Disusun Oleh:
Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada
pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Fenomenologi
merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-
pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Peneliti dalam pandangan
fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang
yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti
mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka, yang ditekankan
oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha masuk
ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka
mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada
penemuan atau minimal menguatkan suatu teori. Dengan kata lain, grounded theory
merupakan prosedur penelitian kualitatif yang sistematis, dimana peneliti menerangkan
konsep, proses, tindakan, atau interaksi suatu topik pada level konseptual yang luas.
Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, cek
dan recek ke lapangan, studi perbandingan antar kategori, hingga verifikasi sampai pada titik
jenuh.
BAB II. ISI
4. Kategori inti
Kategori inti adalah kategori yang dipilih dari beberapa kategori untuk dijadikan pusat
fenomena pengembangan teori (Creswell, 2012: 435). Glaser (1978) di Creswell (2012)
menjelaskan bahwa, kategori inti dipilih berdasarkan faktor-faktor berikut;
1. Hubungannya dengan kategori lainnya
2. Frekuensi kemunculannya
3. Cepat dan mudahnya titik jenuh/Saturasi
4. Ada pengaruh yang jelas terhadap pengembangan teori
Memilih kategori pusat / inti
Strauss dan Corbin (1998) di Creswell (2012) menyebutkan bahwa, selama memilih kategori
inti, kriteria berikut harus diperhatikan yaitu:
1. Harus menjadi pusat; artinya semua kategori utama lainnya bisa berhubungan
dengannya.
2. Harus sering muncul di data. Ini berarti bahwa dalam semua atau hampir semua kasus,
ada indikator yang menunjukkan konsep tersebut.
3. Penjelasan yang berkembang dengan mengaitkan kategori adalah logis dan konsisten.
Tidak ada pemaksaan data.
4. Nama atau frase yang digunakan untuk menggambarkan kategori pusat cukup abstrak.
5. Karena konsepnya disempurnakan, teorinya tumbuh secara mendalam dan jelas.
6. Ketika kondisinya bervariasi, penjelasannya tetap berlaku, walaupun cara munculnya
fenomena dapat terlihat agak berbeda
5. Pengembangan Teori
Selama pengembangan teori, para ahli grounded theory menghasilkan teori jarak menengah
karena teorinya didasarkan pada data yang dikumpulkan oleh peneliti. Teori mid-range dalam
penelitian grounded theory adalah penjelasan abstrak atau pemahaman tentang sebuah proses
tentang sebuah topik substantif yang didasarkan pada data. Karena teorinya mendekati data,
tidak memiliki penerapan atau cakupan yang luas, seperti teori "grand" tentang motivasi
manusia yang berlaku bagi banyak orang dan situasi (Creswell 2012: 436). Glaser & Strauss
(1967: 33) di Creswell (2012: 436), menambahkan bahwa teori yang dihasilkan bukanlah
"hipotesis kerja kecil" seperti penjelasan untuk siswa di satu sekolah atau kelas. Sebaliknya,
Charmaz (2000) di Creswell (2012) menjelaskan bahwa teori tersebut adalah "rentang
tengah" yang diambil dari beberapa individu atau sumber data, yang memberikan penjelasan
untuk topik substantif.
Teori yang dihasilkan selama penelitian grounded theory dapat disajikan dalam tiga cara
yang mungkin, yaitu antara lain :
1. sebagai paradigma pengkodean visual,
2. sebagai serangkaian proposisi (atau hipotesis),
3. sebagai cerita yang ditulis dalam bentuk naratif.
Selama presentasi teori, kita bisa menggunakan proposisi teoritis. Proposisi teoritis dalam
penelitian grounded theory adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan antara kategori,
seperti pendekatan sistematis terhadap pengkodean aksial yang mencakup kondisi kausal,
kategori inti atau fenomena, konteks, kondisi intervensi, strategi, dan konsekuensinya.
6. Catatan/ Memo
Memo adalah catatan yang peneliti tulis selama proses penelitian untuk menguraikan gagasan
tentang data dan kategori kode. Sepanjang prosedur penelitian grounded theory, para peneliti
membuat memo tentang data tersebut. Charmaz (1990) di Creswell (2012) menyebutkan
bahwa memo adalah alat dalam penelitian grounded theory yang memberikan peneliti dialog
yang berkelanjutan dengan diri mereka sendiri tentang teori yang sedang berkembang. Dalam
memo, peneliti mengeksplorasi firasat, gagasan, dan pemikiran, dan kemudian
membedakannya, selalu mencari penjelasan yang lebih luas di tempat kerja dalam prosesnya.
Creswell (2012: 439) menjelaskan bahwa memo bisa singkat atau panjang, lebih rinci dan
terkait dengan kode dan kategori, atau lebih luas dan lebih abstrak.
Pentingnya catatan dalam penelitian grounded theory yaitu sebagai berikut:
1. Memo membantu mengarahkan peneliti menuju sumber data baru,
2. Catatan membentuk ide yang mana untuk dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti,
3. Catatan mencegah kelumpuhan dari pegunungan data
Namun, Babchuck (1997) dalam Creswell (2012) menyebutkan bahwa studi grounded theory
tidak selalu dilaporkan melalui catatan, atau jika memang benar, mereka tidak memberikan
bukti bagaimana catatan itu digunakan.
Menurut Moustakas (1994) dan Strauss & Corbin (1990) di Creswell (2007: 78-79)
menjelaskan bahwa desain penelitian teori fenomenologis dan ground dapat dibedakan
berdasarkan karakteristik yang berbeda seperti fokus, jenis masalah yang paling sesuai untuk
disain, dan lain-lain.
No. Karakteristik Desain Fenomenologis Desain Gorunded theory
Dari yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa penelitian grounded theory
merupakan penelitian prosedur kualitatif yang sistematis yang bertujuan untuk membuat
sebuah teori yang baru, karena dimungkinkan teori yang ada sudah tidak dapat menjelaskan
fenomena yang terjadi. Disebut sistematis karena melibatkan prosedur pengumpulan data,
mengidentifikasi kategori, menghubungkan kategori ini, dan membentuk teori. Penelitian
grounded theory memiliki karakteristik dimana subjek yang diambil adalah yang sudah
mengalami fenomena atau kejadian yang ingin diteliti. Dalam pengumpulan data digunakan
metode observasi, wawancara secara mendalam, document, dan gambar. Adapun grounded
theory memiliki tiga jenis desain yaitu, desain sistematis, desain konstruktif dan desain yang
muncul. Dari ketiga jenis desain ini, biasanya yang sering digunakan adalah desain
sistematis. Dalam penelitian grounded theory dikenal adanya coding/pengkodean, ada 3
tahapan pengkodean data yaitu pengkodean terbuka, pengkodean aksial dan pengkodean
selektif.
Descombe, Martvn. 2010. THE GOOD RESEARCH GUIDE : for small-scale social projects.
New York : Open University Press
Strauss, Anselm., dan Juliet Corbin. 2013. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif : Tatalangkah
dan Teknik-teknik Teorisasi Data. Diterjemahkan oleh : Muhammad Shodiq
& Imam Mutaqqien. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset