MANDIRI ELKA
NELI, SST HALAMAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI : 001
1 dari 2
PELAKSANAAN 1. Pastikan PEB / Eklampsia dari tanda dan gejala yang ada
2. Berikan konseling kepada keluarga tentang kondisi yang dialami ibu.
3. Persiapan untuk rujukan dan stabilisasi sebelum merujuk dengan
pemberian MgSO4.
4. Sebelum pemberian MgSO4 periksa: Reflek patella (+), urin minimal
30 ml/jam dalam 4 jam terakhir , pernafasan 16x/menit
5. Lakukan pemberian oksigen 6-8 ltr/mnt (sungkup)
6. Lakukan pemasangan infus dengan larutan RL atau normal saline
7. Untuk Pemberian Mgso4 40% Initial dose 4 gram (10ml), alternatif
pemberian :
a. diencerkan dalam aquadest atau NaCl 0,9% menjadi 20 ml (dalam
spoit 20ml) atau setara dengan konsetrasi 20% untuk pemberian
intravenous secara perlahan-lahan selama minimal 5-10 menit, atau
PEMBERIAN MGSO4 PADA PRE-EKLAMPSIA
BIDAN PRAKTEK BERAT/EKLAMPSIA SEBELUM MERUJUK
MANDIRI ELKA
NELI, SST HALAMAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI : 005
2 dari2
PENGERTIAN Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usai kehamilan
37 minggu.
TUJUAN Usaha untuk mempertahankan kehamilan sampai usia kehamilan aterm dan
akselerasi pematangan paru janin.
PELAKSANAAN 1. Tentukan apakah pada ibu hamil itu terdapat kondisi yang mengarah
pada persalinan premature (usia kehamilan 24-34 miggu, dilatasi
serviks kurang dari 3 cm, tidak ada koriomnionitis(infeksi
intrauterin),preeklampsia atau perdarahan aktif dan tidak ada gawat
janin).
2. Jika ya, segera berikan kortikosterid untuk pematangan paru janin yang
akan menstimulasi produksi dan sekresi surfaktan diparu janin.. Obat
pilihannya adalah
- Dexametason 6 mg IM dan ulangi setiap 12 jam sebanyak 4 kali
pemberian dalam 2 hari atau
- Betametasone 12 mg IM setiap 24 jam sebanyak 2 kali.
3. Walaupun waktu tidak cukup untuk memberikan dosis lengkap
dexamethasone sebelum bersalin, berikan dosis pertama sesegera
mungkin. Berikan sebanyak mungkin dosis yang memungkinkan untuk
diberikan. Walaupun pemberian antenatal kortikosteroid kurang dari 4
kali, tetap akan bermanfaat bagi bayi.
PELAKSANAAN 4. Jika terjadi kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan
frekuensi lebih dari 3-4 kali perjam. Diberikan terapi tokolitik,
Nifedipin 10 mg diberikan 3x10 mg peroral atau terbutalin sulfat 1000
(2 ampul) dalam 500 ml larutan NaCl 0,9% dengan dosis awal
pemberian 10 tetes/meint lalu dinaikkan 5 tetes/menit tiap 15 menit
hingga kontraksi hilang, ATAU Salbutamol dosis awal 10 mg IV dalam
1 liter cairan infus 10 tetes/menit. Jika kontraksi masih ada, naikkan
kecepatan 10 tetes/menit setiap 30 menit kemudian dosis dipertahankan
hingga 12 jam setelah kontraksi hilang. kemudian dilanjutkan dengan
obat oral bila pasien dipulangkan. Bila kontraksi hilang, pemberian
tokolisis dapat dihentikan.
5. Jika ketuban pecah mendahului persalinan preterm, perlu diberikan
antibiotik eritromisin 4x400mg peroral.
PROSEDUR Kategori
PELAKSANAAN Kelompok temuan yang berhubungan dengan infeksi neonatorum
Kategori A Kategori B
1. Kesulitan bernafas (mis.apne,napas 1. Tremor
kurang 40 kali per menit, retraksi 2. Letargi atau lunglai
dinding dada, grunting pada 3. Mengantuk atau aktivitas
waktKesulitan bernafas berkurang
(mis.apne,napas kurang 40 kali per 4. Iritabel atau rewel
menit, retraksi dinding dada, 5. Muntah (menyokong ke arah
grunting pada waktu ekspirasi, sepsis)
sianosis sentral) 6. Perut kembung ( menyokong
2. Kejang ke arah sepsis)
3. Tidak sadar 7. Tanda-tanda mulai muncul
4. Suhu tubuh tidak normal (tidak sesuda hari ke empat
normal sejak lahir. Tidak memberi (menyokong ke arah sepsis).
respon terhadap terapi atau suhu 8. Air ketuban bercampur
tidak stabil sesudah pengukuran mekonium.
suhu normal selama tiga kali atau 9. Malas minum, sebelumnya
lebih, menyokong ke arah sepsis.) minum dengan baik
5. Persalinan di lingkunag tidak (menyokong ke arah sepsis)
hygienis(menyokong ke arah
sepsis)
6. Kondisi memburuk secara cepat
dan dramatis menyokong ke arah
sepsis).
BIDAN PRAKTEK INFEKSI/SEPSIS PADA NEONATUS
MANDIRI ELKA
NELI, SST HALAMAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI : 007
2 dari 3
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
PENGERTIAN
2500 g (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir).
PELAKSANAAN Lampiran :
Tabel 1. Suhu incubator menurut berat dan umur bayi
Berat bayi 350 340 330 320
< 1500 g 1 – 10 11 hari – 3 3 – 5 minggu >5 minggu
hari minggu
1500 – 1 – 10 hari 11 hari – 4 minggu >4 minggu
2000 g
2100 – 1 – 2 hari 3 hari – 3 minggu >3 minggu
2500 g
>2500 g 1 - 2 hari >2 minggu
PELAKSANAAN PEMANTAUAN
Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam.
rawat bayi kecil diruang yang hangat (tidak kurang 25 c dan bebas dari
aliran angin)
Jangan meletakkan bayi langsung dipermukaan yang dingin.
pada waktu dipindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat dan
gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan bidan/perawat.
bayi tetap harus berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat
walau dalam keadaan melakukan tindakan.
Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (mis.
menggunakan pemancar panas)
ganti popok tiap kali basah
Jangan menyentuh bayi dengan tangan yang dingin.
Ukur suhu sesuai jadwal pada tabel.
Tanda Kecukupan Pemberian ASI
Buang air kecil minimal 6 kali dalam 24 jam
Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama 20 gram setiap hari.
periksa pada saat ibu meneteki, apabila satu payudara dihisap, ASI akan
menetes dari payudara yang lain.
Pemulangan Penderita :
Suhu bayi stabil
Toleransi minum peroral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak
dapat diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan
alternatif cara pemberian minum yang lain.
ibu sanggup merawat BBLR dirumah.
*Rujuk Bayi Apabila ditemukan penyulit/masalah. Menasehati ibu atau
keluarga cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ketempat
rujukan dengan metode kangguru jika memungkinkan.
Adalah bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan, teratur, dan
PENGERTIAN
adekuat pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah penanganan bayi baru lahir yang tidak bernafas
spontan dengan resusitasi secara cepat dan tepat dan mencegah terjadinya
kerusakan otak..
KEBIJAKAN Mengacu pada Standar Operasional Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergency
Mengacu Pada Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan
PROSEDUR Bila memerlukan ventilator mekanik, maka harus dirujuk ke rumah sakit
PELAKSANAAN
dengan fasilitas perawatan perinatologi.
PENGERTIAN Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah Alat yang digunakan sebagai teknik
pencegahan mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang
disebut “carrier”. Barrier yang umum digunakan masker, kacamata
pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki.
PROSEDUR 4. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
PELAKSANAAN bawah sarung tangan yang belum di lepas di pergelangan tangan.
5. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
6. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.
7. Cuci tangan sesuai prosedur.
F. Pemakaian penutup kepala
Langkah – langkah :
1. Pakailah pelindung kepala sesuai ukuran sehingga menutup semua
rambut.
2. Lepaskan pelindung kepala dan langsung di buang ke tempat
sampah.
G. Pemakaian pelindung kaki
Langkah – langkah :
1. Gunakan sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung
dan telapak kaki bisa di gunakan sepatu boot dari bahan kulit.
2. Sepatu harus selalu bersih.
Harus selalu di gunakan di dalam kamar operasi dan tidak boleh di
pakai keluar, tidak di anjurkan memkai sandal, sepatu terbuka dan
telanjang kaki.
PENGERTIAN Benda tajam adalah jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skalpel,
gunting, benang kawat, pecahan kaca dan benda lain yang dapat menusuk
atau melukai.
PROSEDUR
PELAKSANAAN 1. Wadah pembuangan benda tajam berupa kotak karton tebal tertutup
dengan lubang yang cukup untuk memasukkan jarum suntik dan spuit
serta benda tajam bekas pakai lainnya
2. Wadah pembuangan benda tajam diletakkan di dekat tempat benda
tajam digunakan
3. Jarum dan spuit bekas pakai segera dibuangkedalam wadah
pembuangan benda tajam
4. Wadah pembuangan benda tajam ditutup rapat dan dibuang jika sudah
tiga perempat penuh
5. Setiap wadah pembuangan benda tajam hanya digunakan untuk satu
kali dan kemudian dibuang sesuai standar prosedural operasional
pembuangan limbah benda tajam
UNIT TERKAIT Seluruh Unit Kerja
BIDAN PRAKTEK PENANGANAN BENDA TAJAM
MANDIRI ELKA
NELI, SST HALAMAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI : 014
1 dari 1
PENGERTIAN Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik administratif maupun operasional
(termasuk kegiatan transportasi), melibatkan penanganan, perawatan,
mengkondisikan, penimbunan, dan pembuangan limbah.
KEBIJAKAN Acuan Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya.
PROSEDUR
PELAKSANAAN 1. Petugas melakukan Identifikasi limbah misalnya Padat,cair,tajam,infeksius, dan
non infeksius.
2. Kemudian petugas melakukan pemisahan limbah seperti ;
-Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
- pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
- tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.
- limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek.
3. Petugas memberi label, seperti ;
a. Limbah padat infeksius :
- Plastik kantong kuning
- kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
b. Limbah padat non infeksius
- Plastik kantong warna hitam
c. Limbah benda tajam :
- wadah tahan tusuk dan air
BIDAN PRAKTEK KEBERSIHAN VENTILASI RUANGAN DAN LINGKUNGAN
MANDIRI ELKA
NELI, SST NO. DOKUMEN NO. REVISI : 015 HALAMAN
1 dari 1
PENGERTIAN
Dehidrasi berat adalah dehidrasi yang terjadi apabila terdapat dua atau
lebih tanda dan gejala klinis berupa letargi atau penurunan kesadaran,mata
cekung, turgor menurun ( < 2 detik) dan tidak bisa minum atau malas
minum
TUJUAN Untuk mengatasi dehirasi berat pada bayi/anak
\
BIDAN PRAKTEK PENANGANAN DEHIDRASI BERAT
MANDIRI ELKA
NELI, SST HALAMAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI : 001
2 dari 2
TIDAK
TIDAK
Catatan :
RUJUK SEGERA Pada tingkat dehidrasi apapun, sebaiknya ASI
untuk pengobatan tetap diberikan.
IV/NGT/OGT