Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN CA SERVIKS

Disusun oleh :

NURHANIFAH
P1337420217002

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PURWOKERTO

TAHUN 2019
A. PENGERTIAN
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker leher rahim adalah
tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks yang merupakan
bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita
kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus-menerus
yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh sehingga
jaringan di sekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 2006).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997 dalam Padila,
2012).

B. KLASIFIKASI
1. Mikroskopis
a. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis. Displasia
berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan
dengan karsinoma insitu.
b. Stadium Karsinoma Insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan
epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang
tumbuh di daerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel
cadangan endoserviks.
c. Stadium Karsinoma Mikroinvasif
Pada karsinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan
sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi
pada stoma sejauh tidak lebih 5mm dari membrana basalis, biasanya
tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
d. Stadium Karsinoma Invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol
besar dan bentuk sel bervariasi. Pertumbuhan invasif muncul diarea bibir
posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan
formiks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
e. Bentuk Kelainan Dalam Pertumbuhan Karsinoma Serviks
1) Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tunbuh kearah vagina
dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam
vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
2) Pertumbuhan endofilik, biasanya dijumpai pada endoserviks yang
lambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus (Padila, 2012).
2. Makroskopis
a. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servitis kronik biasa
b. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
c. Stadium setengah lanjut
Tengah mengalami sebagian besar atau seluruh bibir porsio
d. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti
ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah (Padila, 2012)

Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahannya :


a. Stage 0: Ca. Pre invasive
b. Stage 1: Ca. Terdapat pada serviks
c. Stage Ia: disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara
hispatologi
d. Stage Ib: semua kasus lainnya dari stage I
e. Stage II: sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul
telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian
proksimal
f. Stage III: sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah
vagina
g. Stage IIIb : sudah mengenai organ-organ lain (Padila, 2012)
C. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksusal semakin besar, mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda.
2. Jumlah Kehamilan dan Partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma
serviks.
3. Jumlah Perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan bergant-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi Virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma (HPV) atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
5. Soal Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan Sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
serviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks (Padila,
2012).
8. Radioterapi dan Pap Smear
Karsinoma sel skuamosa adalah salah satu akibat tidak efektifnya radioterapi
sebagai pengobatan utama dalam kasus adenocarcinoma. Meningkatnya
penggunaan tes Pap untuk deteksi dini penyakit ini tapi masih merupakan
salah satu penyebab utama morbiditas kanker terkait di negara-negara
berkembang karena kurangnya program skrining (Rubina Mukhtar, 2015).

D. TANDA DAN GEJALA


1. Perdarahan
Sifatnya dapat intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang
perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal
perdarahan terjadi lambat.
2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan.
Pada stadium lanjut perdarahandan keputihan lebih banyakdisertai infeksi
sehingga cairan yang keluar berbau (Padila, 2012).
Tanda dan Gejala kanker servik menurut Dedeh Sri Rahayu tahun 2015:
1. Keputihan, makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh.
Terkadang bercampur darah.
2. Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala servik 70-85%.
3. Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh
darah dan semakin lam semakin sering terjadi.
4. Perdarahan pada wanita menopause
5. Anemia
6. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang
menyebabkan obstruksi total
7. Nyeri
Rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam berkemih,
nyeri di daerah di sekitar panggul.
8. Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan terjadi
pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis, paha, dan sebagainya.
Menurut Mukhtar (2015) menyatakan bahwa tanda dan gejala Ca Serviks
adalah perdarahan vagina abnormal seperti pendarahan pasca menopause,
menstruasi tidak teratur, menstruasi berat, metrorhagia menyakitkan, atau
perdarahan postcoital. Keputihan abnormal adalah keluhan utama dari sekitar 10%
dari pasien; debit mungkin berair, bernanah, atau berlendir. Gejala panggul atau
nyeri perut dan saluran kencing atau rektum terjadi dalam kasus-kasus lanjutan.
Nyeri panggul mungkin hasil dari loco penyakit regional invasif atau dari
penyakit radang panggul hidup berdampingan.

E. PATOFISIOLOGI
Menurut Anderson (2005) dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
kanker sehingga menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel -
sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel
karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah keperawatan
nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem
urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang menimbulkan masalah
keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau
busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien
dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari
kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang
menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek
samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi
diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan( biasa
terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan
masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek
dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering, cairan
lakrimalis menurun sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi
kerusakan integritas kulit.
Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan
atau kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan
muncul. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini
merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa
dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status
kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu
dihubungkan dengan kematian.

F. PATHWAY
(terlampir)

G. KOMPLIKASI
Komplikasinya mencakup infark miokardium, hemoragi, sepsis, obstruksi
perkemihan, pielonefritis, CVA, pembentukan fistula (Anderson, 2005).
Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari hidronefrosis, sering
dipersulit oleh pielonefritis. Nyeri siatik, kaki edema, dan hidronefrosis hampir
selalu dikaitkan dengan keterlibatan dinding panggul luas oleh tumor. Pasien
dengan tumor yang sangat canggih mungkin memiliki heamaturia atau
inkontinensia dari fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh perluasan langsung
dari tumor kandung kemih. Kompresi eksternal dari rektum oleh tumor primer
besar dapat menyebabkan sembelit (Rubina Mukhtar, 2015).

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidakterlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokasinya.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena dapat mengikal
yodium. Jika porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu
dan dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan, dapat melihat jelas daerah yang
bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan, hanya
dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada
skuamosa columnar junction dan intraservikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smeardengan pembesaran sampai 200 kali.
5. Biopsi
Biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lender serviks dan
epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi
meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas
(Padila, 2012).

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
2. Dosis
Penyiaran ditunjukkan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi iradiasi
a. Kerentanan kandungan kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rectal
d. Fistula vesico atau rectovaginasis
4. Operasi
a. Operasi wentheim dan limfaktomi untuk stadium I dan II
b. Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya
dapat mengalami kesukaran dansering menyebabkan fistula, disamping itu
juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatik
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5% dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila
8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama (Padila, 2012).
7. Vaksinasi
Vaksinasi HPV dapat memiliki implikasi penting bagi peningkatan kesehatan
perempuan dan menurunkan kematian akibat kanker serviks (Rubina
Mukhtar, 2015).
J. PENGKAJIAN
1. Anamnesis
Pada anamnesis, bagian yang dikaji adalah keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, dan riwayat penyakit terdahulu.
2. Keluhan Utama
Perdarahan dan keputihan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dengan keluhan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan
yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga
tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat
memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan
atau membawa ke rumah sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan
keluarga.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami
hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita
penyakit infeksi.
5. Riwayat Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti
ini atau penyakit menular lain.
6. Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan
bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
7. Pemeriksaan Fisik Fokus
a. Kepala
1) Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
2) Wajah : tidak ada oedema, Ekspresi wajah ibu menahan nyeri
(meringis), Raut wajah pucat.
3) Mata : konjunctiva tidak anemis
4) Hidung : simetris, tidak ada sputum
5) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
6) Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak
terdapat lesi
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjer getah bening
b. Dada
1) Inspeksi : simetris
2) Perkusi : sonor seluruh lap paru
3) Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
4) Auskultasi : vesikuler, perubahan tekanan darah
c. Cardiac
1) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
2) Palpasi : ictus cordis teraba, v Perubahan denyut nadi
3) Perkusi : pekak
4) Auskultasi : tidak ada bising
d. Abdomen
1) Inspeksi : simetris, tidak ascites, posisi tubuh menahan rasa nyeri di
daerah abdomen.
2) Palapasi : ada nyeri tekan
3) Perkusi : tympani
4) Auskultasi : bising usus normal
e. Genetalia
Inspeksi
a. Ada lesi.
b. Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk.
c. Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar.
d. Urine bercampur darah (hematuria).
Palpasi
Pembengkakan di daerah uterus yang abnormal
f. Ekstremitas dan Kulit
Tidak oedema, Kelemahan pada pasien, Keringat dingin.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia.
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah.
3 Nyeri akut berhubungan dengan pertumbuhan jaringan abnormal.
4 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan port de entrée bakteri.
5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan paska anastesi.
6 Harga diri rendah berhubungan dengan timbulnya keputihan dan bau.
7 Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
8 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan fistula pada vagina.
L. INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL


KEPERWATAN
1. Nyeri b.d Setelah dilakukan Pain management Pain management
penekenan sel tindakan asuhan 1. Kaji riwayat 1. Mengetahui
kanker pada syaraf keperawatan nyeri, lokasi, tingkat nyeri
pada tekanan selama 3x24 jam frekuensi, klien dan
intrapelvik dan diharapkan nyeri durasi, menentukan
tekanan klien hilang atau intensitas, dan tindakan yang
intraabdomen berkurang. skala nyeri akan dilakukan
NOC: 2. Observasi reaksi selanjutnya
Pain control non verbal dari 2. Untuk
Comfort level ketidaknyamana mengetahui
Kritera hasil: n tingkat nyeri dn
a. Klien 3. Gunakan teknik ekspresi wjaah
mengatakan komunikasi pasien
nyeri hilang terapiutik untuk 3. Agar pasien
atau menegetahui terbuka dan
berkurang pengalaman menyampaikan
b. Ekspresi nyeri pasien masalah yang
wajah rileks 4. Kontrol diderita
c. Pasien lingkungan yang 4. Mengurangi
tampak dapat rasa nyeri
tenang tidak mempengaruhi 5. Untuk membuat
gelisah nyeri seperti eadaan pasien
d. Tanda- suhu ruangan, lebih baik dan
tanda vital pencahayaan nyaman
dalam batas dan kebisingan 6. Untuk
normal 5. Pilih dan memberikan
Nadi(60- lakukan penanganan
100x/mnt), penanganan yang paling
pernapasan nyeri(farmakolo baik dalam
normal(16- gi, non mengatasi nyeri
24x/mnt), farmakologi dan 7. Mengetahui
TD( 100- interpersonal) tanda
140 6. Berikan kegawatan
mmHg/60- tindakan 8. Memberikan
90 mmHg), kenyamanan rasa nyaman
suhu dasar yaitu dan membantu
normal(36,5 relaksasi, mengurangi
-37,50c) distraksi, rasa nyeri
e. Pasien imajinasi, 9. Mengontrol
dapat message. nyeri
melakukan 7. Awasi dan maksimum
teknik pantau TTV 10. Menentukan
relaksasi 8. Berikan posisi intervensi
dan yang nyaman selanjutnya
distraksi 9. Evaluasi
dengan keefektifan
tepat sesuai kontrol nyeri
dengan 10. Kolaborasi
indikasiunt pemberian
uk analgetik
mengontrol
nyeri
2 Ketidakseimbanga Setelah dilakukan Nutrition Nutrition
n nutrisi b.d mual tindakan asuhan Management Management
muntah karena keperawatan 1. Kaji adanya 1. Untuk
proses ekstrenal selama 3x24 jam alergi dan mengetahui
radiologi diharapkan status status nutrisi adanya alergi
nutrisi klien dapat klien dan status
dipertahankan 2. Kolaborasi nutrisi
untuk memenuhi dengan ahli 2. Untuk
kebutuhan tubuh. gizi untuk menentukan
NOC: menentukan jumlah kalori
Nutritional jumlah dan nutrisi
status: food and kalori dan yang
fluid intake nutrisi yang dibutuhkan
Nutritional
diutuhkan pasien
status: nutrient
pasien 3. Memantau
intake
Weight control 3. Ukur badan peningkatakan
Kriteria hasil: setiap hari BB
a. Pasien atau sesuai 4. Kebutuhan
menghabisk indikasi jaringan
an 1 porsi 4. Beritahu metabolic
makanan klien untuk adequate oleh
yang makan nutrsi
disedikan makanan 5. Identifikasi
b. Berat badan tinggi kalori, defisiensi
klien kaya protein nutrisi
normal dan tetap 6. Agar nutrisi
c. Hasil Hb sesuai terpenuhi
dalam batas diet(rendah
normal garam)
d. Pasien 5. Pantau
menunjuka masukan
n makanan
peningkatan setiap hari
nafsu 6. Anjurkan
makan pasien
e. Tidak makan
sedikit tapi
terjadi mual sering
atau muntah Nutrition Nutrition
f. Pasien tidak Monitoring Monitoring
tampak 1. Monitoring 1. Untuk
pucat atau lingkungan menegetahui
lemas selama kenyamanan
g. Tidak ada makan pasien selama
tanda tanda 2. Monitor makan
mal nutrisi mual dan 2. Untuk
muntah mengtahui
3. Monitor kemampuan
kalori dan pasien selama
intake nutrisi makan dalam
mencerna
makananya
3. Untuk
mengetahui
klori dan
intake nutrisi
3 Risiko infeksi. b.d Setelah dilakukan Infection Control Infection Control
pengeluaran tindakan asuhan 1. Kaji adanya 1. Mengurangi
pervaginam(darah, keperawatan infeksi terjadinya
keputihan) selama 3x24 jam disekitar infeksi
diharapkan klien area serviks 2. Agar tidak
tidak mengalami 2. Tekankan terjadi
penyebaran infeksi pada penyebaran
dan dapat menjaga pentingnya infeksi
diri dari infeksi. personal 3. Mencegah
NOC: hygene terjadinya
Imunne Status 3. Pantau tanda infeksi
Knowledge: tanda vital 4. Membantu
Infection terutama mempercepat
control suhu penyembuhan
Risk control 4. Berikan 5. Mencegah
Kriteria hasil: perawatan terjadinya
a. Tidak ada dengan infeksi
tanda-tanda prinsip 6. Meminimalisi
infeksi pada aseptic dan infeksi
area sekitar antiseptic 7. Mencegah
serviks( 5. Tempatkan terjadiny infeksi
kalor, klien pada silang
rubor, lingkungan 8. Untuk
dolor, yang meminimalisasi
tumor, terhindar terjadinya infesi
fungsio dari infeksi silang
laesia) 6. Kolaborasi 9. Untuk
b. Tanda- pemberian mencegah
tanda vital obat terjadinya
dalam batas antibiotic infeksi silang
normal 7. Bersihkan antara pasien
Nadi(60- lingkungan dan pengunjung
100x/mnt), setelah 10. Untuk
pernapasan dipakai mencegah
normal(16- pasien infeksi silang
24x/mnt), 8. Batasi 11. Untuk
TD( 100- pengunjung meminimalisasi
140 bila perlu infeksi silang
mmHg/60- 9. Instruksikan dan alat
90 mmHg), pada perlindungan
suhu pengunjung diri
normal(36,5 untuk 12. Untuk
-37,50c) mencucui menurunkan
c. Nilai WBC tangan saat infksi kandung
(sel darah berkunjung kencing
putih) dan setelah 13. Untuk
dalam batas selesei mengetahui
normal berkunjung tanda dan gejala
yaitu 4-9 10. Cuci tangan sistemik lokal
103/uL setiap 14. Untuk
d. Menunjuka sebelum dan mengetahui
n perilaku sesuadah kadar
hidup sehat melakukan granulosit,
tindakan leukosit
keperawatan 15. Untuk
11. Gunakan menentukan
baju, sarung intervensi
tangan selanjutnya agar
sebagai alat infeksi tidak
pelindung lebih parah lagi
12. Gunakan
kateter
intermiten
untuk
menurunkn
infeksi
kandung
kencing
13. Monitor
tanda dan
gejala
sistemik
lokal
14. Monitor
perhitungan
granulosit,
leukosit
15. Laporkan
kultur positif
4 Ansietas b.d Setelah dilakukan Anxiety Reduction Anxiety Reduction
berhubungan tindakan asuhan
dengan kurang keperawatan 1. Bantu klien 1. Memberikan
pengetahuan selama 3x24 jam untuk kesempatan
tentang prosedur diharapkan mengungkap untuk
pengobatan kecemasan klien kan pikiran mengungkapkan
hilang atau dan ketakutannya
berkurang. perasaannya 2. Membantu
NOC: 2. Berikan mengurangi
Anxiety self- lingkungan kecemasan
control terbuka 3. Meningkatkan
Anxiety level dimana klien kepercayaan
Coping merasa aman klien
Criteria hasil: untuk 4. Meningkatkan
a. Klien mendiskusik kemampuan
mengatakan an perasaan control cmas
perasaan atau 5. Mengurangi
cemasnya menolak kecemasan
hilang atau untuk bicara
berkurang 3. Pertahankan
b. Terciptanya bentuk
lingkungan sering bicara
yang aman dengan
dan nyaman klien.
bagi klien 4. Bantu klien
c. Klien atau orang
tampak terdekat
rileks dan dalam
senang mengenali
karena dan
mendapat mengklarifik
perhatian asi rasa
d. Keluarga takut.
atau orang 5. Berikan
terdekat informasi
dapat yang akurat,
mengenali konsisten
dan mengenai
mengklarifi prognosis,
kasi rasa pengobatan
takut yang serta
timbul dari dukungan
klien orang
e. Klien terdekat
mendapat
informasi
yang akurat
,pengobatan
dan pasien
mendapat
dukungan
dari orang
terdekat

5 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Mengetahui


integritas kulit b.d tindakan asuhan integritas keadaan umum
efek dari prosedur keperawatan kulit kulit
pengobatan selama 3x24 jam 2. Inspeksi 2. Mengetahui
diharapkan klien kulit yang keadaan umum
tidak menglami diradiasi kulit
kerusakan 3. Bersihkan 3. Meminimalkan
integritas kulit. daerah yang penyebarn
NOC : terbuka infeksi
Integritas dengan air. 4. Menghindari
Jaringan : Kulit Pengeringan iritas ang
dan Membran dengan semakin parah
Mukosa udara atau 5. Efek kemerahan
Criteria hasil: ditepuk dapat terjadi
a. Elastisitas 4. Instruksikan pada terapi
tidak pasien untuk radiasi
terganggu tidak 6. Mempertahanka
b. Hidrasi tidak mencukur n kebersihan
terganggu kulit yang kulit tanpa
c. Tidak iritasi mengiritasi kulit
berkeringat 5. Bantu klien 7. Membantu
d. Tekstur tidak untuk menghindari
terganggu menghindari trauma kulit
e. Integritas kulit menggaruk 8. Efek kemerahan
tidak kulit dapat terjadi
terganggu 6. Mandikan pada terapi
f. Lesi pada kulit dengan air radiasi
tidak ada hangat dan 9. Meningkatkan
g. Pengelupasan sabun ringan sirkulasi dan
kulit tidak ada 7. Bantu klien mencegah
untuk tekanan pada
menghindari kulit
menggaruk
kulit
8. Tinjau
protocol
perawatan
kulit untuk
klien yang
mendapat
terapi radiasi
9. Anjurkan
memakai
pakaian
yang lembut
dan longgar,
biarkan klien
tidak
menggunaka
n bra bila
menimbulka
n tekanan

6 Risiko injuri b.d Setelah dilakukan Injury Control Injury Control


kelemahan dan tindakan asuhan 1. Instruksikan 1. Membantu
kelelahan keperawatan dan bantu mengurangi
selama 3x24 jam dalam kelelahan
diharapkan klien mobilitas 2. Membantu klien
tidak mengalami secara tepat untuk
cedera atau injuri. 2. Anjurkan melakukan
NOC : untuk kegiatan
Risk Injury berpegangan 3. Membantu
Criteria hasil: tangan atau mempercepat
a. Klien dapat minta penyembuhan
meningkatk bantuan
an pada
keamanan keluarga
ambulansi dalam
b. Klien melakukan
mampu suatu
menjaga kegiatan
keseimbang 3. Pertahankan
an tubuh posisi tubuh
ketika akan tepat dengan
melakukan dukungan
aktivitas alat bantuan
c. Klien
mampu
meningkatk
an fungsi
fungsional
pada
ekstremitas
7 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Citakan 1. Pedoman
seksual b.d tindakan asuhan hubungan antisipasi dapat
perubahan fungsi keperawatan terapeutik membantu klien
tubuh akibat selama 3x24 jam atas dasar memeneuhi
terkena penyakit diharapkan klien saling proses adaptasi
kanker serviks mampu percaya, pada keadaan
mempertahankan saling yang baru
aktivitas seksual memahami 2. Masalah
pasien tetap dan berikan seksualitas
adekuat pada kepecayaan seringkali
tingkat yang sesui diri kepada menjadi
dengan kondisi klien masalah yang
fisiologis 2. Dengerkan tersembunyi
tubuhnya. Sexual pernyataan yang seringkali
control klien atau tidak
Criteria hasil: orang terdekat diungkapkan
a. Klien mampu 3. Informasikan dengan
memahami kepada klien gamblang
tentang arti tentang efek 3. Pedoman
seksualitas dari proses antisipasi dapat
b. Klien mampu penyakit kanker membantu klien
mengungkapk serviks yang beradaptasi
an dialaminya 4. Meningkatkan
pemahamanny terhadap fungsi diskusi untuk
a tentang efek seksualnya menemukan
kanker serviks termasuk pemecahan
yang didalamnya masalah
dialaminya efek samping 5. Komunikasi
terhadap dari pengobatan terbuka dapat
fungsi kanker yang membantu
seksualnya akan dijalani dalam
c. Klien mampu 4. Diskusikan mengidentifikas
mendiskusikan alternative i masalah dan
masalah ekspresi meningkatkan
tentang seksual yang diskusi untuk
gambaran diri, dapat diberikan menemukan
perubahan kepada klien pemecahan
fungsi seksual sesuai dengan masalah
dan hasrat kebutuhan 6. Membantu
seksual dengan 5. Dorong klien memudahkan
orang terdekat untuk berbagi untuk mengambil
yang pikiran dengan intervensi
dialaminya orang terdekat selanjutnya
6. Libatkan
pasangan dalam
diskusi

8 Resiko tinggi Setelah dilakukan Shock Prevention: Shock Prevention:


terjadinya syok tindakan asuhan 1. Kaji tanda 1. Mengetahui
hipovolemik b.d keperawatan terjadnya syok penyebab
perdarahan selama 3x24 jam 2. Observasi KU terjadinya syok
pervaginam diharapkan syok 3. Observasi TTV 2. Memantau kondisi
klien berkurang 4. Monitor tanda klien selama masa
atau tidak terjadi pendarahan perawatan
syok. 5. Cek Hb dan terutama pada saat
NOC: hematokrit terjadi pendarahan
Shock Severity hingga diketahui
Criteria hasil: terjadi adanya
a. Klien tidak tanda syok
mengalami 3. TTV normal
penurunan menandakan
kesadaran keadaan umum
b. Klien tidak pasien baik
mengalami 4. Perdarahan data
anemia diatasi sehingga
c. Tanda-tanda klien tidaksampai
vital dalam syok
batas normal 5. Untuk
d. Klien tidak mengetahui
tampak tingkat
pucat kebocoran
pembuluh darah
pada klien
sebagai acuan
untuk
melakukan
tindakan lebih
lanjut.

M. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :

1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya


komplikasi pendarahan.
2. Tanda-tanda vital normal
3. Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi kebutuhan tubuh.
4. Melaporkan nyeri berkurang.
5. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
6. Pasien bebas dari pendarahan dan hipoksis jaringan.
7. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal
8. Efek kemoterapi ataupun radioterapi dapat di minimalisir

DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume 2. Jakarta : EGC
Emilia, Ova, dkk, 2010. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: MedPress.
Bilotta, Kimberly A. J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Implikasi Keperawatan
Jakarta: EGC.

Brunner & Suddart. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Mukhtar, Rubina., et al. 2015. Prevalence of Cervical Cancer in Developing


Country: Pakistan. US: Global Journal.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
MediAction Publishing.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Media.

Prawirohardjo, sarwono, 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan bina pustaka.


Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.

Rahayu, Dedeh Sri. 2015. Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai