1
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR
Telah diseminarkan di hadapan penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas, Untuk selanjutnya aksi perubahan akan
dilanjutkan pada jangka menengah dan jangka panjang.
Coach, Mentor,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Aksi Perubahan ini tepat pada waktunya. Intisari
penyelesaian ini sebenarnya adalah wujud pengayaan diri penulis untuk menjadi seorang
pemimpin melalui aksi perubahan yang dilakukan. Pelatihan ini memperluas cakrawala
pengetahuan penulis tentang bagaimana seharusnya seorang birokrat menjalankan
kepemimpinan ideal.
Judul dari aksi perubahan ini adalah “Pembangunan Sistem Pengamanan dan Pemeliharaan
Barang Milik Negara (SIMPAN-BMN) Non-Persediaan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Pandeglang”. Penyusunan Aksi Perubahan ini merupakan bagian dari tugas dalam Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas yang akan diseminarkan sebelum melaksanakan implementasinya.
Penulis menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mentor, coach, dan semua pihak
yang telah membantu penyusunan Aksi Perubahan ini. Penulis berharap kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Juni 2022
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB V AKSI PERUBAHAN .................................................................................................31
A. Deskripsi Proses Kepemimpinan .................................................................................... 31
1. Membangun Integritas ................................................................................................. 31
2. Pengelolaan Budaya Layanan ......................................................................................32
3. Pengelolaan Tim .......................................................................................................... 32
B. Deskripsi Hasil Kepemimpinan .......................................................................................33
1. Capaian Tahapan Inovasi .............................................................................................33
2. Capaian dalam perbaikan sistem pelayanan ................................................................ 41
3. Manfaat Aksi Perubahan ..............................................................................................42
C. Keberlanjutan Aksi Perubahan ........................................................................................ 43
1. Legalitas Penerapan Inovasi ........................................................................................ 43
2. Perencanaan Keberlanjutan Inovasi .............................................................................43
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 44
A. Kesimpulan ......................................................................................................................44
B. Rekomendasi ................................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
5
DAFTAR TABEL
Tabel 11 . Jumlah SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Golongan ...............................12
Tabel 22 . Hasil analisis CARL ............................................................................................... 14
Tabel 33 . Timeline pengerjaan aksi perubahan. ..................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Foto Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang .................................................. 13
Gambar 2 . Foto Tanah Kantor Pertanahan Kab Pandeglang (HP.01) .................................... 13
Gambar 3 . Foto Tanah Kantor Pertanahan Kab Pandeglang (HP.02) ...................13
Gambar 4 . Hasil Analisis 5 Why’s Analysist ......................................................................... 16
Gambar 5 . Kanvas Inovasi Aksi Perubahan ........................................................................... 23
Gambar 6 . Analisis Pengaruh Stake Holder ........................................................................... 24
Gambar 7 . Tahap Pembangunan Sistem Informasi Pengamanan dan Pemeliharaan BMN ... 27
Gambar 8 . Skema Tata Cara Inventarisasi BMN ................................................................... 28
Gambar 9 . Prosedur Opname Fisik .........................................................................................28
Gambar 10 . Rancangan SOP Aplikasi Web (SIMPAN BMN) .............................................. 29
Gambar 11. SOP Perjalanan (SIMPAN BMN) ....................................................................... 30
Gambar 12. Rapat bersama Tim Efektif .................................................................................. 31
Gambar 13 . Koordinasi bersama Para Struktural di Satuan Kerja ...................................... 33
Gambar 14. Koordinasi secara internal tim efektif. .................................................................34
Gambar 15. Surat Tugas Inventarisasi BMN ...........................................................................34
Gambar 16 .Pembahasan dengan software engineer ............................................................... 35
Gambar 17. Surat Tugas Pembangunan SIMPAN BMN ........................................................ 36
Gambar 18. Proses inventarisasi Peralatan dan Mesin ............................................................ 36
Gambar 19.Contoh coding yang dibuat sebelum sistem interface terbentuk. ......................... 37
Gambar 20. Interface untuk pengelolaan aset gedung berbasis web berformat mobile .......... 37
Gambar 21.interface versi mobile ............................................................................................39
Gambar 22. Diseminasi Aplikasi kepada tim efektif dan pelaksana program .........................39
Gambar 23.Proses Pencetakan dan Penempelan QR-Code ..................................................... 40
Gambar 24 . Proses pengecekan dan approval melalui mobile ............................................... 41
6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang Undang Dasar Tahun 1945 telah memberi mandat kepada kita, sebagai rakyat
Indonesia, untuk mampu mengelola sumber daya alam yang kita miliki. Salah satu sumber
daya alam diantaranya adalah sumber daya tanah. Tanah memiliki arti yang sangat luas dan
dalam bagi masyarakat Indonesia. Tanah adalah symbol dan modal dasar suatu negara untuk
berdaulat. Oleh karena itu, pengelolaannya tidak bisa begitu saja diserahkan tanpa hadirnya
negara. Dalam hal ini pemerintah Indonesia lah yang harus hadir secara langsung untuk
mengelola dan mengatur penggunaan, pemanfaatan, pemilikan dan penguasaan tanahnya.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memberi amanat kepada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional untuk mengatur dan mengelola tanah dan ruang
demi terwujudnya kemaslahatan bersama.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional sebagai bagian dari
pelayan masyarakat dalam mengelola dan mengatur urusan pertanahan harus memberikan
seluruh daya dan upaya untuk mewujudkan pelayanan publik yang terbaik. Oleh karena itu,
demi terciptanya pelayanan publik terbaik, kesiapan sumber daya manusia dan
infrastrukturnya merupakan hal yang mutlak keberadaanya.
Tidak terkecuali untuk urusan pertanahan di Kabupaten Pandeglang, sebagai bagian dari
pelaksana Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Kantor
Pertanahan Kabupaten Pandeglang memiliki tugas dan amanat besar untuk mengatur dan
mengelola urusan pertanahan di wilayah Kabupaten Pandeglang seluas 2.747 km². Mandat
besar ini tentu tidak dapat terpenuhi tanpa adanya modal dasar penunjang penyelenggaraan
pelayanan pertanahan yaitu sumber daya manusia yang berkualitas dan infrastruktur sarana-
prasarana yang memadai. Kedua hal tersebut harus berjalan berdampingan dan seimbang.
Bagi pegawai pemerintah, akan sulit untuk memberikan pelayanan prima apabila tidak ada
sarana-prasarana yang terbaik dan modern. Begitu juga sebaliknya, meski terdapat sarana-
prasarana penunjang yang terbaik dan modern, pelayanan publik tidak akan terwujud tanpa
sumber daya manusia yang mampu mengoperasionalkan atau menggunakan sarana prasarana
yang tersedia.
Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang diberikan tempat negara untuk menyelenggarakan
pelayanan urusan pertanahan di tanah seluas 3.400 m² dengan bangunan 1.282 m². Tidak
hanya itu, Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang juga memiliki sarana-prasarana
penunjang pelayanan lainnya seperti tempat parkir yang cukup, lapangan tennis dan kendaran
dinas penunjang pelayanan. Berbagai fasilitas tersebut harus bener-benar dijaga dan
dipelihara agar kegunaan dan manfaatnya dapat berkelanjutan serta menunjang kinerja
pelayanan di bidang Pertanahanan.
Ketentuan Perundang-undangan yang mengatur Pengelolaan Barang Milik Negara di
lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang adalah Keputusan Menteri ATR/ BPN
Nomer 233/ SK-100.KU.04.03/ VII/ 2020 tentang pengunjukan Kuasa Pengguna Barang dan
Pendelegasian Kewenangan dan Tanggjungjawab Tertentu Pengguna Barang kepada Pejabat
Tertentu dan/atau Kuasa Pengguna Barang dalam Pelaksanaan Pengelolaan BMN di
7
Lingkungan Kementerian ATR/ BPN. Ketentuan ini belum mengatur secara operasional dan
rinci mengenai pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara. Oleh karena itu, aksi
perubahan ini selain mengimplementasikan sistem pemerintahan berbasis elektronik,
diharapkan dapat juga memberikan precedence penyelenggaraan Pengamanan dan
Pemeliharaan Barang Milik Negara berbasis teknologi informasi komputer secara daring
yaitu Sistem Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Negara (SIMPAN-BMN).
B. Tujuan
Tujuan dari perubahan penyelenggaraan ketatausahan ini bermuara pada pemberian
dukungan terhadap berjalannya program pelayanan pertanahan melalui terciptanya ruang
kerja dan ruang pelayanan yang aman dan nyaman baik bagi pegawai Kantor Pertanahan
maupun bagi pengguna layanan. Ketika semua sarana dan prasaran terpelihara dengan baik
maka jangka waktu penggunaannya (keberlanjutan) akan semakin panjang. Hal tersebut
memberi dampak pada eksistensi pelayanan pertanahan yang terus berjalan dengan baik,
terpantau dan terwujudnya penghematan belanja negara.
Secara khusus aksi perubahan yang dilakukan memiliki tujuan:
8
b. Database yang terbangun akan memberikan informasi pola masa penggunaan
barang, misal di bulan tertentu, barang laptop akan mulai mengalami gangguan
performa. Ketika pola tersebut diketahui, maka estimasi umur penggunaan barang
juga dapat diketahui, artinya kita dapat mengestimasi rencana penghapusan dan
pengadaan BMN.
c. Database yang terbangun akan memberikan informasi pola penggunaan barang
dari pemegang atau penanggungjawab barang. Artinya, pola penggunaan BMN
yang dilakukan seseorang akan tercatat dan terekam. Sehingga kita dapat
mengestimasi masa aktif barang berdasarkan pemegangnya.
C. Manfaat
Seperti yang dikatakan seorang penulis dari Amerika Serikat, Steve Maraboli yaitu
“Perubahan luar biasa terjadi dalam hidup Anda ketika Anda memutuskan untuk
mengendalikan apa yang Anda kuasai alih-alih mendambakan kendali atas apa yang tidak
Anda kuasai”, maka sebenarnya, penerima manfaat utama dari aksi perubahan ini adalah diri
sendiri. Selaku pejabat pengawas di bidang ketatausahaan, aksi perubahan ini merupakan
precedence baik untuk pengayaan diri dan sekaligus memberikan afirmasi positif terhadap
diri bahwa sebagai seorang pejabat pengawas, penulis ternyata mampu menjadi agen
perubahan. Namun, selain manfaat bagi diri sendiri, terdapat juga harapan besar bahwa
implementasi aksi perubahan ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Internal bagi unit kerja
a. Terwujudnya manajeman pemeliharaan barang milik negara ini akan mampu
menciptakan kondisi sarana-prasarana Kantor yang selalu terpelihara dan siap
digunakan.
b. Terwujudnya manajeman pemeliharaan barang inventaris kantor ini akan mampu
menunjang kinerja pelayanan kantor karena semua sarana dan prasarana
terpelihara, terpantau dan terukur penggunaannya.
c. Terwujudnya manajemen pemeliharaan barang inventaris kantor ini akan
meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) seluruh pegawai atau pengguna
karena kondisinya yang selalu terpelihara dan nyaman digunakan.
2. Eksternal bagi pengguna layanan
a. Ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana yang terawat akan berpengaruh
pada tingkat kenyamanan pengguna layanan.
b. Kondisi tersebut di atas, tentu akan berpengaruh pada meningkatnya tingkat
kepuasan pengguna layanan.
c. Sistem ini dapat diimplementasikan di berbagai Kantor Instansi Pemerintah
karena prosedur dan mekanisme monitoringnya sesuai dengan ketentuan yang ada
dan dapat diatur sesuai kepentingan Kantor.
9
BAB II PROFIL KINERJA PELAYANAN
10
e) pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara;
f) pelaksanaan urusan ketatausahaan, digitalisasi arsip, rumah tangga, protokol,
perlengkapan, dan penyelenggaraan layanan pengadaan;
g) pengoordinasian dan fasilitasi pengelolaan pelayanan pertanahan;
h) pelaksanaan urusan hubungan masyarakat, pelayanan informasi, dan pengelolaan
pengaduan masyarakat; dan
i) pemantauan, evaluasi, dan pe pelaksanaan kegiatan pertanahan serta
pengoordinasian penyelesaian tindaklanjut temuan hasil pengawasan di Kantor
Wilayah dan Kantor Pertanahan.
11
pertanahan. Dari anggaran tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang diharapkan
mampu mengimplementasikan dan menyelesaikan tugas dan permasalahan pertanahan yang
ada.
Aparatur Sipul Negara
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang
didukung oleh ASN dengan rincian pejabat struktural Eselon III terdiri dari 1 orang, Eselon
IV 6 orang serta Eselon V 14 orang dan Kelompok Jabatan Fungsional lainnya sebanyak 48
orang. Selain itu Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi juga dibantu oleh Pegawai Pemerintah
Non Pegawai Negeri sebanyak 57 orang orang. Jumlah seluruh pegawai tersebut
didistribusikan ke masing-masing Bagian yaitu;
Penetapan dan
Tata Usaha Survei Pemetaan
Pendaftaran Hak
Pegawai : 7 orang Pegawai : 6 orang Pegawai : 6 orang
Golongan IV : 1 orang Golongan IV : - Golongan IV : -
Golongan III : 4 orang Golongan III : 5 orang Golongan III : 5 orang
Golongan II : 2 orang Golongan II : 1 orang Golongan II : 1 orang
Golongan I : - Golongan I : - Golongan I : -
PPNPN : 18 orang PPNPN : 9 orang PPNPN : 17 orang
Tingkat Pendidikan: Tingkat Pendidikan: Tingkat Pendidikan:
S2 : 2 orang S2 :- S2 : 1 orang
S1 : 9 orang S1 : 5 orang S1 : 11 orang
SMA : 9 orang D3 : 1 orang SMA : 11 orang
SD : 2 orang D1 : 1 orang
SMA : 8 orang
12
Gambar 1. Foto Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang
Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang mempunyai aset berupa tanah terletak di :
13
BAB III ANALISA MASALAH PELAYANAN
A. Identifikasi Masalah
Setiap unit kerja memiliki permasalahan penyelenggaraan pelayanan. Permasalahan tersebut
bukan berarti suatu hal yang harus dihindari, namun harus dihadapi dan diupayakan
penyelesaiannya. Kumpulan permasalahan yang berkaitan dengan Tugas dan Fungsi di
Ketatausahaan, antara lain:
1. Belum optimalnya penerapan Standar Pelayanan Publik pada Loket Kantor.
a. Tidak ada Sistem Antrian Elektronik/ KiosK terintegrasi;
b. Sarpras Pendukung sesuai dengan faktor pengungkit RB tidak ada.
2. Belum optimalnya implementasi Media Center.
a. Strakom belum berjalan secara teratur;
b. Pengelolaan Pengaduan masih partial.
3. Belum optimalnya manajemen pemeliharaan Barang Milik Negara-Non Persediaan.
a. Belum ada SOP manajemen pemeliharaan Barang Milik Negara-Non Persediaan
yang jelas;
b. Banyak barang mebeleur kantor dan barang BMN non persediaan yang tidak
terdeteksi keberadaan dan status penggunaannya.
4. Belum adanya mekanisme pengelolaan berkas keuangan internal satker yang
terintegrasi.
a. Claim penyelesaian pekerjaan dan keuangan yang berbeda-beda antara
pengelola keuangan di Ketatausahaan dan penanggungjawab teknis kegiatan;
b. Sulitnya mengakses Perkembangan Realisasi Keuangan secara RealTime dan
Terklasifikasi perkegiatan.
5. Belum optimalnya pengelolaan warkah/ buku tanah.
a. Pengelolaan Warkah masih bersifat manual, sehingga sistem pencarian masih
dilakukan secara manual.
b. Karena pola penyimpanan warkah belum optimal, sehingga potensi hilangnya
warkah sangat tinggi.
14
Masalah
3 Readiness/ Kesiapan tenaga 1-10 9 6 8 6 7
4 Leverage/ Pengaruh 1-10 9 9 8 9 9
JUMLAH SCORE
3888 2268 4096 2268 3528
PERHITUNGAN
1. Capability/ Capacity
Variabel ini menjelaskan tingkat kemampuan dana, ilmu pengetahuan, peralatan
(sarana) pada permasalahan “Pemeliharaan Barang Milik Negara-Non Persediaan
yang tidak terorganisir dengan baik”. Berdasarkan hasil perhitungan, tingkat
Capability atau Capacity memiliki nilai 8. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
tingkat kemampuan dana, ilmu pengetahuan dan peralatan (sarana) untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dikategorikan pada level tinggi.
2. Accessibility
Variabel ini menjelaskan tingkat kemudahan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Premis utama dari penilaian variable ini adalah “semakin mudah penyelesaian
masalah dilakukan, maka semakin tinggi nilainya”. Kemudahaan dapat
terindikasi dari ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan atau juklak. Pada permasalahan “Pemeliharaan
Barang Milik Negara-Non Persediaan tidak terorganisir dengan baik” nilai yang
diperoleh adalah 8. Score ini dihasilkan dari hasil pertimbangan persepsi penulis
dan mentor. Asumsinya adalah pengelolaan dan pemeliharaan merupakan tugas
yang sudah seharusnya dilakukan oleh ketatausahaan. Terlebih, panduan dan
precedence pengelolaan inventaris barang sudah banyak dilakukan oleh institusi
lain. Sehingga, proses adopting dan adapting bisa dilakukan secara cepat.
3. Readiness
Readiness merupakan variable kesiapan aspek pendukung untuk menyelesaikan
masalah. Kesiapannya terefleksi dari kesiapan tenaga pelaksana,
kesiapan sasaran, keahlian atau kemampuan dan motivasi. Secara definisi,
variable ini beririsan dengan variabel capacity dan capability.
Pada permasalahan “Pemeliharaan Barang Milik Negara-Non Persediaan tidak
terorganisir dengan baik” nilai yang diperoleh adalah 8. Score tersebut memiliki
pengertian bahwa Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang sebenarnya
memiliki SDM yang cukup dan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk
mengatasi masalah ini, hanya saja insight dan tingkat kepekaan untuk
mengidentifikasi masalah yang belum ada.
4. Leverage
Variabel ini menjelaskan seberapa besar pengaruh penyelesaian permasalahan
yang dihadapi dengan urgensi permasalahannya. Variabel ini secara implisit
15
sudah mengarahkan aktor perubahan untuk memiliki visi untuk memitigasi resiko
apabila permasalahan ini terus berlanjut.
Pada permasalahan “Barang Milik Negara-Non Persediaan Kantor tidak
terorganisir dengan baik” nilai yang diperoleh adalah 8. Nilai ini
mengindikasikan bahwa inventarisasi barang yang tidak terkontrol akan berakibat
pada efektivitas dan efisiensi kinerja perkantoran. Semakin tidak terkontrol
pengelolaan barang inventaris kantor, akan semakin kacau kerja kantor.
Main Problem : Barang Milik Negara-Non Persediaan yang tidak terorganisir dengan
baik
16
C. Analisis Kelayakan Inovasi
Analisis Kelayakan Inovasi secara umum diperlukan untuk melihat keserasian antara
solusi dari permasalahan yang akan diusulkan terhadap standar Tugas dan Fungsi dan
Indikator Kinerja Utama. Oleh karena itu, analisis “right program for the right problem”
perlu dielaborasi dalam Rencana Aksi Perubahan ini. Analisis kelayakan Inovasi terhadap
Pembangunan Sistem Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Negara-Non
Persediaan (SIMPAN BMN) dielaborasi berdasarkan jenis-nya, antara lain:
1. Kelayakan administrasi
Secara administrasi, solusi permasalahan tersebut di atas dianggap layak karena
berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomer 13 tahun 2019 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Pertanahan merupakan
ikhtisar utama dari jabatan subbagian tata usaha. Secara rinci juga dijelaskan pada poin
ke-delapan uraian tugasnya yaitu Mengoordinasikan urusan ketatausahaan, rumah
tangga, protokol, perlengkapan. Pembangunan Sistem Pengelolaan dan Pemeliharaan
Barang Inventaris Kantor merupakan bagian dari urusan ketatausahaan terutama pada
bagian rumah tangga.
2. Kelayakan Sumberdaya
Setiap kegiatan apapun yang akan kita laksanakan tentu harus memperhatikan aspek
permodalan. Secara luas, modal tidak hanya didefinisikan sebagai uang, namun lebih ke
seluruh sumberdaya yang kita miliki saat ini. Begitu juga dengan analisis pembahasan
kelayakan sumberdaya yang akan mengelaborasi apakah seluruh sumberdaya yang
dimiliki akan mampu mendukung keberhasilan rencana aksi perubahan yang diusulkan.
Secara sistematis pembahasan kelayakan sumberdaya dibagi berdasarkan bagian-
bagiannya, antara lain:
a) Man (Manusia)
Sumberdaya manusia yang diikutsertakan dalam rencana aksi perubahan ini ada 12
(dua belas) orang, terdiri 4 (empat) orang tim efektif dan 8 (delapan) orang
petugas inventarisasi barang. Kualifikasi 4 (empat) orang tim efektif memiliki
kemampuan manajerial yang layak karena dengan pengalaman dan jabatan yang
diemban saat ini, yaitu koordinator Keuangan BMN, Koordinator Umum dan
Kepegawaian, Koordinator Perencanaan Evaluasi dan Pe beserta Kepala
Subbagian Tata Usaha selaku Aktor Perubahan. Untuk petugas inventaris barang,
sdm yang melakukan adalah 1 orang PNS dan 6 orang PPNPN yang memiliki
integritas dan tanggungjawab tugas yang baik.
b) Finansial
Dalam penyelenggaraan suatu kegiata atau program, dikenal istilah money follows
programme. Hal ini sama pengertiannya dengan penyelenggaraan aksi perubahan
dimana setiap aksi perubahan atau inovasi memerlukan uang untuk
mengoperasionalkan. Implementasi dari aksi perubahan ini menggunakan sumber
dana APBN yaitu uang lembur untuk kegiatan inventarisasi barang. Sedangkan
untuk pembangunan sistem berbasis teknologi informasi komputer tidak
17
memerlukan biaya tambahan, karena Aktor perubahan mengenal dan mampu
membuat sistem elektronik berbasis daring.
c) Materials (bahan-bahan)
Untuk menjalankan kegiatan aksi perubahan ini, aktor perubahan telah
mendapatkan peralatan Komputer dan koneksi internet. Selain itu, telah tersedia
juga bahan lainnya seperti ATK dan printer.
d) Methods (metode-metode)
Secara umum terdapat dua metode besar yang dilaksanakan untuk mendukung
terselenggaranya pembangunan sistem pengelolaan dan pemeliharaan barang
inventaris kantor, yaitu metode inventaris (survey) dan penataan sistem.
3. Kelayakan Legalitas
Aksi perubahan ini akan melengkapi penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik
Negara di Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang. Karena, kebijakan sebelumnya
yaitu Keputusan Menteri ATR/ BPN Nomer 233/ SK-100.KU.04.03/ VII/ 2020 tentang
penunjukan Kuasa Pengguna Barang dan Pendelegasian Kewenangan dan
Tanggjungjawab Tertentu Pengguna Barang kepada Pejabat Tertentu dan/atau Kuasa
Pengguna Barang dalam Pelaksanaan Pengelolaan BMN di Lingkungan Kementerian
ATR/ BPN, belum mengatur secara operasional dan rinci mengenai pengamanan dan
pemeliharaan Barang Milik Negara. Selain itu, aksi perubahan ini merupakan
perwujudan dari implementasi amanat penyelenggaraan sistem pemerintahan berbasis
elektronik sesuai Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik, dimana seluruh penyelenggaraan SPBE akan mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel.
18
BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
A. Tahapan Kegiatan
Kegiatan Persiapan terdiri atas:
a) Penyusunan Standar Operasional Prosedur Pengelolaan dan Pemeliharaan BMN.
b) Penetapan Tim efektif untuk menentukan SDM Pengelolaan Sistem.
Setiap kegiatan membutuhkan tim inti untuk menjadi penggerak dari berjalanannya
suatu sistem. Secara umum, tim efektif adalah seluruh Jajaran Ketatausahaan
terutama pada substansi Keuangan dan BMN sebagai leading sector pembangunan
sistem.
c) Pemilihan Database dan platform aplikasi yang akan digunakan dalam sistem.
Hal ini diperlukan untuk mempersiapkan tempat penyimpanan data dan tempat
untuk mengoperasionalkan sistem informasi.
Kegiatan Pembangunan Sistem terdiri atas:
a) Inventarisasi basisdata BMN-Non Persediaan, Kantor Pertanahan Kabupaten
Pandeglang.
b) Penetapan Alur Pengelolaan dan Pengamanan dalam SIMPAN BMN.
Setelah Koordinasi Internal untuk membuat alur Prosedur Pengelolaan dan
Pemeliharaan BMN disepakati oleh stakeholder internal. Maka seluruh alur baik
Sistem monitoring pun harus sudah ditentukan agar dapat diakses secara realtime,
multiuser.
c) Pembangunan SIMPAN BMN.
Proses pembuatan dan pembangunan sistem berbasis web dan mobile untuk
pelaksanaannya dengan database mysql. Pada fase ini aplikasi akan dibuat kodenya
oleh developer. Kode akan dipisahkan modulnya berdasarkan rancangan fitur dan
arsitekturnya. Untuk pembuatan aplikasi mobile dibagi 2 secara umum, yaitu
pembuatan kode untuk UI dan pembuatan kode untuk lojik atau fungsionalitas.
Proses pembuatan kode untuk UI dan lojik menggunakan bahasa, metode, dan cara
yang berbeda. Tentukan juga framework yang akan kita gunakan berdasarkan
rancangan platform dan bujet.
o Keunggulan sistem ini adalah mudah digunakan, tidak perlu menginstal di
perangkat keras masing-masing.
o pemeliharaan di ruangan dan lingkungan kantor akan terlihat dan dapat
diakses secara realtime.
Kegiatan Implementasi
Tahapan Implementasi Program diawali dengan
o Diseminasi SIMPAN BMN kepada seluruh petugas keamanan dan
pemeliharaan BMN.
o Trial selama 2 minggu terhadap SIMPAN BMN Non-persediaan.
o Launching SIMPAN BMN.
19
Tabel 33. Timeline pengerjaan aksi perubahan.
20
21
B. Terobosan Inovasi
Pemanfaatan teknologi informasi komputer menjadi suatu keniscayaan dalam tata
kelola pemerintahan. Hampir seluruh institusi pemerintah saat ini, telah menggunakan
teknologi informasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerjanya. Perubahan
pemanfaatan teknologi dari yang sebelumnya berbasis manual menjadi berbasis teknologi
informasi merupakan salah satu bentuk Inovasi yang harus segera diimplementasikan.
Merujuk pada kebijakan atau landasan hukum yang ada, Keputusan Menteri ATR/
BPN Nomer 233/ SK-100.KU.04.03/ VII/ 2020 tentang pengunjukan Kuasa Pengguna
Barang dan Pendelegasian Kewenangan dan Tanggjungjawab Tertentu Pengguna Barang
kepada Pejabat Tertentu dan/atau Kuasa Pengguna Barang dalam Pelaksanaan Pengelolaan
BMN di Lingkungan Kementerian ATR/ BPN, belum mengatur pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan barang inventaris kantor. Oleh
karena itu, aksi perubahan ini juga akan memanfaatkan teknologi Informasi sebagai bagian
dari Inovasi-nya.
1. Dekripsi Inovasi
Penerapan Inovasi Sistem Pengamanan dan Pemeliharaan BMN-Non Persediaan
(SIMPAN-BMN) terletak pada pemanfaatan teknologi Informasi berbasis Web. Kelebihan
penggunaan teknologi informasi berbasis web antara lain multiplatform atau dapat digunakan
oleh berbagai jenis platform gadget tanpa perlu instalasi dan bergantung pada sistem operasi.
Selain itu, informasi yang disajikan bersifat terbaru (updated) dan gambaran
penyelenggaraan (dashboard) dapat diakses secara real time oleh siapapun.
Ruang lingkup Inovasi ini, mencakup pemberian nomer seri dan sistem pengamanan
hingga jadwal pemeliharaan atau pengecekan kondisi-nya. Seluruh data akan disimpan di
server internal Kantor dan akan dilakukan pembersihan (bagi data-data yang dianggap tidak
diperlukan) setiap 3 bulan secara otomatis.
Sebelum pembuatan aplikasi daring berbasis web, diperlukan list Barang Milik
Negara sebagai basisdata awal sistem ini. Oleh karena itu, langkah pertama sebelum proses
pengembangan aplikasi dilakukan adalah dengan menginventarisasi Barang Milik Negara
Non-Persediaan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang.
2. Model Inovasi
Inovasi yang dibuat menggunakan Business Model Canvas (BMC). Model ini mampu
menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu
menghasilkan kinerja yang lebih optimal.
Kanvas Inovasi dari rencana aksi perubahan disajikan dalam tabel berikut:
22
Mitra kerja Kegiatan Utama Nilai yang Ditawarkan Hubungan Klien Target Klien
Kerjasama KPA
Kepala Seksi Sistem Pengamanan dan Peningkatan Kinerja Akuntabilitas Bagian Umum
Koordinator Keuangan Pemeliharaan Barang Inventaris Kerja dan dan Kepegawaian
dan BMN Kantor (SIMPAN BMN) Modern Keakuratan Data Seluruh pengguna
Koordinator Umum dan Pelaksanaan Sistem Kerja BMN
Kepegawaian Berbasis TIK
Petugas Admin Umum Sistem Pengelolaan dan
dan Kepegawaian Pemeliharaan Barang
Web Developer Inventaris Kantor secara on-
Unsur Biaya Sumberdaya line dan Realtime Monitoring
Pelayanan Resiko
- Belanja bahan Komitmen Team Efisiensi Keamanan Data
- Belanja barang Non Dukungan Staf Pelaksana penyelenggaraan Resistensi
Operasional Lainnya Finansial administrasi Penggunaan
Membangun Budaya Kerja Perkantoran dan Aplikasi;
4.0 Pengelolaan Bug yang
BMN mengganggu kinerja
aplikasi;
IMBALAN LEGALITAS KEBERLANJUTAN AKUNTABILITAS
-Nihil -Peraturan Presiden Penunjang Penyelenggaraan Transparansi.
(Perpres) Nomor 95 Tahun Perkantoran Berbasis Penyajian data yang akurat.
2018 tentang Sistem Elektronik. Realtime access.
Pemerintahan Berbasis Data Mining untuk analisis
Elektronik (SPBE) Perencanaan dan evaluasi
-Surat Edaran Nomor 2/SE- BMN
100.3/II/2021 Tahun 2021
Gambar 5. Kanvas Inovasi Aksi Perubahan
23
C. Sumber Daya dan Peta Pemanfaatan
1. Tim Aksi Perubahan
Susunan Tim Aksi Perubahan yang dibentuk antara lain:
1. Pengarah/ Mentor : Kepala Kantor Pertanahan
2. Ketua Aksi Perubahan : Kasubag Tata Usaha
3. Tim Penyusun : Koordinator Keuangan dan BMN
: Koordinator Perencanaan Evaluasi dan
Pe
Software developer : Kasubag Tata Usaha
Operator Komputer
Tim Inventarisasi BMN : Staf pelaksana (8 Orang)
Latens Promotors
Para Kepala Seksi Kepala kantor
Para Koordinator Kepala Subbagian Tata Usaha
Pengaruh
24
Evaluasi dan Pe
Aphatetics Defenders
Staff Seksi Teknis Office Boy
Satpam
Staff Ketatausahaan
Kepentingan
25
3. Anggaran
Untuk menghasilkan keluaran sebagaimana ditargetkan dalam tahun 2022, biaya yang
dipergunakan oleh Kantor Pertanahan Pertanahan Kabupaten Pandeglang adalah Rp.
10.450.000,- RAB terlampir. (Sumber dana berasal Belanja Keperluan Kantor 521111
(Keperluan Pokok Sehari-hari) dan Belanja Uang Lembur Golongan II dan III.).
Merujuk pada proses quality control menurut Edward Deming, diketahui bahwa
pengendalian mutu dapat dilakukan berdasarkan 4 tahap yaitu plan, do, check, and action
atau yang dapat disingkat dengan sebutan PDCA. Deskripsi PDCA disampaikan sebagai
berikut:
1. Plan
Tahapan yang pertama yaitu plan atau perencanaan dilakukan sebelum perubahan dimulai
dengan menentukan pedoman yang akan digunakan dalam proses perubahan. Pada tahapan
ini penentuan SOP seperti dijelaskan pada Subbab B, harus mengacu pada peraturan dan
perundangan di bidang Pengelolaan BMN, antara lain:
a. Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan BMN/ BMD.
b. PMK No 52/ PMK.06/ 2016 tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN.
c. PMK No.181/ PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN.
d. Keputusan Menteri ATR/ BPN Nomer 233/ SK-100.KU.04.03/ VII/2020 tentang
Penunjukan Kuasa Pengguna Barang dan Pendelegasian Kewenangan dan
Tanggungjawab tertentu Pengguna Barang kepada Pejabat Tertentu dan/atau Kuasa
Pengguna Barang dalam Pelaksanaan Pengelolaan BMN di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/ BPN.
2. Do dan Check
Tahapan yang kedua yaitu do atau pelaksanaan, dimana dalam tahapan ini rencana yang
sudah disusun mulai diterapkan secara sistematis melalui pembagian tugas kepada setiap
anggota secara jelas berdasarkan kapasitas serta kemampuanya. Simultan dengan Do, proses
Checking-pun simultan dilakukan di tahapan ini. Proses ini adalah proses yang berdampingan
dengan do melalui analisis kesesuaian, antara rencana yang sudah ditetapkan dengan hasil
yang diharapkan.
Penerapan proses do dan check secara formil mengacu pada manajemen Mutu pengembangan
aplikasi atau perangkat lunak menurut ISO 9126, yaitu :
Functionality:
kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan
kebutuhan user. Artinya perangkat lunak dapat beroperasi dan dapat digunakan dengan
lancer tanpa gangguan.
Reliability:
kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level performansi. Perangkat lunak
harus mudah untuk dilakukan perawatan atau upgrade kompatibilitas kemampuan teknis.
Usability:
26
kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak, yaitu semakin
mudah digunakan (user friendly) tentu semakin baik.
Efficiency:
kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang digunakan ketika
perangkat lunak dijalankan, yaitu perangkat lunak ini tidak harus memerlukan gadget
dengan spesifikasi khusus agar dapat beroperasi.
Maintainanility:
kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan pada perangkat lunak. Apabila
terjadi perubahan sistem operasi, perangkat lunak ini diharapkan dapat mengikuti
perkembangan sistem operasi.
Portability:
kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat
lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda. Artinya software ini sebaiknya dapat
diimplementasikan ke tempat yang lain dengan volume basisdata yang berbeda.
3. Action
Tahapan yang keempat yaitu action. Dalam tahapan ini, rencana yang sudah dijalankan harus
melalui analisa apakah sudah sesuai dengan protokol yang ada, dan jika adanya perubahan
yang terjadi segera melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Hal ini dilakukan sebagai kaitannya dengan standarisasi prosedur baru agar di kemudian hari
tidak timbul suatu masalah yang sama berulang kali.
Diharapkan pelaksanaan Manajemen Mutu ini akan menjadi acuan bekerja dan
standar pencapaian dari rencana aksi perubahan yang dilakukan.
27
a) Mempermudah memonitor kondisi BMN-non persediaan
b) Meningkatkan Keamanan BMN-non persediaan
c) Menambah masa penggunaan BMN-non persediaan
d) Meningkatkan produktivitas kerja
28
Gambar 10. Rancangan SOP Aplikasi Web Sistem Pengamanan Dan Pemeliharaan BMN (SIMPAN BMN)
29
Gambar 11. SOP Perjalanan Sistem Pengamanan dan Pemeliharaan BMN (SIMPAN BMN)
30
BAB V AKSI PERUBAHAN
1. Membangun Integritas
Acting with integrity means understanding, accepting, and choosing to live in
accordance with one's principles, which will include honesty, fairness, and decency. A
person of integrity will consistently demonstrate good character by being free of corruption
and hypocrisy (2022, ethics unwrapped).
Merujuk pada definisi Integritas tersebut, project leader terlebih dahulu membangun
kesamaan persepsi mengenai pemahaman integritas kepada jajaran Kantor Pertanahan
Kabupaten Pandeglang. Cara menyamakan persepsi mengenai pemahaman integritas
dilakukan berdasarkan urutan definisi integritas yang disampaikan ethics unwrapped dari
universitas texas, yaitu melalui penyamaan persepsi understanding, accepting, dan choosing
terhadap BMN.
Sebagai ASN yang bekerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Pandeglang, kita harus
bersama-sama mengerti dan paham (understanding) bahwa kita telah diberikan fasilitas
berupa tempat beserta peralatan (BMN) di dalamnya untuk bekerja melayani masyarakat.
Keberhasilan kita dalam pekerjaan dan pelayanan, sangat bergantung pada performa dari
peralatan yang kita gunakan. Oleh karena itu, kita harus menerima (accepting) bahwa sudah
merupakan bagian dari tanggungjawab kita untuk menjaga dan memelihara peralatan yang
sudah dititipkan kepada kita untuk bekerja.
Proses pembangunan integritas dilakukan dengan banyak melakukan diskusi dengan
kolega dan tim efektif. Selain itu, project leader juga melakukan komunikasi dengan staff
lain yang menjadi penanggungjawab BMN di seksi-nya. Dokumentasi sesi sharing disajikan
pada gambar berikut.
Selain menjalankan praktik diskusi dan sharing untuk membangun integritas peronal
di Kantor, penetapan aturan tentang perilaku kita terhadap seluruh fasilitas maupun peraltan
31
yang diberikan pun perlu dilakukan. Hal ini berguna untuk menyeragamkan seluruh tindakan
atau perilaku SDM terhadap BMN, terutama bagi individu yang belum memiliki rasa
integritas yang kuat terhadap pentingnya pengamanan dan pemeliharaan BMN.
3. Pengelolaan Tim
Ruang lingkup tim aksi perubahan ini terdapat di subbagian ketatausahaan. Hal ini
selaras dengan gambaran komunikasi stakeholder pada subbab sebelumnya yaitu jejaring
kerja stakeholder. Titik berat pengelolaan tim yang dilakukan oleh project leader selama
proses aksi perubahan terletak pada beberapa hal, antara lain:
a) Penyampaian visi yang jelas dan terukur
Dari awal, project leader dan tim inti berkomitmen untuk mencapai satu tujuan. Dalam
hal ini adalah terimplementasi-nya Pembangunan SIMPAN-BMN.
c) Peningkatan kolaborasi
Pada tahap implementasi aksi perubahan, terutama pada tahapan inventarisasi BMN dan
pembangunan sistem informasi, tim inti tentu harus melibatkan seksi lain. Proses
inventarisasi yang memerlukan ketelitian identifikasi barang milik negara, tidak dapat
dengan mudah dilaksanakan hanya oleh ketatausahaan. Peran project leader dalam hal
ini adalah melakukan koordinasi dengan kepala seksi lain untuk membantu tim
inventarisasi.
32
Konsep kolaborasi yang diadopsi oleh project leader merujuk pada konsep kolaborasi
menurut Emerson, Nabatchi dan balogh (2012) dimana pola kolaborasi berdasarkan
capacity of joint action, tindakan kolaborasi ini lebih mementingkan kesamaan level
koordinasi. Dalam melakukan aksi perubahan, tim dan seksi berada dalam level yang
sama berdasarkan kesamaan persepsi dan kesadaran akan pentingnya pembangunan
sistem pemeliharaan dan pengamanan BMN-Non Persediaan. Semua aktor mendukung
tujuan pembangunan sistem ini.
33
Gambar 14. Koordinasi secara internal tim efektif untuk menentukan petugas-petugas
yang melakukan inventarisasi data-data BMN.
34
Project Leader melakukan pembahasan dengan mitra eksternal untuk mempersiapkan
seluruh hal pembuatan platform digital.
35
Gambar 17. Surat Tugas Pembangunan SIMPAN BMN
36
Pembangunan Sistem
Pada tahap awal pembangunan software berbasis Web setelah SOP dan Alur Kerja
diketahui, hal selanjutnya yang dilakukan adalah proses penulisan skenario atau yang
lebih dikenal dengan proses coding. Gambar terlampir.
Gambar 19.Contoh coding yang dibuat sebelum sistem interface terbentuk.
Pada tahap pembangunan sistem, di saat tahap coding sedang berlangsung, domain
yang digunakan masih bersifat dummy yaitu https://sistemsimpan.cerdasin.id/admin
dengan interface sebagai berikut:
Gambar 20. Interface untuk pengelolaan aset gedung berbasis web berformat mobile
37
Awalnya progres implementasi pembangunan sistem ini terkendala pada server atau
domain yang belum tersedia. Oleh karena itu project leader berupaya menghubungi
PUSDATIN LP2B untuk membantu menyediakan sub-domain yang akan digunakan
dalam sistem (SIMPAN). Namun setelah berkonsultasi dengan rekan-rekan di
PUSDATIN ATR/BPN dan LP2B diketahui bahwa proses permintaan domain harus
melalui serangkaian prosedur yang memakan waktu dan biaya. Karena dirasa akan
memakan banyak biaya dan waktu yang cukup panjang, maka project leader
melakukan pembelian domain beserta server-nya untuk menjadi ‘rumah’ bagi
SIMPAN BMN. Akhir-nya aplikasi berbasis web ini memiliki alamat
https://simpanbmnatrbpn.id/
Selain sistem berbasis online, Project Leader juga membuat sistem pengamanan bagi
ke-654 BMN yang telah diinventarisir. Sistem pengamanan yang dibuat berupa
sticker QR-Code yang di dalamnya memuat informasi pengguna/ penanggungjawab
barang. QR-Code merupakan bagian daripada fasilitas sistem SIMPAN BMN, yang
secara otomatis akan menampilkan informasi QR-Code ketika BMN sudah
diinvetarisir.
Selain membangun aplikasi berbasis website dibangun juga aplikasi berbasis mobile
untuk implementasi pemeliharaan yang dilaksanakan oleh cleaning service dan
petugas pemeliharaan. Aplikasi mobile berekstensi .apk ini akan terhubung dengan
aplikasi berbasis web bagi para pelaksana pemeliharaan. Di dalam aplikasi mobile
38
tersebut memuat list barang atau ruangan yang akan dilakukan pengecekan pada hari
itu sesuai jadwal yang telah diatur. Untuk barang-barang yang tidak/ belum masuk ke
jadwal pengecekan, tidak akan muncul di list pekerjaan petugas. Secara visual
gambaran aplikasi berbasis mobile disajikan pada gambar berikut.
Setiap petugas yang telah mengunduh dan menerapkan aplikasi ke dalam telepon
pintarnya akan mendaftarkan akunnya melalui administrator yaitu kepala subbagian
tata usaha.
c) Tahapan Implementasi
Diseminasi dan Implementasi Pengamanan BMN melalui pemasangan Sticker QR-
Code
Setelah proses pembangunan sistem selesai tahap selanjutnya adalah implementasi.
Namun sebelum tahap ini dilakukan, tahapan yang harus terlebih dahulu dilalui adalah
uji-coba sistem dan diseminasi program. Diseminasi berlangsung satu kali, dimana di
dalamnya sekaligus dilakukan penjelasan atau workshop bagaimana
mengoperasionalkan sistem.
Gambar 22. Diseminasi Aplikasi kepada tim efektif dan pelaksana program
39
Berdasarkan uji coba di tanggal 23-27 Mei, sistem BMN dinyatakan dapat berjalan.
Selanjutnya untuk penerapan pengamanan BMN, dilakukan pencetakan dan
pemasangan sticker QR-Code pada BMN (gambar terlampir). Pemasangan sticker
dilakukan pada tanggal 30 Mei 2022 diawali dari BMN di ruangan Subbagian Tata
Usaha.
40
Approval dari Koord atau
Tugas-tugas yang KTU
harus dilakukan
oleh pegawai
Setelah Selesai,
petugas harus
mengisi isian
kondisi
41
Database Kondisi BMN
Dari pengecekan tahap awal ini, simpan BMN sudah berjalan dan sudah terdapat
pemeliharaan terutama dari dua seksi yaitu Seksi Subbagian Tata Usaha dan Seksi Survei
dan Pemetaan. Tahap awal ini, baru subbagian tata usaha dan seksi survei dan pemetaan saja
yang sudah dilakukan pemeliharaan, karena pengaturan awal pengecekan dua seksi inilah
yang terlebih dahulu diatur. Kini, setiap Kepala Seksi dan Kepala Kantor akan dengan mudah
meminta status atau kondisi dari barang yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan Aksi Perubahan yang telah berjalan dua minggu ini, kendala utama yang
dihadapi adalah inkonsistensi petugas pengecekan/ pemeliharaan pada bagian peralatan dan
mesin. Petugas cenderung menunda untuk melakukan pengecekan karena adanya pekerjaan
lain yang menurutnya harus terlebih dahulu dikerjakan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi
hal tersebut, project leader beserta tim efektif terus senantiasa mengingatkan untuk
mengupdate informasi dan kondisi barang sesuai jadwal pengecekan dan pemeliharaannya.
Selain itu, list pekerjaan di dalam sistem yang terpasang di dalam gawai petugas akan terus
aktif hingga pekerjaan tersebut selesai dicek dan diverifikasi oleh koordinator kelompok
substansinya.
42
b) Manfaat bagi manajemen pengelolaan BMN
Adanya SIMPAN BMN ini membantu memonitoring kondisi dari BMN karena di
dalamnya memiliki fasilitas pengecekan yang secara langsung menugaskan petugas
pengecekan untuk melakukan pengecekan dan pemeliharaan apabila dibutuhkan.
Kondisi Gedung dapat dimonitor setiap hari secara berjenjang, dari Petugas dan
Koordinator hingga kasubbag Tata Usaha.
Apabila diperlukan pemeliharaan, setiap keterangan pemeliharaan dapat tercatat
dalam sistem. Sehingga rekaman pembelanjaan dapat diketahui.
43
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelenggaraan Pemerintahan Berbasis Elektronik adalah keniscayaan. Oleh karena
itu, penggunaan teknologi informasi komputer (TIK) di setiap sistem perkantoran sudah tidak
lagi diklasifikasikan sebagai hal yang asing atau aneh. Justru terimplementasinya suatu sistem
berbasis TIK ini akan membawa kita sebagai aparatur sipil negara untuk sadar akan
pentingnya basisdata dan rekam digital. Fungsinya tidak lain untuk meningkatkan
akuntabilitas dan kredibilitas kita dalam bekerja.Ketika kinerja kantor meningkat maka
pelayanan prima terhadap masyarakat akan juga terpenuhi.
Mempertimbangkan Pelayanan Prima yang merupakan tugas utama seorang Aparatur
Sipil Negara, kita selalu dituntut harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan
ketersediaan layanan yang cepat, tepat dan akurat untuk dapat turut serta dalam
pengembangan teknologi. SIMPAN BMN ini adalah aplikasi berbasis web yang ringan dan
multiplatform. Sistem ini dapat diimplementasikan di berbagai jenis gawai dan diadopsi oleh
Satuan Kerja Lain, karena saat ini belum terdapat sistem pengamanan dan pemeliharaan
barang milik negara yang secara seragam diimplementasikan. Terwujudnya manajeman
pemeliharaan barang inventaris kantor ini akan mampu menunjang kinerja pelayanan kantor
karena semua sarana dan prasarana terpelihara, terpantau dan terukur penggunaannya.
B. Rekomendasi
44
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang dan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomer 13
tahun 2019 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ BPN Nomer 17 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.
Keputusan Menteri ATR/ BPN Nomer 233/ SK-100.KU.04.03/ VII/ 2020 tentang
pengunjukan Kuasa Pengguna Barang dan Pendelegasian Kewenangan dan Tanggjungjawab
Tertentu Pengguna Barang kepada Pejabat Tertentu dan/atau Kuasa Pengguna Barang dalam
Pelaksanaan Pengelolaan BMN di Lingkungan Kementerian ATR/ BPN.
45