Anda di halaman 1dari 3

2.

Idgham Bilaghunnah

yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada Nun Sukun ( ‫ ) ْن‬atau juga tanwin ( ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫) ـًـــ‬
yang ketemu dengan huruf hijaiyah lam ( ‫ ) ل‬atau huruf hijaiyah Ro ( ‫) ر‬, dan dibaca dengan tidak
menggunakan suara yang berdengung. 
Cara membacanya yaitu dengan cara meleburkan huruf hijaiyah  ‫ ْن‬ atau tanwin [ ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫] ـًـــ‬
tersebut menjadi suara huruf hijaiyah sesudahnya yaitu huruf lam /  ‫ ل‬ ataupun huruf ro /  ‫ر‬, atau
dengan cara lafaz yang kedua huruf hijaiyah tersebut seakan-akan  diberi tanda tasydid, dengan
tanpa dikuti dengan suara berdengung (ghunnah).

Contoh bacaan idgham Bilaghunnah untuk nun mati atau  tanwin bertemu huruf lam:
‫ ِم ْن لَ ُد ْن ِك‬: Tulisan aslinya adalah min ladunka, tetapi dibaca milladunka
‫ لَ ِطيْفٌ لِ َما‬: Tulisan aslinya adalah lathiifun limaa, tetapi dibaca lathiifullimaa.

Contoh bacaan idgham Bilaghunnah dalam Alquran:

1. Surat Al Ikhlas ayat 4, nun sukun bertemu dengan huruf lam

‫َولَ ْم َي ُكنْ لَ ُه ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬

Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: "Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.

2. Surat Al Ma’un ayat 4, dhammah tanwin bertemu dengan huruf lam

َ ‫َف َو ْي ٌل ل ِْلم‬
َ ِّ‫ُصل‬
‫ين‬

Latin: Fa wailul lil muṣhalliin

Artinya : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat".


3. Surat al Fajr ayat 8, fathatain bertemu dengan huruf lam

‫اث َأ ْكاًل لَ ًّما‬ َ ُ‫َو َتْأ ُكل‬


َ ‫ون ال ُّت َر‬

Wa ta'kulụunat turaatṡa aklal lammaa

Artinya: "Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang
bathil)".

Perintah Membaca Alquran dengan Tartil

Ada banyak hadis yang menunjukkan anjuran membaca Alquran dengan bacaan tartil dan suara yang
indah, seperti hadis berikut:

"‫آن ِبَأصْ َوا ِت ُك ْم‬


َ ْ‫" َزيِّنوا ْالقُر‬

Artinya: Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian!

ِ ْ‫ْس ِم َّنا َمنْ لَ ْم َيتَغَ نَّ ِب ْالقُر‬


"‫آن‬ َ ‫"لَي‬

Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melagukan bacaan Al-Qur’an. Dan Rasulullah Saw.
pernah bersabda setelah mendengar suara Abu Musa Al-Asyari membaca Al-Quran:

‫ُأ‬
"‫آل َداوُ َد‬ ِ ‫"لَ َق ْد وت َِي هذا مزمار مِنْ َم َزام‬
ِ ‫ِير‬

Sesungguhnya orang ini telah dianugerahi suara yang indah seperti suara seruling keluarga Daud.
Maka Abu Musa menjawab, "Seandainya aku mengetahui bahwa engkau mendengarkan bacaanku,
tentulah aku akan melagukannya dengan lagu yang terindah untukmu."

Perintah membaca dengan tartil termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman:

ۗ ‫اَ ْو ز ْد َعلَ ْي ِه َو َر ِّت ِل ْالقُرْ ٰا َن َترْ ِت ْياًل‬


ِ
Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al
Muzzamil: 4)

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil
(perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan
merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila
membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan
dengan orang Lain.

Anda mungkin juga menyukai