PERCEPATAN PELAYANAN
PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA SUNGAI PENUH
MENUJU PREDIKAT WBK/WBBM
Coach, Mentor,
Coach, Mentor,
ii
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya, akhirnya Penulis
dapat menyelesaikan Laporan Aksi Perubahan, yang merupakan rangkaian Pembelajaran
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I yang diselenggarakan oleh Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasional Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Distance Learning. Dalam Aksi
Perubahan ini Penulis mengambil judul PERCEPATAN PELAYANAN PADA KANTOR
PERTANAHAN KOTA SUNGAI PENUH MENUJU PREDIKAT WBK/WBBM
Dalam penyusunan Laporan Aksi Perubahan ini, penulis mendapatkan petunjuk, bimbingan,
dan arahan, serta menerima usulan, gagasan, ide baru maupun pengembangan yang
mengkayakan dan menyempurnakan dari berbagai pihak. Atas dengan hal tersebut, Penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Dadat Dariatna, M.Si. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jambi sebagai
mentor yang telah membantu, mengarahkan, memberi spirit dorongan dan bantuan kepada
Penulis sebelum dan selama mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator.
2. Bapak Deni Santo, ST., M.Sc. Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan jajaran yang telah
membantu penulis dalam proses belajar.
3. Bapak Drs. Agus Jatmiko, SH., MM. Widyaiswara Ahli Madya Sebagai Pembimbing
(Coach) Aksi Perubahan sekaligus Narasumber pada Pelatihan Kepemimpinan
Administrator atas semua Arahan dan bimbingan, sehingga Penulis dapat menyusun
Laporan Aksi Perubahan ini.
4. Para Widyaiswara, Pejabat dan Staff Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, rekan-rekan peserta PKA
Angkatan I serta staf di Kantor Pertanahan Kota Sungai Penuh yang namanya tidak Penulis
sebutkan satu persatu namun telah banyak memberikan bantuan dan dukungan.
iii
iv
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan
penataan terhadap sistem-sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat,
dan profesional. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi,
diantaranya adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya
pengawasan. Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, untuk
menghadapi kendala yang ada perlu dibangun pilot project dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi yang dapat menjadi percontohan penerapan pada unit-unit
kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret dilaksanakan program reformasi
birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan Zona Integritas.
D. Area Bermasalah
Area organisasi yang menjadi masalah terkait dengan sumber daya manusia,
tata kerja dan tata laksana. Pada area sumber daya manusia belum berjalan
secara optimal. Pada area ini masih terdapat masalah yang menyangkut
dengan petugas verifikasi berkas dan petugas pengolah data seperti :
1. Belum adanya petugas verifikasi berkas permohonan sebelum permohonan
dientry oleh petugas loket.
2. Belum optimalnya petugas pengolah data pada seksi penetapan hak dan
pendaftaran.
3. Belum Optimalnya Petugas Ukur dalam mengolah data pengukuran
N NILAI
PERMASALAHAN TOTAL RANGKING
O URGENCY SEROUSNESS GROWTH
Belum Optimalnya
1 Pengelolaan Pelayanan 4 4 3 11 2
Pengaduan
Lambatnya Penyelesaian
2 4 4 4 12 1
Proses Pelayanan Rutin
Minimnya infrastruktur dan
3 3 3 3 9 3
fasilitas
MAN
MACHINE METHOD
SDM terbatas:
Terbatasnya peralatan kerja kualitas dan adanya
Belum kuantitas
Jaminan kepastian Proses
MONEY ENVIRONTMENT
MATERIAL
1. SDM yang terbatas baik dari segi jumlah maupun segi kompetensi dalam
melaksanakan pelayanan
2. Petugas Pelayanan yang tidak disiplin
3. Belum adanya Jaminan Kepastian
4. Rendahnya indeks persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik
terutama pelayanan pertanahan
5. Kurangnya publikasi dan sosialisasi terhadap program-program
pertanahan
6. Minimnya atribut berupa pengumuman, himbauan dan informasi
7. Fasilitas pelayanan untuk kenyamanan pengunjung tidak memadai
8. Tidak adanya alokasi anggaran khusus untuk prasarana
9. Terbatasnya peralatan kerja untuk meningkatkan pelayanan
10. Minimnya sarana IT sebagai pendukung mewujudkan pelayanan prima
B. Tahapan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan rencana aksi perubahan untuk Percepatan Pelayanan
melalui Inovasi Layanan 74-74 dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut :
S /D
23/06/2021
10
11
12
PROJECT TEAM
TIM PERCEPATAN PELAYANAN
SUBBAG TU| SEKSI IP | SEKSI PHP
SEKSI PP |SEKSI PT | SEKSI PM&PP
13
14
D. Manajemen Resiko
Dalam mengimplementasikan aksi perubahan tentunya ada tujuan yang harus
dicapai, namun demikian terdapat risiko yang melekat yang dapat mengancam
aksi perubahan. Identifikasi atas risiko yang dapat mengancam pencapaian
tujuan aksi perubahan diantaranya adalah:
Penolakan terhadap kebiasaan baru, dimana pegawai merasa berada pada
posisi nyaman sehingga resisten terhadap perubahan yang dilakukan.
Adanya pihak yang tidak menyukai penerapan Inovasi Layanan 74-74
karena selama ini mendapatkan keuntungan dari pola pelayanan
sebelumnya.
16