Anda di halaman 1dari 5

Membaca Quran dengan tartil dan suara bagus

Dalam Sahih Bukhari no.4952 dan Muslim no.494 dari hadis Baro bin Ajib berkata, Aku mendengar Rasulullah membaca di waktu Isya dengan wattiini waz zaituun , aku tidak pernah mendengar seorangpun yang lebih indah suaranya darinya. Nabi membaca Al-Qur'an dengan tartil, tidak lambat tetapi juga tidak cepat -sebagaimana diperintahkan oleh Allah - dan beliau membaca satu per satu kalimat,1 sehingga satu surah dibaca lebih lama daripada kalau dibaca biasa (tanpa dilagukan).2 Beliau pernah bersabda bahawa orang yang membaca AlQur'an kelak akan diseru:


"Bacalah, telitilah, dan tartilkanlah sebagaimana kamu dahulu di dunia mentartilkannya, karena kedudukanmu berada diakhir ayat yang engkau baca."3 Beliau memanjangkan bacaannya (bila bertemu dengan tanda baca panjang), misalnya membaca bismillaahi dengan lam panjang dan arrahmaan dengan mim panjang, arrahiim dengan ha panjang."'4 Sebaliknya memendekkan bacaannya bila tidak ada tanda baca panjang5 dan lain-lain. Terkadang beliau berhenti pada akhir ayat seperti diterangkan diatas.6 Terkadang beliau membaca dengan suara tarji7 seperti yang beliau lakukan ketika hari penaklukkan Makkah, yaitu beliau membaca surah AlFath (QS. 48,29 ayat) di atas untanya [dengan suara lirih].8 Abdullah bin Mughaffal meriwayatkan bacaan tarji' Nabi seperti ini: a..., a...,a....9

Beliau menyuruh membaca Al-Qur'an dengan suara bagus seperti sabdanya:

[ ]
"Perindahlah Al-Qur'an dengan suara kamu [karena suara yang bagus menambah keindahan Al-Qur'an]."10 Beliau juga bersabda: "Orang yang paling baik suaranya dalam membaca Al-Qur'an yaitu bila engkau dengarkan bacaannya, engkau mengira dia orang yang takut kepada Allah."11 Beliau memerintahkan membaca Al-Qur'an dengan

melagukannya seperti sabdanya:


"Pelajarilah Kitabullah, tentukanlah jadwal membacanya, tekunlah, dan lagukanlah bacaannva. haralan Demi Allah yang menggenggam terlepas dari jiwaku, dirimu sesungguhnya Al-Qur'an lebih cepat

dibanding dengan unta yang terlepas dari tali penambatnya."12 Beliau bersabda:

"Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak suka melagukan bacaan Al-Qur'an."13 Beliau juga bersabda:

] : ( [ : [ [ ] )]
"Allah tiada memberi izin14 melakukan sesuatu (dalam lafazh lain disebutkan: sebagaimana Dia memberi izin) kepada Nabi-Nya [untuk melagukan bacaan Al-Qur'an] [dengan suara keras]."15 Nabi bersabda kepada Abu Musa Al-Asy'ari :

[ ] :
"Sekiranya engkau melihatku ketika aku mendengarkan engkau membaca Al-Qur'an semalam; sebenarnya engkau telah dikaruniai seruling (suara bagus) dari salah satu seruling keluarga Dawud." [Abu Musa menjawab: "Kalau aku tahu Tuan ada di tempatku semalam, niscaya suara saya akan saya perbagus].16
_________________________

1.

HR. Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhud (162/1 dari Al-Kawakib: 575), Abu Dawud, dan Ahmad dengan sanad shahih.

2. 3.

HR. Muslim dan Malik. HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dan disahkan oleh Tirmidzi.

4. 5. 6. 7.

HR. Bukhari dan Abu Dawud. HR. Bukhari dalam bab Af'alul 'Ibad dengan sanad shahih. Baca Bab Al-Fatihah Tentang tarji ini Hafizh Ibnu Hajar berkata: "Dia adalah b erdekatannya jatuhnya harakat dalam membaca. Arti asalnya ialah mengulang. Tarji'ush shaut artinya pengulangan suara di tenggorokan." Kata Al-Munawi: "Hai itu biasanya dilakukan ketika seseorang dalam keadaan gembira dan lapang hati. Nabi banyak melakukan hal ini dalam penaklukan kota Makkah."

8. 9.

HR. Bukhari dan Muslim. Kata Imam Hafizh: "Maksudnya membaca huruf alif dengan panjang berulang sampai tiga kali."

10. HR. Bukhari tanpa sanad, Abu Dawud, Darimi, Hakim, dan Tamam Ar-Razi dengan dua sanad yang shahih. Penjelasan: Sebagian rawi ada yang terbalik dalam meriwayatkan Hadits ini. Ada yang meriwayatkan dengan lafazh "zayyinu ashwaatakum bil Qur'an." Lafazh ini salah karena menyalahi riwayat yang shahih. Yang benar adalah berbunyi "zayyinul Qur'aana biashwaatikum". Bacalah Al-Ahadits Adh-Dha'ifah Hadits no. 5328. 11. HR. Ibnu Mubarak , Ad-Darimi, Ibnu Nashr, Thabarani, Abu Nu'aim, dan Adh-Dhiya' dengan sanad shahih. 12. HR. Ad-Darimi dan Ahmad dengan sanad shahih. 13. HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim dan disetujui Dzahabi. Dst... 14. Al-Mundziri berkata: "Allah tidak pernah mendengar ucapan manusia seserius mendengar orang yang melagukan Al-Qur'an, maksudnya membaca Al-Qur'an dengan suara bagus." Sufyan bin 'Uyainah dan lain-lain berpendapat bahwa melagukan Al-Qur'an itu tidak perlu, namun pendapat ini tertolak. 15. HR. Bukhari, Muslim, Thahawi, dan Ibnu Mandah dalam Kitab Tauhid 81/1. 16. Para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan seruling di sini ialah suara yang bagus. Baca Syarah Muslim oleh Imam Nawawi.

Anda mungkin juga menyukai