Apeksifikasi
Apeksifikasi
Pengertian
Pada rontgen foto terlihat 4 gambar hasil perawatan apeksifikasi yang berhasil seperti
gambarberikut (7) :
Gambar 1 a. Apeks bertumbuh terus disertai
dengan penutupan saluran akar
b. Terlihat penutupan apeks tetapi tidak ada perubahan pada saluran akal
c. Tidak ada perubahan pada gambaran
rontgen foto tetapi bila dimasukkan instrumen terasa ada benturan atau tahanan pada apeks
d. Gambaran rontgen foto terlihat adanya klasifikasi pada apeks (Weine FS. Endodontic
therapy, 3th ed, the C.V. Mosby co, St Louis, 1992: 574)
Gambar 1 a. Apeks bertumbuh terus disertai dengan penutupan saluran akar
b. Terlihat penutupan apeks tetapi tidak ada perubahan pada saluran akal
c. Tidak ada perubahan pada gambaran rontgen foto tetapi bila dimasukkan
instrumen terasa ada benturan atau tahanan pada apeks
d. Gambaran rontgen foto terlihat adanya klasifikasi pada apeks (Weine FS.
Endodontic therapy, 3th ed, the C.V. Mosby co, St Louis, 1992: 574)
B) MTA
Material ini pertama kali diperkenalkan oleh Torabinejad (1993) dan mendapatkan
persetujuan food and drug administration pada tahun 1998. MTA menyediakan
material untuk pembentukan jaringan keras dan sealer biologis yang baik. MTA ini
terdiri dari Tricalcium silicate, Tricalcium Aluminate, Tricalcium Oxide, Silicate
Oxide. MTA merupakan material hidrofilik yang memiliki setting time selama 3 jam.
Kelebihan MTA meliputi kemampuan sealing yang baik, kompresif strength yg baik,
biokompatibilitas yang baik, dan regenerasi cementum.
C) Tricalcium Phosphate
Coviello dan Brilliant (1979) melaporkan penggunaan tricalcium phosphate sebagai
lapisan apikal. Material ini di masukkan ke dalam apikal 2mm pada saluran dan
dipadatkan dengan gutta percha, perawatan dilakukan dalam satu kali kunjungan.
K E S I M P U LAN
Apeksifikasi dilakukan pada gigi dewasa muda non vital dimana foramen apikalnya
masih terbuka masih terbuka atau belum terbentuk sempurna dan bertujuan merangsang
perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi tersebut.
Apeksifikasi ini merupakan suatu perawatan pendahuluan pada perawatan endodontik.
Teknik perawatan apeksifikasi menurut Fisher dilakukan dengan dua kali kunjungan. Sebagai
bahan pengisian saluran akar yang bersifat sementara adalah kalsium hidroksida-CMCP.
Setelah dilakukan apeksifikasi selanjutnya dilakukan pengisian saluran akar gutta percha.
Keberhasilan perawatan apeksifikasi ditandai dengan pasien akan terbebas dari rasa sakit
spontan, demikian pula rasa sakit waktu perkusi dan palpasi. Pada rontgen foto terlihat
gambaran radiopak di sepanjang bagian saluran akar yang berarti telah terjadi penutupan pada
apeks gigi, jaringan lunak di sekitar gigi dalamkeadaan normal atau tidak dijumpai adanya
gambaran radiolusen yang merupakan tanda patologis di bagian periapikal.
Daftar Pustaka
1. Coviello J, Brilliant JD. A preliminary clinical study on the use of Tricalcium Phosphate as
an apical barrier, Journal of Endodotics, Januari 1979, volume 5, issue 1, pages 6 - 13
2.Grossman LI. Endodontics practice, 9 thed, Lea & Febiger, Philadelphia, 1978:119
3.Roedjito B. Pemakaian kalsium hidroksid untuk menanggulangi kelainan peripikal pada
perawatan pulpektomi, Majalah Kedokteran Gigi FKG USAKTI, No. 11, 1989: 89-98
4.Soedjadi O. Apeksifikasi pada gigi non vital dengan foramen apikal masih terbuka,
Kumpulan ceramah ilmiah, HUT ke XXII, FKG USU, 1983: 71-6
5. Lee SJ, Monset M, Torabinejad M: Sealing ability of mineral trioxide aggregate for repair
of lateral root perforation. Journal of Endodontics, November 1993, volume 19, issue 11,
page 541 – 544.
6. LRG Fava, WP Saunders. Calcium hydroxide pastes : classification and clinical
indications. International Endodontic Journal. July 1999, vol 32, issue 4, pages 257 - 282
7. Weine FS. Endodontic therapy, 3 th ed, the CV. Mosby Co, St. Louis, 1982: 571-74
Apeksogenesis
Apexogenesis adalah prosedur yang membahas kekurangan terlibat dengan melindungi pulpa
gigi dari inflamasi dan gigi yang belum berkembang sempurna. Tujuan dari apeksogenesis
adalah pemeliharaan jaringan pulpa vital sehingga didapatkan perkembangan penutupan
apikal secara normal dapat terjadi (Pitt Ford, 2002). Pada apeksogenesis hampir atau seluruh
bagian coronal pupla di hilangkan, seringkali hingga mencapai orifis, dan pasta calcium
hydroxide diaplikasikan sebagai dressing. Tehnik kombinasi aseptik dengan menggunakan
rubber dam dan bur steril sangat disarankan.
Berbagai macam material sudah digunakan sebagai dressing, akan tetapi, penggunaan
calcium hydroxide menunjukkan keberhasilan jangka panjang dan hasil yang dapat diprediksi
(Cvek, 1978). Pasta murni Calcium Hydroxide, yang memiliki pH sekitar 12.5, menyebabkan
iritasi kimia yang terbatas dan dangkal pada jaringan pulpa vital. Respon oleh jaringan pulpa
vital adalah reaksi inflamasi self-limiting, diikuti oleh proliferasi dari sel dan kolagen baru.
Mineralisasi dari kolagen yang baru terbentuk dimulai dengan distrofik kalsifikasi, yang
kemudian diikuti dengen pembentukan tubuli dentin (Schroder, 1985). Penggunakan material
baru, seperti MTA juga menunjukkan hasil klinis dan histologi yang baik pada kasus pulp
capping, apeksogenesis, dan apeksifikasi. (Torabinejad, 1999). Akan tetapi belum terdapat
literatur mengenai hasil klinis jangka panjang.
Lapisan jaringan keras yang terbentuk tidak menyediakan sealer yang tahan terhadap
lingkungan oral. Oleh karena itu, restorasi koronal yang bersifat “bacteria-tight” diperlukan
untuk mencegah cairan oral dan mikroorganisme untuk mencapai pulpa yang tereksponasi
dan dalam proses penyembuhan.
Pertimbangan perawatan
Tes klinis lain, seperti perkusi dan palpasi akan memberikan informasi mengenai
perubahan inflamasi pada jaringan periradikular. Munculnya sinus tract, bengkak, dan
perubahan warna pada bagian koronal gigi atau mobility juga memberikan informasi
mengenai kondisi pulp dan jaringan periradikular.
Pemeriksaan radiografis akan memberikan informasi spesifik mengenai perluasan
lesi, perkembangan akar, munculnya patosis periradikular , resorpsi akar, dan fraktur
mahkota/akar.
Indikasi Apeksogenesis :
1. Gigi dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikalis belum tertutup sempurna
2. Pulpa korona rusak, tetapi pulpa radikuler vital
3. Korona baik dan dapat direstorasi
Kontraindikasi Apeksogenesis
Daftar Pustaka