Sejarah Gereja Asia
Sejarah Gereja Asia
DIKTAT
SEMESTER 4B
T.A 2011/2012
OLEH:
PDT. SIKPAN SIHOMBING, MTh
STT – HKBP
HKBP SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA
2
PEMATANG SIANTAR
KATA PENGANTAR
SYLABUS
TOPIK/TEMA PEMBAHASAN
PER SETIAP PERTEMUAN
BAB/
P e r t. TOPIK PEMBAHASAN
Dari lahirnya hingga abad 12, kekristenan di Asia (khusus Asia Barat)
sangatlah berkembang pesat. Akan tetapi masa abad 13-14 gereja di Asia
nyaris dihapuskan, dan keadaan ini berlangsung hingga abad 19. Masa
akhir abad 19 (bnd. sensus PBB tahun 1990: dari seluruh penduduk dunia
½ di Asia) seluruh penduduk Asia hanya 7,8 % orang Kristen (kelompok
masyarakat minoritas). Kekristenan di Asia dengan segala implikasi positif
dan negatifnya hingga akhir abad 19 hanya sebagai warisan penginjilan
Barat. Nampaknya bila ditinjau dari berbagai aspek, beberapa keadaan
yang menyebabkan kekristenan di Asia, perkembangannya tidak sebesar
apa yang dicapai di Eropa.
c. Misi gereja Nestorian (ingat perpecahan gereja Barat dan Timur hasil
dari Konsili Nicea: 325 dan Chalcedon: 451 tentang perdebatan
Trinitatis antara Agustinus/Ambrosius dengan Arius, Nestorius dan
Jerome serta Chrisostomus). Yang tidak dipandang oleh Barat (Eropa)
sebagai misi kekristenan yang benar. Kelompok Nestorian dianggap
sebagai orang Kristen bidat/sesat yang telah dikutuk oleh konsili
oikumenis yang dipelopori oleh kaisar Romawi. Karya besar missionar
Nestorian yang telah mencapai Asia Tengah, Timur dan Selatan ditolak
Barat sebagai karya misi kekristenan yang tidak benar bahkan
dianggap karya misi yang memalukan sebab dianggap selalu tunduk
kepada penguasa politis duniawi. Padahal orang Asia sendiri
menganggap karya misi Nestorian ini sebagai karya misi yang
apostolis yang bebas dari pengaruh Hellenisme dan filsafat Yunani.
7
Pertama yaitu abad 1-3: masa ini di dalam gereja belum ditemukan
keseragaman dalam gereja Asia Barat. Pengaruh paham dualistis
asketis Asia yang sangat fundamentalis sangatlah besar. Maksud dari
hal ini adalah sama seperti pengaruh keYahudian yang sangat
beraneka ragam di dalam gereja Asia Lama masa abad I dimana
kelompok Yahudi Rabbinis (berpegang kuat pada PL, menutup diri
pada pengaruh agama lain, fanatik melakukan hukum Taurat) dan
Essene (kelompok ini berpusat di Qumran) sangat mempengaruhi
corak kerohanian jemaat. Demikian dalam gereja Asia lama,
lingkungan kekafiran yang dipengaruhi pola keagamaan Babilonia
(percaya pada pengaruh binatang-binatang dan nasib manusia: yang
disebut sebagai Astrologi dan ilmu nujum) berlangsung dalam gereja.
Ada pula pengaruh Hellenisme dengan filsafat Yunani dan agama
Zoroaster bercampur dengan berbagai-bagai cara di dalam gereja.
Kedua abad 3-5. Gereja Ortodox mengalami kemenangan (tealah
diterima secara umum oleh jemaat-jemaat dalam wilayah kekaisaran
Romawi). Pengaruh paham dualistis asketis yang paling ekstrim dapat
diatasi.
Ketiga abad ke 5-7: Kekristenan Asia memisahkan diri dari gereja
Ortodox dengan tidak mengikuti keputusan Chalcedon. Teologia
“Hellenistis” masih berpengaruh dalam gereja Asia Lama.
gereja Asia lama adalah: kelompok Sinkritis yang menghasilkan Injil Kisah
Rasul Thomas, kelompok Bardesanes yang menekankan astrologi dan
fatalisme Babilonia dan lain sebagainya.
II
Kekaisaran Cina. Cina adalah negeri yang sangat luas. Dua abad
sebelum Kristus, negara ini sudah sangat kuat menganut Kong Hu
Chu yang didirikan oleh Ch’in Shih Huang-ti (221-210 Sm). Masa
inilah tembok besar Cina dibangun dengan tujuan untuk melindungi
daerahnya dari seragam suku-suku liar. Kemudian dinasti ini diganti
oleh hirarki dinasti Han (206 Sm-220M). penerus dinasti Han mulai
tahun 128 Sm sangat membuka diri terhadap dunia luar yang
sebelumnya oleh kaisar Han tidak melakukannya. Mulai dinasti inilah
bangsa Cina mempunyai minat luar biasa melakukan perdagangan ke
berbagai penjuru dunia (India, Persia, Syria, hingga ke Asia Barat.
Masa semangat perdagangan inilah kemudian muncul istilah: “Jalan
Perdagangan Sutra” dari Cina. Jalan ini kemudian menjadi jalur
perdagangan Cina ke dunia luar demikian sebaliknya, yang sekaligus
dimanfaatkan oleh para misionar/penginjil Persia (Mesopotamia) untuk
memperluas Injil hingga ke Timur Jauh (Cina). Yang paling
memperoleh keuntungan bagi penyebaran agama melalui jalur ini
adalah bangsa India dengan membawa Hindu dan Budha ke Cina dan
Asia Tenggara. Penginjil pertama sampai di Cina berlangsung abad
ke-7 oleh orang Kristen Nestorian dari Persia. Oleh karena itu maka
dapat diketahui bahwa saat Kekristenan tiba di Cina telah ada dua
agama besar di sana yaitu agama Kong Hu Chu sebagai agama asli
dan agama Budha yang masuk dari India. Pada pembahasan
selanjutnya diterangkan lebih lanjutnya, setelah masuknya agama
Kristen di Cina maka kedua agama ini sekaligus sebagai tantangan
penyebaran Injil di Cina.
India: India adalah asal agama Budha yang masa abad I
penyebarannya cepat meluas ke seluruh wilayah Asia. Akan tetapi
setelah pengaruh kekristenan dan setelah munculnya Islam, agama
Budha di India berangsur-angsur surut dan umatnya melebur ke
agama Hindu India. Agama Hndu bertumbuh sejajar dengan latar
belakang bangsa India, satu ciri yang sangat menonjol adalah sistem
kasta masyarakat India yang dipengaruhi oleh agama Hindu dengan
kasta Brahmana, kasta Ksatria, Kasta Waisya, Kasta Sudra.
Terlepas dari unsur benar tidaknya sumber di atas, yang dapat sebagai
petunjuk sejarah gereja di Edessa: masa abad 19 telah ditemukan bukti
arkeologi di Urfa (Edessa) Irak sekarang. Bukti arkeologi itu adalah
“sebuah bata uang” yang berasal dari zaman kerajaan Edessa abad
kedua. Bukti arkeologi ini sekarang disimpan di museum Inggris, dimana
di dalam mata uang logam itu terdapat gambar raja negeri Edessa yakni
raja Abgar. Di dalam gambar itu dilukiskan raja mengenakan topi yang
bertanda salib (membuktikan bahwa raja itu telah menjadi Kristen).
Berdasarkan penelitian para ahi, raja itu bukanlah Abgar yang hidup
masa zaman Yesus, melainkan raja Abgar VIII yang memerintah di
Edessa masa tahun 180-192 M. Hanya dapat dipastikan bahwa masa
raja Abgar VIII, Edessa adalah negeri Kristen pertama di Asia.
4. Arbil sebagai salah pusat kekristenan zaman Asia lama (ibukota sebuah
kerajaan kecil di Mesopotamia Utara yaitu kerajaan Adiabene) adalah
wilayah Timur Edessa arah hulu sungai Tigris. Petunjuk yang memberi
penjelasan tentang UPI dilakukan di Arbil dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Gereja di Armenia
8. Armenia adalah sebuah kerajaan kecil di wilayah Mesopotamia sebelah
Utara, diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Persia di sebelah Timur dan
Romawi di sebelah Barat. Masa tahun 225, bersamaan dengan
penguasaan dinasti Sassanid atas Persia, usaha penaklukan yang sama
juga berlangsung kepada kerajaan Armenia yang ketika itu dipimpin oleh
kaisar Khosrov. UPI pertama berlangsung di Armenia, dilakukan oleh
seorang warga kerajaan Armenia sendiri bernama Anak yang masih
tergolong kepada anggota keluarga dekat Khosrov. Anak (setelah
menjadi Kristen diberi nama Gregorius) hidup atahun 240-332, adalah
seorang pengungsi Armenia masa penaklukan Sassanid yang kemudian
dididik dan dibesarkan menurut pola aiman Kristen di Kapadosia
(Romawi). UPI di Armenia di bawah karya Gregorius (Anak) ini, dapat
dikatakan berlangsung dengan sangat baik bahkan kepadanya diberi
sebutan sebagai “iluminator” (penerang) yang sama artinya sebagai rasul
orang Armenia. Melalui pembaptisan raja Tirdat I (Tiridates, anak Khosrov
262-317) oleh Gregorius, pembaptisan ini (280) mengawali pengkristenan
terhadap bangsa Armenia berlangsung.
a. Rasul Thomas
Tradisi gereja India mengakui bahwa rasul Thomas (sekaligus dikenal
sebagai rasul India) adalah misionar pertama yang melakukan UPI di
India. Ia melakukan UPI di India tidak lama setelah peristiwa
Pentakoste berlangsung. Informasi ini didapat dari sebuah kitab
apokrif yang berjudul “Kisah Rasul Thomas” yang ditulis oleh
seorang Kristen Edessa tahun 200 M. dari informasi ini diketahui
melalui rapat para rasul, Thomas diutus dari Yerusalem ke India untuk
bertugas sebagai seorang pengkhotbah yang berani di hadapan raja
India yang bernama raja Gudnafar (yang disebut sebagai Gondaforus
yang memerintah di daerah Tazila Punjab kira-kira masa tahun 50 M).
28
f. Pallinavar (+ 350)
Pallinavar seorang raja India yang memerintah sekitar pertengahan
pertama abad ke IV. Ia dikubur di sebuah desa yang bernama
Nilamperur (letaknya di Malabar) India. Atas keinginan rakyat desa
untuk mendapatkan harta karun, kuburan ini digali tahun 1890.
Ternyata melalui penggalian itu, mereka menemukan sebuah patung
perunggu yang ditubuh patung meleakat sebuah kalung Salib. Artinya
nama Pallinavar disebut sebagai tempat Suci non Hindu sebab “Palli”
adalah tempat Suci non-Hindu. Orang Kristen India mengartikannya
sebagai “Gereja” dan Vanavar diartikan sebagai penguasa yang
memimpin sebuah Palli.
III
a. Satu hal dapat ditekankan bahwa hingga masa abad ke-6, perluasan
kekristenan dan PI di seluruh dunia telah berlangsung dengan mapan.
Kemapanan agama Kristen hingga masa ini, gereja telah dapat
bertahan di tengah hancurnya kekaisaran Romawi di bagian Barat.
Jerman sebagai suku bangsa dominan di Eropa telah berhasil di
Kristenkan, kekaisaran Byzantium juga masih kuat dengan peradaban
Kristen Ortodox yang sangat tinggi walaupun kelompok minoritas di
Persia, gereja Nestorian telah diakui sebagai agama resmi.
Misalnya:
Identitas sebagai orang Kristen diganggu/dirusak dalam status
sebagai “himmi”: sebab corak (gaya hidup) Islam dipaksakan untuk
dikenakan orang-orang Kristen.
Identitas Kristen diganggu/dirusak oleh larangan melakukan PI
lintas agama (termasuk kepada orang Islam) dan sifat universil agama
Kristen ditiadakan.
Atas keadaan ini sampai tahun 700 belum ada pertobatan massal orang
Kristen menjadi Islam. Namun akibat perobahan mendesak tahun 800
dimana hubungan orang Islam dengan non-Islam diikat oleh suatu
perjanjian, maka orang-orang Kristen menjadi kelompok minoritas di
bagian Barat Khalifat Arab. Sampai tahun 1400, kelompok jemaat Kristen
yang paling mampu bertahan dalam status kekuasaan sistem hukum
syariah adalah kelompok jemaat Nestorian. Awalnya gereja ini kehilangan
anggota jemaatnya di semenanjung Arab, tetapi masa zaman ini gereja
Nestorian berhasil melakukan PI di Asia Tengah dan Tiongkok dan usaha
ini cukup berhasil.
IV
Dalam keadaan ini, dapat dikatakan bahwa walau gereja kembali dapat
berdiri di Cina namun untuk orang Cina kekristenan sulit berkembang,
penyebabnya adalah:
Tiongkok dan Jepang (misal mewakili bangsa Asia) sadar akan nilai
(harga) dirinya sendiri. Jadi, fokus pertahanan Portugis di wilayah
jajahan mereka hanya mempertahankan diri dengan mendirikan
benteng-benteng pertahanan di pusat negara perdagangan (jajahan)
mereka dan merebut daerah-daerah kecil di sekitar benteng (bnd.
dengan Ternate, Macao, daerah meliputi Goa, Malaka). Dalam
hubungan ini maka, misi yang dilakukan Portugis sangat terbatas, misi
hanya dilakukan di sekitar daerah benteng, itupun hanya melalui
bantuan negara. Dengan usaha seperti ini tentu misi memperoleh
hasil yang sangat kecil sebab misi mendapat tantangan dari kelompok
penganut “agama-agama” tinggi.
Spanyol. Negara ini jauh lebih besar dari Portugis (ketika itu
penduduknya + 8 juta jiwa). Negara ini diberi wilayah kekuasaan
meliputi Amerika Selatan, Filipina (belum memiliki organisasi politis
yang mapan sebagaimana di Cina dan Jepang). Jumlah penduduk
Filipina ketika Spanyol tiba di negeri ini masih sangat kecil. Oleh
karena faktor ini, tentu saja Spanyol dapat men-spanyol-kan seluruh
kawasan (secara politis) dan meng-kristen-kan seluruh daerah
Filipina.
berlayar ke India (menemukan jalan laut ke India). Dalam dua hal ini
ada beberapa motif/alasan misi yang bercampur:
Motif religius: Keinginan meneruskan perjuangan melawan Islam
(dengan penemuan/perjalanan ini wilayah Asia bisa
dikepung/jelajahi) dan UPI sampai ke ujung dunia. Ini diperkuat
oleh catatan harian Colombus sendiri: “…waktu saya berangkat
untuk menemukan jalan ke India, saya bermaksud untuk memohon
kepada raja dan ratu, tuan kita, supaya penghasilan yang mereka
dapatkan dari India dimanfaatkan untuk membiayai perebutan
Yerusalem…”.
abad 16, masa itu India Selatan tetap merupakan negara berdaulat.
Suatu persoalan besar ia alami di pemerintahannya ialah mengenai:
politik dan agama. Sebagai seorang Islam, dominan rakyatnya adalah
penganut Hindu. Keputusannya, ia menetapkan satu agama monoteis
sebagai agama negara. Dalam rangka itu, ia mengundang kelompok
Yesuit ke istananya dan bermaksud menjadi agama Kristen semacam
agama super yang diharapkannya dapat mengatasi perbedaan antara
Hindu dan Islam. Namun serikat Yesuit yang masuk ke istananya justru
berharap lain, akan mengkristenkan sultan Mogul dengan demikian
mengkristenkan seluruh India (inilah metode dari atas ke bawah). Tetapi
sultan Mogul justru menolak ajaran Trinitas dan Inkarnasi. Secara politis
ia sadar, sebagai seorang Kristen dirinya tidak pernah akan diterima
sebagai raja oleh rakyatnya.
Metode Ricci ini di Cina dapat dinyatakan metode misi yang berhasil
sebab banyak golongan cendekiawan (atas) Cina masuk menjadi Kristen
seperti Hsu Kuang Chi (alias Paul Hsu) yang kemudian Paul Hsu ikut
memberhasilkan misi di Cina. Keberhasilan Ricci yang menonjol adalah ia
mengungkapkan iman Kristen dalam corak pemikiran Tionghoa yang lebih
dikenal dengan menciptakan sebuah “teologi pribumi” di Cina.
Kembali ke kasus Nobili, dalam perkembangan selanjutnya jemaat Kristen
di India (dengan metode Nobili), misi ini menimbulkan perselisihan yang
hebat di kalangan gereja Katolik dan para misionaris. Pokok yang paling
dipersoalkan, yaitu:
Dari beberapa perkembangan misi ordo Yesuit di India sampai abad 18,
kesimpulan yang dapat dibuat adalah:
52
Misi mempunyai kekuatan batin yang lebih besar di India, hal ini
nampak melalui adanya sastra Kristen yang sangat luas dalam
bahasa-bahasa suku bangsa India dengan gaya bahasa Ramayana-
Mahabrata yang dikarang sendiri oleh orang-orang Yesuit.
Adanya klerus pribumi India (para klerus ini kemudian mendirikan
seminari teologi di India) dalam jumlah yang banyak (tahun 1705 ada
2500 orang) serta sangat fanatik Katolik. Salah satu di antaranya
adalah Joseph Vaz (1651-1711). Ia bertarung memulihkan gereja RK
yang sempat hancur di Sri Lanka yang telah dihambat oleh Belanda
(membawa pengaruh Calvinis) dengan menyamar sebagai seorang
pengemis tua/budak. Abad 17-18, gereja RK India oleh ordo Yesuit
telah berhasil mencapai tiga bentuk kemandirian pada hal formula ini
baru ditetapkan abad 19 sebagai barometer mengukur sebuah gereja
dianggap mapan/dewasa.]
Dari aspek positif ini, misi ordo Yesuit di India juga mempunyai
tantangan/kelemahan, yaitu:
VI
Pendahuluan
1. Pada tema pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa
kesinambungan antara Gereja (orang Kristen) yang dihasilkan dari zaman
Asia Lama dengan Gereja-Gereja di Asia sekarang hampir tidak ada baik
secara fisik maupun secara rohani. Penyebab utamanya adalah
“kekristenan dari zaman Asia Lama telah sempat hilang dari Asia
sehingga ketika UPI Barat datang abad awal 16 mereka harus memulai
UPI dari titik nol sebab pada umumnya di berbagai negara Asia mereka
tidak menjumpai orang-orang Kristen yang dihasilkan dari UPI zaman
lama”.
Selanjutnya, hingga masa abad awal 17-18 (periode ini dalam zending
Protestan disebut sebagai: periode/masa pra-pietisme). Dominasi usaha
misi PI lebih banyak dilakukan oleh VOC itu pun hanya terbatas pada
wilayah Sri Lanka dan Taiwan.
Bila dilihat dari motivasi ini dan hubungannya dengan ciri pietisme dapat
dikatakan bahwa UPI Ziegenbalg bukanlah spesifik cerminan cita-cita
pietisme yang sesungguhnya sebab “dilakukan oleh biaya negara dan
dalam rangka kenegaraan”. Bila didalami lebih serius misi pietisme, maka
akan nampak bahwa awal abad 19, pietisme dan aliran revival baru dapat
mengadakan PI menurut azas dan prinsip mereka sendiri. Namun
demikian Ziegenbalg adalah misionaris yang sangat berbakat dalam misi,
sebab sikap dan metodenya ternyata menjadi inspirasi tersendiri bagi
William Carey (satu abad kemudian) merumuskan lima azas PI-nya. Lima
rumus/azas misi PI yang ditekankan oleh Ziegenbalg, yakni:
3. Maksud tema ini merupakan ciri umum misi Protestan di Asia masa abad
19-20 (tepatnya atahun 1792-1914). Ciri yang dimaksudkan dalam hal ini
yakni usaha PI yang membedakan model model misi yang dilakukan oleh
Protestan di Asia dengan model misi yang dilakukan Ziegenbalg di India,
bahkan yang membedakan ciri dan model misi sesudah tahun 1914. Ciri
yang sangat menonjol dari misi PI hingga masa ini bahwa:
Penting dicatat dalam hal ini, bahwa zending bukanlah hasil serta
alat dan bagian “imperialisme”. Sebutan yang lebih tepat untuk
menyatakan hubungan keduanya adalah bahwa “imperialisme” dan
“zending”, keduanya merupakan produk pertambahan kekuatan Eropa
(bnd. revolusi industrialisasi Inggris abad 19 yang menjadikan negara
ini sebagai negara industri terkuat di dunia sekaligus menjadikan
Inggris sebagai negara pengutus PI terkuat di dunia) yang kemudian
diikuti oleh Amerika. Abad 20, peran penting Inggris dalam bidang
industri dan PI (Inggris khusus Protestan namun sebagai kekuatan PI
Katolik tetap dipegang oleh Francis) diambil alih oleh Amerika Serikat
(Protestan dan Katolik).
Inilah yang mesti kita cermati dari sudut analisis historis sebelum
mengecam usaha misionaris sebagai orang-orang yang “pietis”. Tenaga
rohani, tenaga intelektual mereka habis dengan tugas-tugas elementer
(belajar bahasa, menterjemahkan Alkitab, mengabarkan Injil, mendirikan
gereja). Hikmatnya sekarang, nyatanya “kita sudah berdiri di atas bahu
para misionar”, tugas pertama sudah selesai, kita beralih ke tugas-tugas
baru. Para misionaris tidak mengabaikan persoalan-persoalan yang
menjadi pokok perhatian kita sekarang.
62
VII
besar dari Allah dan usahakanlah hal-hal yang besar bagi Allah”. Khotbah
ini ternyata mempengaruhi keputusan sinode Baptis mendirikan BMS
(Baptist Missionary Society-Lembaga PI Baptis) Oktober 1972. Lembaga
inilah yang mengusahakan serangkaian usaha PI Baptis hingga pihak
Congregarionalist berhasil mendirikan LMS (London Missionary Socitey)
tahun 1975, dan tahun 1799 menyusul didirikan CMS (Church Missionary
Society) oleh kaum Anglikan yang didukung oleh golongan “Evangelicals”.
Artinya orang-orang yang mempunyai suatu iman menurut corak
kebangunan, tekanan atas pertobatan pribadi dan atas kesucian hidup
sesudahnya.
Dengan usaha sendiri, tahun 1793 Carey tiba dan memulai usaha PI di
India, sampai tahun 1858 Carey mengusahakan PI di sana namun selama
masa itu Carey menghadapi satu persoalan mendasar bagi
perkembangan pelayanan PI-nya. Persoalan yang dihadapi Carey adalah
penguasa kolonial di India (sama seperti VOC di Indonesia) dipegang
oleh EIC tahun 1798-1859 (Belanda: East India Company) dan
menempatkan Calcutta sebagai pusat pemerintahan (ibukota). Kebijakan
EIC ketika itu: “PI tidak boleh dilakukan di daerah kekuasaan EIC”. Oleh
kebijakan ini Carey pindah ke wilayah pantai (masih merdeka) yang tidak
dikuasai EIC. Di wilayah pantai Carey bekerja sebagai mandur
perkebunan Nila (bahan baku utama untuk cat dan tinta). Di daerah ini,
Carey belajar bahasa Sanskerta dan Bengali dan kemudian
menterjemahkan Alkitab kepada dua bahasa ini. Selanjutnya, oleh
bangkrutnya perusahaan Nila tempat Carey bekerja mengakibatkan
Carey menetap di Serampore (daerah utama koloni Denmark) dekat
Calcutta. Di daerah Serampore inilah Carey merumuskan lima (5) azas
PI-nya yang terkenal (bnd. dengan azas PI Ziegenbalg). Rumusan azas
PI Carey itu adalah:
Catatan penting diingat dari usaha Carey ini; “ia mempunyai visi yang
jauh lebih luas dari kebanyakan misionar sesudahnya (juga oleh misionar-
cucunya pietis evangelikal sekarang). Carey nyata memperhatikan
pertumbuhan jemaat dengan tidak hanya membangun gereja tetapi ia
memperhatikannya di segala bidang termasuk sosial, ekonomi dan
kebudayaan. Yang sangat menguntungkan misi Carey adalah, visinya
untuk mendirikan sebuah perusahaan perkebunan yang termahsyur di
Asia (mungkin sampai sekarang). Di samping itu, ia melakukan penelitian-
penelitian di bidang pertanian dengan memasukkan tanaman tebu, buah-
buahan lainnya ditanam di India. Bersama dengan orang lain, ia
membentuk suatu serikat “Agri Horticultural Society In India” (sebuah
serikat untuk pertanian dan perkebunan) untuk memperbaiki penggunaan
dan hasil tanah India.
VIII
Pendahuluan
1. Permulaan misi PI dilakukan di Tiongkok baru berlangsung ketika Robert
Morisson (utusan LMS: London Mission Society) tiba di Kanton tahun
1807. Pada masa itu Tiongkok masih tertutup bagi orang asing, bahkan
oleh orang Tiongkok (Cina) orang asing dilarang untuk belajar bahasa
Tiongkok. Hanya orang Kristen (RK) ketika itu telah ada di berbagai
daerah di Cina itu pun sering menghadapi penghambatan. Beberapa
badan zending pernah melakukan misi PI di Cina abad 19 yaitu:
Negeri Cina sebagai negeri yang teretak di belahan Asia Timur Raya,
negeri ini berbatasan dengan Republik Rakyat Mongolia, Ruysia,
Pakistan, India, Nepal dan Asia Tenggara. Luas wilayahnya 9.75 juta KM 2
(bnd. luas wilayah Indonesia 1.9 juta KM 2) dengan bahasa resmi yakni
bahasa Mandarin. Yang sangat spesifik dari negeri ini adalah Tembok
Besar Cina yang dibangun masa pemerintahan kaisar Chin Syieh Hung Ti
(250 sM) di mana tuuan pembangunan tembok besar ini adalah untuk
menghempang serangan suku-=suku bangsa Barbar (Nomaden) yang
hidup di bagian wilayah Utara negeri ini. Mata pencaharian penduduk
72
Beberapa ciri pietis dari azas misi H. Taylor ini dapat disimpulkan bahwa
soal pendidikan formil para utusan-utusan misionaris dianggap tidak
terlalu penting. Di sisi lainnya, batas-batas antar denominational tidak
dianggap penting dari pada adanya refleksi iman yang hidup. Fokus
penekanan utama misi adalah pada penekanan usaha PI yang langsung.
Hikmat yang perlu dipelajari (dipegang hikmatnya) dari usaha dua orang
miionaris Protesntan ddi atas yakni:
Hudson Taylor:
- Melakukan metode PI difusi yaitu penyebaran yang seluas
mungkin.
75
Cita-cita peralihan inilah yang diteruskan oleh dua orang misionar pribumi
di Cina, yakni:
Catatan penting untuk kedua tokoh misionar pribumi ini, walau pada
akhirnya keduanya diusir pemerintah dan partai dan Wu sendiri ditahan
(melalui itu ia meninggal) dan gerakan tiga mandiri semakin diperalat
pemerintah untuk menguasai gereja namun harus diingat bahwa baik
Wang juga Wu mereka berdua telah memperjuangkan kekristenan di Cina
dan mereka setia kepada agama Kristen sebagaimana yang mereka
tafsirkan masing-masing. Penting disebutkan pada materi ini bahwa ada
beberapa peristiwa ketegangan di Cina yang memungkinkan
(mempengaruhi) masuknya jalan PI di Cina:
IX
Zending Protestan
2. Zending Protestan pertama yang merintis misi ke Birma adalah William
Carey bersama kawan-kawannya, selanjutnya diteruskan oleh Adoniram
Juson (dari latar belakang gereja Kongregasional Amerika-kemudian
disebut sebagai rasul Birma) dimana di Birma ia bergabung dengan
gereja Baptis sebab keyakinannya akan kebenaran baptisan orang
percaya daripada baptisan anak. Ia tiba di Calcutta-India tahun 1812 dan
langsung dibaptis selam, sikap ini diputuskannya atas pengaruh buku
bacaan yang diperolehnya selama berada di dalam kapal menuju Birma.
Dari Amerika bersama isterinya Ann Hasseltine, mereka dikirim oleh
83
Usaha yang lebih gigih lainnya dilakukan oleh Dan Beach Bradley yang
tiba di Thailand tahun 1835 (tinggal dan melayani di Thailand selama 38
tahun). Sebagai ahli bahasa dan seorang dokter, ia bekerja untuk misi di
86
Vietnam
5. Sebagai salah satu negara Indo-Cina, Vietnam adalah pertemuan dua
kekuatan dan kebudayaan besar di Asia yaitu India dan Cina. Dengan
sendirinya agama dan kebudayaan Vietnam dipengaruhi oleh Budha
87
Pendahuluan
1. Mengenai sejarah misi gereja Protestan di Jepang, karya pelayanan
Kanzo Uchimura (1861-1930, seorang yang lahir dari keturunan keluarga
Samurai dididik dalam latar belakang agama Kong Hu Cu dan Budha)
Toyohiko Kagawa (1888-1960) cukup mewakili penjelasan sebab karya
keduanya sangat representatif untuk menerangkan Kekristenan di
Jepang.
Kanzo Uchimura
2. Kanzo Uchimura, lahir 8 tahun setelah Perry membuka Jepang bagi jalur
lalu lintas dunia dan 7 tahun sebelum Mikado Mutsuhito (dinasti Meiji)
memegang kuasa (1868). Masa zaman inilah modernisasi di Jepang
dimulai dengan menerima banyak unsur barat di Jepang. Zaman
modernisasi ini pula yang mempengaruhi misi Uchimura memperlihatkan
suatu pengetahuan yang luar biasa tentang sastra dan sejarah barat dan
Amerika. Bahkan pada zamannya, ia adalah orang Jepang terbaik yang
mampu menguasai bahasa dan kebudayaan Inggris. Akan tetapi tradisi
kuno Jepang masa itu tetap dipegang kuat oleh seluruh masyarakat,
yaitu: menganggap kaisar sebagai keturunan dewa yang harus dipuja dan
disembah (sifat nasionalisme Jepang diukur melalui sikap pemujaan
terhadap kaisar). Oleh karena itu, ancaman mati adalah hukuman bagi
setiap orang Jepang yang berpindah ke agama Kristen (sampai abad 17).
Baru tahun 1889, dikeluarkan UUD baru di Jepang yang memberi
kebebasan untuk memluk sebuah agama baru.
Atas kritik seperti ini, muncul kebencian dari pihak yang bersikap
nasionalistis kepada Uchimura di Jepang dan memandang curiga baginya
yang sangat berpihak kepada unsur-unsur Barat di Jepang. Demikian
90
Toyohiko Kagawa
4. Sebelum karya misi tokoh ini dijelaskan ada baiknya dijelaskan kembali
situasi umum Jepang dan masyarakatnya masa tahun 1889-1890 dimana
situasi masa waktu ini sangat mempengaruhi Toyohiko selanjutnya
melakukan misi PI-nya di Jepang. Bangkitnya nasionalisme di Jepang,
peristiwa ini difokuskan pada sistem kekaisaran yang hasilnya struktur
masyarakat feodal dikukuhkan serta kebudayaan kuno digalakkan
jembali. Karenanya ruang gerak gereja menjadi sangat terbatas (sempit)
apalagi anggotanya terbatas hanya berasal dari kalangan atas
masyarakat Jepang. Sampai masa ini gereja belum berusaha
mendekatkan diri kepada golongan miskin dan rendah, kaum buruh tani
dan kaum buruh industri. Lahirnya pemimpin baru dari kalangan pribumi
dalam gereja Protestan ternyata membawa pencurahan perhatian kepada
masyarakat kelas bawah. Di antara tokoh zending pribumi inilah yang
sangat memperhatikan kehidupan sosial dan kepincangan-
kepincangannya, dan di bidang inilah gereja digiatkan. Sebelumnya tokoh
zending pribumi juga telah mendirikan lembaga-lembaga sosial seperti
RS, panti-panti asuhan, sekolah-sekolah, menolong orang miskin, dll.
Namun sifat kegiatan masih sangat filantropis artinya hanya
menyelesaikan masalah dari sudut akibat atau dampak, tidak menyentuh
(masuk) ke akar-akar strukturil masalah.
Dana yang dipakai oleh Kagawa untuk mendukung semua kegiatan ini,
diambilnya dari seluruh hasil penjualan karya bukunya. Akhirnya sejak
tahun 1925-1938, Kagawa menjadi utusan gereja Jepang untuk
konferensi gereja tingkat dunia. Tahun 1928 ia diutus ke konferensi
International Missionary Council di Yerusalem, dan tahun 1938 di
Tambaran India. Dalam masa perjalanan itu, Kagawa tetap
mengusahakan PI dan menganjurkan ide-ide cemerlangnya tentang
menciptakan suatu masyarakat yang lebih adil di antaranya melalui
sistem koperasi.
Satu hal yang sangat menarik dari pikiran teologianya adalah topik
mengenai: “Sidharta Gautama dan Yesus Dari Nazaret (Ajaran & Cara
Mereka Mengajar)”. Dalam pikiran ini, Seichi Yagi membandingkan antara
Gautama dan Yesus dimana menurut dia keduanya adalah pendiri dua
tradisi keagamaan besar. Dia memperlihatkan kemungkinan untuk
memahami Gautama dan Yesus sebagai dua tokoh besar yang di dalam
situasi dan tradisi masing-masing telah mewujudkan kebenaran kepada
umat manusia. Untuk argumennya ini, pertama sekali Seichi Yagi meneliti
masalah-masalah yang dulu dihadapi Gautama muda. Menurut Seichi
Yagi, Sidharta Gautama telah menyadari bahwa hidup ini berisi banyak
penderitaan, maka ia melepaskan kedudukannya sebagai seorang
pangeran dan pergi mencari pembebasan dari penderitaan. Analogi
Seichi Yagi terhadap Yesus, ia menggali dan menelitinya pada peristiwa
Yesus yang historis dan melaluinya ia melihat persoalan hidup manusia.
Menurutnya, Alkitab telah menceritakan bagaimana Allah telah memilih
umat Israel dan membebaskannya dari perbudakan Mesir serta
menjanjikan kepada mereka kedamaian dan kemakmuran asal mereka
taat kepada Hukum Allah (Taurat). Ditegaskan oleh Seichi Yagi bahwa
melalui peristiwa Yesus historis, Yesus telah membuktikan tindakan-
tindakan penyelamatan Allah itu.
97
XI
Perkembangan Selanjutnya
3. Di Utara. Pasca perang saudara, gereja sangat berusaha mempengaruhi
pemerintahan Kim Il Sung melalui Partai Demokrat Kristen Korea Utara.
Akan tetapi hasilnya justru sebaliknya, komunis justru menguasai gereja.
Namun melalui orang Kristen di lingkungan kekuasaan Kim II Sung (di
antaranya Pdt. Pang Sangsoon) Persatauan Kristen Korea Utara
digalakkan kembali. Persatuan ini berhasil menguasai gereja
Presbyterian, Methodist, dan sekolah-sekolah teologi di Korea Utara.
Namun oleh persaingan ketat politik Amerika dan Rusia di Utara dan
Selatan sangat mewarnai polarisasi politik keduanya, persaingan ini justru
mempengaruhi komunis sangat kuat di Utara. Hingga tahun 1970,
penekanan terhadap orang Kristen terus berlanjut. Baru tahun 1972
pemerintah Korea Utara memberi kebebasan beragama bagi rakyatnya.
Tahun 1989 DGD bersama Persatuan Kristen Korea Utara memberi
perhatian terhadap pertumbuhan gereja melalui pembangunan beberapa
gedung gereja di Pyongyang. Hingga tahun itu, diperkirakan jumlah orang
Kristen Korea Utara baik Katolik maupun Protestan sebanyak + 100.000
orang jumlahnya.
Taiwan
5. Bangsa Eropa pertama menginjakkan kai di Taiwan adalah Portugis tahun
1590 dan pada saat penemuan itu Portugis menyebut Taiwan sebagai
pulau Formosa artinya “pulau yang indah”. Selanjutnya tahun 1600
Spanyol menduduki Taiwan, selama masa 42 tahun penguasaan, Spanyol
diusir oleh Bealanda dari sana yangb kemudian 1662 bangsa Cina
memasuki serta menguasai Taiwan. Setelah lebih dari dua abad dikuasai
Cina, tahun 1895 hingga PD II Taiwan diduduki oleh Jepang. Masa
penguasaan partai Komunis di Cina (1945) yang menumbangkan partai
Nasionalis Kwo Mintang pimpinan Chiang Kai Sek mengungsi ke Taiwan
bersama dengan lebih sejuata orang pengikutnya. Masa pengungsian ini
mereka berhasil menduduki berbagai kota di Taiwan termasuk Taipe dan
kemudian memindahkan pusat pemerintahan Cina ke Taiwan. Inilah yang
kemudian menjadi latar belakang (awal) Taiwan berdiri sebagai satu
negara berdaulat. Hingga masa itu, agama dominan di Taiwan adalah
Budha dan Taoisme yang dibawa oleh orang Cina ke negeri itu walau
masih banyak penduduknya beragama animisme terutama penduduk asli.
Mereka inilah yang kemudian masuk menjadi Kristen.
Tahun 1945-sekarang
Setelah penguasaan Jepang di Taiwan berakhir (1945), pertumbuhan
Kekristenan berlangsung dengan sangat pesat. Pertumbuuhan ini
sangat didukung oleh banyaknya orang Cina mengungsi ke Taiwan
tahun 1950 termasuk para misionaris karena tekanan penguasa
Komunis Cina. Jemaat Protestan terbanyak di Taiwan adalah anggota
jemaat Presbyterian.
XII
KEKRISTENAN FILIPINA
Pendahuluan
1. Seperti Indonesia, Filipina adalah sebuah negara kepulauan, yang luasnya
1/6 luas Indonesia. Penduduk paling tua negeri ini terdiri dari suku Negrito
berambut keriting dan berkulit hitam. Namun penduduk asli ini kemudian
tergusur bersamaan dengan datangnya suku Melayu Polinesia dari
Indonesia. Rumpun yang terdekat dengan Filipina terhadap suku asli
Indonesia adalah Minahasa, Sangihe dan Talaud. Di antara semua negara
di Asia, Filipina-lah satu-satunya bangsa yang berpenduduk lebih besar
Kristen. Hal ini disebabkan, sejak dikuasai mulai abad 16 mayoritas
penduduknya masih menganut agama suku yang masih mudah
ditaklukkan oleh Kekristenan. Sebagian penduduknya sudah menganut
Islam terutama di wilayah Selatan. Tetapi pengaruh Islam dapat
dihempang dengan masuknya Spanyol ke Filipina yang mulai berkuasa
mulai tahun 1565. Nama Filipina berasal dari mana seorang raja Spanyol
(raja Filips II) yang berkuasa masa tahun 1555-1598.
Misi Katholik
1. Berhubungan dengan sistem misi Padroado Paus, sebagai penganut
Katholik fanatik raja Filips II tahun 1565 mengarahkan kekuatan misi ke
Filipina dengan mengirim sejumlah misionaris ordo Agustinus, ordo
Franciskan, ordo dominikan serta ordo Yesuit (+ 450 orang) yang bekerja
hingga tahun 1579 di Filipina dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan dana misi ditanggung oleh negara. Usaha misi ini sangatlah
berhasil, hingga tahun 1588 jumlah orang Kristen di Filipina setelah
mencapai angka 150.000 jiwa dengan satu keuskupan (dipimpin oleh
Uskup Dominggo de Salazar) yang berkedudukan di Manila.
108
Misi Protestan
3. Misi Protestan di Filipina mulai masuk ketika Amerika berhasil
menaklukkan Spanyol (sebelumnya oleh Spanyol misi Protestan tidak
diizinkan masuk) dan menguasai negeri Filipina tahun 1898-1946.
Tantangan yang dihadapi misi Protestan Amerika di Filipina adalah
sulitnya mereka mempengaruhi rakyat sebab rakyat Filipina sudah
menganut Katolik masa penguasaan Spanyol dan wilayah Selatan sudah
dipengaruhi Islam. Akhirnya pengikut Protestan hasil misi Amerika di
Filipina berasal dari penganut Katolik yang tidak merasa senang kepada
Katolik dan sedikit dari penganut Islam.
VIRGINIA FABELLA
4. Virginia Fabella berasal adalah seorang anggota dari Ordo Suster
Maryknoll Katolik Pilippina. Ia pernah menjabat sebagai ketua koordinator
Asia untuk Perhimpunan Oikumenis Teolog-teolog Dunia Ketiga
(Ecumenical Association of Third World Theologians – EATWOT). Selain
menyunting sejumlah kumpulan makalah konferensi perhimpunan itu, ia
telah memberikan sumbangan berarti bagi cara-cara berteologi di Asia.
Pada buletin In God’s Image (sebuah terbitan triwulan yang dikeluarkan
oleh: Women’s Resource Centre for Culture and Theology-Hongkong) ia
memuat karya-karya tulisannya yang di dalamnya ia tuangkan
sumbangan pemikirannya bagi partisipasi gereja Katolik Filippina
terhadap corak berteologi di Asia.
Pada arah yang lebih jelas, teolog-teolog Asia terlibat pada dialog sejati
dengan mempermasalahkan pernyataan dogmatik tradisional Kristen
mengenai keunikan dan keutamaan Yesus dan kesemestaanNya sebagai
penyelamat bagi semua agama. Bagi Virginia Fabella, sebagai lembaga
gereja harus menyingkirkan dari dirinya struktur-struktur yang
memperbudak dan menyingkirkan praktek-praktek hidup yang tidak
memancarkan cinta kasih. Jika gereja mengikuti langkah Yesus maka
gereja harus memusatkan perhatiannya kepada pemberitaan dan
penghayatan konkret dari kebenaran kerajaan Allah daripada usaha
mempertahankan dirinya sendiri. Gereja harus mendorong serta
menopang semua upaya untuk mencapai nilai kemanusiaan sepenuhnya
110
dan kehidupan yang terbuka dan saling menerima. Yesus pada masa
hidupNya ingin agar kemanusiaan dengan sepenuhnya dapat dialami oleh
semua orang. Laki-laki dan perempuan memiliki tanggungjawab yang
sama dan kepada mereka diberi kemungkinan yang sama untuk
mencapai “kepenuhan” kasih Allah. Dengan demikian yang menjadi
tekanan kristologi Asia adalah menentukan unsur-unsur mana yang
memperbudak dan mana yang membebaskan dari kebudayaan-
kebudayaan dan agama-agama Asia. Memperhatikan dan memahami
dengan seksama mana unsur-unsur yang membantu serta
mengembangkan serta mana unsur yang menghalangi/menghimpit
penciptaan suatu kehidupan supaya lebih manusiawi dan lebih
menyayangi antar sesama manusia dan masyarakat lebih adil.
XIII
KEKRISTENAN DI MALAYSIA
DAN SINGAPURA SERTA SIBERIA
Misi Protestan
2. Sama seperi di Indonesia, kekristenan di Malaysia (Barus Sumatera) telah
masuk sekitar abad ke enam dan ketujuh masehi melalui orang Kristen
Nestoria dari Persia. Orang Katolik pertama masuk ke Malaka adalah
Alfonso d’Albuquerque (24 juli 1511) kemudian dilanjutkan oleh
Fransiscus Xaverius. Namun pengkristenan orang Melayu Malaka sangat
sulit sebab telah dipengaruhi oleh Islam. Misi Protestan dimulai
bersamaan dengan masuknya Belanda di Malaka dan perkembangannya
juga sangat lambat dan tidak berakar, faktor utama penyebab hal ini
adalah kecilnya perhatian Belanda terhadap misi yang mengutamakan
perdagangannya.
Timur (ciri yang menonjol, ajaran gereja melalui hubungan gereja dengan
negara sebagai satu kesatuan yang tidak terlepaskan). Negara (kaisar)
dipandang sebagai gambar langsung Allah (pemerintahan ilahi) yang
bertanggungjawab atas kerohanian rakyatnya. Oleh karena itu negara
sebanyak mungkin menceri keselarasan dengan gereja demikian
sebaliknya. Ini berarti ekspansi negara dalam bidang politis dengan
ekspansi gereja dalam bidang misi berjalan beriringan.
XIV
Pendahuluan
1. Sri Lanka adalah sebuah pulau besar di pantai Selatan anak benua India
yang penduduknya terdiri dari berbagai suku bangsa India. Suku terbesar
di Sri Lanka adaalah Sinhala yang populasinya mencapai 74 % dari
keseluruhan penduduk Sri Lanka. Penduduk terbesar kedua adalah orang
Tamil (18 %) dan sebagian besar mereka beragama Hindu. Sistem kasta
sangat berakar kuat di Sri Lanka, baik di kalangan suku Sinhala maupun
pada suku Tamil.
Sejak abad ke-6 komunitas jemaat Persia telah ada di Sri Lanka tetapi
hingga masa berikutnya komunitas ini kurang berkembang dan di
kemudian punah. Abad 16-20, penyebaran kekristenan di Sri Lanka
sangat berkaitan dengan imperialisme Barat. Masa penguasaan Portugis,
pemerintah membangun sebuah benteng di Kolombo untuk menguasai
daerah pesisir Ceylon (Sri Lanka). Rahib-rahib Katolik mengabarkan Injil
baik di wilayah kekuasaan Portugis maupun di daerah lebih luas, di
kerajaan Kandy. Ketika Belanda mengusir Portugis dari Ceylon pada
tahun 1658 jumlah orang Katolik Roma dilaporkan mencapai 90.000
orang.
Orang Kristen di Sri Lanka berasal dari suku Sinhala maupun dari
lingkungan suku Tamil. Pada masanya, tantangan misi paling tajam di
alami adalah ketika konflik saudara terjadi di Sri Lanka. Pertikaian itu
antar suku Sinhala dan Tamil dan nyatanya pertikaian ini mempengaruhi
gereja secara khusus pada pemilihan untuk menduduki jabatan di dalam
gereja. Sesudah kemerdekaan Sri Lanka tahun 1948, keadaan ekonomi
orang Kristen semakin lemah akibatnya gereja juga semakin lemah.
Tantangan lebih serius kepada orang Kristen terjadi pada akhir abad ke-
19 di Sri Lanka, di mana gerakan-gerakan anti-kolonialisme sangat
mempertentangkan ajaran kekristenan. Tokoh-tokoh Budha
memperbandingkan ajaran Kristen dengan Budha secara tidak
menyenangkan: “Tukang kayu dari Nazaret” itu, demikian sebutan
penghinaan mereka terhadap Yesus. Yesus tidak memiliki ajaran-ajaran
yang mengesankan untuk ditawarkan dan perumpamaan-
perumpamaanNya hanya mengungkapkan pemikiran yang sempit serta
mengetengahkan pelajaran-pelajaran yang tidak bermoral dan etika yang
tidak dapat dilaksanakan. Yesus sebagai seorang insani sama sekali
gagal dan tidak mengesankan selama tiga tahun pelayananNya.
Sejumlah kecil penjala ikan yang buta aksara dari Galilea telah
mengikutiNya karena Ia telah berjanji untuk menjadikan mereka hakim-
hakim yang akan memerintah atas Israel. Pernyataan-pernyataan ini
mereka lontarkan untuk menolak PI secara keras. Menjelang tahun 1990,
melalui media massa, orang Kristen dituduh memakai dana asing guna
memanfaatakan kemiskinan orang Sri Lanka sebagai jalan menarik
mereka agar memeluk agama Kristen. Tahun 1990-an beberapa gedung
gereja dibakar habis, para pemimpin Budha mendesak pemerintah
118
H. ROBERT S. SUGIRTHARAJAH
2. R.S Sugitharajah adalah seorang teolog Sri Lanka, pernah mengabdi
sebagai Dosen di Selly Oak Colledge Birmingham Inggris. Sebagai
pengajar, ia pernah menjadi editor pada: Voice From the Margin:
Interpreting the Bible in the Third Word (usaha penerbitan buku-buku
Katolik di mana R.S. Sugirtaharajah pernah memenangkan Catholic Book
Award). Diperhadapkan kepada pluralisme keagamaan Asia, tema
kristologi (penghayatan iman) tradisional mencirikannya sebagai tiga
pandangan dan sikap Kristen Sri Lanka kepada agama-agama lain,
sebagai: eksklusif, inklusif, dan pluralistik. Meskipun penggolongan ini
boleh jadi tidak memuaskan, namun pandangan ini mencoba
menghadapi pertanyaan: bagaimana orang memandang Yesus dalam
hubungannya dengan tradisi-tradisi kepercayaan lain. Dalam tulisannya,
ia mulai menyatukan paham teologi Kristen dari paham Buddhisme dan
Sugirtharajah, memandang Buddhisme dari pandangan teologi Kristen.
Perbedaan dipandangnya sebagai satu titik tolak yang efektif untuk
memilah-milah inti tekanan kerigmatis kristen yang bersaing dengan
Gautama dilihat sebagai Budha dan Yesus diberitakan sebagai Kristus.
Intinya, Budha dan Yesus sama-sama menjadi jalan pembebasan.
Pengetahuan yang membebaskan (gnosis) di dalam Buddhisme dan
kasih yang membebaskan (Agape) dalam pandangan Kristen namun satu
sama lain saling melengkapi.
DANIEL T NILES
3. D.T. Niles lahirk di Sri Lanka tahun 1908, anak seorang pengacara
terkemuka dan cucu seorang pendeta dan penyair Tamil yang sangat
disayangi banyak orang. Setelah pendidikan di sekolah menengah Kolese
di kota kelahirannya Jaffa, ia belajar teologia di Bangalore India dari tahun
1929-1933. Setelah melayani sebagai sekretaris WSCF (World Student
Council Federation: Federasi Mahasiswa Kristen se-Dunia di Geneva), ia
kembali ke Sri Lanka dan ditahbiskan di gereja Methodist. D.T. Niles
terlibat dalam dialog antar-iman sedunia khususnya di Asa. Pada
konferensi IMF di India (Tambaran, 1938), ia banyak dipengaruhi oleh
teologi agama-agama Hendrik Kreamer yang Kristosentris, namun ia
meninggalkan Kraemmer dalam dunia antar agama-agama Asia dan
beralih ke keterbukaan yang lebih besar terhadap pelayanan kepada para
pemeluk agama lainnya.
dalam mengatasi hal tersebut guna menarik perhatian rakyat Sri Lanka.
Akhirnya penganut agama Budha menganggap bahwa hal ini dilakukan
orang-orang Kristen untuk menentang mereka.
Umat Allah. Umat Allah yang kudus mengambil bagian juga dalam
tugas kenabian Kristus dengan menyebarluaskan kesaksian hidup
tentangNya terutama melalui hidup iman dan cinta kasih pula dengan
mempersembahkan kepada Allah korban pujian buah hasil bibir yang
mengakuiNya.
Panggilan Kaum Awam. Semua kaum awam yang terhimpun
dalam umat Allah dan berada dalam satu tubuh Kristus di bawah satu
kepala tanpa terkecuali dipangil untuk menjadi anggota yang hidup
dan menyumbang segenap tenaga demi perkembangan gereja serta
pengudusannya terus-menerus. Semua anggota jemaat secara
khusus dipanggil untuk menghadirkan dan mengaktifkan gereja agar
dapat menjadi garam dunia. Dengan demikian setiap anfggota jemaat,
karena karunia-karunia yang diterima menjadi saksi-saksi menurut
anugerah Kristus.
Urusan Allah dengan Semua orang. Aktivitas Allah dalam dunia
dan kesibukanNya dapat ditetapkan di dalam empat kerangka berfikir,
yaitu:
1. Allah yang di dalam aktivitasNYa untuk memenangkan manusia
agar hidup di dalam persekutuan bersamaNya.
2. Allah yang di dalam aktivitasNya untuk mengungkapkan kepada
manusia hakekat serta maksudNya yang sungguh-sungguh.
3. Allah yang di dalam aktivitasNya menciptakan untuk diriNya sendiri
suatu umat yang akan menjadi alatNya di dunia.
4. Dan Allah yang di dalam aktiitasNya yang menghadirkan
kerajaanNya dan kedalamnya akan dikumpulkan segala harta dari
bangsa-bangsa.
H. ALOYSIUS PIERIS, SY
4. Aloysius Pieris, SY adalah pendiri dan direktur pusat penelitian
perjumpaan orang-orang Budhis dan Kristen, di Kelaniya Sri Lanka.
Bagi gereja di Sri Lanka, Aloysius Pieris, SY adalah seorang spesialis
filsafat Budhisme dan sangat membantu di dalam memberikan
sumbangan pikiran di dalam usaha berteologi di Asia khususnya di
kawasan Sri Lanka. Ia adalah orang pertama dari antara teolog-teolog
Asia yang berpendapat agar orang-orang Kristen Asia jangan hanya
membicarakan kenyataan ganda dari Asia yaitu kemiskinan dan
kemajemukan agama, tetapi harus juga memberi tanggapan terhadap
keduanya secara sekaligus. Ia telah menulis sejumlah artikel untuk
menjabarkan tesisnya ini.
Ada dua syarat yang harus dipenuhi apabila seorang Kristen yang ingin
masuk ke dalam dialog dengan Budhisme yaitu:
Ada titik temu penting dari dua agama (Kristen dan Budha) yaitu:
Suatu usaha atau perbuatan manusia yang positif sangat
diperlukan dari syarat untuk menerima pembebasan.
Penyelamatan sebetulnya tidak pernah dihasilkan dari usaha
manusia, sebab nirwana itu melampaui kategori-kategori pahala dan
aphala, artinya nirwana menentang semua usaha dari manusia.
Sementara serupa dengan itu eskhaton dipercaya menerobos masuk
dari sisi lain cakrawala pemahaman dan pengalaman manusia.
BUKU BACAAN