Anda di halaman 1dari 2

 .

Sakaratul Maut

Pengertian Sakaratul Maut


       Istilah sakaratul maut berasal dari bahasa arab, yaitu “sakarat” dan “maut”. Sakarat dapat
diartikan dengan “mabuk” sedangkan “maut” berarti kematian. Dengan demikian, sakaratul maut
berarti orang yang sedang dimabuk dengan masa-masa kematiannya.
    Sakaratul maut merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian merupakan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal,
ditandai dengan terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung 
dan paru secara menetap. Sakartul maut dan kematian merupakan dua istilah yang sulit untuk
dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. kematian lebih kearah suatu proses,
sedangkan sakaratul maut merupakan akhir dari hidup.
Adapun orang-orang mukmin yang sedang sakaratul maut, Nabi Muhammad telah
menggambarkan dengan sabdanya:
“Ketika menjelang roh orang mukmin dicabut, maka datanglah malaikat pencabut nyawa membawa kain
sutra yang didalamnya ada minyak kasturi dan sejambak bunga yang wangi, kemudian roh orang Mukmin
itu pun dicabut dengan lemah lembut seperti mencabut rambut dari adonan tepung, lalu diserukan
kepadanya:
“Wahai jiwa yang tenteram kembalillah kepada Tuhan-Mu dalam keadaan ridho dan diridhoi dan
kembalilah kepada rahmat dan kasih sayang Allah.”
Gambaran tentang beratnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al Qur,an dan hadist, diantaranya:
‫اب ْال َح ِريق‬
َ ‫َولَوْ تَ َر ٰى إِ ْذ يَتَ َوفَّى الَّ ِذينَ َكفَرُوا ۙ ْال َماَل ئِ َكةُ يَضْ ِربُونَ ُوجُوهَهُ ْم َوأَ ْدبَا َرهُ ْم َو ُذوقُوا َع َذ‬

Artinya: Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir
seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata “rasakan olehmu siksa neraka yang
membakar” (niscaya kamu akan merasa sangat nyeri) (QS Al Anfal: 50).

ِ ُ‫ا َل أ‬00َ‫ ِذبًا أَ ْو ق‬0‫ َر ٰى َعلَى هَّللا ِ َك‬0 َ‫ظلَ ُم ِم َّم ِن ا ْفت‬
‫ا َل‬00َ‫ ْي ٌء َو َم ْن ق‬0 ‫ ِه َش‬0 ‫و َح إِلَ ْي‬00ُ‫وح َي إِلَ َّي َولَ ْم ي‬ ْ َ‫َو َم ْن أ‬

ِ َ‫ ةُ ب‬0‫ت َو ْال َماَل ئِ َك‬


‫طُو‬0‫اس‬ ْ ‫ت ْال َم‬
ِ ‫و‬0 َ ‫ون فِي َغ َم‬
ِ ‫را‬0 0ْ َ‫َسأ ُ ْن ِز ُل ِم ْث َل َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ ۗ َول‬
َ ‫ َر ٰى إِ ِذ الظَّالِ ُم‬0َ‫و ت‬0

ِّ 0‫ر ْال َح‬0ْ


‫ق‬ 0َ ُ‫اب ْالهُو ِن ِب َما ُك ْنتُ ْم تَقُول‬
َ ‫ون َعلَى هَّللا ِ َغي‬0 َ ‫أَ ْي ِدي ِه ْم أَ ْخ ِرجُوا أَ ْنفُ َس ُك ُم ۖ ْاليَ ْو َم تُجْ َز ْو َن َع َذ‬

َ ‫َو ُك ْنتُ ْم َع ْن آيَاتِ ِه تَ ْستَ ْكبِر‬


‫ُون‬

Artinya: Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun
kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan
Allah”. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada
dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil
berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al An’am :93).
peran dalam mendampingi pasien muslim dalam proses sakaratul maut, antara lain sebagai
berikut :
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT.
        Pada sakaratul maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah
sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem. Jangan sampai seorang dari kamu
mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah, selanjutnya Allah berfirman dalam
hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu
dengan sangkaaan yang baik .
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
       Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang
sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk
membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya kering
karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan
air dan kapas tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang
mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan
dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah).
3. Mengajarkannya atau mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat yaitu La ilaha
illallah Muhammad Rasulullah.
sebagaimana Rasulullah mengajarkan dalam Hadist Riwayat Muslim.
“Talkinkanlah olehmu orang yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena
sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya
sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika matinya maka itulah bekalnya
menuju surga”.
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya jika ia berbaring,maka lambung kanannya diarahkan ke
lantai.
   Disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya
ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw. Hanya saja dalam beberapa atsar
yang shahih disebutkan bahwa para salafus shalih melakukan hal tersebut. Para Ulama sendiri telah
menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat:
a. Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan kearah kiblat.
Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.
b. Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke kiblat. Dan Imam
Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya posisi ini
menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang
membuatnya selesai.
5. Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan keluarnya ruh .Wallahu A’lam.
    Di samping berusaha memberikan sentuhan perawat muslim perlu berkomunikasi terapeutik, antara
lain diriwayatkan oleh Imam Muslim Rasulullah SAW bersabda:
“Bila kamu datang mengunjungi orang sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena
sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan. Selanjutnya diriwayatkan oleh
Ibnu Majah Rasulullah bersabda apabila kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu,
maka tutuplah matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang keluar dan berkatalah dengan
kata-kata yang baik karena malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan.”
    

Anda mungkin juga menyukai