Anda di halaman 1dari 71

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa, atas perkenan-Nya maka Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator
Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2017 –
2019 dapat diselesaikan.
Sesuai amanat UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
bahwa pemerintah menjamin ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial, dan
pemerintah daerah berwenang merencanakan kebutuhan perbekalan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Dengan demikian,
ketersediaan obat esensial merupakan tanggung jawab pemerintah di
semua level mulai dari tingkat pusat, provinsi, sampai dengan
kabupaten/kota.
Saya berharap dengan adanya Petunjuk Teknis ini akan
mempertajam pengukuran capaian Indikator Persentase Puskesmas
dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial, Persentase Instalasi
Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), serta Persentase Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat
dan Vaksin Sesuai Standar.
Kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan ini, saya sampaikan terima kasih dan apresiasi.
Semoga Petunjuk Teknis ini dapat bermanfaat dalam menjamin

1
ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan,
terutama obat esensial di sarana pelayanan kesehatan khususnya di
Puskesmas.

Jakarta, 28 Februari 2017


Direktur Jenderal,

ttd

Maura Linda Sitanggang

2
DAFTAR ISI

Sambutan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.. 1

Daftar Tabel …………………………………………………………. 4

Daftar Lampiran …………………………………………………….. 5

A. Sasaran dan Target…………………………………………… 6

1. Kinerja dan Target………………………………………... 6

2. Definisi Operasional ……………………………………... 7

B. Tata Laksana Pemantauan Indikator Kinerja ……………… 10

1. Indikator Persentase Puskesmas dengan


Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial ……………… 10
2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) ………… 14
3. Indikator Persentase Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen
Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar ………. 16

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, dan Target Tata


Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 7
Tabel 2. Definisi Operasional (DO) Indikator Kinerja
Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan ………………………………………… 8
Tabel 3. Daftar Obat Indikator ……………………………. 11

Tabel 4. Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan


vaksin Indikator di Puskesmas …………………. 13
Tabel 5. Form Perhitungan Indikator Persentase
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang
melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan
Vaksin Sesuai Standar ………………………….. 17
Tabel 6. Form Rekapitulasi Kabupaten/Kota yang
Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat
Sesuai Standar …………………………………... 27

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jumlah Puskesmas Menurut


Kabupaten/Kota ………………………………. 30
Lampiran 2. Daftar 150 Item Obat dan Vaksin …………… 64

5
PETUNJUK TEKNIS
TATA LAKSANA INDIKATOR KINERJA
TATA KELOLA OBAT PUBLIK
DAN PERBEKALAN KESEHATAN
TAHUN 2017 - 2019

A. SASARAN DAN TARGET

1. Kinerja dan Target


Target kinerja merupakan penilaian pencapaian program yang
diukur secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019.
Untuk dapat mencapai kinerja secara terarah maka diperlukan
penetapan indikator kinerja dan target. Berikut ini adalah tabel
yang berisi sasaran, indikator kinerja, dan target Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan periode tahun 2017 – 2019.

6
Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, dan Target Tata Kelola
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

INDIKATOR TARGET
KEGIATAN SASARAN
KINERJA 2017 2018 2019
Peningkatan Puskesmas Persentase 85% 90% 95%
Ketersediaan dengan puskesmas
Obat Publik ketersediaan dengan
obat dan vaksin
dan ketersediaan
esensial
Perbekalan obat dan vaksin
Kesehatan esensial
Instalasi farmasi Persentase 20% 30% 40%
provinsi dan instalasi farmasi
kabupaten/kota provinsi dan
yang
kabupaten/kota
menerapkan
sistem informasi yang
logistik obat dan menerapkan
Bahan Medis aplikasi logistik
Habis Pakai obat dan Bahan
(BMHP) Medis Habis
Pakai (BMHP)
Instalasi farmasi Persentase 65% 70% 75%
kabupaten/kota Instalasi Farmasi
yang melakukan Kabupaten/Kota
manajemen
yang melakukan
pengelolaan
obat dan vaksin manajemen
sesuai standar pengelolaan obat
dan vaksin
sesuai standar

2. Definisi Operasional (DO)


Untuk menyamakan persepsi dalam operasionalisasi
pencapaian indikator kinerja, maka dirumuskan Definisi
Operasional (DO) dari masing-masing indikator sebagaimana
tercantum dalam Tabel 2.

7
Tabel 2. Definisi Operasional (DO) Indikator Kinerja
Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
NO INDIKATOR URAIAN
KINERJA
1 Persentase Definisi Operasional :
Puskesmas
Persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan
dengan
ketersediaan vaksin essensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20
obat dan item obat indikator)
vaksin
essensial Perhitungan :

Menghitung persentase Puskesmas dengan ketersediaan


obat dan vaksin esensial menggunakan rumus berikut:

% 𝑝𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 dengan ketersediaan obat dan vaksin


esensial =

2 Persentase Definisi Operasional :


Instalasi
Farmasi Persentase Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/
Provinsi dan kota yang menerapkan sistem elektronik logistik obat dan
Kabupaten/ BMHP.
Kota yang
menerapkan Perhitungan :
aplikasi
logistik obat
Menghitung persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan
dan Bahan
Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat
Medis Habis
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan
Pakai
menggunakan rumus berikut:
(BMHP)
% Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) =

8
3 Persentase Definisi Operasional (DO):
instalasi
Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan
farmasi
Kabupaten/ pengelolaan obat sesuai standar bila hasil evaluasi
Kota yang menghasilkan skor minimal 70.
melakukan
manajemen Cara dan contoh perhitungan terlampir.
pengelolaan
obat dan Perhitungan :
vaksin sesuai
standar Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang
melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin
sesuai standar dihitung dengan rumus sebagai berikut:

% IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat


dan vaksin sesuai standar =

9
B. TATA LAKSANA PEMANTAUAN INDIKATOR KINERJA

1. Indikator Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat


dan Vaksin Esensial

a. Dasar pemilihan Puskesmas


Puskesmas yang melaporkan data ketersediaan obat dan
vaksin adalah seluruh Puskesmas di Indonesia.

b. Dasar Pemilihan Item Obat Indikator


Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator merupakan obat
pendukung program kesehatan ibu, kesehatan anak,
penanggulangan dan pencegahan penyakit, serta obat
pelayanan kesehatan dasar esensial dan terdapat di dalam
Formularium Nasional.
c. Item Obat Indikator
Jenis obat indikator dapat dilihat pada Tabel 3.

10
Tabel 3. Daftar Obat Indikator

BENTUK
NO NAMA OBAT
SEDIAAN
1 Albendazol Tablet
2 Amoxicillin 500 mg Tablet
3 Amoxicillin Syrup
4 Deksametason 0,5 mg Tablet
5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi
6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) injeksi
7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi
8 Furosemid 40 mg / Hidroklorotiazid Tablet
9 Garam oralit Serbuk
10 Glibenklamid / Metformin Tablet
11 Kaptopril Tablet
12 Magnesium Sulfat 20 % injeksi
13 Metilergometrin Maleat 0,200 mg-1 ml injeksi
14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Tablet
15 Oksitosin injeksi
16 Parasetamol 500 mg Tablet
17 Tablet Tambah Darah Tablet
18 Vaksin BCG injeksi
19 Vaksin DPT-HB-Hib injeksi
20 Vaksin Td injeksi

11
d. Mekanisme Pelaporan

1) Periode pencatatan data di Puskesmas dilakukan pada


tanggal 25 setiap bulannya. Jika tanggal 25 jatuh pada
hari libur, maka pencatatan dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
Contoh:
Tanggal 25 Maret 2017 jatuh pada hari Sabtu, maka
pencatatan dilakukan hari Senin, tanggal 27 Maret 2017.
2) Puskesmas melaporkan data ketersediaan obat ke Dinas
Kesehatan Kab/Kota paling lambat tanggal 1 bulan
berikutnya.
Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan ke Dinas
Kesehatan Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berjalan.
Dinas Kesehatan Provinsi melakukan verifikasi dan
merekap laporan data ketersediaan Kab/Kota. Data
tersebut kemudian dikirimkan ke Direktorat Tata Kelola
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan paling lambat
tanggal 10 setiap bulan melalui email
obat.publik@kemkes.go.id.
3) Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan menghitung hasil akhir persentase Puskesmas
dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial.

12
e. Formulir Pelaporan Obat
Formulir Pelaporan Obat seperti yang tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4. Form Pemantauan Ketersediaan Obat dan Vaksin


Indikator di Puskesmas

FORM PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN INDIKATOR


DI PUSKESMAS
PERIODE PELAPORAN : BULAN………………

NAMA PUSKESMAS : Penanggungjawab Farmasi :


.................... .................
Kab / Kota : .................... No Hp : .................
Provinsi : ..................... Email : ...................
Bentuk Ketersediaan
No Nama Obat Ket
Sediaan Ada/ Tidak
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Albendazol Tablet
2 Amoxicillin 500 mg Tablet
3 Amoxicillin Syrup
4 Deksametason 0,5 mg Tablet
5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi
Epinefrin (Adrenalin) 0,1%
6 injeksi
(sebagai HCL)
7 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi
8 Furosemid 40 mg / Hidroklorotiazid Tablet
9 Garam oralit Serbuk
10 Glibenklamid / Metformin Tablet
11 Kaptopril Tablet
12 Magnesium Sulfat 20 % injeksi
13 Metilergometrin Maleat 0,200 mg-1 ml injeksi
14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Tablet
15 Oksitosin injeksi
16 Parasetamol 500 mg Tablet
17 Tablet Tambah Darah Tablet
18 Vaksin BCG injeksi
19 Vaksin DPT-HB-Hib injeksi
20 Vaksin Td injeksi

13
Keterangan:
 Kolom (1) : nomor urut
 Kolom (2) : Nama Obat, tertulis nama obat generik
(kandungan zat berkhasiat)
 Kolom (3) : Bentuk Sediaan, berisi bentuk sediaan obat
 Kolom (4) : Ketersediaan (Ada/Tidak):
- Diisi dengan angka 1 jika obat tersebut tersedia untuk
pelayanan
- Diisi dengan angka 0 jika obat tersebut tidak tersedia
untuk pelayanan
- Untuk item nomor 8 dan 10, kolom (4) diisi dengan angka
1 jika salah satu atau kedua jenis obat tersebut tersedia
untuk pelayanan; diisi dengan angka 0 jika kedua jenis
obat tersebut tidak tersedia untuk pelayanan.

2. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan


Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

a. Batasan dan Kriteria

Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota dihitung


sebagai Instalasi Farmasi yang menerapkan aplikasi logistik
obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) jika memenuhi
salah satu dari kriteria sebagai berikut:

1) Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi menggunakan sistem


informasi obat dan BMHP elektronik (aplikasi e-logistik)
mulai dari proses penerimaan, LPLPO, distribusi, dan
integrasi ke bank data pusat.

14
2) Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi menggunakan sistem
informasi obat dan BMHP elektronik sendiri berbasis
database yang di dalamnya terdapat fungsi manajemen
logistik obat dan bahan medis habis pakai (BMHP),
dibuktikan dengan surat pernyataan Kepala Dinas
Kesehatan.

b. Cara Perhitungan
Menghitung persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan menggunakan
rumus berikut:
% Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) =

c. Contoh Perhitungan
Jumlah IF Provinsi, Kab, Kota yang menerapkan sistem
elektronik logistik obat dan BMHP = 125
Jumlah IF Provinsi, Kab, Kota = 544
% Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
menerapkan aplikasi logistik obat dan BMHP =

15
d. Metode Pengumpulan Data
1) Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi yang telah
menggunakan aplikasi e-logistik, melakukan integrasi data
ke bank data pusat setiap tanggal 5 bulan berjalan.
2) Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi yang sudah
memiliki aplikasi berbasis database di luar e-logistik tetap
melaporkan data ketersediaan 150 item obat dan vaksin
sesuai dengan daftar obat terlampir setiap tanggal 5 bulan
berjalan ke Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan melalui bank data pusat di sistem
e-logistik. Alamat web bank data pusat yaitu
bankdataelog.kemkes.go.id/e-logistics-dc.
3) Bagi Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi yang
menerapkan sistem e-logistik pada tahap instalasi dan
tidak memiliki aplikasi lain berbasis database tetap
menyampaikan laporan ketersediaan 150 item obat dan
vaksin melalui bank data pusat di sistem e-logistik. Alamat
web bank data pusat yaitu
bankdataelog.kemkes.go.id/e-logistics-dc.

3. Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang


Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai
Standar

a. Batasan dan Kriteria


Skor total minimal yang digunakan sebagai standar untuk
Instalasi Farmasi yang memenuhi syarat adalah 70.

16
Skoring/penilaian meliputi porsi sumber daya (60%) dan porsi
manajemen pengelolaan (40%).

b. Bobot Penilaian dan Cara Perhitungan


Bobot penilaian dan cara perhitungan dapat dilihat pada
Tabel 5.

Tabel 5. PERHITUNGAN INDIKATOR PERSENTASE INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA


YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DAN/ VAKSIN SESUAI STANDAR

No Komponen Subskor Perhitungan Skor Skor

Sumber Daya (A)


1 Struktur Organisasi (Bobot = 7,5)
a. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) 5 Skor = subtotal skor x 7,5
b. Seksi Farmasi 3 5
c. Lain-lain/Selain a dan b 1

2 Sumber Daya Manusia (Bobot = 15)


2.1. Penanggung Jawab Instalasi Farmasi (Bobot = 7,5)
- Apoteker 5 Skor = subtotal skor x 7,5
Tenaga Teknis Kefarmasian (Sarjana Farmasi, Ahli 5
-
Madya Farmasi, Analis Farmasi) 2
- Tenaga Lainnya 1

2.2. Jumlah Sumber Daya Manusia (Bobot = 7,5)


Skor = subtotal skor x 7,5
- > 7 Orang 4
4
- 4-7 Orang 3
- < 4 Orang 1

Biaya Operasional (Bobot = 7,5) -


Biaya Pemeliharaan -
3
Biaya Distribusi -
Biaya Lain-lain, misal : biaya jaringan internet/modem Skor = subtotal skor x 7,5
5
a. Tersedia biaya untuk ketiganya 5
b. Tersedia dua jenis biaya operasional 4
c. Tersedia hanya satu jenis biaya operasional 3

17
No Komponen Subskor Perhitungan Skor Skor

4 Sarana dan Prasarana (Bobot = 30)


4.1. Gedung
a. Status Kepemilikan
1) Milik sendiri 3
2) Sewa 1

b. Luas Gudang
Cukup ( Dapat menyimpan seluruh obat yang
1)
dikelola) 3
2) Tidak Cukup 2

c. Tersedia ruang
1) Administrasi 1
2) Penyimpanan Umum 1
3) Tempat Penyimpanan Khusus 1
4) Area Karantina 1
5) Area Persiapan distribusi/Penyerahan 1

4.2. Administrasi dan Pengolah Data


a. Komputer /laptop 1
b. Printer 1
c. Aplikasi manajemen obat secara elektronik 2 Skor = Jumlah subtotal skor x 30
d. Alat pendukung jaringan internet 1 32

4.3. Distribusi
a. Kendaraan roda empat / Sarana transportasi air 2
b. Kendaraan roda dua 1

4.4. Pengaman
a. Alarm 1
b. Teralis 1
c. Alat Pemadam Api Ringan/ Kebakaran 1
d. Pagar 1
e. Pintu ganda (non besi dan besi) 1

4.5 Penyimpanan
a. Rak 1
b. Lemari Khusus Narkotika/ Psikotropika 1
c. Lemari Es 1
d. Pallet 1
e. Air Conditioning 1
f. Generator Set (Genset) 1
g. Trolley/ Kereta Dorong 1
h. Termometer ruangan 1
Sub Total Skor Sumber Daya (A) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 4 (Komponen)

18
No Komponen Subskor Perhitungan Skor Skor

Pengelolaan (B)

1 Perencanaan (Bobot = 6)
a. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Perencanaan Obat 2 Skor = jumlah subskor x 6
b. Tersedia SK Tim Perencanaan Obat Terpadu (TPOT) 1 4

c. TPOT mempunyai rencana kerja dan berfungsi 1

2 Penerimaan (Bobot = 5)
a. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Penerimaan Obat 2
b. Tersedia Buku Penerimaan Obat 1
c. Tersedia petugas yang diberi tanggung jawab 1
Skor = jumlah subskor x 5
d. Petugas memeriksa kesesuaian antara obat yang diterima 6
dengan item obat yang dikirim yang tercatat pada 1
dokumen pengiriman
e. Petugas memeriksa kondisi kemasan dan tanggal
1
kadaluwarsanya

3 Penyimpanan (Bobot = 6)
a. Tersedia SOP/prosedur tertulis Penyimpanan Obat 2
b. Ruang penyimpanan bersih dan rapi 1
c. Ruang penyimpanan bebas dari binatang pengerat dan
1
serangga.
d. Ventilasi, sirkulasi udara dan penerangan cukup
1
memadai.
Skor = jumlah subskor x 6
e. Obat rusak/expired disimpan terpisah 1
10
f. Penataan stok memperhatikan tanggal kadaluwarsa 1
g. Tersedia ruang yang cukup untuk bergerak 1
h. Pengelompokan dilakukan secara jenis peruntukkan
(program dan non program), bentuk sediaan dan alfabetis 1

i. Dilakukan pengamatan mutu obat secara organoleptis dan


dicatat dalam buku catatan penyimpanan obat 1

4 Distribusi (Bobot = 6)
a. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Distribusi Obat 2
b. Tersedia petugas distribusi 1
c. Tersedia jadwal distribusi 1 Skor = jumlah subskor x 6
7
Tersedia dokumen penyerahan/pengiriman obat dan
1
d. perbekalan kesehatan
Tersedia sarana untuk repacking obat seperti kardus,
1
e. plastik obat dsb
f. Memperhitungkan stok optimum 1

19
No Komponen Subskor Perhitungan Skor Skor

5 Pencatatan dan Pelaporan (Bobot = 6)


Tersedia SOP/ prosedur tertulis Pencatatan dan
2
a. Pelaporan
b. Tersedia kartu stok obat untuk setiap item obat dan diisi
1
dengan benar
c. Tersedia Dokumen Dinamika Logistik Obat/ Laporan Skor = jumlah subskor x 6
1 8
Mutasi Obat setiap bulan
d. Pencatatan obat menggunakan aplikasi elektronik 1
e. Stok opname dilakukan secara periodik 1

Tersedia catatan tersendiri untuk obat rusak/ kadaluarsa 1


f.
g. Verifikasi data LPLPO Puskesmas dilakukan 1

6 Pemusnahan (Bobot = 5)
a. Tersedia SOP/ prosedur tertulis Pemusnahan obat 2 Skor = jumlah subskor x 5
b. Petugas Instalasi Farmasi terlibat/ melakukan pemusnahan 1 4
c. Tersedia Berita Acara bila dilakukan Pemusnahan Obat.
1

7 Pengembangan Kompetensi (Bobot = 6)


a. Melaksanakan Bimbingan Teknis ke Puskesmas 1 Skor = jumlah subskor x 6
2
b. Melaksanakan Pertemuan Koordinasi dengan Puskesmas
1

Sub Total Skor Pengelolaan (B) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor No. 7 (Komponen)

TOTAL SKOR MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT = SUB TOTAL SKOR SUMBER DAYA (A) + SUB TOTAL SKOR PENGELOLAAN (B)

INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT SESUAI STANDAR BILA TOTAL SKOR ≥ 70
PERSENTASE INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DAN/ VAKSIN SESUAI STANDAR =
JUMLAH IF KAB/KOTA PENGELOLAAN OBAT SESUAI STANDAR/ JUMLAH SELURUH IF KAB/KOTA X 100%

c. Cara perhitungan skor terhadap unsur-unsur manajemen


pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar dilakukan sebagai
berikut:

Perhitungan skor dilaksanakan terhadap unsur sumber daya dengan


sub total bobot 60, dan unsur pengelolaan dengan sub total 40.

20
A. Sumber Daya (Sub Total Bobot = 60)

1. Struktur Organisasi (bobot =7,5)


a. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai dengan struktur
organisasi Instalasi Farmasi.
b. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang dilingkari dibagi 5 kemudian dikalikan 7,5.
c. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.
2. Sumber Daya Manusia ( Bobot =15)
Penilaian Sumber Daya Manusia dibagi dalam dua bagian
yaitu Penanggung Jawab Instalasi Farmasi ( Bobot =7,5) dan
Jumlah SDM ( Bobot =7,5).
2.1. Penanggung Jawab Instalasi Farmasi (bobot =7,5)
a. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai pendidikan
penanggung jawab Instalasi farmasi.
b. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu
nilai yang dilingkari dibagi 5 kemudian dikalikan 7,5.
c. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.
2.2. Jumlah SDM Instalasi Farmasi (bobot=7,5)
a. Jumlah SDM dimaksud adalah pegawai tetap maupun
kontrak/ pramubakti.
b. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai jumlah SDM
Instalasi farmasi.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu
nilai yang dilingkari dibagi 4 kemudian dikalikan 7,5.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

21
3. Biaya Operasional (Bobot = 7,5)
- Biaya Pemeliharaan
- Biaya Distribusi
- Biaya lain-lain, contoh : biaya jaringan internet/modem
a. Lingkari salah satu nilai subskor sesuai jumlah jenis
biaya operasional yang dialokasikan.
b. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu
nilai yang dilingkari dibagi 5 kemudian dikalikan 7,5.
c. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.
4. Sarana dan Prasarana (Bobot = 30)
a. Poin tentang status kepemilikan cukup jelas, dipilih salah
satu milik sendiri atau sewa.
b. Luas cukup merupakan penilaian secara kualitatif apabila
gudang penyimpanan mampu menampung/
menyelenggarakan fungsi penyimpanan dan distribusi
obat dan perbekalan kesehatan dari semua anggaran
yang dikelola, dipilih salah satu cukup atau tidak cukup.
c. Tersedia/ pembagian ruangan instalasi farmasi;
1) Ruang administrasi adalah ruangan untuk kegiatan
administratif instalasi farmasi.
2) Ruang penyimpanan umum adalah ruangan untuk
penyimpanan obat yang tidak membutuhkan
kekhususan perlakuan.
3) Tempat penyimpanan khusus adalah ruangan untuk
penyimpanan obat yang membutuhkan kekhususan
perlakuan, seperti suhu khusus.

22
4) Area karantina adalah area transit sebelum obat dan
perbekkes di simpan dalam ruang penyimpanan
umum/khusus.
5) Area persiapan distribusi/penyerahan adalah area
transit sementara setelah obat dikeluarkan dari tempat
penyimpanan untuk didistribusikan/ diserahkan.
d. Poin administrasi dan pengolah data cukup jelas, sarana
administrasi yang dihitung adalah yang masih berfungsi
baik.
e. Poin sarana distribusi cukup jelas, sarana distribusi yang
dihitung adalah yang masih berfungsi baik.
f. Poin sarana pengaman cukup jelas, alarm dan alat
pemadam api dihitung/dinilai apabila masih berfungsi baik.
g. Poin sarana penyimpanan cukup jelas, cold chain, lemari
es, genset, lemari khusus, termometer ruangan, exhauste
fan dinilai bila masih berfungsi baik. Rak, handpallet,
pallet, AC cukup jumlahnya dan masih berfungsi baik.
h. Lingkari nilai subskor sesuai dengan sarana dan
prasarana yang tersedia.
i. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu
jumlah subskor sarana dan prasarana dibagi 32 kemudian
dikalikan 30.
j. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

Sub Total Skor Sumber Daya (A) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor
No. 4 (Komponen)

23
B. Pengelolaan (Sub Total Skor 40 )
1. Perencanaan (Bobot =6)
a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 4 kemudian dikalikan 6.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

2. Penerimaan ( Bobot =5)


a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 6 kemudian dikalikan 5.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

3. Penyimpanan (Bobot =6)


a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e+f+g+h+i.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 10 kemudian dikalikan 6.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

24
4. Distribusi (Bobot =6)
a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e+f.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 7 kemudian dikalikan 6.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

5. Pencatatan dan Pelaporan (Bobot 6)


a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c+d+e+f+g.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 8 kemudian dikalikan 6.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

6. Pemusnahan (Bobot = 5)
a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b+c.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 4 kemudian dikalikan 5.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.
e. Jika kegiatan pemusnahan tidak ada pada tahun
berjalan, maka penilaian dilakukan menggunakan
Berita Acara Pemusnahan dalam 3 (tiga) tahun terakhir

25
7. Pengembangan Kompetensi (Bobot = 6)
a. Untuk kriteria ini pilihan bisa 1 atau lebih tergantung
aktifitas yang dilakukan.
b. Jumlah sub skor = jumlah skor a+b.
c. Hitung skornya menggunakan rumus yang ada, yaitu nilai
yang didapatkan dibagi 2 kemudian dikalikan 6.
d. Angka yang didapatkan ditulis pada kolom skor.

Sub Total Skor Pengelolaan (B) = Jumlah Skor No. 1 s.d. Skor
No. 7 (Komponen)

Total Skor Manajemen Pengelolaan Obat = Sub Total Skor


Sumber Daya (A) + Sub Total Skor Pengelolaan (B)

d. Rekapitulasi Data Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan


Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar,
menggunakan Tabel 6.

26
e. Petunjuk Teknis Pengisian Rekapitulasi Data Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan
Vaksin Sesuai Standar

1) Ketik Nama Provinsi.


2) Isi kolom nomor dan nama Kabupaten/Kota.
3) Ketik jumlah skor setiap Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang
sudah di verifikasi oleh Instalasi Farmasi Provinsi pada setiap
komponen baik pada aspek sumber daya (struktur organisasi,
sumber daya manusia, biaya operasional, sarana prasarana)
maupun aspek pengelolaan (perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan, pemusnahan,
pengembangan kompetensi).
4) Kolom 'SUBTOTAL SKOR SUMBER DAYA' diisi dengan
menjumlahkan skor setiap komponen pada aspek sumber daya.
5) Kolom 'SUBTOTAL SKOR PENGELOLAAN' diisi dengan
menjumlahkan skor setiap komponen pada aspek pengelolaan
6) Kolom 'TOTAL SKOR' diisi dengan menjumlahkan 'SUBTOTAL
SKOR SUMBER DAYA' dan 'SUBTOTAL SKOR PENGELOLAAN'
7) Apabila 'TOTAL SKOR' ≥ 70, ketik angka '1' pada kolom 'Sesuai
Standar ( Skor ≥ 70 )'
8) Apabila 'TOTAL SKOR' < 70, ketik angka '1' pada kolom 'Tidak
Sesuai Standar ( Skor < 70 )'
9) Baris ' JUMLAH' diisi dengan jumlah IF Kabupaten/ Kota 'Sesuai
Standar' dan 'Tidak Sesuai Standar'

28
f. Mekanisme Pelaporan
1) Dinas Kesehatan Kab/Kota melaporkan ke Dinas Kesehatan
Provinsi berupa hasil perhitungan Persentase Instalasi Farmasi
Kab/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat Sesuai
Standar paling lambat tanggal 1 Mei atau 1 Oktober setiap tahun
dengan melampirkan Formulir seperti pada Tabel 5.

2) Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan ke Direktorat Tata Kelola


Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berupa:
- Rekapitulasi Data Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Melakukan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar di
wilayahnya menggunakan Form Rekap seperti pada Tabel 6
dengan melampirkan Form seperti pada Tabel 5.
Penyampaian laporan paling lambat tanggal 1 Juni atau
1 November setiap tahun melalui email
obat.publik@kemkes.go.id atau melalui surat.

3) Apabila ada perubahan data Instalasi Farmasi, maka Dinas


Kesehatan Kabupaten/ Kota mengirimkan laporan untuk periode
berikutnya dan apabila tidak ada perubahan data Instalasi Farmasi
maka Kabupaten/ Kota tidak perlu mengirimkan laporan untuk
periode berikutnya.

4) Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan verifikasi atas


penilaian dan skor yang diberikan oleh Kab/Kota.

29

Anda mungkin juga menyukai