Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah yang berjudul “Peraturan dan Norma” tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Komunikasi. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan
dan teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis berharap setelah menyusun makalah ini pengetahuan serta


pemahaman baik penulis maupun pembaca akan lebih berkembang. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah
selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan memenuhi harapan


pembaca.

Bandung, 26 Mei 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB 2 ................................................................................................................................... 2
TINJAUAN TEORI ................................................................................................................. 2
2.1. Pengertian Peraturan ............................................................................................... 2
2.2. Pengertian Norma ................................................................................................... 3
2.3. Sistem Komunikasi di Indonesia sesuai Peraturan dan Norma ............................... 5
2.3.1. Nilai-Nilai dan Norma Sosial ....................................................................... 5
2.3.2. Hukum dalam Sistem Komunikasi ............................................................... 8
BAB 3 ............................................................................................................................... 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
3.1. Simpulan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi adalah salah satu alat untuk bersosialisasi di dunia ini, tidak
hanya dengan manusia, kita sebagai manusia bisa berkomunikasi dengan semua
makhluk di muka bumi ini dengan berbagai cara, untuk itu manusia adalah
makhuk sosial yang selalau bisa beradaptasi dengan baik.
Di Indoniesia sendiri, bentuk komunikasi sangat berkembang dengan
cepat, dan beragam bentuknya, sebelum mengetahui mengenai bentuk dan
berbagai ragam alat komunikasi di Indonesia, kiranya kita harus mengetahui
mengenai sitem komunikasi itu sendiri.

Seperti yang kita ketahui di berbagai literatur bahwa yang di maksud


sistem adalah beberapa sub sIstem yang bersatu menjadi satu untuk kita gunakan
sebagai alat untuk menjalankan semua peraturan yang absolute yang memiliki
tujuan dalam menjalani peraturan tersebut agar menjadi teratur atau terarah.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari peraturan?

2. Apa pengertian dari norma?

3. Bagaimana sistem komunikasi di Indonesia sesuai peraturan dan norma?

1.3. Tujuan

1. Memahami pengertian dari peraturan

2. Memahami pengertian dari Norma

3. Memahami sistem komunikasi di Indonesia sesuai peraturan dan norma.

1
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Peraturan

Manusia merupakan mahluk sosial sehingga dalam kesehariannya selalu


berhubungan dengan manusia-manusia yang lain. Karena seringnya terjadi
interaksi anatar manusia tersebut, maka dibutuhkan sesuatu yang bersifat
mengatur dan mengikat manusia-manusia tersebut untuk selalu mematuhi aturan
yang telah ditetapkan. Peraturan dibuat untuk mengatur manusia - manusia yang
terdapat dalam satu kelompok untuk menghindari sikap brutal, mau menang
sendiri, dll. Berikut ini adalah pengertian dan definisi peraturan dari beberapa
ahli, yaitu:

1. Tim Grasindo
Peraturan merupakan patokan untuk menilai apakah sebuah aktivitas itu
dimulai dengan baik
2. Lydia Harlina Martono
Peraturan merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur.
Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang,
tanpa kendali, dan sulit diatur
3. Joko Untoro & Tim Guru Indonesia
Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan
dilaksanakan. Jadi, kita harus menaati peraturan agar semua menjadi teratur
dan orang akan merasa nyaman. Peraturan adalah tindakan yang harus
dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan
4. M. Hasan
Peraturan adalah ketentuan yang digunakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia dalam sebuah masyarakat

2
5. I Wawang Setyawan
Peraturan adalah suatu hal yang sangat mutlak dan bersifat membatasi
ruang gerak atau "kemerdekaan" setiap individu.
6. Maria Farida Indrati S
Peraturan adalah keputusan yang bersifat mengatur
7. Lydia Harlina Martono, Satya Joewana, Venus Khasanah
Peraturan adalah cara membangun norma masyarakat sebagai pedoman
agar manusia hidup tertib dan teratur.
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Peraturan adalah ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat,
dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai
dan diterima: setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku;
atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau
membandingkan sesuatu

2.2. Pengertian Norma

Sebuah norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran, yaitu sesuatu
yang bersifat pasti dan tidak berubah. Dengan adanya norma kita dapat
memperbandingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya, ukurannya, serta
kualitasnya kita ragukan. Norma berguna untuk menilai baik-buruknya tindakan
masyarakat sehari-hari. Sebuah norma bisa bersifat objektif dan bisa pula bersifat
subjektif. BIla norma objektif adalah norma yang dapat diterapkan diterapkan
secara langsung apa adanya, maka norma subjektif adalah norma yang bersifat
moral dan tidak dapat emmberikuan ukuran atau patokan yang memadai. Berikut
ini adalah pengertian dan definisi norma menurut para ahli yaitu diantaranya :
1. Hans Kelsen
Norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim (an impersonal
and anonymous "command" - that is the norm)
2. Robert M.Z. Lawang
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma
memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana

3
tindakan itu akan dinilai oleh orang lain. Norma juga merupakan kriteria bagi
orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.
3. Soerjono Soekanto
Norma adalah suatu perangkat agar hubungan di dalam suatu masyarakat
terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Norma-norma mengalami proses
pelembagaan atau melewati suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk
menjadi bagian dari salah satu lembaga masyarakat sehingga norma tersebut
dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupansehari-hari
4. Marvin E. Shaw
Norma ialah peraturan tingkah laku yang ditegakkan ataupun diasaskan
oleh anggota kelompok bagi mengekalkan keselarasan tingkah laku.
5. Bellebaum
Norma adalah alat untuk mengatur masyarakat agar orang bertingkah laku
dalam suatu komunitas berdasarkan keyakinan dan sikap-sikap tertentu
6. Isworo Hadi Wiyono
Norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar
perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus
dihindari. Norma bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan
dalam masyarakat
7. Anonim
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengatur perilaku
individu dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian. Norma
harus dirumuskan agar interaksi agar interaksi sosial dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan
8. Bagja Waluya
Norma adalah wujud konkret dari nilai yang merupakan pedoman, yaitu
berisikan suatu keharusan bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku
9. Aa Nurdiaman
Norma adalah suatu tatanan hidup yang berupa aturan - aturan dalam
pergaulan hidup pada masyarakat

4
2.3. Sistem Komunikasi di Indonesia sesuai Peraturan dan Norma
Komunikasi adalah salah satu alat untuk bersosialisasi di dunia ini, tidak
hanya dengan manusia, kita sebagai manusia bisa berkomunikasi dengan semua
makhluk di muka bumi ini dengan berbagai cara, untuk itu manusia adalah
makhuk sosial yang selalau bisa beradaptasi dengan baik.
Untuk berkomunikasi ada beberapa faktor atau beberapa cara, seperti yang
telah kita ketahui sebelumnya, bahwa untuk berkomunikasi membutuhkan
minimal 3 faktor, yakni faktor komunikator (orang yang berbicara) media (tema
yang dibicarakan / alat untuk menyampaikan pesan) dan komunkan (orang yang
diajak bicara).
Redi Panuju (1997), mengisyaratkan untuk mempelajari sistem
komunikasi Indonesia haruslah membahas dua hal. Yaitu: Pertama, Sistem
komunikasi Indonesia mempunyai makna pola-pola komunikasi yang secara
idealistic dan normative yang diaharapkan ada dan terjadi di Indonesia. Bahasan
mengacu pada nilai-nilai, norma-norma, dan hukum yang merumuskan bagaimana
seharusnya komunikasi dijalankan atau terjadi. Kedua, sistem komunikasi
Indonesia mempunyai makna deskriptif dari gejala komunikasi yang aktual, dan
yang sedang terjadi di Indonesia. Bahasan mengacu kepada fakta-fakta empiris
yang secara objektif benar-benar ada atau terjadi.

2.3.1 Nilai-Nilai dan Norma Sosial

Segala hal yang dianggap bernilai tinggi bagi kehidupan individu sebagai
anggota masyarakat disebut nilai hidup. Nilai hidup merupakan pedoman tertinggi
bagi pikiran, perasaan, sikap dan tingkah laku di dalam masyarakat. Soekandar
Wiriatmaja mengemukakan, bahwa nilai hidup diartikan sebagai suatu
kesanggupan (kapasitas) suatu barang, gagasan maupun isi pengalaman yang
dapat memenuhi keinginan manusia dan dijadikan pegangan hidupnya.
Bisa juga terjadi bahwa nilai hidup itu serupa bagi suatu kelompok
manusia, karena mereka telah mengalami proses sosialisasi yang sama dalam
kebudayaan yang sama. Jadi ada nilai hidup perorangan, nilai hidup suatu

5
kelompok dan nilai hidup suatu masyarakat. Nilai hidup tersebut tidak tampak,
tetapi tercermin pada tingkah laku seseorang dan memberikan arah dan bentuk
kepada tingkah laku orang tersebut.
Jalan pikiran individu dan perasaannya, telah ada sejak kanak-kanak
diresapi nilai-nilai hidup. Isinya telah berurat akar di dalam batin atau hati nurani
individu sedemikian rupa, sehingga yang bersangkutan memahami mana yang
baik dan mana yang buruk, yang cocok dan yang tidak cocok yang diperkenankan
untuk dilakukan dan yang dilarang dan lain sebagainya. Oleh karena telah berurat
akar, atau telah meresap sangat dalam, nilai hidup sangat lambat atau sulit
berubah. Isi dari nilai hidup tersebut biasanya antara lain mencakup :
1. Nilai kepercayaan. Umpamanya, kepercayaan kepada hal-hal yang gaib
(seperti makhluk halus, dewa-dewi, hal-hal yang keramat dan bertuah dan
lain-lain) dan keagamaan (religi).
2. Nilai pandangan (falsafah) hidup. Umpamanya, bagaimana pandangan
dalam berinteraksi dengan alam (apakah harus tunduk, menyelaraskan diri
atau harus menaklukkan alam), pandangan terhadap waktu (apakah
berpedoman pada waktu lampau, waktu sekarang atau waktu yang akan
datang), hakikat kerja (bekerja untuk apa selama hidup ini), dan
sebagainya.
3. Nilai pergaulan hidup. Umpamanya, sopan santun (tata krama), budi
pekerti, tolong menolong dan lain-lain.
Batasan-batasan yang tumbuh dalam masyarakat untuk mengatur tertib
tingkah laku hubungan atau interaksi dinamakan norma sosial. Bentuknya dapat
tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Bouman (1976) norma sosial diartikan
sebagai suatu peraturan umum mengenai kelakuan atau perbuatan yang didasari
oleh pertimbangan-pertimbangan kesusilaan, kebiasaan atau paham yang sehat.
Karl Manheim mengemukakan norma sosial sebagai lampu pengatur lalu lintas
yang mengatur dan menghindarkan kekacaubalauan.
Agar anggota masyarakat menaati segala norma yang ada dalam
masyarakat bersangkutan, maka dibuatlah sanksi-sanksi. Bentuk sanksi tersebut
dapat berupa penghargaan dan dapat juga berupa hukuman masyarakat yang

6
disebut juga sanksi sosial. Penghargaan masyarakat diberikan kepada anggotanya
yang selalu menaati norma sosial. Misalnya dalam bentuk pujian “dia orang yang
taat atau disiplin” dan sebagainya, walaupun yang bersangkutan mungkin tidak
mengharapkannya.
Norma sosial sangat penting bagi keutuhan masyarakat. Sebab dengan
norma sosial semua anggota masyarakat dapat mengatur cara hidupnya secara
harmonis dan tidak bertentangan satu sama lain. Sehubungan dengan kekuatan
norma beserta sanksinya, dikenal adanya empat klasifikasi sebagai berikut:
1. Cara (usage), menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan daya pengikat
norma ini sangat lemah, bahkan tidak mengikat sama sekali. Norma ini
lebih menonjol di dalam hubungan antara individu dalam masyarakat.
2. Kebiasaan (folksways), diartikan sebagai suatu perbuatan yang diulang
dalam bentuk yang sama, merupakan suatu bukti bahwa orang banyak
menyukai perbuatan tersebut. Kekuatan mengikatnya lebih besar daripada
norma cara.
3. Tata kelakuan (mores), daya pengikat norma ini lebih kuat jika
dibandingkan dengan norma kebiasaan. Dengan demikian sanksi bagi tata
kelakuan juga lebih kuat mengikat anggota masyarakat. Suatu kebiasaan
yang tidak semata-mata dianggap sebagai cara berperilaku, akan tetapi
juga diterima sebagai norma pengatur, dinamakan tata kelakuan. Tata
kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia
yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar
oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan itu satu pihak
memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarangnya. Dengan
begitu, secara langsung anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-
perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
4. Adat istiadat (customs), diartikan sebagai suatu tata kelakuan yang kekal
serta kuat integrasinya dengan pola-pola perikelakuan masyarakat.
Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, akan menderita sanksi
yang keras.

7
Masyarakat Indonesia, seperti yang disampaikan Wakil Menteri
Komunikasi dan Informatika (dalam kuliah umum Jurusan Komunikasi
Universitas Nasional, 9 maret 2005) , terdiri dari masyarakat agraris, industri, dan
informasi. Hal ini dapat dimaknai bahwa di masyarakat Indonesia terdapat
beragam nilai-nilai. Masyarakat agraris yang berada pada wilayah pedesaan tentu
saja masih menganut nilai-nilai tradisional, misal nilai kolektivis. Pada
masyarakat industri dan informasi nilai-nilai tradisional sudah mulai menipis
akibat dari proses akulturasi antara budaya tradisional dengan budaya modern
(budaya masyarakat industri, dan informasi), berganti dengan nilai individualistik
(kesetaraan).

2.3.2. Hukum dalam Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi Indonesia mempunyai dasar hukum. Secara tersirat


terdapat dalam mukadimah UUD 1945 khususnya pada alinea ke empat. Secara
tersurat terdapat pada pasal 28F yang berbunyi: ’Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.’
Selain diatur dalam hukum dasar negara Indonesia, peraturan dalam
berkomunikasi dapat mengacu pada: Undang-undang 32 tahun 2002; Undang-
undang 40 tahun 1999; Undang-undang 36 tahun 1999; Undang-undang 8 tahun
1992; KUHP (terdapat beberapa pasal yang mengatur tentang komunikasi) dan
sebagainya.
Dari landasan itu, masyarakat di indosesia berhak melakukan komunikasi
yang terang teangan maupun yang tersembunyi, namun tetap jika pembahasan kita
mengenai komunikasi, maka kita akan membicakan media sebagai alat untuk
berkomunikasi sebagai mana yang telah diterangkan dalam Undang – Undang
dasar di atas, dan kita sebagai calon insan media atau orang komunikasi akan
mempertanyakan mengenai ”apa hubungan antara sistem komunikasi indonesia
terhadap sistem pers yang berlandaskan pada sistem pemerintahan” sebetulnya di

8
Indonesia dikenal beberapa bangunan sistem, misalnya Sistem Hukum Indonesia,
Sistem Politik Indonesia, Sistem Sosial Indonesia, Sistem Budaya Indonesia,
Sistem Ekonomi Indonesia dan sistem-sistem nilai lainnya yang dapat dijadikan
pedoman dalam proses interaksi antar orang di Indonesia.
Dengan merumuskan Sistem Komunikasi Indonesia maka kita akan
memiliki sebuah bangunan sistem dalam berkomunikasi yang seragam serta
menjadi ciri dan karakter Bangsa Indonesia. Bangunan dari sistem komunikasi
Indonesia itu akan berlandaskan pada pola komunikasi yang dikembangkan di
Indonesia dengan perangkat nilai dan perundangan yang ada. Sebab pola
komunikasi didalam suatu negara akan menentukan bangunan sistem komunikasi
yang akan dikembangkan di negara ini.
Komunikasi mempunyai kemampuan menambah pengetahuan, merubah
dan memperkuat opini, merubah sikap serta menimbulkan partisipasi secara
individual maupun sosial. Keadaan ini mengharuskan adanya kesamaan
pandangan antara supra dan infrastruktur politik dalam mengimplementasikan
kegiatan komunikasi sesuai dengan filsafat bangsa itu sendiri.
Dari sana kita mengetahui bahwa bentuk dari system komunikasi di
Indonesia berkembang, dewasa ini bentuk dari komunikasi masa di Indonesia bias
dikatakan berkembang dengan cepat dan pesat. Dari bentuk perkembangan pasti
ada plus dan minus, namun sejauh dan seberapa besar kita memaknai dan
menjalankan bentuk bentuk dari komunikasi dan system komunikasi di Indonesia
ini.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1. Simpulan

Peraturan adalah salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan
dilaksanakan. Jadi, kita harus menaati peraturan agar semua menjadi teratur
dan orang akan merasa nyaman. Norma adalah sebuah aturan, patokan atau
ukuran, yaitu sesuatu yang bersifat pasti dan tidak berubah. Dengan adanya
norma kita dapat memperbandingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya,
ukurannya, serta kualitasnya kita ragukan.
Sistem komunikasi Indonesia mempunyai makna pola-pola
komunikasi yang secara idealistik dan normatif yang diaharapkan ada dan
terjadi di Indonesia. Sistem komunikasi Indonesia mempunyai makna
deskriptif dari gejala komunikasi yang aktual, dan yang sedang terjadi di
Indonesia. Bahasan mengacu kepada fakta-fakta empiris yang secara objektif
benar-benar ada atau terjadi.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Redi Panuju, 1997, Sistem Komunikasi Indonesia, Pustaka Pelajar,


Yogjakarta
 Nurudin, 2004, Sistem Komunikasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta
 Jallaluddin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya,
Bandung
 Eillers, 1995, Berkomunikasi Antarbudaya, Nusa Indah, Flores
 Undang-undang nomer 40 tahun 1999
 http://adiprakosa.blogspot.com/2008/03/sistem-komunikasi-indonesia-ski-
2.html
 http://sisil-masterpiece.blogspot.com/2008/05/sistem-komunikasi-
indonesia.html
 http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=727&bagian=0
 Bactiar Saefuzzaman/ Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik
Angkatan 2008
 Sumber: Internews Indonesia
 http://carapedia.com/pengertian_definisi_peraturan_info2113.html.
Diakses pada tanggal 24 Mei 2014
 http://carapedia.com/pengertian_definisi_norma_info2015.html. Diakses
pada tanggal 24 Mei 2014

11

Anda mungkin juga menyukai