkungan 11 Kec. Tomohon Utara.
3. Puskesmas Pembantu Wailan dengan alamat : Kelurahan Wailan
Lingkungan 4 Kec. Tomohon Utara.
4. Puskesmas Pembantu Kayawu dengan alamat : Kelurahan Kayawu
Lingkungan 4 Kec. Tomohon Utara.
5. Pos Kesehatan Desa Kakaskasen III dengan alamat : Kelurahan
Kakaskasen III Lingkungan 5 Kec. Tomohon Utara.
Sarana kesehatan lainnya yang digunakan untuk menunjang pelayanan di
Puskesmas Kakaskasen yaitu : 1 (satu) unit Ambulance dan 8 (delapan) unit
kendaraan roda dua.

14
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Untuk Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) Wilayah Kerja


Puskesmas Kakaskasen yaitu 12 Posyandu baik Posyandu Balita maupun
Posyandu Lansia terbagi di 6 Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas, dan
Posbindu di tiga (3) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Posbindu Kakaskasen III,
Posbindu Wailan dan Posbindu Kayawu. Tingkatan Posyandu yaitu Posyandu
Purnama, dengan jumlah Kader Kesehatan 60 Orang ( masing-masing
kelurahan 10 kader kesehatan).
Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan
dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat
esensial merupakan salah satu hak asasi manusia.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan
untuk: a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian; b. menjamin kepastian
hukum bagi tenaga kefarmasian; dan c. melindungi pasien dan masyarakat
dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety).
Pelayanan Kefarmasian secara dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian
atau tenaga kesehatan lain yang ditugaskan oleh kepala Puskesmas.
Pelayanan Kefarmasian meliputi: a. pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai; dan b. pelayanan resep berupa peracikan Obat,
penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat.
Gambar di bawah ini menunjukaan jumlah resep yang dilayani oleh
instalasi Farmasi Puskesmas Kakaskasen selama tahun 2017 yaitu sebanyak
23.982 lembar resep.

15
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Gambar 3.1 Jumlah Resep Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Untuk pemakaian obat terbanyak puskesmas kakaskasen selama tahun 2017


digambarkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Pemakaian Obat Terbanyak Tahun 2017

B. Sumber Daya Manusia


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21
menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan
dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia
kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta
terdistribusi secara adil dan merata. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,

16
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

terpadu dan berkesinambungan. Kinerja dari puskesmas sangat dipengaruhi


ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki, terutama ketersediaan
tenaga kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Untuk mendukung fungsi dan tujuan
Puskesmas diperlukan sumber daya manusia kesehatan baik tenaga
kesehatan maupun tenaga penunjang kesehatan.
Pada peraturan yang sama di Pasal 16 Ayat 3 disebutkan bahwa minimal
tenaga kesehatan di puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan
primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan
tenaga kefarmasian. Sedangkan tenaga penunjang kesehatan harus dapat
mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem
informasi, dan kegiatan operasional lainnya.
Data kepegawaian tenaga kesehatan Puskesmas Kakaskasen tahun 2017,
yaitu :
1. Dokter Umum : 3 orang
2. Dokter Gigi : 2 orang
3. Dokter Spesialis Anak : 1 orang
4. Perawat : 30 orang
5. Bidan : 7 orang
6. Apoteker : 1 orang
7. Asisten Apoteker : 2 orang
8. Sanitarian : 2 orang
9. Tenaga Gizi : 2 orang
10. Perawat Gigi : 2 orang
11. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 2 orang
12. Ahli Madia Fisioterapi : 2 orang

17
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

13. Tenaga Penunjang Lainnya


- Tenaga Administrasi : 1 orang
- Sopir : 1 orang
- Cleaning Services : 1 orang

Grafik 3.3 . Tenaga Kesehatan Puskesmas Kakaskasen

Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk merupakan


indikator untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai
target pembangunan kesehatan tertentu. Berdasarkan Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, target rasio
tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk pada tahun 2019 di antaranya
rasio dokter umum 45 per 100.000 penduduk, rasio dokter gigi 13 per
100.000 penduduk, rasio perawat 180 per 100.000 penduduk, dan rasio
bidan 120 per 100.000 penduduk.
Jika di lihat dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa rasio dokter umum,
dokter gigi, perawat dan bidan masih kurang.
NO TENAGA KESEHATAN TARGET RATIO RATIO

18
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

PUSKESMAS
1 Dokter Umum 45 16,32
2 Dokter Gigi 13 10,88
3 Perawat 180 163,22
4 Bidan 120 77,02
BAB IV
PROGRAM KESEHATAN PUSKESMAS KAKASKASEN

Dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 dikatakan bahwa Pusat


Kesehatan Masyarakat yang (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Upaya Kesehatan Masyarakat yang (UKM) adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat di puskesmas kakaskasen terdiri atas
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Pengembangan.
I. UKM ESENSIAL
a. Pelayanan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan oleh Puskesmas adalah upaya Puskesmas
untuk meningkatkan kemampuan pasien, individu sehat, keluarga
(rumah tangga) dan masyarakat , agar (1) pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, (2) individu sehat,
keluarga dan masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
melalui (3) pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka,

19
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang


berwawasan kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan Promkes Puskesmas
Kakaskasen yaitu :
1. Penyuluhan
Penyuluhan promosi kesehatan yang dilakukan selama
tahun 2017 adalah penyuluhan di Sekolah Dasar, SMP dan SMA,
penyuluhan pemberdayaan masyarakat maupun kesehatan di
kegiatan Posyandu Lansia dan Posyandu Balita, Prolanis,
Posbindu dan kegiatan masyarakat lainnya, dan penyuluhan di
Radio Kabar Baik 100.00 FM.

Gambar 4.1 Kegiatan Penyuluhan di Radio Kabar Baik


100.00 FM

20
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

2. Pelatihan
Pelatihan yang dilakukan selama tahun 2017 adalah
pelatihan kader kesehatan tentang PHBS dan pelatihan dokter
kecil kerjasama lintas program dengan UKS.

b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan
adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari
faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan
menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik,
kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari
kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat
dan fasilitas umum, harus bebas dari unsurunsur yang menimbulkan
gangguan, di antaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang
tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia
berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang
tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.
Pada tahun 2017 Kota Tomohon telah meraih penghargaan
kota sehat dengan tingkatan Swastisaba Wistara. Kabupaten/Kota

21
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Sehat (KKS) adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang bersih,


nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui
terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang
terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah.
Tatanan Kabupaten/kota sehat dikelompokkan berdasarkan
kawasan dan permasalahan khusus, terdiri dari:
1. kawasan permukiman, sarana, dan prasarana umum,
2. kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan transportasi,
3. kawasan pertambangan sehat,
4. kawasan hutan sehat,
5. kawasan industri dan perkantoran sehat,
6. kawasan pariwisata sehat,
7. ketahanan pangan dan gizi,
8. kehidupan masyarakat yang mandiri,
9. kehidupan sosial yang sehat.
Salah satu target dalam tujuan pembangunan berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGs) pada sektor lingkungan hidup
adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal air bersih
dan sanitasi yang layak. Universal akses dalam sektor air minum dan
sanitasi diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030. Air bersih adalah
salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Air minum merupakan air yang dikonsumsi
manusia dalam memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Pada
Permenkes tersebut juga disebutkan bahwa penyelenggara air minum
wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan
persentase rumah tangga dengan akses air minum layak sebesar

22
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

75,19%. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa kelurahan yang memiliki
akses terhadap air minum berkualitas paling banyak di kelurahan
Kakaskasen II sebanyak 81.61% dan yang paling sedikit di kelurahan
Kayawu sebanyak 64.02%.

Gambar 4.2 Akses Terhadap Air Minum Berkualitas di Wilayah Kerja


Puskesmas Kakaskasen

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup


bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan
harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan
manusia. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Definisi sanitasi dari WHO merujuk
kepada penyediaan sarana dan pelayanan pembuangan limbah
kotoran manusia seperti urine dan faeces. Istilah sanitasi juga
mengacu kepada pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya
pengelolaan sampah dan pengolahan limbah cair. Sanitasi
berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan
berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya
kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air
minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan
munculnya beberapa penyakit.

23
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Mulai tahun 2015 definisi rumah tangga yang memiliki akses


sanitasi layak adalah apabila fasilitas sanitasi yang digunakan
memenuhi syarat kesehatan, antara lain dilengkapi dengan jenis kloset
leher angsa atau plengsengan dengan tutup dan memiliki tempat
pembuangan akhir tinja tangki (septic tank) atau Sistem Pengolahan
Air Limbah (SPAL), dan merupakan fasilitas buang air besar yang
digunakan sendiri atau bersama. Metode pembuangan tinja yang baik
yaitu menggunakan jamban dengan syarat sebagai berikut:
1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi.
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur.
3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan.
4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang
benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
6. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang.
7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak mahal.

Gambar 4.3 Rumah Tangga yang Memiliki Sanitasi Yang Layak di


Wilayah Kerja Puskesmas Kakaskasen

24
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

c. Pelayanan KIA dan KB


Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat,
keluarga memiliki peran signifikan dalam status kesehatan.
Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui
pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota
keluarga.
Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan
kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan
dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini
yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu
mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan,
karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap
keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian
terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan
anak penting untuk dilakukan.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang
dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu
hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai
berikut.
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2. Pengukuran tekanan darah.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).

25
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian


imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi.
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan.
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal dan konseling, termasuk keluarga
berencana).
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya).
10. Tatalaksana kasus.

Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan


kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal di
tiap trimester, yaitu satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan
terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil
dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1
adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu
tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada

26
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses


pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan
ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga
kesehatan.

Gambar 4.5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K4 di Wilayah


Kerja Puskesmas Kakaskasen

Gambar di atas menunjukkan terjadi penurunan cakupan K4,


yaitu dari 97,6% pada tahun 2013 menjadi 2014%. Penurunan
tersebut disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut.
1. Pemeriksaan antenatal sudah berdasarkan kualitas
pelayanan 10T.
2. Mobilitas di wilayah kerja Puskesmas Kakaskasen yang
tinggi (Contoh : Mahasiswa).
3. Penetapan sasaran ibu hamil yang terlalu tinggi .
4. Ada budaya masyarakat pada saat menjelang persalinan
pulang ke kampung halaman/ orang tua ibu hamil.
5. Pencatatan dan pelaporan masih belum optimal.

27
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Namun dapat dilihat sejak tahun 2015 cakupan pelayanan ibu


hamil K4 sudah meningkat dan sudah mencapai target Puskesmas,
bahkan lebih dari 100%.
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan
kematian bayi yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta
diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.
Keberhasilan program ini diukur melalui indikator persentase
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF).
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada
ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga
kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam
sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat
sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29
sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Masa nifas dimulai
dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :
a) pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan
suhu);
b) pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
c) pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
d) pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI
eksklusif;
e) pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga
berencana;
f) pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

28
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Gambar 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin dan


Kesehatan Ibu Nifas di Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kelurahan Kakaskasen


memiliki capaian paling tinggi yaitu 132.65% dan kelurahan
Kakaskasen III memiliki capaian paling rendah yaitu 96,43%.

d. Pelayanan Gizi
Upaya perbaikan gizi masyarakat merupakan salah satu upaya
kesehatan wajib Puskesmas. Usaha perbaikan gizi meliputi posyandu,
panti pemulihan gizi dan keluarga sadar gizi (Depkes RI, 2006).
Adapun tujuan daripada Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM)
yakni :
1. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam upaya peningkatan
status gizi masyarakat dan keluarga sadar gizi.
2. Meningkatnya status gizi yang diarahkan pada peningkatan
kecerdasan, produktifitas dan prestasi kerja serta penurunan
angka gizi kurang dan gizi lebih.
3. Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan untuk
memantapkan swasembada pangan (Depkes RI, 2006).

29
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Berdasarkan Keputusan Depkes Tahun 2006 bahwa ruang


lingkup daripada Upaya Perbaikan Gizi masyarakat (UPGM) adalah :
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Perbaikan Gizi Sekolah (UPGS)
3. Upaya Perbaikan Gizi Insititusi (UPGI)
4. Upaya Perbaikan Gizi Pemuda (UPGP)
5. Klinik Gizi
Adapun pokok kegiatan dari Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
(UPGM) adalah sebagai berikut :
1. Pemantauan dan Promosi Pertumbuhan Balita
Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama
perbaikan gizi yang dilaksanakan di posyandu, dimana
pelaksanaannya melibatkan ibu balita, kader dan petugas kesehatan.
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan melalui penimbangan
berat badan balita, Penilaian status pertumbuhan balita, konseling
pertumbuhan balita dan Rujukan.
Gambar di bawah ini menunjukkan cakupan partisipasi
masyarakat di kegiatan posyandu (Cakupan D/S). Dapat dilihat
bahwa presentasi D/S di wilayah puskesmas kakaskasen belum
mencapai target, baik cakupan D/S Baduta maupun cakupan D/S
Balita. Yang artinya partisipasi masyarakat di kegiatan posyandu
masih kurang.

30
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan D/S Baduta dan Balita Puskesmas


Kakaskasen Tahun 2017

Kurangnya cakupan D/S karena hal-hal di bawah ini :


- Ibu bekerja sehingga anak tidak ada yang mengantar
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya membawa
anak ke Posyandu
- Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin berkurang
dengan semakin meningkatnya umur anak
2. Konseling Gizi
Konseling gizi adalah adalah upaya perbaikan gizi
masyarakat melalui kegiatan konsultasi mengenai gizi oleh
masyarakat terhadap tenaga kesehatan terutama tenaga gizi baik
di klinik pemerintah maupun di klinik swasta. Di Puskesmas
Kakaskasen tersedia konseling gizi, jadi setiap pasien yang
membutuhkan konsultasi atau permasalahan gizi bisa datang ke
puskesmas kakaskasen.
3. Peningkatan Cakupan dan Mutu Pelayanan Gizi dan Kesehatan
Peningkatan cakupan pelayanan gizi dan kesehatan
diupayakan agar setiap tahunnya terjadi peningkatan status gizi
masyarakat melalui peningkatan pelaksanaan kegiatan –
kegiatan gizi secara optimal dan terorientasi serta terkoordinasi.
Peningkatan Cakupan dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
yang optimal dapat diusahakan dengan prosedur pelayanan gizi
dan rujukan standar.
4. Pemberdayaan Ekonomi dan Ketahanan Pangan Keluarga
( Depkes RI, 2006).
Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat dilaksanakan
melalui kegiatan :
1. Pemantauan pertumbuhan Balita
2. Pemberian suplemen gizi
3. Pelayanan gizi buruk

31
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

4. Swiping vitamin A
5. Swiping kualitas garam beryodium
6. Perawatan/pengobatan balita gizi buruk
7. Pemberian makanan tambahan ( PMT)
8. Pemantauan status gizi lebih .
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam
lemak, disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh
sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Kekurangan Vitamin A
(KVA) dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh balita serta
meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Kekurangan Vitamin A
juga merupakan penyebab utama kebutaan pada anak yang dapat
dicegah.
Cakupan pemberian Vitamin A di wilayah kerja puskesmas
Kakaskasen juga belum mencapai target. Yang paling rendah di
Kelurahan Kakaskasen yaitu 72,29% dan yang paling tinngi di
kelurahan Kayawu yaitu 81,48%.

Gambar 4.8 Cakupan Pemberian Vitamin A di Wilayah Kerja


Puskesmas Kakaskasen

32
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,
vitamin, dan mineral). Pemberian ASI Ekslusif di wilayah kerja
Puskesmas Kakaskasen sangat rendah. Hal ini dapat di lihat pada
gambar di bawah ini.
Cakupan ASI Ekslusif hanya 7,4%, hal ini dikarenakan :
1. Belum semua bayi mendapat IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
2. Promosi susu formula gencar
3. Perkantoran dan fasilitas umum tidak menyediakan ruang
menyusui
4. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Ekslusif
dan menganggap Susu Formula lebih bergengsi dibandingkan
ASI
5. Ibu bekerja
6. Jumlah konselor ASI sedikit

Gambar 4.9 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di wilayah Kerja


Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

33
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks TB/BB menunjukkan


persentase kurus dan sangat kurus. Pada tahun 2017 di wilayah kerja
Puskesmas Kakaskasen 64 Balita Kurus dan sudah ditangani oleh
petugas gizi dengan memberikan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT). Yang paling banyak di kelurahan Kayawu yaitu 15 anak dan
paling sedikit di kelurahan Kakaskasen I yaitu 6 anak.

Gambar 4.10 Balita Kurus Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang
tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah
penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, dan Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK). PTM merupakan hampir 70% penyebab
kematian di dunia.
Sementara itu, PTM menunjukkan adanya kecenderungan
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak
kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti diabetes,
hipertensi, stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena
ini diprediksi akan terus berlanjut.

34
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Berbagai faktor risiko PTM diantaranya adalah merokok dan


keterpaparan terhadap asap rokok, diet/pola makan tidak sehat,
kurang aktivitas fisik, konsumsi minuman beralkohol, dan riwayat
keluarga (keturunan). Adapun faktor risiko antara terjadinya PTM
adalah obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan
kolesterol tinggi. Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari
pengobatan. Upaya pencegahan penyakit tidak menular lebih
ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah
mengembangkan program pengendalian PTM sejak tahun 2006.
Berdasarkan data Survei Indikator Kesehatan Nasional
(SIRKESNAS) tahun 2016, prevalensi merokok secara nasional
adalah 28,5%. Prevalensi merokok menurut jenis kelamin
prevalensi pada laki-laki 59% dan perempuan 1,6%. Menurut
tempat tinggal, prevalensi merokok di pedesaan dan perkotaan
tidak terlalu jauh berbeda namun demikian di perdesaan sedikit
lebih tinggi (29,1%) dibandingkan dengan perkotaan (27,9%).
Menurut kelompok umur, prevalensi tertinggi pada usia 40-49
tahun sebesar 39,5%, sedangkan pada usia muda (<20 tahun)
sebesar 11,1%.
Prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi secara
nasional sebesar 30,9%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada
perempuan (32,9%) lebih tinggi dibanding dengan lakilaki
(28,7%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (31,7%)
dibandingkan dengan perdesaan (30,2%). Prevalensi semakin
meningkat seiring dengan pertambahan umur.
Prevalensi obesitas (Indeks Massa Tubuh atau IMT ≥25 – 27 dan
IMT ≥27) sebesar 33,5%, sedangkan penduduk obese dengan IMT
≥27 saja sebesar 20,6%. Pada penduduk yang obesitas, prevalensi
lebih tinggi pada perempuan (41,4%) dibandingkan pada laki-laki
(24,0%). Prevelansi lebih tinggi di perkotaan (38,3%) daripada

35
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

perdesaan (28,2%). Sedangkan menurut kelompok umur, obesitas


tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun (38,8%).
Posbindu PTM yang mulai dikembangkan pada tahun 2011
merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan
Posbindu PTM juga terintegrasi dengan rutin di masyarakat,
seperti di lingkungan tempat tinggal dalam wadah desa/kelurahan
siaga aktif. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran
serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat
sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
Pada Tahun 2017 Puskesmas Kakaskasen melakukan kegiatan
Posbindu di 3 (tiga) Kelurahan, yaitu kelurahan Kakaskasen III,
Kelurahan Wailan dan Kelurahan Kayawu.

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


Penyakit menular meliputi penyakit menular langsung,
penyakit yang dapat dikendalikan dengan imunisasi dan penyakit
yang ditularkan melalui binatang.
1) Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi
perhatian global. Sesuai dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan 2030, WHO menargetkan untuk menurunkan
kematian akibat tuberkulosis sebesar 90% dan menurunkan
insidens sebesar 80% pada tahun 2030 dibandingkan dengan
tahun 2014.
Angka notifikasi kasus adalah jumlah semua kasus
tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000
penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu. Angka ini
apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan

36
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

kecenderungan (tren) meningkat atau menurunnya penemuan


kasus dari tahun ke tahun di suatu wilayah.
Gambar 4.11 menunjukkan angka notifikasi kasus
tuberkulosis per 100.000 penduduk dari tahun 2013-2017.
Angka notifikasi kasus tuberkulosis pada tahun 2017 sebesar
141,46 per 100.000 penduduk meningkat sejak tahun 2013
sebesar 51,12 per 100.000 penduduk. Angka ini
menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun
ke tahun di wilayah kerja puskesmas kakaskasen terus
meningkat, meskipun 2017 menurun dibandingkan tahun
2016 yaitu 186,04.

Gambar 4.11 CNR BTA+ Kasus TB Tahun 2013 Sampai


Tahun 2017 Puskesmas Kakaskasen
2) Kusta
Penyakit kusta atau lepra atau penyakit Hansen
merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae dan utamanya mempengaruhi
kulit, saraf tepi, mukosa saluran pernafasan atas dan mata.
Bakteri lepra mengalami proses pembelahan cukup lama
antara 2–3 minggu, daya tahan hidup di luar tubuh manusia
mencapai 9 hari, dan memiliki masa inkubasi 2–5 tahun

37
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

bahkan bisa lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus kusta


yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak, dan mata.
Angka NCDR ( Newly Case Detection Rate) kasus kusta
sejak tahun 2013 dapat dilihat dari gambar di bawah ini. Dapat
dilihat pada tahun 2014 dan 2015 NCDR adalah 0 (Nol), dan
kembali naik pada tahun 2016 menjadi 5,47 dan tahun 2017
menjadi 5,44.

Gambar 4. ... Angka NCDR Kasus Kusta Tahun 2013 Sampai


Dengan Tahun 2017 Puskesmas Kakaskasen

3) Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di
Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Target
cakupan pelayanan penderita diare yang datang ke sarana
kesehatan dan kader kesehatan adalah 10% dari perkiraan
jumlah penderita diare (insidens diare dikali jumlah penduduk
di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Dari gambar di
bawah ini dapat dilihat bahwa paling banyak kasus di

38
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

kelurahan Kakaskasen yaitu 88 kasus, dan paling sedikit di


kelurahan Kakaskasen II yaitu 22 kasus.

Gambar 4. ... Jumlah Penemuan Kasus Diare Yang


Ditangani Tahun 2017

4) Demam Berdarah
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong
Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit
DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang
seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat.
Incidence Rate (IR) kasus DBD sejak tahun 2013 sampai
tahun 2017 bervariatif. Gambar di bawah menggambarkan IR
kasus DBD menunjukkan IR tahun 2017 menurun sejak
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 87,5 pada tahun
2016 menjadi 16,3 pada tahun 2017.

39
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Gambar 4. .. Angka Incidence Rate (IR) Kasus DBD Tahun 2013


Sampai Dengan Tahun 2017 Puskesmas Kakaskasen

5) Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles)
betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun
perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak
dan orang dewasa.
Secara nasional angka kesakitan malaria selama tahun 2009–
2016 cenderung menurun yaitu dari 1,8 per 1.000 penduduk
berisiko pada tahun 2009 menjadi 0,84 per 1.000 penduduk
berisiko pada tahun 2016. Sehingga pada tahun 2017 Kota
Tomohon sudah termasuk kota dengan Eliminasi Malaria.

6) Rabies
Rabies merupakan penyakit mematikan baik pada manusia
maupun hewan yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan
Rhabdovirus) yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti

40
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di


dalam tubuhnya mengandung virus. Kasus kematian karena
rabies (Lyssa) sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014
cenderung menurun, namun meningkat kembali pada tahun
2015 menjadi 118 kematian, lalu mengalami penurunan pada
tahun 2016, yaitu menjadi 76 kematian. Demikian pula dengan
kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan kasus digigit
yang diberi Vaksin Anti Rabies (VAR) mengalami penurunan
pada tahun 2016 yaitu sebesar 56.971 kasus dan 37.102 kasus.

7) Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Polio,


Campak, Difteri)

II. UKM PENGEMBANGAN


a. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Perkesmas merupakan suatu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan konsep kesehatan masyarakat dengan
konsep keperawayan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan kelompok resiko tinggi. Tujuan Perkesmas adalah
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan secara optimal.
Sasaran perkesmas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah akibat faktor ketidaktahuan,
ketidakmauan dan ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya.
1. Sasaran Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil
resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular dan
penderita penyakit tidak menular.
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan atau resiko tinggi dengan prioritas.

41
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terkait
maupun tidak terkait dalam suatu institusi
4. Sasaran Masyarakat
Sasran masyarakat adalh masyarakat yang rentan atau memiliki
resiko tinggi terhadap masalah kesehatan.

Gambar 4. .. Jumlah Kunjungan Keluarga Rawan Puskesmas


Kakaskasen Tahun 2017

b. Pelayanan Kesehatan Jiwa


Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan
derajad kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga
dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan
atau masyarakat.
c. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

d. Pengobatan tradisional, komplementer dan alternatif


e. Upaya Kesehatan Sekolah

42
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

f. Upaya Kesehatan Mata


g. Upaya Kesehatan Lansia
h. Upaya Kesehatan Kerja
Puskesmas memiliki peran strategis dalam upaya kesehatan
kerja kedua sektor tersebut, utamanya pada sektor informal. Upaya
kesehatan kerja di Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan
keadaan dan permasalahan yang ada di wilayah Puskesmas atau
spesifik lokal. Dengan demikian sampai saat ini upaya kesehatan
kerja di Puskesmas lebih dititikberatkan pada wilayah industri.
Puskesmas Kakaskasen sendiri baru melakukan upaya
kesehatan kerja sejak bulan Mei Tahun 2017. Adapun kegiatan
yang dilakukan adalah pendataan tempat kerja dan pekerja di
wilayah kerja Puskesmas Kakaskasen

Gambar 4.7

B. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN TINGKAT PERTAMA

A. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan di dalam gedung dan
diluar gedung Puskesmas.Kegiatan didalam gedung Puskesmas berupa
pelayanan pada poli gigi dan pelayanan integrasi dengan KIA khususnya
pada kelompok rawan yakni ibu hamil, ibu menyusui dan anak prasekolah.
Jumlah kunjungan masyarakat ke poli gigi di tahun 2014 sebanyak 480
orang. Untuk kegiatan diluar gedung Puskesmas berupa kegiatan UKGS
yang dilakukan di 5 TK, 11 SD yang ada diwilayah kerja Puskesmas
kakaskasen. Untuk kegiatan UKGS yang dilakukan berupa penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut,pemeriksaan kesehatan gigi serta
melakukan rujukan untuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani
disekolah. Total jumlah murid yang diperiksa sebanyak 1920 orang.
B. Upaya kesehatan olah raga

43
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Kesehatan olah raga adalah kegiatan fisik yang dilakukan untuk


pencapaian derajat sehat yang lebih baik. Upaya kesehatan olah raga di
Puskesmas Kakaskasen yaitu berupa senam setiap hari jumat yang diikuti
oleh pegawai Puskesmas dan sebagian pengunjung Puskesmas yang suka
melakukan senam bersama,kegiatan lain yaitu senam hamil, senam dan jalan
sehat bersama lansia yang ada di kelurahan-kelurahan diwilayah kerja
Puskesmas Kakaskasen, car free day bersama-sama dijajaran Pemkot
Tomohon.

C. Upaya Kesehatan Fisiotherapy


Fisioterapi adalah upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan denagn
menggunakan penanganan secara manual maupun peralatan.Pelayanan
fisiotherapy di Puskesmas kakaskasen dilakukan baik didalam maupun luar
gedung Puskesmas. Dalam gedung Puskesmas dilakukan tindakan
fisiotherapy kepada pasien-pasien yang dirujuk dari poli yang memerlukan
penanganan fisiotherapy. Kegiatan diluar gedung puskesmas yaitu dengan
melakukan kunjungan rumah bersama-sama petugas perkesmas ke pasien-
pasien yang mengalami stroke atau penyakit-penyakit lain yang memerlukan
penanganan fisiotherapy tetapi karena kelemahan tubuh tidak bisa
memeriksakan kesehatan di Puskesmas,Pustu atau Rumah Sakit. Kegiatan
diluar gedung lainnya yaitu dengan kunjungan di posyandu balita dan
posyandu lansia. Untuk menunjang kegiatan fisiotherapy di Puskesmas
tenaga fisioterapis bekerja sama dengan para dokter, perawat, bidan dan
tenaga kesehatan lainnya berupa kegiatan lintas program sebagai bagian dari
team work. Upaya kesehatan fisiotherapy mengalami beberapa
perkembangan,hal ini ditandai dengan pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh
petugas fisiotherapy dan bertambahnya sarana penunjang pelayanan
fisiotherapy berupa infrared therapy, nebulizer, hot/cold pack, static bicycle,
cervical collar juga ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien
yang memerlukan tindakan fisiotherapy baik didalam gedung maupun diluar
gedung Puskesmas Kakaskasen.

44
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Grafik 13. Penyakit Yang Ditangani oleh Petugas Fisiotherapy

Grafik 14. Jumlah kunjungan di Poli fisiotherapy tahun 2014

D. Usaha Kesehatan Sekolah


Usaha Kesehatan Sekolah merupakan usaha yang dilakukan sekolah
untuk menolong murid dan warga sekolah yang sakit dilingkungan sekolah.
Jumlah sekolah yang ada diwilayah kerja Puskesmas Kakaskasen :
- TK : 5 Sekolah
- SD : 11 Sekolah

45
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

- SMP : 4 Sekolah
- SMA : 3 Sekolah
- Perguruan Tinggi : 2 Sekolah
Kegiatan yang menunjang usaha kesehatan sekolah dilakukan bersama-
sama lintas program(program UKS, UKGS, Imunisasi, Gizi, Promkes,
kesehatan lingkungan, PKPR) yaitu penjaringan kesehatan anak sekolah,
pemeriksaan kesehatan anak sekolah, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,
sikat gigi massal, pengukuran BB dan TB, imunisasi, penyuluhan tentang
PHBS, DBD, Rabies dan pemeriksaan sanitasi lingkungan sekolah.

E. Upaya Kesehatan Jiwa


Peran Puskesmas dalam penanggulangan masalah gangguan jiwa
sangatlah besar. Puskesmas diharapkan proaktif dan berorientasi pada upaya
kesehatan pencegahan dan promotif daan penyelesaiannya tidak hanya
ditujukan kepada tenaga kesehatan tapi juga perlu melibatkan peran aktif
semua pihak baik dari keluarga maupun pemerintah. Petugas kesehatan jiwa
di Puskesmas Kakaskasen terdiri dari dokter dan petugas kesehatan jiwa.
Petugas kesehatan jiwa bekerja sama dengan Pembina-pembina lingkungan
dan dibantu oleh kader-kader melakukan penjaringan pasien-pasien yang
mengalami gangguan jiwa,setelah itu petugas kesehatan jiwa melakukan
home visit dirumah pasien.
Puskesmas kakaskasen bekerja sama dengan GGZ Kinderen en Jeugd
dalam melakukan penjaringan dan pemeriksaan anak-anak yang mengalami
gangguan jiwa .

Data gangguan jiwa yang ditangani oleh petugas kesehatan jiwa Puskesmas
kakaskasen :
Penyakit Gangguan Jiwa Jumlah
Skizofrenia dan gangguan psikotik 9
Epilepsi 5
Autis 5
Down Syndrome 3
Ansietas 2

46
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Susah bicara 2
Gangguan perilaku 1

F. Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Kaskasen yang menyangkut
Upaya Kesehatan Mata yaitu pendataan,penyuluhan,pengobatan dasar dan
rujukan bila ada kasus-kasus penyakit mata yang memerlukan penanganan
lebih lanjut di RS.

G. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kesehatan usia lanjut di puskesmas adalah upaya kesehatan
paripurna di bidang kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan di tingkat
puskesmas serta diselenggarakan secara khusus maupun umum yang
terintegrasi dengan kegiatan pokok puskesmas lainnya.
Upaya tersebut dilaksanakan oleh petugas kesehatan puskesmas dengan
dukungan peran serta masyarakat baik didalam gedung maupun diluar
gedung puskesmas. Sasarannya ditujukan pada Kelompok usia lanjut dengan
resiko tinggi Kegiatan yang dilakukan yaitu Melaksanakan Posyandu Lansia
didalamnya terdapat kegiatan pemeriksaan tekanan darah, timbang berat
badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan kesehatan oleh dokter,
pemberian obat, penyuluhan tentang kesehatan, penyakit hipertensi, DM,
Arthritis, TBC, DBD, Rabies, BPJS, PHBS dan lain-lain. Kegiatan lain yaitu
melakukan ibadah bersama, senam lansia dan jalan sehat dengan lansia
dikelurahan-kelurahan yang ada diwilayah kerja Puskesmas kakaskasen.

H. Upaya pengobatan tradisional


Upaya kesehatan tradisonal : adalah cara menanggulangi masalah
(gangguan) kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dengan perawatan
dan pengobatan tradisonal yang diselenggarakan secara komperhensif,
mencakup upaya promotif (peningkatan kesehatan), upaya preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif
(pemulihan) Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan
untuk pengaoabatan berdasarkan pengalaman (UU Kes No.23/1992)

47
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Sentra pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional adalah


suatu wadah untuk pengkajian/penelitian/pengujian/pendidikan/pelatihan
dan pelayanan tradisional. Selanjutnya setelah dapat diketahui manfaat dan
keamananya dikembangkan baik terintegrasi didalam jaringan pelayanan
kesehatan formal maupun berkembang trsendiri dimasyarakat atau dapat
juga dilarang apabila membahayakan masyarakat dan tidak bermanfaat.
Kegiatan yang dilakukan sampai saat ini berupa pendataan jumlah dan jenis battra yang
ada diwilayah kerja Puskesmas kakaskasen dan didapatkan hasil:
JENIS BATTRA JUMLAH
PIJAT URUT 10
SALON 7
PATAH TULANG 6
DUKUN BAYI 3
JUMLAH 26

I. Kesehatan Remaja
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pembinaan
kesehatan remaja akan berdaya ungkit terhadap kesehatan kelompok dewasa
muda maupun pada kelompok dewasa usia lanjut. Karena itu pembinaan
kesehatan remaja mempunyai nilai strategis dalam pembinaan bangsa.
Keberhasilan pembinaan kesehatan remaja sangat ditentukan oleh
berbagai faktor dan perilaku, didukung oleh kerja sama lintas program dan
lintas sektoral yang baik dan berkesinambungan serta ditunjang oleh peran
serta masyarakat yang aktif dalam berbagai kegiatan pembinaan.
Sasaran Program PKPR Puskesmas Kakaskasen adalah seluruh remaja
yang bersekolah diwilayah Puskesmas kakaskasen yang meliputi 4 SMP dan 3
SMA,Petugas PKPR bersama-sama dokter ,bidan dan petugas Promkes
mengadakan penyuluhan tentang PKPR ,Remaja dan seks pranikah, Penyakit
Menular seksual dan penyalahgunaan NAPZA. PKPR di Puskesmas meliputi
penyuluhan kesehatan, diskusi dan konseling, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan penyakit. Diharapkan dengan adanya program PKPR ini dapat
meningkatkan pengetahuan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan
khusus remaja serta meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,

48
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja serta peningkatan


kemampuan hidup remaja guna membina kesehatan diri dan lingkungannya
dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran aktifnya
dalam pembangunan nasional.

BAB V
KESIMPULAN

49
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

A. Keberhasilan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh pendekatan, kebijakan, dan strategi program yang tepat serta sasaran
yang jelas. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien, maka upaya-upaya pembangunan kesehatan diselenggarakan secara
terintegrasi sejak dari perencanaan sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan kepada keluarga, dengan
dihidupkannya kembali “Pendekatan Keluarga”. Dukungan data dan informasi
kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat menentukan dalam
pengambilan keputusan menuju arah kebijakan dan strategi pembangunan
kesehatan yang tepat.
Kegiatan pelayanan di puskesmas kakaskasen bisa berjalan dengan
baik karena didukung oleh sarana dan prasarana yang baik, juga karena
dukungan lintas sektor terkait.
Sesuai Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, maka
Puskesmas Kakaskasen melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama. Setiap program yang dilakukan
boleh berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa program yang belum
mencapai target.
B. Kendala
Kendala dalam pembangunan kesehatan adalah belum tersedianya
data-data yang akurat dan komprehensif dalam merencanakan pembangunan
kesehatan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya
didasarkan pada evidence based.
Perencanaan, monitoring dan evaluasi membutuhkan data yang cepat, tepat,
dan akurat. Pembinaan dan pelatihan harus dilaksanakan secara rutin kepada
petugas kesehatan untuk meningkatkan keterampilan dan penyegaran
informasi kesehatan terkini.

C. Saran

50
Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen Tahun 2017

Berdasarkan kesimpulan hasil pencapaian pembangunan kesehatan di


Puskesmas Kakaskasen tahun 2014, maka sangat diperlukan rekomendasi
untuk perbaikan kegiatan program di tahun mendatang guna menuju Visi
Puskesmas Kakaskasen : “Dengan semangat reformasi birokrasi mewujudkan
Puskesmas Kakaskasen yang unggul dalam pelayanan untuk mencapai
masyarakat sehat dan mandiri di Tahun 2018”.

D. Penutup
Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Kakaskasen
Tahun 2012, diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber
daya kesehatan beserta hasil kegiatan. Upaya peningkatan capaian program
dan partisipasi masyarakat didalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dalam kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
peningkatan pembiayaan kesehatan perlu terus dilakukan.

51

Anda mungkin juga menyukai