1
Halaman Pengesahan
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Nip 196707261994031002
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kopi (Coffea sp.) termasuk dalam familia Rubiaceae dan merupakan
tanaman tropis yang banyak diperdagangkan di dunia. Dalam perkembangannya di dunia
dikenal dua macam kopi yakni kopi Arabica dan Robusta. Di Indonesia tanaman kopi
sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang
masih terbatas. Di Indonesia sendiri kopi robusta menjadi produksi kopi tertinggi mencapai
89,1% dari total produksi kopi Indonesia, sehingga dengan begitu sebagai besar hasil
produksi kopi Indonesia masuk ke produksi ekspor dengan menjadi eksportir ke empat
dunia. (Rohmah, 2010)
Kopi Arabika (coffea arabica) berasal dari hutan pegunungan di Etiopia, Afrika.
Di habitat asalnya, tanaman ini tumbuh di bawah kanopi hutan tropis yang rimbun dan
merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) yang memiliki akar tunggang. Kopi
arabika berbentuk semak tegak atau pohon kecil yang memiliki tinggi 5 m sampai 6 m dan
memiliki diameter 7 cm saat tingginya setinggi dada orang dewasa. Kopi arabika dikenal
oleh dua jenis cabang yaitu orthogeotropic yang tumbuh secara vertical dan plagiogeotropic
cabang yang memiliki sudut orientasi yang berbeda dalam kaitanya dengan batang utama.
Selain itu, kopi arabika memiliki warna kulit abu – abu, tipis, dan menjadi pecah- pecah
serta kasar ketika tua (Hiwot,2011)
Kopi jenis arabika merupakan kopi yang paling pertama masuk ke Indonesia. Kopi
ini dapat tumbuh pada ketinggian optimum sekitar 1.000 sampai 2.000 m dpl. Semakin
tinggi lokasi penanaman, citarasa yang dihasilkan oleh bijinya semakin baik. Selain itu,
kopi jenis ini sangat rentan pada penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan
Hemileia Vastatrix, terutama pada ketinggian kurang dari 600-700 m dpl. Karat daun ini
dapat menybabkan produksi dan kualitas biji kopi menjadi turun. Oleh sebab itu,
perkebunan kopi arabika hanya terdapat pada beberapa daerah tertentu. (Indrawanto et al.
2010)
Karakter morfologi yang khas pada kopi arabika adalah tajuk yang kecil, ramping,
ada yang bersifat ketai dan ukuran daun yang kecil. Biji kopi arabika memiliki beberapa
karakteristik yang khas dibandingkan biji jenis kopi lainya, seperti bentuknya yang agak
memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dibandingkan dengan
jenis lainya, ujung biji mengkilap, dan celah tengah dibagian datarnya berlekuk.(
Panggabean, 2011)
11b : Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring 12
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan
yang serong ke atas
12b : Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun 13
sama sekali
5
16a : Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagai menyirip 239
rangkap sampai bercangap menyirip rangkap
244b : Susunan tulang daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian 248
besar tulang daun tersusun menyirip, menjari atau sejajar
248b : Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti 249
daun jala
249b : Daun tidak mempunyai serabut demikian, bunga berbentuk lain 250
266b : Bunga tidak tersusun dalam bongkol dengan pembalut yang 267
demikian
267b : Bunga tidak demikian susunanya, biasanya tunggal atau dalam 273
tandan, bulir, atau malai
273b : Karangan bunga tidak tersusun dalam bulir yang rapat 276
278a : Pada tiap ruas batang pada kedua sisi batang, diantara tangkai
daun, terdapat sehelai daun penutup. Rumput-rumputan yang
menjalar.
Family 116. Rubiaceae
6
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi dari tanaman kopi arabika menurut USDA (2002)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea L
Species : Coffea arabica L
7
BAB III
HABITATIO
3.1 Habitus
Secara habitus, kopi arabika ada dua tipe yaitu kopi berperawakan tinggi dan
berperawakan katai. Kopi arabika berperawakan tinggi seperti Typica dan Abessiana
sedangkan kopi berperawakan katai seperti Kartika 1, Kartika 2 dan Andungsari.
Berdasarkan pupus daun nya kopu arabika terbagi atas dua yaitu yang berwarna hijau dan
bewarna coklat kemerahan. Kopi arabika yang pupus daunnya bewarna hijau berasal dari
Aceh Tengah atau sering disebut kopi Ateng sedangkan kopi Arabika pupus daunnya
berwarna coklat kemerahan disebut dengan kopi Siragar Utang ( Tiodor, s, 2013)
3.2 Habitat
Suhu udara sangat mempengaruhi pertumbuhan. Bila terlalu panas pertumbuhan
tanaman cepat dan bunga keluar terlalu awal. Tanaman pun rentan terhadap serangan hama
karat daun. Sedangkan bila suhu terlalu rendah pertumbuhannya lambat, akan banyak
cabang-cabang sekunder dan tersier yang mengganggu pertumbuhan buah. Di Indonesia,
tanaman kopi arabika hanya bisa tumbuh dengan baik di ketinggian 1.000 – 2.000 meter
dari permukaan laut. Tanaman tersebut masih bisa tumbuh di dataran lebih rendah, hanya
saja pertumbuhannya tidak optimal dan mudah terserang penyakit karat daun. Secara
umum kopi arabika mmbutuhkan curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Dengan bulan
kering tidak lebih dari 3 bulan dalam setahun. Suhu udara yang dikehendaki tanaman ini
ada pada kisaran 15-25℃. Hal ini sesuai dengan pendapat Alnopri (2009) bahwa Kopi
arabika akan tumbuh dengan baik apabila lahan tanam memenuhi persyaratan dengan
temperature 18-25℃, dengan curah hujan 1200-2000 mm per tahun dan 1-3 bulan kering.
Ketinggian yang dapat memenuhi persyaratan pertumbuhan optimal tanaman kopi arabika
yaitu tumbuh pada ketinggian diatas 1.000 mdpl.
8
BAB IV
DESKRIPTIO
Tanaman kopi arabika (Coffea arabica) adalah spesies tanaman berbentuk pohon
yang termasuk dalam family Rubiaceae dan genus Coffea yang memiliki tubuh tegak,
bercabang dan tingginya sekitar 2-3 meter. Bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 5
m. Pohon kopi arabika berbatang tegak lurus dan beruas ruas hampir pada tiap tumbuh
kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu
seiring tumbuh cabang yang tegak lurus yang disebut tunas air atau cabang air dan cabang
yang tumbuh kesamping disebut plagiotrop. Terdapat dua tipe cabang pada tanaman kopi
arabika, yakni cabang yang tumbuh vertical dan horizontal. Hal ini sesuai dengan PTPN
XII (2013) Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok, beruas-ruas dan tampak
jelas pada saat tanaman itu masih muda. Pada tiap ruas tumbuh sepasang daun yang
berhadapan dan tumbuh dua macam cabang yaitu cabang orthotrop dan cabang plagiotrop.
Cabang orthotrop merupakan cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertical dan dapat
9
menggantikan kedudukan batang jika batang patah atau terpotong. Cabang plagiotrop
merupakan cabang atau ranting yang tumbuh horizontal. Cabang tersebut merupakan
cabnag tempat tumbuhnya bunga atau buah.
Tanaman kopi arabika memiliki daun yang kecil, panjangnya 12-15 cm dan lebar
sekitar 6 cm. bentuk daun kopi arabika berbentuk bulat seperti telur, bergaris ke samping,
bergelombang. Warna daun hijau mengkilap seperti dilapisi lilin. Pada ketiak daun tumbuh
mata tunas. Mata tunas ini bisa menjadi bunga atau menjadi cabang tergantung kondisi.
Hal ini sesuai dengan PTPN XII (2013) bahwa daun kopi umumnya berbentuk bulat seperti
telur, bergaris ke samping, bergelombang, bewarna hijau pekat dan meruncing di bagian
ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun secara berdampingan di ketiak batang, cabang dan
ranting. Sepasang daun terletak di bidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh
mendatar. Daun tanaman kopi arabika bertekstur kurus memanjang, tebal, bewarna hijau
kuat pekat, dan bergaris gelombang seperti talang air.
10
4.2 Organ Reproductive
Bunga tumbuh dari mata tunas yag terletak di ketiak daun. Bunga menyerbuk
sendiri, penyerbukan biasanya terjadi di pagi hari dengan bantuan angin atau serangga.
Hujan yang mengguyur saat penyerbukan bisa manggagalkan proses penyerbukan. Waktu
yang diperlukan mulai dari penyerbukan hingga menjadi buah siap panen sekitar 6-9 bulan.
Bunga kopi arabika memiliki mahkota yang berukuran kecil, kelopak bunga bewarna hijau,
dan pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari pada
bunga ini terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Kopi arabika umunya akan mulai
berbunga setelah berumur kurang lebih 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak
daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Bunga yang jumlahnya
banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal
dari kuncup – kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup
bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan
bergerombol. Hal ini sesuai Panggabean (2011) bunga kopi terbentuk pada akhir musim
hujan dan akan menjadi buah hingga siap petik pada awal musim kemarau. Setelah
terjadinya penyerbukan, kopi akan menghasilkan kuntum bunga. Setiap ketiak daun
menghasilkan 2-4 kelompok bunga, selanjutnya setiap kelompok bunga mengahasilkan 4-
6 kuntum bunga, sehingga di setiap ketiak daun menghasilkan 8-24 kuntum bunga. Kuntum
bunga kopi berukuran kecil yang tersusun dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari,
tangkai putik dan bakal buah. Kelopak bunga bewarna hijau. Mahkota bunga terdiri atas 3-
8 helai daun. Benang sari terdiri atas 5-7 helai, 4 tangkai putik terdiri atas dua sirip
berukuran kecil yang panjang.
Buah kopi yang masih bewarna hijau, sedangkan buah yang masak
berwarna merah. Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut
mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung. Buah terdiri dari
daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 bagian kulit luar (eksokarp), lapisan
daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endocarp) yang tipis tetapi keras.
Buah kopi umumnya mengandung 2 butir biji tetapi kadang kadang hanya
mengandung satu butir saja. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiman (2012) bahwa
buah tanaman kopi terdiri atas daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas tiga lapisan,
yaitu kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp) dan lapisan kulit tanduk (endocarp)
yang tipis tapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang –
kadang hanya mengandung satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali.
11
Gambar Buah Tanaman Kopi Arabika (Haniantun Nafiah 2017)
Biji kopi arabika lebih panjang dan agak berbentuk cembung dibandingkan
dengan biji kopi lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Panggabean (2011) Bentuk biji
kopi arabika agak memanjang, bidang cembung tidak terlalu tinggi. Bagian ujung biji lebih
mengkilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah. Celah tengah
(center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi berlekuk.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alnopri, Prasetyo dan D.W. Ganefianti. 2009. Penampilan Morfologi dan Isoenzym
Peroksidase Kopi Arabika Dataran Rendah. Jurnal Akta Agrosia. Vol. 12 No.1 hlm 15 –
20
Budiman, H. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi Pedoman Meningkatkan Kualitas
Perkebunan Kopi. Yogyakarta : Pustaka Baru press
Hiwot, H. 2011.Growth and Physiological Response of Two Coffea Arabica L. Population
under Higha and Low Irradiance. Thesis . Addis Ababa University.
Panggabean E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta : Agro Media Pustaka
[PTPN XII] PT Perkebunan Nusantara XII. 2013. Pedoman Pengolahan Budidaya Tanaman
Kopi Arabika. Surabaya (ID) : PT Perkebunan Nusantara XII.
Rahardjo P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Jakarta :
Penerbar Swadaya
Roche, D dan Robert, 2007. A Family Album Getting to The Roots of Coffee’s Plants Heritage.
(www.roastmagazine.com). Diakses pada tanggal 29 Mei 2019.
Steenis, C.G.G.J. Van (Cornelis Gijsbert Gerrit Jan), M.J. 2002. Buku kunci Buatan
Determinasi dan Penyandraan. Departemen Pertanian. Bogor : Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Tanaman Kopi. CV. Bandung : Nuansa
Aulia.
Tiodor S. 2013. Kopi Sigarar Utang Dari Sumatera Utara. Balai Besar Perbenihan Dan
Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP). Medan
United States Department of Agriculture (USDA). 2002. Plants Profile for Coffea arabica L.
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=COAR2 [29 Mei 2019]
Yuita, Nurul Eka. 2017. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Ekstrsk Etanol Daun
Kopi Arabika (Coffea arabica) dalam Sediaan Krim Menggunakan DPPH. Semarang :
Universitas Wahid Hasyim Semarang.
13