Lampiran 1
Lampiran 1
1. Menentukan kuat tekan beton yang direncanakan (fc’ 20 Mpa) pada umur 7, 14,
21 dan 28 hari.
2. Menghitung deviasi standar (s) seperti tabel berikut:
3. Menghitung nilai tambah (m) = 1,64 x sr jika data deviasi standar tidak ada maka
diambil nilai m = 7.6 Mpa.
4. Menghitung kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (f’cr) = f’c + m.
5. Menetapkan jenis semen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semen
portland pozolan tipe I.
6. Menentukan jenis agregat (agregat halus dan agregat kasar) yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pasir cor lolos ayakan 4,75 mm Kabupaten Lumajang
dan kerikil 10-20mm Kabupaten Pasuruan.
7. Menentukan FAS (faktor air semen) untuk benda uji silinder menggunakan
grafik 1 dibawah ini:
Grafik 1 Hubungan antara Kuat Tekan Beton dan FAS (Benda Uji Silinder Ø15 cm,
tinggi 30 cm)
a. Menentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari berdasarkan jenis semen, agregat
kasar dan rencana pengujian kuat tekan menggunakan tabel 3 dibawah ini untuk
FAS 0,5 sesuai dengan jenis semen dan agregat kasar yang digunakan
Tabel 3 Perkiraan Kekuatan Tekan (Mpa) Dengan FAS Dan Agregat Kasar Yang Biasa
Dipakai Di Indonesia
325 0,55
Dari tabel 4 didapatkan nilai FAS baru, lalu kita bandingkan nilai FAS yang
didapat dari langkah (8) dan memilih nilai FAS yang paling rendah.
9. Menetapkan nilai slump jika tidak ada data, maka bisa menggunakan data dari
tabel 6 berikut:
Tabel 5 Penentuan Nilai Slump
Jenis Konstruksi Nilai Slump (cm)
Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi, dan telapak bertulang 12,5 5
Fondasi telapak tidak bertulang, dan struktur di 9 2,5
bawah tanah
Pelat, balok, kolom, dan dinding 7,5 5
Perkerasan jalan 7,5 5
Pembetonan massal 7,5 2,5
Berdasarkan tabel diatas didapatkan slump untuk balok yaitu 5-10cm dan
untuk penelitian ini menggunakan nilasi slump 3 – 6 cm
10. Menetapkan besaran butiran normal agregat maksimum, menggunakan kerikil
dari Kabupaten Pasuruan ukuran 10–20 mm.
11. Menentukan nilai kadar air bebas dari tabel 6 dibawah ini:
Tabel 6 Perkiraan Kadar Air Bebas (Kg/M3) Yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat
Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
Ukuran besar butiran agregat Jenis agregat ---- ---- ---- ----
maksimum
10 Batu tak 150 180 205 225
dipecahkan
Batu pecah 180 205 230 250
20 Batu tak 135 160 180 195
dipecahkan
Batu pecah 170 190 210 225
40 Batu tak 115 140 160 175
dipecahkan
Batu pecah 155 175 190 205
Sumber: Tabel 3 SNI 03-2384-2000
a. Slump 30-60cm
b. Kadar air bebas butiran 20mm, batu tak pecah yaitu 180 kg/m3
c. Kadar air bebas butiran 200mm, batu pecah yaitu 210 kg/m3
2 1
𝑥 180 + 3 𝑥 210 = 190 kg/m3
3
Maka didapatkan kadar air bebas untuk silinder dan kubus adalah 190kg/m3.
12. Menghitung kadar semen yang besarnya dihitung dengan kadar air bebas dibagi
dengan nilai FAS terendah. langkah (12): langkah (9) dan didapatkan kadar
semen untuk silinder adalah 317 kg. Jumlah semen maksimum diabaikan jika
tidak ditetapkan di awal perencanaan campuran.
13. Menentukan jumlah semen minimum berdasarkan tabel 3 dan didapat untuk
beton tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung. Lalu
dibandingkan nilai dari tabel 3 dengan jumlah semen di langkah (13) dan diambil
jumlah semen minimum. Jumlah semen minimum untuk silinder adalah 317 kg.
14. Menentukan FAS yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena
jumlahnya lebih kecil dari jumlah semen minimum atau lebih besar dari jumlah
semen maksimum, maka FAS harus dihitung kembali. Jika jumlah semen yang
dihitung dari langkah (13) berbeda diantara maksimum dan minimum atau lebih
besar dari minimum namun tidak lebih dari jumlah maksimum, maka dalam
penelitian ini bebas memilih jumlah semen yang akan digunakan.
15. Menentukan susunan butir agregat halus, kalau agregat halus sudah dikenal dan
sudah dilakukan analisa ayak menurut standar yang berlaku, maka kurva dari
pasir ini dapat dibandingkan dengan kurva yang tertera dalam grafik 3-6 dibawah
ini atau gabungan pasir tersebut dalam tabel 8.
Grafik 2 Batas Gradasi Pasir Kasar Nomor 1
Sifat agregat Pasir (halus tak Pasir (kasar tak Kerikil (batu
di pecah) IV di pecah) V pecah) VII
Berat jenis (kering 2,50 2,44 2,66
permukaan)
Penyerapan air % 3,10 4,20 1,63
Kadar air % 6,50 8,80 1,06
Dari hasil pengujian gradasi butiran agregat halus masuk di zona nomor 2
pasir gradasi sedang
16. Menentukan susunan butir agregat kasar atau gabungan menurut grafik 6.
17. Menentukan prosentase pasir menggunakan grafik 7 dibawah ini karena agregat
halus maksimum 4,75 mm terhadap campuran berdasarkan nilai slump (langkah
10), FAS (langkah 9) dan daerah susunan butir (langkah 17) dan didapatkan
prosentase agregat halus sebesar 38%.
Grafik 7 Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat Yang Dianjurkan Untuk Ukuran
Butir Maksimum 20 mm
18. Menghitung berat jenis relatif agregat halus dan kasar berdasarkan prosentase
tiap agregat halus dikalikan dengan rata-rata berat jenis tiap agregat dan
didapatkan berat jenis relatifnya adalah 2,7.
19. Menentukan berat isi beton menurut grafik 9 dibawah ini:
Grafik 9 Perkiraan Berat Isi Beton Basah Yang Telah Selesai Dipadatkan
Berdasarkan grafik diatas, didapatkan nilai berat isi beton adalah 2435 kg/m3.
20. Menghitung kadar agregat gabungan dengan cara (langkah 22) – (langkah 13) –
(langkah 12) dan didapatkan nilainya untuk silinder 1928 kg/m3
21. Menghitung kadar agregat halus yang besarnya adalah prosentase agregat halus
dikalikan dengan nilai kadar agregat gabungan dan didapatkan nilainya untuk
silinder 732,77 kg/m3
22. Menghitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan
dikurangi dengan kadar agregat halus dan didapatkan nilainya untuk silinder
1195,77 kg/m3
23. Menghitung faktor koreksi
Koreksi air= 𝐵 − [(𝐶𝑘 − 𝐶𝑎)𝑥𝐶: 100] − [(𝐷𝑘 − 𝐷𝑎)𝑥𝐷: 100]
Koreksi Agregat halus = 𝐶 + [(𝐶𝑘 − 𝐶𝑎)𝑥𝐶: 100]
Koreksi Agregat Kasar = 𝐷 + [(𝐷𝑘 − 𝐷𝑎)𝑥𝐷: 100]
Keterangan:
B = kadar air bebas sesuai perencanaan mix design
C = kadar agregat halus
D = kadar agregat kasar
Ca = nilai absorpsi agregat halus (%)
Da = nilai absorpsi agregat kasar (%)
Ck = nilai kandungan air dalam agregat halus (%)
Dk = nilai kandungan air dalam agregat kasar (%)
Hasil perhitungan mix design benda uji silinder adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Perhitungan Mix Design
Jenis Material 30 12 6 1
Variasi 0%
Pasir 116.62 46.65 23.32 3.89
Kerikil 190.20 76.08 38.04 6.34
Air 30.22 12.09 6.04 1.01
Semen 50.38 20.15 10.08 1.68
Kebutuhan Beton Var.5% 30 12 6 1
Variasi 5%
Pasir 110.79 44.31 22.16 3.69
Kerikil 190.20 76.08 38.04 6.34
Air 30.22 12.09 6.04 1.01
Semen 50.38 20.15 10.08 1.68
Strapping Band 5.83 2.33 1.17 0.19
Kebutuhan Beton Var.8% 30 12 6 1
Variasi 8%
Pasir 107.29 42.92 21.46 3.58
Kerikil 190.20 76.08 38.04 6.34
Air 30.22 12.09 6.04 1.01
Semen 50.38 20.15 10.08 1.68
Strapping Band 9.33 3.73 1.87 0.31