Anda di halaman 1dari 12

KONSEP SAKARATUL MAUT

MENURUT ISLAM

DISUSUN OLEH :
S I LV I A G U S T I N
KHGA17027
K E L A S 2 A D I I I K E P E R AWATA N
Definisi Sakaratul Maut

Istilah sakaratul maut berasal dari bahasa arab, yaitu “sakarat” dan
“maut”. Sakarat dapat diartikan dengan “mabuk” sedangkan “maut” berarti
kematian. Dengan demikian, sakaratul maut berarti orang yang sedang dimabuk
dengan masa-masa kematiannya.
sakaratul maut adalah penghentian kondisi pernafasan, denyut nadi, dan
tekanan darah serta hilangnya menanggapi rangsangan eksternal, ditandai dengan
penghentian aktivitas otak atau penghentian fungsi jantung dan paru-paru
diselesaikan. Sakaratul maut dan kematian yang kedua istilah yang sulit
dipisahkan, serta sebuah fenomena yang terpisah.
Sakaratul Maut adalah lebih ke arah proses, sedangkan dalam kematian
adalah akhir kehidupan. Sakaratul maut adalah proses berpisahnya ruh dengan
raga
berdasakan bahasa latin sakaratul maut adalah derilium yaitu keadaan
yang terjadi secara mendadak dimana penderita mengalamipenurunan
kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung, mengalami
disorientasi dan tidak mampu berfikir secara jernih
Proses Terjadinya Sakaratul Maut

Dijelaskan dalam Al- Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 26-30

ِ َ‫ ك اََّل ِإذَا َبلَغ‬.


(26). ‫ت الت ا َرا ِقي‬
Kallaaa izaa balaghotit-tarooqii
Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke
kerongkongan,

(27). ٍ‫َوقِي َل َم ْن ۜ ََرا‬


Wa qilla man rooq
dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?",
Lanjutan..

ُ ‫َو َظ ان أَناهُ ا ْل ِف َرا‬


(28). ٍ
Wa zhonna annahul-firooq
dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan
dunia),

(29). ٍ‫ا‬
ِ ‫س‬‫ٍ ِبال ا‬
ُ ‫سا‬ ِ ‫َوا ْلتَفا‬
‫ت ال ا‬
waltaffatis-saaqu-bis-saaq
dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),

(30). ٍ َ ‫ِإلَ ٰى ََر ِبِّكَ يَ ْو َمئِذ ا ْل َم‬


ُ ‫سا‬
Ilaa robbika yauma izinil-masaaq
kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.
Tugas Perawat Dalam Menghadapi Proses
Sakaratul Maut

1. Mengkondisikan keluarga pasien


2. Perawat membimbing pasien dengan mentalkinkan
(membimbing dengan melafalkan secara berulang-ulang),
sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat
Muslim “Talkinkanlah olehmu orang yang mati diantara kami
dengan kalimat Laailahaillallah karena sesungguhnya
seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika
matinya maka itulah bekalnya sesungguhnya seseorang yang
mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah
bekalnya menuju surga”
Lanjutan...

3. Berbicara yang Baik dan Do´a untuk jenazah ketika menutupkan


matanya.
Rasulullah bersabda “apabila kamu menghadiri orang yang meninggal
dunia di antara kamu, maka tutuplah matanya karena sesungguhnya mata
itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan kata-kata yang baik
karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”.
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
“Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi
kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau
minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan
kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering karena
rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-
kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit
yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat
mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat.” (Al-
Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)
Lanjutan..

5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat


 Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana
menghadap kiblat :
Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua
telapak kakinya dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu, kepala
orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.
 Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul
maut menghadap ke kiblat. Dan Imam Syaukai menganggap
bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar.
Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka
biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang
membuatnya selesai.
Kondisi Orang Beriman Menghadapi Sakaratul Maut

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia


dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari
langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain
kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata
memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam
menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia
segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju
kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar
dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut
guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya.
Lanjutan..

Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para


malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak
membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat
segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan
kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari
wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak
misik yang paling harum yang pernah ada di dunia. Selanjutnya para
malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat
itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan
bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh
itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan
namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah
dipanggil dengannya). ( HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah )
Kondisi Orang Kafir Menghadapi Sakaratul
Maut

Bila orang jahat (kafir) hendak meninggal dunia dan


memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol
malaikat dari langit. Mereka berwajahkan hitam kelam,membawa
kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk darinya sejauh
mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam
menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya
Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang buruk,
bergegas engkau keluarlah dari ragamu menuju kepada kebencian
dan kemurkaan Allah”. Segera ruh orang jahat itu menyebar
keseluruh raganya. Tanpa menunda-nunda malaikat maut segera
mencabut ruhnya dengan keras, bagaikan mencabut kawat
bergerigi dari bulu domba yang basah.
Lanjutan..

Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya.


Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang
telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya
sekejappun berada di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh
orang jahat itu dan membukusnya dengan kain kasar yang mereka bawa.
Dari kain itu tercium aroma busuk bagaikan bau bangkai paling
menyengat yang pernah tercium di dunia. Selanjutnya para malaikat akan
membawa ruh itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi
segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh
siapakah ini, begitu busuk.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini
adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terburuk
yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).”
(HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai