Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai merupakan
siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan,
pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian.
Berakhirnya tahun anggaran 2018, diperlukan adanya evaluasi kegiatan pelayanan farmasi
sebagai gambaran kegiatan pada periode tersebut serta melihat tingkat keberhasilan kegiatan
pelayanan farmasi dan masalah-masalah yang ada di farmasi. Penilaian terdiri dari kegiatan
pelayanan pada satu tahun terakhir dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
serta penyusunan perencanaan, pengawasan, dan pengendalian dalam upaya meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan mutu pelayanan farmasi rumah sakit.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN


Maksud dari pembuatan laporan ini adalah :
 Memberikan gambaran umum mengenai Instalasi Farmasi Rumah Sakit
 Memberikan gambaran mengenai kegiatan pelayanan Instalasi Farmasi
 Memberikan gambaran mengenai hasil kegiatan farmasi selama tahun 2018
 Memberikan gambaran mengenai rencana kerja farmasi pada tahun 2019

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah


 Tersedianya informasi yang lengkap mengenai Instalasi Farmasi Rumah Sakit
dalam bentuk Laporan Tahunan.

1.3 MANFAAT LAPORAN


Laporan Tahunan Instalasi Farmasi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan kebijakan serta penyusunan perencanaan, pengawasan, dan pengendalian dalam
upaya meningkatkan efisiensi, efektifitas dan mutu pelayanan farmasi rumah sakit.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 DASAR HUKUM

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut dipertegas dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang
farmasi yang beredar di rumah sakit.
Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal
15 menyatakan bahwa:
1. Persyaratan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus menjamin
ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan
terjangkau.

2. Pelayanan sediaan farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti standar pelayanan


kefarmasian.

3. Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di Rumah Sakit harus
dilakukan oleh Instalasi farmasi sistem satu pintu.

4. Besaran harga perbekalan farmasi pada instalasi farmasi Rumah Sakit harus wajar dan
berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan Pemerintah.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Surat Keputusan Direktur RS Nindhita No. 005/03.1/SK.01/I/2019 tentang Penetapan


Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Farmasi RS Nindhita sebagai pedoman dalam pemberian
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit RS Nindhita.

2
2.2 STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI


RS NINDHITA

DIREKTUR

KABID PENUNJANG

KA INSTALASI
FARMASI
KOMITE FARNASI DAN ----------------------------
TERAPI

PENCATATAN DAN DISTRIBUSI DAN ADMINISTRASI DAN


PERENCANAAN DAN MONITORING
PENYIMPANAN PELAPORAN
SELEKSI

RAWAT JALAN KAMAR OPERASI RAWAT INAP

3
2.3 VISI DAN MISI

Visi dan Misi Instalasi Farmasi merujuk kepada Visi dan Misi RS Nindhita yaitu
I. Visi
Terwujudnya pelayanan kefarmasian yang bermutu dan terjangkau berdasarkan
patient oriented
II. Misi
Misi merupakan penjabaran dari Visi Rumah Sakit Nindhita, dirumuskan sebagai barikut :
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Tanggap, Sopan dan Ramah
2. Memberikan pelayanan prima pada pasien.
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
4. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan.
5. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait.
6. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas

2.4 TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197 / MENKES / SK / X /


2004, Tujuan dari pelayanan farmasi ialah :
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan
biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien
maupun fasilitas yang tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi.
c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan
evaluasi pelayanan
g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.

2.5 TARGET SPM

Standar Pelayanan Minimal (SPM) tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan pelayanan publik yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi instalasi dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit umumnya dan
pelayanan farmasi khususnya. Diharapkan bahwa SPM dapat menilai apakah pelayanan di
rumah sakit/pelayanan farmasi dapat mengenal bahaya potensial yang dapat berakibat pada
keselamatan pasien, memberikan tanda adanya masalah untuk melakukan perbaikan, menilai
apakah proses sesuai standar, menilai keberhasilan , menilai ada aturan yang dilanggar,

4
menunjukkan adanya peluang perbaikan , dan menilai dampak dari suatu intervensi
perbaikan.

Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang


definisi operasional, indikator kerja, ukuran atau satuan, rujukan, target RS Nindhita untuk
tahun 2018.
Standar pelayanan minimal rumah sakit dalam hal ini meliputi jenis-jenis pelayanan,
indikator dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit. Salah satunya adalah standar
untuk pelayanan farmasi, yaitu sebagai berikut :
SPM Rumah Sakit untuk jenis pelayanan farmasi
Jenis Pelayanan Indikator Standar* 2018
Farmasi Waktu tunggu pelayanan
a. Obat jadi (menit) < 30 < 60
b. Obat racikan (menit) < 60 < 60
Tidak adanya kejadian 100% 100%
kesalahan pemberian obat
Kepuasan pelanggan >80% >80%
Penulisan resep sesuai >100% >80%
formularium
Sumber: Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta 2007

2.6 Strategi mencapai SPM tahun 2019

Jenis Indikator Standar Target STRATEGI


Pelayanan 2019
Farmasi Waktu tunggu
pelayanan < 30 < 25 1. Menambah SDM
a. Obat jadi 2. Meningkatkan ketersediaan obat
(menit) jadi di Instalasi Farmasi
3. Depo farmasi disetiap ruangan
pelayanan ( IRNA, IRJA, IRD,
Bedah Sentral)
b. Obat racikan < 60 < 50 1. Menambah SDM
(menit) 2. Menambah sarana alat racik
3. Ruangan Racik diperluas
Tidak adanya kejadian 100% 100% 1. Meningkatkan pengetahuan
kesalahan pemberian petugas farmasi (apoteker, asisten
obat apoteker) dengan cara upgrading
pengetahuan dan diklat atau
pelatihan terkini
2. Meningkatkan komunikasi antara
farmasi dengan dokter penulis
resep
Kepuasan pelanggan >80% >80% 1. Pelayanan dengan sepenuh hati
sesuai dengan motto RS

5
2. Menambah pendingin ruangan
untuk kenyamanan ruang tunggu
3. Menambah fasilitas audio visual
untuk kenyamanan ruang tunggu
Penulisan resep sesuai >100% >80% Meningkatkan koordinasi dengan
formularium Komite Medik.

2.7 SDM

Jenis ketenagaan yang tersedia di Instalasi Farmasi RS Nindhita Tahun 2018


Jenis Tenaga
No menurut SK 2017 2018 Perubahan Pendidikan
Menkes
1 Apoteker 2 2 - S1
SMF, SMK,
2 Asisten Apoteker 5 5 -
D3 Farmasi
Operator
3 1 1 - SMA
Komputer
4 Administrasi 1 1 - SMA
Pembantu SMP,SMA,
5 0 0 SMP,SMA,D3
Pelaksana D3
TOTAL 9 9

2.8 Sarana dan Prasarana


a. Bangunan
Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan perundang-
undangan kefarmasian yang berlaku :
SK Menteri Kesehatan No Kondisi Bangunan Instalasi
ANALISA
58 tahun 2014 Farmasi RS Nindhita

a. Lokasi harus menyatu 1). Instalasi Farmasi Rawat Inap Cukup dekat dengan pasien
dengan sistem pelayanan dan Rawat Jalan, Terletak di UGD dan rawat jalan tetapi
rumah sakit. Gedung lantai dasar. Terdiri dari agak jauh dari ruangan
ruangan: Pelayanan obat untuk rawat inap. Lokasi
pasien rawat inap dan rawat jalan Instalasi Farmasi jadi
Umum) dan administrasi kurang strategis untuk
melayani resep pasien
rawat inap. Perlu adanya
Depo Rawat Inap yang
terletak menyatu dengan
pelayanan rawat inap.

2). Gudang Farmasi Lokasi kurang strategis


untuk melayani semua
kebutuhan pelayanan
karena jauh dengan
pelayanan farmasi yaitu
terletak dilantai 2 sehingga
petugas farmasi
mengakami kesulitan
apabila akan mengambil
obat maupun BMHP.

6
b. Terpenuhinya luas yang Ruang tunggu Depo Farmasi Luas belum memenuhi
cukup untuk Rawat Jalan dan Rawat Inap syarat dalam
penyelenggaraan asuhan kurang luas mengingat banyaknya penyelenggaraan
kefarmasian di rumah sakit. pasien yang harus dilayani. kefarmasian terutama
dalam hal penyimpanan
perbekalan farmasi

c. Dipisahkan antara fasilitas 1. Belum ada ruang staf dan ruang 1. Belum mempunyai
untuk penyelenggaraan pertemuan farmasi, serta ruang gedung dengan luas
manajemen, pelayanan arsip. yang cukup sehingga
langsung pada pasien, 2. Ruang administrasi masih pemisahan antara
dispensing serta ada bersatu dengan ruang pelayanan fungsi pelayanan dan
penanganan limbah. pada pasien. manajemen dapat
3. Penanganan limbah di tangani dilakukan
oleh IPAL.
2. Instalasi Kesling yang
mempunyai
kewenangan dalam
penanganan limbah

d. Dipisahkan antara jalur Belum ada pemisahan jalur Belum mempunyai ruang
steril, bersih dan , bebas tersebut. produksi secara terpisah
kontaminasi. dari ruangan pelayanan dan
ruangan penyimpanan

e. Persyaratan ruang tentang 1.Jumlah AC masih kurang Ada beberapa sarana


suhu, pencahayaan, terutama yang ada di gudang prasarana farmasi sudah
kelembaban, tekanan dan farmasi memenuhi syarat tetapi
keamanan baik dari pencuri 2.Tidak ada alarm jika terjadi perlu disempurnakan lagi.
maupun binatang pengerat. kebakaran
Fasilitas peralatan 3. Binatang pengerat tidak bisa
memenuhi persyaratan yang masuk.
ditetapkan terutama untuk 4. Ruang tunggu di pelayanan
perlengkapan dispensing farmasi dikeluhkan sempit dan
baik untuk sediaan steril, kurang kursi tunggu .
non steril maupun cair untuk
obat luar atau dalam.

b. Pembagian Ruangan Instalasi Farmasi

INDIKATOR SK MENKES No 58 tahun 2014 KETERANGAN

a.Ruang Kantor Ruang Pimpinan Tidak ada

Ruang staf Ada

Ruang Kerja/administrasi Ada

Ruang Pertemuan Tidak Ada

b. Ruang Produksi Ruang Steril Tidak Ada

Ruang Non Steril Tidak Ada

c. Ruang Penyimpanan Ruang untuk Obat Jadi Ada

Ruang untuk obat produksi Tidak ada

Ruang Bahan Baku Obat Ada

Ruang Alat Kesehatan Ada

Ruang untuk Obat ter molabil Tidak ada

7
Ruang Alkes dengan suhu Tidak Ada
rendah

Ruang obat mudah terbakar Ada

Ruang obat/bahan ber bahaya Ada

Ruang barang karantina Ada

d. Ruang Distribusi /Pelayanan Ruang distribusi untuk Ada (menyatu dengan rwat
pelayan rawat jalan inap)

Ruang distribusi untuk Ada (menyatu Dengan rawat


pelayanan rawat inap (satelit jalan)
farmasi)

Ruang distribusi untuk Ada (menyatu di gudang)


melayani kebutuhan ruangan

e. Ruang Konsultasi dan PIO Ruang Konsultasi Tidak ada

Ruang Informasi Obat Tidak ada

f. Ruang Arsip Dokumen Ruang Arsip Dokumen Ada (menyatu di gudang)

c. Peralatan

INDIKATOR SK MENKES No 58 Jml Satuan KETERANGAN


tahun 2014

a. Peralatan Meja 4 Unit Kelima-limanya ada di satu


Kantor ruangan. 1 meja untuk kegiatan
administrasi, 3 meja untuk
pelyanan resep baik untk
racikan maupun untuk obat
jadi.

Meja komputer 1 Unit 1 di administasi

Kursi manager - Unit

Kursi Lipat 7 Unit 2 di ruang konsultasi, 2 di


ruang pimpinan, 1 di gdang
farmasi, 1 di depo brdah central
dan 1 di pelayanan

Komputer 1 Unit 1 adm di instalasi farmasi


rawat inap dan jalan

Printer - Unit

Telepon 1 Unit Di admin

b. Peralatan Timbangan gram 1 Set Di Ruang peracikan


Produksi
Timbangan miligram 1 Set Di Ruang peracikan

Mortir + stamper 2 Set Di Ruang peracikan

Gelas ukur 3000ml 0 Buah

Gelas ukur 1000 ml 0 Buah

Gelas ukur 500ml 0 Buah

8
Gelas ukur 100ml 0 Buah

Gelas ukur 10 ml 1 Buah Ada

Sikat gelas ukur 1 Buah Ada

Corong 0 Buah

Sudip 2 Buah ada

Sendok obat 1 Buah Ada

c. Peralatan Lemari/ rak obat 0 Unit


Penyimp
anan Palet lantai 5 Unit

Lemari pendingin 0 Unit

Air Conditioner (AC) 0 Unit

Lemari khusus narkotik 0 Buah


dan psikotropik

Peralatan untuk penyimpanan obat, Tidak ada


penanganan dan pembuangan limbah
sitotoksik dan obat berbahaya

d. Peralatan Lemari obat 5 Unit Depo IRJA dan IRNA


Pendistribusian /
Pelayanan Meja loket 1 Unit Depo IRJA, IRNA

Meja racik 3 Unit Depo IRNA, IRJA

Kursi lipat 4 Unit Depo IRJA, IRNA

Kursi bulat 0 Unit Tidak ada

Kursi tunggu pasien 2 Unit Di depo IRJA & IRNA

Micropone 0 Unit

Lemari es 2 Unit Depo IRJA & IRNA

Telpon/ Airphone 0 Unit

Komputer 1 Unit IRJ & IRNA

Printer 0 Unit

e. Peralatan Buku Kepustakaan 2 Unit Ada


Konsultasi dan
PIO Meja, kursi 0 Unit Tidak Ada

Komputer 0 Unit Tidak ada

Telpon 0 Unit Tidak ada

Lermari arsip 1 Unit Ada

TV/VCD 0 Unit Tidak Ada

f. Peralatan Lemari
1 Unit Ada
Ruang Arsip

9
BAB III
KEGIATAN PELAYANAN INSTALASI FARMASI

3.1 PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.

3.1.1 Pemilihan dan Perencanaan obat

10
Pemilihan obat merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang
terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria
pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat.
Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi Terapi.
Perencanaan obat merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan
obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjwabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan.
Metode Perencanaan yang digunakan di Instalasi Farmasi adalah Metode Konsumsi dan
disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Pedoman Perencanaan adalah:
 Formularium RS
 Anggaran yang tersedia
 Sisa Persediaan
 Data pemakaian periode yang lalu
 Usulan User
Jumlah Anggaran Pengadaan Obat-obatan dan BMHP RS Nindhita
No. Uraian Jumlah
1. Obat-obatan Rp. 1.220.000.000
2. BMHP Rp. 350.000.000
Total Rp. 1.870.000.000

Jumlah Obat-obatan dan BMHP yang direncanakan


No. Uraian Jumlah item Nominal
1. Obat-obatan 600 Rp. 1.170.000.000
2. BMHP 100 Rp. 345.000.000
Total Rp. 1.515.000.000

3.1.2. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan


dan disetujui. Kegiatan Pengadaan di RS Nindhita dilakukan melalui pembelian secara
pengadaan & penunjukan langsung kepada distributor resmi/ Pedagang Besar Farmasi oleh
Apoteker penanggung jawab Instalasi Farmasi.
Realisasi pengadaan perbekalan farmasi periode tahun 2018 adalah sebagai berikut:
No. Uraian Jumlah Item Nilai Realisasi
1. Obat-obatan 750 Rp. 1.440.000.000
2. BMHP 125 Rp. 450.000.000
Total Rp. 1.890.000.000

11
Rata-rata jumlah item yang di beli

Rata2 Jml Item yg Rata2 Jml Item Obat Yg


Uraian Persentase
dibeli per bulan Tersedia Di RS per bulan
Generik 45 125 36%
Non Generik 145 625 23%
Alkes / BMHP 65 125 52%
TOTAL 225 875 26%

3.1.3. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan


sehingga harus dilakukan sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang terhindar dari
kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri dan mempermudah
pengawasan stock.
Penyimpanan sebagai jantung dari manajemen logistik karena sangat menentukan
kelancaran dari pendistribusian. Oleh karena itu, metode pengendalian persediaan / inventori
control diperlukan, dipahami dan diketahui secara baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut bagian penyimpanan telah melaksanakan prosedur
sebagai berikut:
 Penuhi persyaratan penyimpanan
 Penyusunan dengan system FEFO dan FIFO
 Barang ditempatkan pada tempatnya (namun karena keterbatasan tempat barang dengan
volume besar sering kali tidak dapat seluruhnya langsung disimpan pada tempatnya)
 Catatkan pada kartu stok pada kolom masuk
 Cek fisik barang, bila ada rusak pisahkan
 Cocokan jumlah antara fisik dengan kartu
 Lakukan opname tiap semester
 Buat laporan opname
 Buat usulan penghapusan barang tiap akhir tahun

3.1.4. Pendistribusian

Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan


individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang
pelayanan medis.
a. Sistem Distribusi untuk pasien rawat inap
Rumah Sakit Nindhita menggunakan sistem, yaitu:
1) Sistem persediaan di ruang perawatan, untuk obat-obatan yg bersifat life saving
yang harus selalu tersedia di ruangan dan diberikan oleh petugas ruangan.
2) Sistem Resep perorangan.
3) Sistem ODD (one daily dose)

12
b. Sistem Distribusi untuk pasien rawat jalan
Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi bagi pasien rawat jalan di rumah sakit
Nindhita diselenggarakan secara sentralisasi dengan sistem resep perorangan melalui depo
rawat jalan instalasi farmasi RS Nindhita.

REALISASI PELAYANAN RESEP (Jumlah Lembar Resep)


Periode Januari s.d Desember 2018
BULAN UGD IRJA IRNA JUMLAH
JANUARI 325 1050 650 2025
FEBRUARI 297 987 550 1834
MARET 378 1278 778 2434
APRIL 400 1178 569 2147
MEI 320 1125 361 1806
JUNI 348 1098 475 1921
JULI 407 1215 512 2134
AGUSTUS 416 1300 466 2182
SEPTEMBER 422 1208 450 2080
OKTOBER 380 1160 422 1962
NOPEMBER 269 949 397 1615
DESEMBER 396 1015 407 1818

JUMLAH OBAT YANG DILAYANI BERDASARKAN KUNJUNGAN PASIEN

Jenis Obat Non Generik


No. Obat Generik
Pelayanan Formularium
1 Rawat Jalan 9.755 84.511
2 UGD 547 14.184
3 Rawat Inap 926 47.645
Total 11.228 146.340

3.2. Pelayanan Farmasi Klinik

3.2.1. Konseling, Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Pengkajian Resep

Pelaksanaan kegiatan farmasi klinik belum dapat dilaksanakan sesuai standar yang
diwajibkan. Hal ini disebabkan belum tersedianya sarana dan prasarana serta SDM yang cukup,
kecuali untuk kegiatan Pengkajian resep dan KIE kepada pasien. Hanya saja kegiatan tersebut
belum terdokumentasi dengan baik.

3.3. Manajemen Mutu Farmasi


3.3.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

13
Pendidikan dan pelatihan petugas farmasi baik apoteker dan asisten apoteker belum
terdokumentasikan dengan baik karena minimnya pelatihan yang dibiayai oleh RS Nindhita
sehingga apoteker dan asisten apoteker enggan untuk memberikan sertifikat yang diperolehnya
kepada RS Nindhita. Sehingga untuk tahun 2019 akan diprioritaskan pendidikan dan pelatihan
yang lebih cocok dengan pelayanan farmasi di RS Nindhita.

3.3.2. Monitoring dan Evaluasi

Realisasi SPM dibandingkan dengan Target SPM

Realisasi
Target
Indikator TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
SPM
1.Waktu tunggu pelayanan
a. Obat jadi < 25 menit ≤ 15 ≤ 20 ≤ 15 ≤ 15
b. Obat racikan < 50 menit ≤ 45 ≤ 45 ≤ 40 ≤ 40
2.Tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian obat 100% 100% 100% 100% 100%
3.Kepuasan pelanggan ≥80% 80% 80% 80% 80%
4.Penulisan resep sesuai ≥80% ≥ 85 ≥ 90 ≥ 80 ≥ 95
formularium

BAB IV
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI FARMASI

4.1. SELEKSI DAN PERENCANAAN OBAT


a. Kesesuaian Item Obat Yang Tersedia dengan DOEN
Uraian 2018
Rata-rata Jumlah Item obat yang tersedia 374
Rata-rata Jumlah item obat tersedia yang masuk 219
DOEN

14
Kesesuaian item obat yang tersedia dengan DOEN 58%

Tabel menunjukan bahwa 58% penyediaan obat-obatan di Rumah Sakit Nindhita sesuai
DOEN sehingga ini memberikan gambaran bahwa hampir 42% obat-obatan yang tersedia di
RS Nindhita diluar DOEN. Hal ini disebabkan karena kurang berperannya Panitia Farmasi
dan Terapi dalam melakukan kajian terhadap obat-obatan yang akan masuk daftar
formularium RS Nindhita serta belum diadakannya revisi formularium rumah sakit setiap
tahun .

b. Persentase anggaran belanja yang tersedia dengan anggaran yang sesungguhnya


dibutuhkan.
Dana Farmasi yang tersedia A Rp. 1.440.000.000
Kebutuhan Farmasi berdasarkan
B Rp. 1.220.000.000
metode konsumsi*
Persentase dana yang tersedia A/B 118%
Nilai standar persentase dana   ≥100%

4.2. PENGADAAN OBAT


Frekuensi tertundanya pembayaran oleh rumah sakit terhadap waktu yang telah
disepakati
Data berikut ini diambil dari RS Nindhita . Sampel data hanya diambil satu bulan saja
(bulan Nopember 2018).
Uraian 2018
Jumlah Faktur yang diterima pada 40 faktur
bulan Nopember
Jumlah Faktur yang dibayar 38 faktur
sebelum/ pada tanggal jatuh tempo
Jumlah faktur yang dibayar diatas 2 faktur
tanggal jatuh tempo
Persentase faktur yang tertunda 5%
pembayarannya
Rata-rata waktu keterlambatan 5 hari
pembayaran dari tgl jatuh tempo

Tabel diatas menunjukkan bahwa rata rata pembayaran faktur tidak melebihi waktu jatuh
tempo yang telah disepakati.

4.3. PENYIMPANAN OBAT


Turn Over Ratio (TOR)
2018
Harga pokok penjualan A 1.220.000.000
obat
Rata-rata sisa stok B 198.000.000
TOR A/B 6
Nilai TOR yg paling realistik 12 kali *
*Pudjaningsih,2006

15
Tabel ini menunjukan bahwa rata nilai TOR Instalasi farmasi hanya 6 kali di tahun 2018.
Menurut Pudjaningsih (2006) dalam buku “Indikator Efisiensi dan Efektivitas
Pengelolaan Obat di Farmasi Rumah Sakit” untuk nilai TOR 12 adalah yang paling
realistik dalam mengontrol persediaan yang efisien.
Makin tinggi nilai TOR semakin efisien pengelolaan persediaan, dan semakin rendah nilai
TOR maka pengelolaan obat tidak efisien atau jumlah persediaan menumpuk sehingga
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan menjadi kecil.
Jika dilihat dari tabel ”Realisasi belanja dan pendapatan Instalasi Farmasi tahun
2018”, ada penumpukan persediaan pada tiap bulannya sedangkan pendapatan menurun.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah pasien yang mengunjungi instalasi farmasi.

4.4. DISTRIBUSI
a. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep sampai ke tangan pasien.
Realisasi (satuan dalam menit)
Indikator Target SPM TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
Waktu tunggu pelayanan
a. Obat jadi < 25 menit ≥15 ≥20 ≥15 ≥15
b. Obat racikan < 45 menit ≥45 ≥45 ≥40 ≥40

Target SPM untuk meningkatkan pelayanan farmasi terealisasi pada tahun 2018.
Tabel menunjukkan adanya penurunan waktu tunggu pasien pada triwulan 3 dan 4 tetapi
tidak terlalu signifikan. Dimana pada waktu tersebut jumlah resep yang diterima farmasi
menurun.
Kendala pelayanan terdapat pada masih dijadikannya satu loket untuk pasien
rawat jalan dengan pasien rawat inap, dimana Loket penerimaan resep dan penyerahan
obat hanya satu, Akibatnya resep yang sesungguhnya sudah siap di serahkan kepada
pasien harus menunggu lagi karena di loket tersebut petugas sedang melaksanakan
penerimaan resep. Selain itu Komputer untuk mengentri obat hanya ada satu buah.

b. Persentase kejadian kesalahan dalam penyerahan obat


Realisasi
Indikator Target SPM TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
Tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian obat 100% 100% 100% 100% 100%

Target SPM tahun 2018 untuk mempertahankan tidak terjadi kesalahan dalam
penyerahan obat tercapai.

16
BAB V
PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI
TAHUN 2018
NO KEGIATAN SASARAN CARA TARGET
MELAKSANAKAN
1. Pemenuhan standar Tersedianya pedoman / 100 %
pelayanan minimal. dasar hukum farmasi
yang up to date,
meliputi :
a. Kebijakan
Pelayanan
Kefarmasian.
b. Pedoman
Pengelolaan

17
Perbekalan farmasi
dan Pelayanan
Kefarmasian.
c. Prosedur tetap
kefarmasian.
2. Pemenuhan Sarana dan Tersedianya sarana dan 100 %
Prasarana Farmasi sesuai prasarana sehingga
standar pelayanan farmasi pelayanan farmasi lebih
bermutu

5.1. Target SPM dan Strategi SPM tahun 2019


Jenis Indikator Std. 2019 STRATEGI
Pelayanan
Farmasi Waktu tunggu Penambahan beberapa depo
pelayanan < 30 < 30 pelyanan farmasi sehingga tidah
a. Obat terjadi sentralisasi pelayanan
jadi (menit) farmasi. Misalnya depo rawat jalan
b. Obat < 60 < 60
dan depo bedah sentral. Perlu adanya
racikan
penambahan petugas farmasi seiring
(menit)
dengan penambahan depo-depo.

Tidak adanya 100% 100% Tetap melaksanakan pemisahan


kejadian kesalahan fungsi penerimaan resep, penyediaan
pemberian obat obat, dan penyerahan obat agar dapat
dilaksankan fungsi cek dan ricek.
Penggunaan nomor tunggu pasien
bisa dilakukan.
Konfirmasi kepada dokter penulis
resep bila ada resep yang tidak
terbaca.
Kepuasan pelanggan >80% >80% Tingkatkan kelengkapan obat-obatan
Tingkatkan keramahan-tamahan
petugas farmasi.
Tingkatkan sarana prasarana
pelayanan farmasi.
Penulisan resep >100 >80% Standarisasi penggunaan obat.
sesuai formularium %

18
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

No KESIMPULAN SARAN
1 Fungsi seleksi obat belum berjalan Meningkatkan peran Panitia Farmasi
dengan semestinya. Hal ini dikarenkan Terapi dalam melaksanakan seleksi obat.
banyaknya permintaan user untuk (Standarisasi pemakaian obat),
menyediakan obat sehingga 1 item dan perlu dukungan dari managemen
obat bisa ada lebih dari lima nama pelayanan serta meningkatkan
dagang obat yg tersedia. komunikasi dengan tim pengadaan
2 Kegiatan farmasi klinik, tidak  Apoteker yang ada bisa
maksimal dilakukan dikarenakan diberangkatkan untuk dilakukan
apoteker yang ada masih sibuk pelatihan farmasi klinik. Hal ini
melakukan proses pengadaan an dilakukan untuk meningkatkan
pemenuhan obat untuk user. kinerja apoteker di bidang farmasi
klinik.
 Pengadaan bisa dilakukan 1 Minggu
sekali supaya apoteker lebih banyak
waktu untuk kegiatan farmasi klinik.
3 Sarana dan Prasarana instalasi farmasi Lengkapi sarana dan prasarana serta
lebih ditingkatkan. SDM sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

19
20

Anda mungkin juga menyukai