Anda di halaman 1dari 5

Pelajaran ngaji ulumul qur’an :

mengenal hikmahnya bacaan idghom.

di surat Al Baqoroh 60 :
lafad IDHRIB BI’ASHOOKA, pertemuan dua huruf Ba’,
yg sebelah kanan (dimasukkan bacaannya langsung ke
huruf Ba’ yang kiri), hikmahnya adalah perintah untuk
memukul batu tersebut langsung segera direspon oleh
tangannya Musa yang sedang memegang tongkat tanpa
ada halangan apapun (yakni halangan berupa satu huruf
Ba’ sekalipun) yang terlintas dalam pikiran Musa untuk
beralasan menunda perintah itu.

di surat An Naml 28 :
lafad IDZHAB BIKITAABII, pertemuan dua huruf Ba’,
yg sebelah kanan (dimasukkan bacaannya langsung ke
huruf Ba’ yg kiri), hikmahnya adalah perintah untuk pergi
membawa surat tersebut langsung segera direspon oleh
burung HudHud tanpa ada halangan apapun (yakni
halangan berupa satu huruf Ba’ sekalipun) yang terlintas
dalam pikiran burung untuk beralasan memperlambat
terbang ke arah tujuan surat tersebut.
di surat An Nisa’ 78 :
lafad YUDRIK KUM, pertemuan dua huruf Kaf,
yang sebelah kanan (dimasukkan bacaannya langsung ke
huruf Kaf yang kiri), hikmahnya adalah jika tibanya takdir
kematian telah mengarah kepada kalian, maka kematian
tersebut langsung segera mendapati kalian

tanpa ada halangan apapun (yakni halangan berupa satu


huruf Kaf sekalipun) yang melindungi kalian agar
tertundanya kematian bagi kalian.

di surat An Nisa’ 158 :


lafad BAL ROFA’AHU, pertemuan huruf Lam dengan Ro’,
huruf Lam (dimasukkan bacaannya langsung ke huruf Ro’),
hikmahnya adalah saat nabi Isa terancam akan tertangkap
oleh mereka maka Alloh langsung segera mengangkat naik
kepadaNya

tanpa ada halangan apapun (yakni halangan berupa satu


huruf Lam sekalipun) yang menggagalkan perbuatan Alloh
hingga tertunda penyelamatannya .
di surat Al Anbiya’ 56 :
lafad BAL ROBBUKUM, pertemuan huruf Lam dengan Ro’,
huruf Lam (dimasukkan bacaannya langsung ke huruf Ro’),
hikmahnya adalah di saat nabi Ibrohim mendengar alasan
kaumnya menyembah patung,

maka beliau langsung segera menyangkal argumen mereka,


sedangkan ucapan beliau bernada menyangkal tersebut,
tanpa ada halangan apapun (yakni halangan berupa satu
huruf Lam sekalipun) yang terlintas dalam pikiran,

alias tanpa pikir panjang yang mengakibatkan tertundanya


ucapan beliau sehingga bisa dipotong oleh ucapan
berikutnya dari kaumnya.
di surat Al Muthoffifin 14 :
lafad BAL ROONA, pertemuan huruf Lam dengan Ro’,
huruf Lam (bacaannya tidak boleh dimasukkan ke huruf
Ro’),

mungkin kita bertanya-tanya, mengapa bacaannya lafad


BAL ROONA tidak boleh idghom berbunyi BARROOONA,
seperti : BAL ROFA’AHU (yang dibaca BARROFA’AHU) dan
BAL ROBBUKUM (yang dibaca BARROBBUKUM)?

hikmahnya adalah karena di ayat 14 tersebut, tidak


bermuatan kalimat langsung atau tidak bermuatan
segeranya perbuatan, tetapi hanyalah bermuatan kalimat
berita bahwa penyebabnya mereka menghina ayat Alloh
adalah

dikarenakan ada noda hitam (berwujud dosa) yang


menutupi hati mereka, sedangkan munculnya noda hitam
itu tidak langsung menutupi keseluruhan, akan tetapi
secara bertahap sedikit demi sedikit, satu titik noda hitam
berasal dari satu wujud amalan buruk mereka, maka
kumpulan titik-titik hitam itu lama kelamaan menutupi
keseluruhan hati meraka, dan lamanya tenggang waktu
bermunculannya antar titik noda hitam itu ibarat sama
dengan lamanya bacaan berhenti (tanpa nafas) ketika
melafadkan BAL sebelum melafadkan ROONA.
di surat Al Qiyamah 27 :
lafad MAN ROOQIN, pertemuan huruf Nun dengan Ro’,
huruf Nun (bacaannya tidak boleh dimasukkan ke huruf
Ro’),

mengapa bacaannya lafad MAN ROOQIN tidak boleh


idghom berbunyi MARROOQIN ?,

hikmahnya adalah karena di ayat 27 tersebut, bermuatan


kalimat tanya yang tidak harus segera dijawab, yakni ketika
ditanya : “Siapakah yang bisa menyembuhkan kalian ketika
sedang merasakan sesaknya nafas menjelang kematian?”.

tidak harus segeranya dijawab tersebut dikarenakan Alloh


memberi kesempatan tenggang waktu kepada mereka yang
sedang mengalami sekarat pati, untuk memikirkan bahkan
untuk mencari orang yang dimaksud oleh pertanyaan di
atas.

sedangkan lamanya tenggang waktu untuk berpikir


menyebutkan nama orangnya itu ibarat sama dengan
lamanya bacaan berhenti (tanpa nafas) ketika melafadkan
MAN sebelum melafadkan ROOQIN.

Anda mungkin juga menyukai