Spora Pollen
Disusun Oleh :
Wildan Akbar
Yordan Irsyadie
I Made Oki Sanjaya
Wahyu Setyo N
Muhammad Yedi
Muhammad Gandhi
Flandy Turangan
Dian Indra K.
M.R. Ramdhani
(111.140.028)
(111.140.044)
(111.140.050)
(111.140.051)
(111.140.053)
(111.140.057)
(111.140.060)
(111.140.062)
(111.140.099)
JURUSAN
TEKNIK
GEOLOGI
:3
Prodi
: Teknik Geologi
Fakultas
: Teknologi Mineral
Mengetahui,
Penulis
Kelompok 3
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
3
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vi
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian .......................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan mengenai Spora dan Polen .......................................2
2.1.1 Material Organik Asal Tumbuhan ..........................................2
2.1.2 Struktur Dinding dan Komposisi Polen dan Spora ................3
2.1.3 Jenis-jenis Spora dan Polen ...................................................3
2.1.4 Penyebaran Polen ...................................................................4
2.1.5 Klasifikasi ..............................................................................4
2.2 perkembangbiakan Spora dan Polen ..............................................6
2.3 Perkembangan dan Kegunaan Pollen ...........................................7
2.4 Perkembangan Pollen dan Spora dari Waktu ke Waktu..................7
2.5 Umur (zona palinologi)...................................................................11
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan....................................................................................25
3.2. Saran..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam litologi dari
yang tua hingga muda. Biostratigrafi merupakan ilmu dari cabang stratigrafi, yang
berguna untuk menentukan dan pembagian stratigrafi berdasarkan kandungan
fosil yang ada.
Spora dan pollen merupakan salah satu fosil yang dapat digunakan untuk
menentukan pembagian dari setiap zonasi, sehingga materi ini sangat penting
untuk dipelajari dalam Biostratigrafi
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada laporan ini :
1. Apa pengertian dari Spora dan Pollen (Palinologi)?
2. Bagaimana Perkembangan dari Spora dan Pollen dari setiap waktu
kewaktu?
3. Bagaimana penamaan zonasi dan Marker Spesiesnya?
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
7
adalah
serbuk
yang
dihasilkan
oleh
bunga
(kelompok
sebagai
fosil
yang
dikenal
sebagai
palynomorf.
Fosil
ini
b.
c.
d.
Selulosa
Oksiselulosa
Lignin (kayu)
Kutin
Exine dibagi menjadi 2 yaitu:
Sporonine
Sporopolennine
Pada sporopolenine inilah terdapat pollen yang sifatnya:
2.1.2
oleh media
Terendapkan diatas dasar gelombang laut ataupun lingkungan darat
seperti rawa.
Pollen dan Spora di Produksi secara besar
Bentuk yang khas sehingga mudah dibedakan dengan genus/family lain
Secara biologi mengandung sel betina dan jantan yang bentuk lebih besar
adalah sel tabung yang ditutupi oleh dinding polen massif yang terdiri dari
lapisan :
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
8
2.1.3
Fungsi spora ini adalah untuk menyebarkan dan menumbuhkan calon tanaman
dan juga untuk melindungi selama polen dan spora tertransport dan sebelum
pembiakan.
Morfologi Polen
Bila butiran polen terlepas maka sel hidupnya dilingkupi oleh dinding dalam
dari Sellulose dan dikenal sebagai Intine, dan dinding luarnya disebut
Sporopollenin. Exine mengandung aperture terdiri dari Colpus dan Pori.
Bentuk
Exine sering terdiri dari lapisan dasar dalam, beberapa Columelae, dan suatu
bagian teratas luar atau Techtum. Kenampakan perkukaan exine :
Resticulate (jaringan)
Striate (alur-alur)
Rugulate (permukaan otak)
Morfologi Spora
Spora terpenting adalah kelompok Pterydophyta atau jenis pakis memiliki
aperture Leisura.
Ornamentasi
Ornamentasi terdiri dari Spilate (halus), Scabrate (berbutir), Verucate (berduri),
Regulate (Pola seperti otak), Aerolate (Proyeksi lubang besar), Ilate (Polen
Berongga), Foveolate , Cicatricose (alur-alur), Reticulate (jaringan)
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
9
c. Ct
Bila melewati danau, maka arus angina menurun, sehingga pollen jatuh
mencapai danau merendah seperti gerakan Ct.
Sedangkan Jacobson dan Bradshaw (1981) menyatakan model yang lebih
lengkap termasuk Cw yaitu aliran permukaan dan Cg yaitu suatu komponen
gravitasi dan pollen jatuh secara langsung pada lokasi pengendapan.
2.1.5 Klasifikasi
Polen merupakan hasil tumbuhan. Kelompok dari kingdom tumbuhan sendiri
dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu tanaman berbiji dan tanpa biji. Dalam
mengklasifikasi jenis tanaman mengikuti aturan dari international Code of
Botanical Nomenclature. Klasifikasi tanaman telah dilakukan oleh Fuller dan
Tippo (1949), Henry Andrew (1961)dan system klasifikasi juga telah dinyatakan
oleh Harold C. Bold (1957).
Tanaman Alga, fungi, Bryophyta, dan Hepatophyta merupakan kelompok tanpa
batang. di Bryophyta ini termasuk dari subkingdom dari Embryophyta yang
merupakan penghasil spora.
1. Fosil Polen dari tanaman tanpa batang
Bukti fosil tanaman ini bila diketemukan seluruh tubuh tanaman karena
jenisnya tidaklah mudah untuk pengklasifikasiannya. Misal :
Algae air tawar yang terkandung dalam batulempung pada formasi Green
River (Bradley, 1929) Menemukan pollen Spora pakis juga Insekta dan algae
multisel yang dapat dimasukan kedalam Cyanophyta
2. Fosil dari tanaman berbatang
Subfilum Psilopsida yang terdiri dari 2 Ordo ini :
Psilophytales
Psilotales
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
10
Page
11
tawar yang terdapat pada formasi Green River, oleh Bradley (1929)
menemukan pollen, spora pakis, juga insekta dan alga multisel yang dapat
dimasukkan kedalam Cyanophyta.
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
12
Page
13
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
14
Stenozonotriletes,
Hystrichosporites,
Ancyrospora,
Calyptosporites,
Hymenozonotriletes,
Rhabdaporites,
Camarozonotriletes,
Schulzospora,
Remysporites,
Rotaspora,
Vetispora,
Savitrisporite, Mooreisporites.
Karbon atas (Pensylvanian), ditemukan genus laevigatoporites,
Florinites, Punctatoporites, Torispora, Thymospora, Spinosporites,
Wilsonites.Adapun genus yang punah pada zama ini berupa,
Muropora, Hystricosporites, Spinozonotriletes, Diatomozonotriletes,
Murospora.
4. Zaman perm, merupakan zaman yang ditunjukan dengan mulai
munculnya
bentuk-bentuk
bisaccate
pollen
dengan
permukaan
Page
15
6. ZAMAN JURA
Selain flora yang telah ada sejak zaman Trias semakin berkembang,
juga kelompok Gymnospermae semakin meluas, sedangkan kelompok
Pterydophyta juga semakin bertambah banyak. Zaman ini dibagi ke
dalam stage:
a. LIAS, hutan mendominasi daratan, jenis pepohonan didominasi oleh
Araucariaceae, Taxodiaceae dan Podophytae.
b. DOGGER, kelompok Gymnospermae tetap
dominan,
sedang
Page
16
0,5%,
sedangkan saccate
inaperture
menjadi dominan.
Daratan
c.
Siberopasifik:
terdapat
flora
kutub.
Daratan Indonesia,
d.
tidak
dijumpai
kelompok
Angiospermae.
Batten
(1982)
membagi
zaman
Galeacornea, Ephedroid.
Aqulepollenites, Kapur Akhir: Aquipollenites spp., Moremousscia.
Normapolles (Kapur Akhir): Extratriporopollenites, dll.
Palmae (Kapur Akhir): Pollen Palma.
Notofagidites (Kapur Akhir): Notofagidites, Proteacidites.
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
17
Page
18
ini
pada
bagian
bawah
dibatasi
oleh
pemunculan
awal
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
19
Gambar
4. Polen
dan Spora Kala Paleosen
(Sumber : Robert & Richard, Aspect of Palinology, 1969)
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
20
Gambar 5.
Spora dan
Pollen kala
Eosen tengah
(Sumber : Robert & Richard, Aspect of Palinology, 1969)
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
21
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
22
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
23
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
24
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
25
Gambar 10. Sebaran Pollen pada Kapur Tersier (Data dari Couper, 1964)
(Sumber : Robert & Richard, Aspect of Palinology, 1969)
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
26
Gambar 11.
Polen dan Spora Zaman Kapur
(Sumber : Robert & Richard, Aspect of Palinology, 1969)
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
27
Tua
Zona
P14-P17
Proxaperites
operculatus
FAD dari
Meyeripollis
naharkotensis
Muda
Mud
a
Tjipto Rahardjo., drr. (1990) menyusun Zonasi Palynologi, terdapat 8 zona, sejak
Eosen hingga Kuarter, sbb:
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
28
Tabel 2.2 Zonasi Palinologi pada Eosen Kuarter (Tjipto Rahardjo, 1990)
Page
29
sangat
tinggi.
Pohon
misalnya:
Ericacea
surut
air
laut.
Misalnya
pepohonan:
Avicenia,
didominasi
pepohonan:
Calophyllum,
Casuarina,
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
30
Setelah mengetahui nama spesies secara deskriptif dan genetis, selanjutnya dapat
dilakukan penentuan lingkungan pengendapannya. Dengan catatan bahwa pollen
berumur setelah Pleistosen menggunakan nama genetis saja.
Di Indonesia, Hermeraat (1968) membuat zonasi pollen berdasarkan atas data
pemboran dari sedimen mangrove di Kalimantan Timur.
Hasilnya, untuk Masa Kenozoikum, pada Kala Eosen hingga Oligosen Akhir,
berupa zona Florschuetzia trilobata. Pada Kala Miosen Awal hingga Akhir,
berupa zona Florschuetzia levipoli, sedangkan Pliosen Awal hingga zaman
Kuarter hingga sekarang, berupa zona Florschuetzia meridionalis.
Bagaimana dengan zonasi pollen diluar negeri? Ternyata baik di Amerika Serikat,
Afrika dan sekitar zona Pantropikal, ternyata masing masing spesies memiliki
kisaran hidup yang berbeda beda. Misalnya spesies Florschuetzia trilobata,
berumur Miosen Tengah di Asia Tenggara, seumur dengan Stenochlaenidites
papuanus, punah di Indonesia Barat pada Miosen, namun baru berkembang di
Indonesia Timur (batas garis Wallacea) hingga Filipina (Morley, 1978).
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
31
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pollen dan Spora merupakan fosil yang terdapat dari tumbuhan. Hal
tersebut sangat berguna untuk menentukan biozonasi, lingkungan pengendapan
dan lain lainnya. Polen dan spora memiliki ciri khas tertentu pada setiap zaman.
Sehingga kita dapat membedakan zaman berdasarkan kandungan dari spora dan
polennya. Dalam biostratigrafi spora dan polen membatu dalam penentuan umur
juga lingkungan pegendapan hal tersebut dikarenakan penyebaran dari spora dan
polen yang luas dan jumlahnya yang banyak. Sehingga dapat dilakukan korelasi
dari setiap zona dengan zona yang laian berdasarkan keterdapatan spora dan
polen.
3.2. Saran
Saran yang ditujukan untuk laboratorium yaitu :
Kelompok : 3
Materi
: Zonasi Spora & Polen
Kelas
:A
Page
32
DAFTAR PUSTAKA
Premonitionc. (1997). Pengantar Kuliah Palinologi. Sleman: UPN "Veteran"
Yogyakarta.
Tschudy, R. H., & Scott, R. (1969). Aspect of Palynology. New York: John Willey
& Sons, Inc.