Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN

Kebanyakan pendekatan memiliki dasar yang sama untuk menerima pentingnya hubungan
terapeutik. Pandangan eksistensial-humanistik dan client-centered berlandaskan hubungan pribadi
sebagai determinan penting bagi hasil – hasil proses terapeutik. Jelas bahwa pendekatan –
pendekatan yang lainnya seperti terapi rasional-emotif dan terapi tingkah laku mengabaikan faktor
hubungan terapis-klien, meskipun di lain pihak mereka tidak terlalu memandang penting.

Hubungan terapeutik melibatkan ciri – ciri dari terapis maupun klien. Tingkat perhatian terapis,
minat dan kemampuannya dalam membantu klien, dan ketulusannya adalah faktoe – faktor yang
mempengaruhi hubungan. Klien pun mempengaruhi hubungan melalui variabel – variabel seperti
motivasi, kerja sama, minat, perhatian, sikap – sikap, persepsi – persepsi, pengharapan –
pengharapan, tingkah laku, reaksi – reaksinya terhadap terapis. Konseling atau psikoterapi adalah
perkara pribadi yang melibatkan hubungan pribadi, dan bukti menunjukkan bahwa kejujuran,
ketulusan, penerimaan, kehangantan, pengertian, dan spontanitas adalah bahan – bahan dasar bagi
terapi yang berhasil.

Patterson (1973) yang menekankan pentingnya hubungan terapeutik menyatakan, penelitian


menunjukkan bahwa unsur efektif dalam terapi adalah hubunga terapis-klien. Ia kemudian
menegaskan bahwa terapis bertindak sebagai pemerkuat, sebab respek dan perhatiannya
memberikan pengaruh yang kuat kepeda tingkah laku klien. Terapis juga menyajikan suatu model
hubungan pribadi yang baik yang bisa digunakan oleh klien bagi pertumbuhan dirinya. Patterson
menjelaskan bahwa terapi tidak bisa mekanis dan bahwa proses terapeutik tidak bisa direduksi
kepada teknik semata – mata, sebab kepribadian terapis amat penting. Ia juga menyatakan, “bukti
tampaknya menunjuk pada pengembangan bentuk hubungan tertentu sebagai unsur penting dalam
konseling atau psikoterapi. Ia adalah suatu hubungan yang tidak terlalu banyak ditandai oleh teknik
– teknik apa yang digunakan terapis, tidak terlalu banyak ditandai oleh apa yang dilakukan oleh
terapis maupun oleh cara yang digunakan” (petterson, 1973, him. 535-536). Truax dan Carkhuff
(1967, him. 31) mendukung pernyataan patterson: “bahan – bahan utama seperti empati,
kehangatan, dan kesejatian tidak semata – mata merepresentasikan ‘tekni – teknik’ psikoterapi atau
konseling, tetapi kecakapan – kecakapan antar pribadilah yang digunakan oleh konselor atau terapis
dalam menerapkan ‘teknik – teknik’ atau ‘pengetahuan keahliannya’.

Apa ciri – ciri dasar terapis yang mengarahkan perubahan kepribadian dan tingkah laku yang
konstruktif pada klien? Truax dan Carkhuff (1967, him. 25) menemukan tiga ciri yang tampaknya
menjalin hampir setiap pendekatan terapi utama: empati yang akurat, kehangatan yang nonposesif,
dan kesejatian. Kesimpulannya, kebnyakan pendekatan terapi menekankan pentingnya kemampuan
terapis untuk menjadi pribadi yang terintegrasi, matang, jujur, tulus, otentik, dan selaras dalam
pertemuan – pertemuan terapeutiknya, untuk menyediakan iklim aman, tidak mengancam, dan
penuh kepercayaan dengan menunjukkan kehangatan yang nonposesif terhadap klien, yang
membiarkan klien terlibat ke dalam eksplorasi diri yang dalam dan signifikan serta untuk dapat
menjangkau acuan internal pengalaman klien dan memahami secara mendalam makna – makna
klien.
Hubungan terapeutik

Terapi Terapis atau analis tetap anonim dan klien mengembangkan proyeksi –proyesi
psikoanalitik terhadap terapis. Berfokus pada resistensi – resistensi yang berkembang dengan
menangani transferensi dan pada pengembangan kendali yang lebih rasional. Klien
mengalami analisis jangka panjang yang intensif, dan terlibat dalam asosiasi bebas
untuk menyingkap konflik – konflik. Klien memperoleh pemahaman dengan
berbicara. Terapis membuat penafsiran –penafsiran untuk mengajari klien tentang
makna tingkah lakunya sekarang sambil menghubungkannya dengan masa lampau
klien.
Terapi Tugas – tugas utama terapis adalah menangkap acara akurat ada dalam dunia klien
eksistensial serta menciptakan suatu pertemuan yang personal dan otentik dengan klien. Klien
humanistik menemukan keunikan diri dalam hubungannya dengan terapis. Pertemuan antar
manusia, keberadaan hubungan terapis klie, dan keotentiakan pertemuan disini
dan sekarang ditekankan. Baik klien maupun terapis bisa berubah melalui
pertemuan.
Terapi Client - Hubungan terapis klien sangat penting. Kualitas – kualitas terapis yang
Centered mencakupkesejatian, kehangatan, empati yang akurat, respek, sikap permisif, dan
kemampuan mengomunikasikan sikap – sikap tersebut kepada klien, ditekankan.
Klien menggunakan hubungan yang nyata dengan terapis iyu untuk
menerjemahkan belajar diri ke dalam hubungan – hubungan yang lain.
Terapi gestalt Terapis tidak membuat penafsiran bagi klien, tetapi membantu klien dalam
mengembangkan cara – cara membuat penafsiran – penafsiran sendiri. Klien
diharapkan mengenali dan menangani urusan yang tak selesai yang menghambat
fungsi dirinya sekarang. Klien menangani urusan yang tak selesai itu dengan
mengalami ulang situasi – situasi traumatik masa lampau seakan –akan situasi
situasi tersebut muncul sekarang.
Analisis Hubungan yang sederajat dengan mengesampingkan status terapis, diutamakan.
transaksional Klien membuat kontrak – kontrak dengan terapis untuk mencapai perubahan –
perubahan spesifik yang diinginkan apabila kontrak telah selesai, maka terapi
diakhiri. Transferensi dan kebergantungan pada terapis ditiadakan.
Terapi tingkah Terapis aktif dan direktif, dan berfungsi sebagai guru atau pelatih dalam membantu
laku klien belajar tingkah laku yang lebih efektif. Klien harus aktif dalam proses dan
bereksperimen dengan tingkah laku baru. Meskipun hubungan terapis klien tidak
ditekankan, hubungan kerja yang baik menjadi kerangka landasan bagi pelaksanaan
prosedur – prosedur terapi.
Terapi Terapis berfungsi sebagai guru dan klien sebagai murid. Hubungan pribadi antara
rasional terapis dan klien tidak esensial. Klien memperoleh pemahaman atas masalah
emotif dirinya dan kemudian harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku
yang mengalahkan diri.
Terapi realitas Tugas utama terapis adalah melibatkan diri dengan klien dan mendorong klien
untuk menghadapi kenyataan dan untuk membuat pertimbangan nilai mengenai
tingkah lakunya sekarang. Setelah klien menetapkan perubahan – perubahan
spesifik yang diinginkannya, rencana – rencana dibuat, dan hasil – hasilnya
dievaluasi, pemahaman dan perubahan sikap tidak dipandang penting.

Anda mungkin juga menyukai