Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

OPTIMALISASI PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)


MELALUI PENGHAPUSAN BARANG YANG TIDAK BERNILAI EKONOMI
DI BALAI LATIHAN KERJA BANDA ACEH

SUMARDI, S.T
Kasubbag Tata Usaha

KEMENTERIAN KETENAGA KERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI
Jl. Kesatria Geuceu Komplek Banda Aceh 23239
Telp (0651) 45298 Kotak Pos 71/BNA Banda Aceh 23001
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis


haturkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya yang
tiada henti-hentinya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Proyek
Perubahan yang menjadi tugas PIM III ini. Dan juga shalawat beriring salam
penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya
bagi kita semua. Penulisan Laporan Proyek Perubahan ini bertujuan untuk
memenuhi syarat guna melengkapi persyaratan dari Diklat PIM III Kementerian
Ketenagakerja tahun 2016.
Laporan Proyek Perobahan ini merupakan kegiatan yang harus
diselesaikan untuk memenuhi syarat Diklat PIM III angkatan XIII tahun
Anggaran 2016 yang diselenggarakan Pusdiklat Kementerian Ketenagakerja.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Mentor Pimpinan Balai Latihan
Kerja Banda Aceh Bapak Bukhari, S.T; Coach Ibu Drs. Endang Tarumi, M.M
yang sudah memberikan bimbingan kepada kami, serta narasumber dan
semua pihak yang sudah membantu dalam penyusunan Laporan Proyek
Perubahan.
Sebagai manusia yang tidak akan pernah luput dari kekhilafan, kami
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Laporan
Proyek Perubahan ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
Laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Proyek Perubahan ini
bermanfaat bagi kami, pembaca, dan khususnya untuk Balai Latihan Kerja
Banda Aceh yang menerima manfaat dari kegiatan ini.

Jakarta, Nopember 2016


Penyusun

Sumardi, S.T.
NIP 19630907 198603 1 001

3
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .............................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Judul Proyek Perubahan ............................................... 2
C. Tujuan Perubahan......................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................... 3
E. Ruang Lingkup .............................................................. 3

BAB II RANCANGAN PROYEK PEUBAHAN


A. Diskripsi Perubahan ...................................................... 4
B. Mentor ........................................................................... 5
C. Projec Lesder ................................................................ 5
D. Pentahapan (Malestone) ............................................... 6
E. Identifikasi Stake Holder ............................................... 9
F. Penganggaran............................................................... 10

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN


A. Capaian Masing-masing Tahapan ................................ 11
a. Pembentukan TIM efektif ......................................... 11
b. Menyusun rencana Kerja TIM .................................. 17
c. Pengumpulan Referensi .......................................... 19
d. Penelitian/Pengumpulan BMN ................................. 23
e. Membuat Usulan...................................................... 28
f. Verifikasi Penghapusan ........................................... 39
B. Produk yang di Hasilkan ............................................... 53
C. Gambaran Perubahan Sebelum dan Sesudah.............. 53
D. Identifikasi Masalah....................................................... 54

4
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 56
B. Saran-saran .................................................................. 57

LAMPIRAN :

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia


Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Bidang Pelatihan Kerja, Balai Latihan Kerja Banda Aceh yang
merupakan Balai Latihan Kerja Kelas I mempunyai tugas melaksanakan
pelatihan, pemberdayaan, dan uji kompetensi tenaga kerja. Dalam
melaksanakan tugasnya, Balai Latihan Kerja Kelas I menyelenggarakan fungsi
penyusunan rencana, program dan anggaran, penyusunan bahan pelatihan,
pemberdayaan, dan uji kompetensi tenaga kerja, pelaksanaan pelatihan tenaga
kerja, pelaksanaan pelayanan konsultasi, pemasaran, dan kerja sama
kelembagaan pelatihan, pelaksanaan uji kompetensi tenaga kerja, evaluasi dan
penyusunan laporan di bidang pelatihan, pengelolaan data dan informasi di
bidang pelatihan, dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga yang
meliputi penataan barang milik Negara.
Untuk menunjang hal tersebut diperlukan penataan invetarisasi Barang
Milik Negara (BMN) dimana banyak barang milik Negara yang harus ditata dan
dihilangkan dari data inventaris dikarenaka kondisi sarana tersebut tidak sesuai
dengan hal-hal memberikan beban bagi instansi.
Barang Milik Negara yang berupa aset yang hingga sekarang masih
menjaditemuan beban baik perawatan maupun penginvetarisasi antara lain :
a) Aset tetap berupa kendaraan dinas operasional yang hingga saat ini
masih memiliki masalah yang butuh segera ditangani yaitu dokumen
kendaraan tidak ditemukan hilang, fisik kendaraan rusak berat dan
tidak ditempat dan harus dihapuskan, tetapi sampai saat ini belum
dilakukan penghapusan dan masih ada kendaraan yang belum masuk
kedata inventaris Balai Latihan Kerja Banda Aceh dikarenakan
keberadaan surat hibah masih di Kementerian.
b) Masalah aset-aset yang belum dilalakukan proses penghapusan, aset
yang masih direklamasi nilai asetnya dan aset yang tidak ditemukan

6
keberadaanya karena rusak/hilang namun masih tercatat pada buku
inventaris Balai Latihan Kerja Banda Aceh.
c) Penyajian data aset masih tidak seimbang dengan nilai akuntansi
sebagaimana tercatat pada neraca
Dari hasil inventarisasi masalah aset sebagaimana tersebut diatas
maka ditentukan langkah-langkah yang dianggap jitu sebagai acuan
penyelesaian masalah dengan beberapa masukan dari Kepala Balai Latihan
Kerja Banda Aceh sebagai Mentor (proyek perubahan) dan hasil bimtek
pegeloan Barang dan Jasa.

B. Judul : Optimalisasi Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Melalui


Penghapusan Barang yang Tidak Bernilai Ekonomi di Balai
Latihan Kerja Banda Aceh

C. Tujuan Perubahan

Jangka pendek
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara,
penghapusan Barang Milik Negara pelu dilakukan secara efisien efektif dan
akuntabel
 Mengidentifikasi Barang Milik Negara yang berupa peralatan yang
rusak berat dan tidak bernialai ekonomis, hilang, susut.
 Membuat usulan untuk pemusnahan
 Melaksanakan penghapusan untuk peralatan rusak berat tidak
bernilai ekonomis, hilang dan tidak dapat dipindah tangankan/hibah.
Jangka menengah
 Melakukan perencanaan penetapan status BMN aset tetap yang
berupa kendaraan dinas
 Mendata kendaraan dinas (belum jelas datanya)
 Membuat usulan penghapusan penghapusan kendaraan dinas yang
hilang dan tidak ada dokumen kepemilikannya
 Pendataan ulang data inventaris
Penanganan aset Negara berupa penataan dan penghapusan Barang
Milik Negara hasil temuan inpektorat Jenderal.

7
D. Manfaat Perubahan

Barang yang sudah lama disimpan dan tidak layak dipakai, rusak berat,
hilang maka dapat dihapuskan, umumnya penghapusan secara fisik dilakukan
namun secara administrasi tidak mengetahui selain itu penghapusan barang
sering menjadi masalah dalam hal penggunaan ekonomis.
Seringkali tidak ditentukan berapa lama barang inventaris dapat
digunakan dan kapan harus dihapus, bahkan barang yang sudah lama rusak
masih disimpan walaupun digudang sudah tidak memadai akhirnya disimpan
disembarang tempatsehingga makan ruangan yang seharusnya dapat
berfungsi untuk kegiatan lainnya. Permasalahan yang adalah kurangnya
inventarisasi adanya barang yang hilang sebelum dihapus merupakan
permasalahan yang sering dihadapi didalam suatu lembaga khususnya Balai
Latihan Kerja banda acehsehingga hal ini merupakan pemborosandan
merugikan negara.
Manfaat penghapusan sarana dan prasarana pelatihan yaitu
1. Mencegah dan membatasi kerugian ataupun pemborosan biaya
pemeliharaan
2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris
3. Membebaskan ruang dari penumpukan barang
4. Membebaskan barang dan tanggung jawab pekerja invertaris

E. Ruang Lingkup Perubahan

Ruang lingkup kegiatan ini Balai Latihan Kerja Banda Aceh khususnya
sarana dan prasarana tertata dan tersusun sesuai dengan kebutuhan
dan penyimpanannya disesuaikan dengan kegunaannya. Untuk Barang
Milik Negara yang tidak digunakan akan dihapuskan untuk menghindari
penumpukan barang yang tidak digunakan dikarenaka menghindari
penyediaan tempat penyimpanan dan beban pemeliharaan. Penyajian
data aset yang masih belum seimbang dengan nilai akuntansi yang
tercatat pada neraca.

8
BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Diskripsi Perubahan

Barang yang sudah lama disimpan dan tidak layak pakai, rusak berat,
hilang maka dapat dihapuskan, namun permasalahan tidak semua orang terkait
dengan tugas dan pekerjaan tersebut mengerti bagaimana pelaksanaan
penghapusan barang yang benar sesuai dengan prosedur. Umumnya
penghapusan secara fisik dilakukan namun secara administrasi tidak
mengetahui caranya. Selain itu penghapusan sering jadi masalah dalam hal
penggunaan ekonomis.
Seringkali tidak ditentukan kapan lama barang tersebut dapat
digunakan dan kapan barang tersebut harus dihapuskan, bahkan kadang
barang yang sudah yang sudah lama rusak masih disimpan walaupun digudang
sudah tidak memadai lagi, akhirnya disimpan disembarang tempat sehingga
memakan ruangan yang seharusnya dapat berfungsi untuk kegiatan lainnya.
Permasalahan yang lain adalah kurangnya inventarissasi adanya barang yang
hilang sebelum dihapus merupakan masalah yang sering dihadapi di dalam
suatu lembaga khususnya Balai Latihan Kerja sehingga hal ini merupakan
pemborosan dan merugikan negara atau pemiliknya.
Penghapusan barang inventaris bertujuan untuk mengeluarkan/
menghilangkan barang dalam daftar inventaris karena barang itu sudah
dianggap tidak berfungsi sebagaiman yang diharapkan tuntuk kepentingan
dinas atau biaya nya terlalu mahal kalua dipelihara/diperbaiki
Penghapusan sebagai salah satu fungsi sarana dan praarana pelatihan
mempunyai arti :
a. Mencegah kerugioan pemborosan biaya untuk meperluan
pemeliharaan/perbaikan
b. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan
inventaris
c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang tidak
berguna

9
Selama ini Balai Latihan Kerja Banda Aceh cukup sulit untuk menata
Barang Milik Negara (BMN) khusunya untuk peralatan yang sudah usang dan
tidak bisa dipergunakan lagi untuk menunjang kegiatan khususnya pelatihan.
Penataan Barang Milik Negara ini betujuan untuk memaksimalkan
mengevisienkan anggaran perawatan dan untuk peremajaan kembali peralatan
pelatihan yang selama ini kondisinya sudah tidak sesuai dengan kondisi
peralatan yang ada di perusahaan pengguan hasil/lulusan Balai Latihan Kerja
Banda Aceh

B. Mentor

Mentor untuk Rencana Proyek perubahan oleh Kepala Balai Latihan Kerja
Banda Aceh
Nama : Bukhari, S.T
Jabatan : Kepala Balai Latihan Kerja Banda Aceh
NIP : 19610207 198603 1 007
Pangkat/gol : Pembina (IV/a)
No. HP : 085260050444 Email : bukhari_61tu@yahoo.com

C. Proyek Leader

Proyek Leader Kepala Balai Latihan Kerja Banda Aceh


Nama : Sumardi, S.T
Jabatan : Kasubbag Tata UsahaBalai Latihan Kerja
Banda Aceh
NIP : 19630907 198603 1 001
Pangkat/gol : Pembina (IV/a)
No. HP : 08126930491 Email : sumardi.aceh@yahoo.co.id

10
D. Milestones (Tahapan Kegiatan dan Capaian jangka panjang, pendek,
menengah dan panjang)

NO MILESTONE WAKTU HASIL

Tahapan Persiapan (Breakthrough I)


1 Diagnosa reading, melakukan 3 Agustus 2016 Draf gagasan
analisis mandiri untuk proyek perubahan
identifikasi permasalahan
2 Pertemuan dengan Mentor 4 Agustus 2016 Usulan Gagasan
untuk penjelasan dan gagasan Perubahan
proyek perubahan.
3 Pertemuan denganTim kerja 5 Agustus 2016 Penyamaan
persepsi
4 Persetujuan mentor terhadap 8 Agustus 2016 Persetujuan
Gagasan Proyek Perubahan Gagasan Proyek
Perubahan
Tahapan Utama (Breakthrough II)
Jangka Pendek
1 Pembentukan Tim Kerja 29 Agustus 2016 SK Tim kerja
2 Menyusun Rencana Kerja 30 Agustus Jadwal kegiatan
dengan TIM Kerja
3 Pengumpulan referensi dan 31 Agustus 01 Dokumen
data dukung yang diperlukan September 2016 penghapusan
4 Penelitian/pengumpulan BMN 2 September 2016 Data BMN
5 Membuat Usulan BMN yang 3 September Surat Usulan
akan dihapus 2016
6 Verifikasi untuk penghapusan 1 s.d 2 Dokumen
BMN Nopember 2016 penghapusan
Jangka Menengah
1 Melakukan Lelang BMN Desember 2016 Dokumen BMN
2 Pendataan Penyusunan Desember 2016 Dokumen BMN
Laporan
3 Penyusunan dokumen usulan Januari 2017 Dokumen BMN
penghapusan
4 Penataan kembali data Pebruari Data Inventaris
Inventaris
Jangka Panjang
1 Pengelolaan Barang Milik Januari s.d Dokumen valid dan
Negara (BMN) secara berkala Desember 2017 kredibel
kontinyu sesuai dengan
kebutuhan

11
Milston Tahapan Jangka Pendek

PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT
JAWAB

Pembentukan TIM
1 Menyampaikan rencana Project Leader Memahami
pembentukan Tim Kepada pentingnya SK
Pimpinan
2 Membuat konsep SK TIM Sumardi Konsep SK
3 Memeriksa konsep SK dan Project Leader Draf SK yang sudah
membubuhkan paraf diparaf
4 Menandatangani SK TIM Pimpinan BLK SK Tim yang sudah
ditanda tangani
5 Mencatat dan penomeran SK Arsiparis SK tercatat di buku
agenda
6 Mendistribusikan SK kepada Staf Tanda terima/
anggota exspedisi
Menyusun Rencana Kerja
1 Menentukan tujuan kegiatan TIM Draf rencana kerja
2 Menyusun rencana kerja TIM Rencana kerja
3 Pendistribusian Staf Tanda terima
Pengumpulan Referensi
1 Pengumpulan daftar inventaris Project Leader Dokumen pendukung
BMN
2 Evaluasi BMN tidak layak pakai TIM Data BMN
3 Penyusunan daftar BMN TIM Data BMN
1 Mengidentivikasi BMN TIM Draf BMN yang akan
dihapus
Membuat Usulan
2 Meneliti dan penafsiran TIM Konsep BNM yang
sudah diidentifikasi
3 Membuat Berita Acara Project Berita acara
Penilaian/Penaksiran Leaderdan TIM
4 Menandatangani berita acara Pimpinan BLK Berita Acara
5 Mencatat dan penomeran SK Arsiparis SK tercatat di buku
agenda
6 Mendistribusikan SK kepada Staf Tanda
anggota terima/exspedisi

12
PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT
JAWAB
Verifikasi Penghapusan

1 Meneliti Permohonan Penetapan TIM Dokumen status BMN


Status BMN
2 Mempelajari SK Menkeu No TIM Dokumen status BMN
55/KM.6/WKN.01/KNL.01/2016
3 Mempelajari Persetujuan TIM Dokumen status BMN
Penjualan BMN
4 Menyiapkan daftar BMN untuk TIM Draf rencana lelang
lelang

13
E. Tata Kelola Proyek

Dalam pelaksanaan proyek perubahan yang akan dilaksanakan anggota


tim yang mendukung pelaksanaan proyek perubahan terdiri dari
a) Dirjen Lattas sebagai penjabat yang member persetujuan untuk
penghapusan
b) Dirjen Anggara Daerah untuk mentera harga perolehan dari barang
yang akan dilelang dan membuat berita acara penghapusan
c) Kepala Balai Latihan Kerja Banda Aceh memverivikasi daftar BMN
yang akan dihapus
d) Petugas BMN beserta TIM kerja mengidentifikasi barang inventaris dan
menyusun draf untuk penghapusan.
e) Kasubbag Tata Usaha mengajukan/membuat usukan penghapusan
dan mendokumentasikan
f) Staf mengagendakan, mendistribusikan dan mendokumentasikan.

F. Identifikasi Stakeholder

Pengaruh
No Stakeholder Peran
Tugas Kekuatan Kepentingan
1 Dirjen Persetujuan Penanda
Binalattas penghapusan tanganan + +
BMN berita acara
2 DJKN Banda Penetapan Penera
+ -
Aceh harga harga
3 Kepala BLK Promotor Penanda
Banda Aceh tangan
+ +
hasil
verivikasi
4 Kasubbag T.U Sekretaris Pembuat
Tim Surat
- +
Perintah dan
SK
5 Pejabat Anggota Tim Pendata
Pengelola BMN - +
BMN
6 Staf/tenaga Anggota Tim Pengagenda
teknis dan
- -
pendistribusi
dokumen
G. Anggaran

NO KEGIATAN BIAYA

01 Rapat pembentukan Tim Rp. 500.000,-


02 Rapat penyusunan rencana kerja Rp. 500.000,-
03 Rapat persetujuan harga Rp. 700.000,-
04 Konsumsi lelang Rp. 1.000.000,-
05 Honor Tim Rp. 2.500.000,-
Uang perjalanan lokal untuk
06 Rp. 1.000.000,-
konsultasi
07 Alat Tulis Kantor Rp. 500.000,-
08 pelaporan Rp. 750.000,-
09 Dokumentasi Rp. 500.000,-

Total biaya Rp. 7.950.000,-

15
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan Barang Milik


Negara (BMN), penghapusan Barang Milik Negara perlu dilaksanakan secara
efektif dan efisien dan akuntabel. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut maka
[pelaksanaan harus sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penghapusan Barang Milik Negara.
Berdasarkan Perka 50 tahun 2014 maka dapat diketahui tanggung
jawab dan kewenangan dalam penghapusan Barang Milik Negara (BMN)
berada pada Pengelola Barang dan Pengguna Barang. Pengelola barang
adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan
dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).
Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan pengguna barang.
Pengelola Barang melakukan penghapusab Barang milik Negara
dengan cara menghapus dari daftar barang, dalam hal Barang Milik Negarab
yang sudah tidak berada dalam penguasaan pengelola barang dikarenakan
berubah kepemilikannya, karena pemusnahan,

A. Capaian masing-masing tahapan proyek perubahan

a. Pembentukan tim efektif


Panitia/Tim Penghapusan Barang Milik Negara (BMN)
1. Menginventarisir Barang Milik Negara (BMN) yang akan diusulkan
penghapusannya dan mempersiapkan kelengkapan dokumen
persyaratan penghapusan
2. Berkoordinasi dengan petugas/pengelola BMN (KPKNL) serta
instansi teknis terkait, guna penelitian administrasi dan fisik BMN
yang akan dihapuskan, yang hasilnya dituangkan dalam berita acara
penelitian/pemeriksaan barang.
3. Mengajukan persetujuan penghapusan kepada pengelola BMN
melalui pengguna BMN sesuai batas kewenangannya, serta

16
mengajukan permohonan penertiban keputusan penghapusan dari
pengguna BMN
4. Berdasarkan persetujuan dan keputusan penghapusan BMN dari
pengguna menetapkan harga limit/plafon atas BMN yang dihapuskan
tersebut dan menyenggarakan penjualan/pelelangan dengan cara
lelang melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL)
5. Menyetor hasil penjualan/pelelangan kekas negara dan
menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugas dimaksud yang
tertuang dalam risalah lelang/berita acara pemusnahan

Tahapan Pelaksanaan : Pembentukan TIM


Lama/Tanggal Kegiatan : 2 hari ( Tgl 29 s/d 30 Agustus 2016)

PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT WAKTU
JAWAB
1 Menyampaikan Project Leader Memahami
rencana pembentukan
pentingnya SK
Tim Kepada Pimpinan
2 Membuat konsep SK Sumardi Konsep SK
TIM
3 Memeriksa konsep SK Project Leader Draf SK yang
dan membubuhkan sudah diparaf
paraf
4 Menandatangani SK Pimpinan BLK SK Tim yang sudah
TIM ditanda tangani
5 Mencatat dan Arsiparis SK tercatat di buku
penomeran SK agenda
6 Mendistribusikan SK Staf Tanda terima/
kepada anggota exspedisi

17
18
19
20
21
b. Menyusun Rencana Kerja dengan TIM Kerja
Rencana kerja adalah proses tertulis yang dibuat secara rapi dan kolektif
dalam penyusunan program kerja prioritas yang ingin dicapai. Rencana
kerja untuk memudahkan pekerjaan dalam mengumpulkan data dan
melakukan tugas secara teratur serta pembagian tugas yang lebih terarah.
Hal ini akan membuat tugas besar mudah dipecahkandan tercapai tujuan
yang lebih mudah. Rencana kerja biasanya dibuat pada awal atau sesuai
kebijakan dan berlaku untuk waktu tertentu.

PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT WAKTU
JAWAB
1 Menentukan tujuan TIM Draf rencana kerja
kegiatan
2 Menyusun rencana TIM Rencana kerja
kerja
3 Pendistribusian Staf Tanda terima

22
23
c. Pengumpulan Referensi

Dalam pelaksanaan penghapusan barang-barang inventaris harus


berlandaskan hukum berwujud sebagai keputusan Presiden, Keputusan
menteri, Intruksi Presiden, peraturan Pemerintah, Surat edaran
menteri/Dewan PengawasKeuangan, undang-Undang Pembendaharaan
Indonesia.
Referensi yang dibutuhkan dalam penghapusan
Daftar barang inventaris
Perturan Menteri Keuangan
Daftar Barang Ruangan

Tahapan Pelaksanaan : Pengumpulan Refensi


Lama/Tanggal Kegiatan : 1 hari ( Tgl 31 Agustus 2016)

PENANGGUNG CAPAIAN/
NO URAIAN KEGIATAN WAKTU
JAWAB AUTPUT
1 Pengumpulan daftar inventaris Project Leader Dokumen
BMN
pendukung
2 Evaluasi BMN tidak layak pakai TIM Data BMN
3 Penyusunan daftar BMN TIM Data BMN

24
25
26
27
d. Penelitian/pengumpulan BMN
Penghapusan barang inventaris dilakukan dengan memperhitungkan
factor-faktor pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu
pemusnahan dibuat dengan perencanaan yang matang dan dibuat surat
pemberitahuan kepada atasan dengan menyebutkan barang apa saja
yang hendak disingkirkan.

Tahapan Pelaksanaan : Penelitian/Pengumpulan BMN


Lama/Tanggal Kegiatan : 2 hari ( Tgl 1 s.d 2 September 2016)

PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT WAKTU
JAWAB
1 Mengidentivikasi BMN TIM Draf BMN yang
akan dihapus
2 Meneliti dan penafsiran TIM Konsep BNM yang
sudah diidentifikasi
3 Membuat Berita Acara Project Berita acera
Penilaian/Penaksiran Leaderdan TIM
4 Menandatangani berita Pimpinan BLK Berita Acara
acara
5 Mencatat dan Arsiparis SK tercatat di buku
penomeran SK agenda
6 Mendistribusikan SK Staf Tanda
kepada anggota terima/exspedisi

28
29
30
31
32
e. Membuat usulan BMN yang akan dihapus
Usulan penghapusan Barang Milik Negara yang akan dihapuskan harus
melampirkan hasil penelitian dan penilaian Panitia Penghapusan yang
dituangkan dalam Berita Acara dan ditandatangani oleh kepala Balai
Latihan Kerja Banda Aceh dikirim ke Sesditjen Binalattas

Tahapan Pelaksanaan : Membuat Usulan


Lama/Tanggal Kegiatan : 2 hari ( Tgl 2 September 2016)

PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT WAKTU
JAWAB
1 Mengidentivikasi BMN TIM Draf BMN yang
akan dihapus
2 Meneliti dan penafsiran TIM Konsep BNM yang
sudah diidentifikasi
3 Membuat Berita Acara Project Berita acara
Penilaian/Penaksiran Leaderdan TIM
4 Menandatangani berita Pimpinan BLK Berita Acara
acara
5 Mencatat dan Arsiparis SK tercatat di buku
penomeran SK agenda
6 Mendistribusikan SK Staf Tanda
kepada anggota terima/exspedisi

33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
f. Verifikasi untuk penghapusan BMN
Penghapusan dilakukan setelah surat keputusan penghapusan
diterbitkan oleh pejabat yng berwenang yaitu Pengguna Barang setelah
mendapat persetujuan dari Pengelola Barang, untuk penghapusan dari
daftar barang pengguna dan/atau daftar kuasa pengguna.
Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
penghapusan kepada Pengelola Barang dengan dilampiri keputusan
penghapusan, berita acara penghapusan, bukti setor, risalah lelang
Tahapan Pelaksanaan : Verifikasi Penghapusan
Lama/Tanggal Kegiatan : 2 hari ( Tgl 1 s.d 2 Nopember 2016)

PENANGGUNG
NO URAIAN KEGIATAN CAPAIAN/AUTPUT WAKTU
JAWAB
1 Meneliti Permohonan TIM Dokumen status
Penetapan Status BMN
BMN
2 Mempelajari SK Menkeu No TIM Dokumen status
55/KM.6/WKN.01/KNL.01/2016 BMN
3 Mempelajari Persetujuan TIM Dokumen status
Penjualan BMN BMN
4 Menyiapkan daftar BMN TIM Draf rencana lelang
untuk lelang

44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
B. Produk yang dihasilkan dalam proyek perubahan
Pelaksanaan penghapusan barang inventaris disetiap instansi dari
pusat pada tiap permulaan tahun anggaran dilakukan oleh panitia penghapusan
barang inventaris, dengan keputusan unit utama masing-masing mewaliki unsur
keuangan, perlengkapan dan bidang teknis.
Panitia penghapusan barang inventaris tersebut bertugas untuk
meneliti, menilai barang-barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat
berita acara, melaksanakan penghapusan sampai lelang.
Penghapusan sebagai salah satu fungsi saran dan prasarana berdapak
seperti
1) pencegahan kerugian pemborosan biaya untuk keperluan
pemeliharaan/perbaikan.
2) Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksana inventaris.
3) Membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang tidak berguna

C. Gambaran perubahan sebelum dan sesudah Poyek Perubahan

Pengelolaan Barang Milik Negara yang terus menjadi perhatian serius


bagi pemerintah, menyisakan pekerjaan besar ketika neraca yang yang diyakini
memilik nilai Barang Milik Negara (BMN) yang tidak wajar dan menyajikan data
asset yang salah satunya berupa BMN bermasalah dengan kategori rusak berat
atau hilang.
Permasalah Barang milik Negara (BMN) rusak berat/hilang disamping
dapat dilihat dari aspek kacamata mikro tentu saja dapat dilihat dari aspek yang
jauh lebih sempit yaitu didalam lingkungan kantor. Dengan demikian banyaknya
Barang Milik Negara (BMN) rusak berat/hilang, akan banyak implikasi negative
yang muncul dan bahkan akan dapat mengganggu kenyamanan aparatur
negara dalam memberikan pelayanan maksimal kepada para stakeholdersnya
kondisi kantor yang tidak nyaman, kurang rapi, keterbatasan ruang yang
tersedia dan masih banyak lagi lain yang merupakan contoh nyata betapa
Barang Milik Negara (BMN) yang rusak berat/hilang ini perlu dapat segera
dicarikan jalan penyelesaianya.

58
Implikasi negativ yang tentunya juga menjadi permasalahan serius
adalah dimana neraca akan terbebani dengan Barang Milik Negara (BMN) yang
pada hakikatnya sudah tidak dapat lagi dipergunakan dalam mendukung tugas
dan fungsi aparatus negara.
Dengan adanya data yang ada maka program kerja yang telah disusun
tentunya akan dapat mempermudah pelaksanaan lebih terfokus dan terencana.
Namun demikian bukan berarti upaya penyelesaian Barang milik Negara (BMN)
rusak/hilang sudah selesai, justru tantangan besar dari penyelesaian
permasalahansudah menunggu untuk diajukan untuk penyelesaiannya.
Optimalisasi Barang Milik Negara yaitu proses untuk mencapai hasil
yang idial atau optimal dengan kata lain nilai efektif yang dapat dicapai.
Efisiensi terhadap biaya pengadaan baru merupakan produk dari mekanisme
alih status pengguna sementara, dengan adanya tata kelola BMN yang baik
dibarengi dengan perencanaan BMN yang baik, tentunya mudah untuk
memetakan BMN pada instansi yang telah mengunakan secara optimal,
sebagai pertimbangan awal dilakukan beberapa beberapa bentuk pengelolaan
BMN. Bentuk efisiensi terhadap biaya pemeliharaan dan biaya pengamanan
terhadap BMN.
Efisiensi ini secara mudah dapatn diartikan sebagai pengalihan beban
pemeliharaan dan beban pengamanan kepada pihak sebagi mitra, selain itu
biaya pemeliharaan dan biaya penanganan tersebut dapat tereduksi secara
massif dan dapat membuat suatu skala prioritas atau pengguna BMN yang
dikuasainya. BMN yang kurang bermanfaat akan menjadi prioritas untuk
penghapusan, maka pengeluaran negara untuk kegiatan pemeliharaan dan
pengamanan BMN tersebut akan dapat dilakukan dengan tepat dan efisien dan
terukur.

D. Identifikasi Masalah
Proses penghapusan Barang Milik Negara (BMN) tidak sederhana bagi
instansi pemerintah dikarenakan konsekuensi penghapusan tersebut adalah
membebaskan Pengelolaan Barang, Pengguna Barang, dan atau Kuasa
Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya. Mengingat dampaknya yang begitu penting,

59
penghapusan tersebut harus didasari oleh sebuah keputusan resmi dari pejabat
yang berwenang.
Dalam praktek keputusan penghapusan Barang Milik Negara(BMN)
terjadi melalui prosedur yang sering kali dipandang rumit dan memakan waktu
lama. Dipandang rumit karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk
dapat persetujuan penghapusan. Proses otorisasi penghapusan Barang Milik
Negara (BMN) juga tidak cukup dari pejabat di level operasional saja.
Kerumitan persyaratan dan proses otorisasi tersebut selanjutnya berdampak
pada lamanya waktu penyelesaian penghapusan Barang Milik Negara(BMN).
Selain masalah kerumitan syarat dan proses, sebenarnya ada
permasalahanlain dalam penghapusan Barang Milik Negara (BMN) yaitu
keengganan para pihak terkait untuk menginisiasi prosesnya keengganan
tersebut terjadi karena ada resiko tanggung jawab kerugian negara bila dasar
penghapusannya terbukti tidak kuat setelah diperiksa oleh auditor atau aparat
penegak hukum. Akibatnya banyak instansi pemerintah tetap menahan Barang
Milik Negara (BMN) yang sudah tidak layak yang mungkin tidak sekedar
menambah catatan administrasi saja tetapi juga menambah biaya negara
seperti biaya pengamanan, penyimpanan atau perawatan.

60
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Prosedur penghapusan Barang Milik Negara (BMN) membutuhkan


banyak waktu dan biaya sehingga prosedurnya dianggap rumit dan
membutuhkan alur yang lumayan panjang. Peraturan Menteri Keuangan No 40
tahun 2014 pun tidak menjelaskan secara detail mengenai langkah-langkah
penghapusan Barang Milik Negara (BMN)
Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan barang yang sah antara
lain barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis, sebagai
pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, berdasarkan ketentuan undang-undang,
dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan asas
fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan
kepastian nilai.
Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara dinyatakan prinsip
umum pemanfaatan BMN yaitu:
1. Pemanfaatan BMN dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu
pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan
Negara;
2. Pemanfaatan BMN dilakukan dengan memperhatikan kepentingan
negara dan kepentingan umum;
3. Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta biaya pelaksanaan
yang berkaitan dengan pemanfaatan BMN dibebankan pada mitra
pemanfaatan
Penghapusan BMN merupakan kegiatan akhir dari pelaksanaan
pengelolaan BMN, sebagai upaya untuk membersihkan pembukuan dan
laporan BMN dari catatan atas BMN yang sudah tidak berada dalam
penguasaan Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
dengan selalu memperhatikan asas-asas dalam pengelolaan BMN

61
B. Saran-saran
Kontrol terhadap eksistensi Barang Milik Negara dilakukan melaui
pencatatan pada daftar barang dan selanjutnya Barang Milik Negara dapat
dihapuskan apabila sudah tidak diperlukan lagi karena tidak dapat digunakan
untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengguna Barang (idle) kepada
Pengelola Barang.
Penataan asset yang berupa barang/peralatan pelatihan perlukan untuk
penataan Barang Milik Negara disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Keuangan :
1. Menetapkan status Penggunaan BMN untuk BMN : tanah dan/atau
bangunan; selian tanah dan/atau bangunan yang memiliki bukti
kepemilikan, seperti sepeda motor, mobil, yang tidak memiliki bukti
kepemilikan dengan nilai perolehan di atas Rp100.000.000,00 (seratus
juta rupiah) per unit/satuan; BMN yang dari awal pengadaannya
direncanakan untuk dilakukan pemindahtanganan berupa Penyertaan
Modal Pemerintah Pusat (PMPP), kecuali ditetapkan lain oleh Peraturan
Perundang-undangan.
2. memberikan persetujuan Penggunaan sementara BMN
3. memberikan persetujuan alih status Penggunaan BMN
4. melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
Penggunaan BMN

62

Anda mungkin juga menyukai