Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Dari Data SMD dan profil desa diketahui sebagian besar penduduk bekerja
sebagai buruh tani dan pedagang gula aren. Angka kemiskinan yang cukup
tinggi di dusun Longserang Barat Utara dan Selatan menyebabkan kepemilikan
kartu BPJS mandiri sangat sedikit disebabkan kemampuan membayar premi
yang kurang dari masyarakat. Beberapa hal juga telah dicapai dalam rangka
perbaikan gizi masyarakat namun masih banyak masalah kurang gizi atau
Bawah Garis Merah (BGM) tetap ada. Status Gizi ibu hamil, bayi dan balita
juga masih perlu ditingkatkan, karena masih tingginya balita Gizi Kurang
(Gikur) 13 (11,2%) balita dan kasus gizi buruk 3(2,5%) balita. Hal ini akibat
kekurangan gizi dalam jangka waktu lama (Data Program Gizi Puskesmas
Sigerongan 2015).
Kasus balita Gizi Buruk masih tetap ada di tiap desa. Cakupan rata-rata
N/D di posyandu di wilayah puskesmas masih belum memenuhi target dengan
rata-rata pencapaian berat badan naik 2.326 (70,4% ) dari 3251 ditimbang. Hal
ini kemungkinan besar akan bertambah jika masalah gizi ini tidak cepat
tertangani dengan baik. Kemiskinan yang ada di masyarakat Desa Langko juga
mempengaruhi terhadap kepemilikan kartu JKN mandiri. Rendahnya
kepemilikan kartu JKN mandiri serta kemampuan pembayaran premi tiap
bulan,hal ini disebabkan banyaknya jumlah penduduk miskin yang ada di Desa
Langko sebanyak 295 KK (12,7%). Padahal sebetulnya masyarakat Desa
Langko memiliki potensi ekonomi yang tinggi, diantaranya banyak lahan
kosong yang tidak dimanfaatkan. Ada beberapa rumah tangga yang memiliki
tanaman TOGA yang bisa dikembangkan. Dan tanah di Desa Langko sangat
subur dan cocok untuk tanaman temuan seperti jahe, kunyit dan temulawak
serta pohon aren dengan adanya sumber mata air yang banyak (13 sumber mata
air) menyebabkan tanahnya sangat subur dan tidak kekurangan air.

1
Banyak lahan masyarakat yang ditanam aren, namun sebagian besar
dimanfaatkan untuk memproduksi tuak. Disamping itu jumlah peminum tuak
yang masih banyak ada 464 orang (7,3%) dari jumlah penduduk di Desa
Langko sebanyak 6.312 penduduk. Hal ini menyebabkan kegiatan kriminalitas
juga cukup tinggi serta gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.Puskemas
sebelumnya sudah memilik kegiatan Pojok Jamu. Untuk menunjang kegiatan
Pojok Jamu maka diperlukan produk dan bahan baku dari desa. Dengan potensi
yang ada di Desa Langko ini maka perlu dimanfaatkan melalui :
a) Pengembangan TOGA
b) Pemanfaatan pekarangan untuk menanam TOGA
c) Peningkatan nilai lebih dari TOGA melalui produksi jamu.
Sehingga dilaksanakan inovasi Kamasutra. Inovasi Kamasutra
(Kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan melalui
pemasyarakatan taman obat keluarga) merupakan inovasi yang bergerak di
dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan dengan
meningkatkan pemanfaatan TOGA di desa untuk memecahkan masalah yang
ada di desa dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa. Inovasi kamasutra
di Puskesmas sebagai sarana promosi dan preventif untuk mewujudkan
program pemerintah yakni program 9 agenda prioritas (Nawacita) dimana
agenda kelima adalah meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia melalui
program indonesia sehat. Dari 12 indikator program indonesia sehat salah
satunya adalah kepemilikan kartu JKN. Hal inilah yang melatarbelakangi untuk
mengembangkan inovasi Kamasutra sampai saat ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat di Desa Langko di wilayah
kerja UPT BLUD Puskesmas Sigerongan
2. Tujuan khusus
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat untuk pembudidayaan dan
pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA)
b. Meningkatnya dukungan pembiayaan Anggaran Pendapatan
Belanja Desa (APBDES) untuk pembudidayaan TOGA

2
c. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang menanam TOGA
d. Meningkatnya ketrampilan masyarakat untuk memproduksi jamu
berbasis Taman Obat Keluarga (TOGA)
e. Meningkatnya status gizi anak balita
f. Meningkatnya kepemilikan kartu JKN mandiri
g. Meningkatkan gaya hidup sehat dengan menurunnya jumlah
peminum tuak.

C. MANFAAT

Inovasi Kamasutra ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada


berbagai pihak sebagai berikut:

1. Kelompok TOGA
a. Meningkatnya ketrampilan dan produksi jamu
b. Meningkatnya pendapatan anggota kelompok TOGA
c. Meningkatnya cakupan kepemilikan JKN mandiri
2. Masyarakat
a. Tersedianya obat komplementer dalam kondisi gawat darurat
sebelum dapat berkunjung ke fasilitas kesehatan.
b. Meningkatnya pendapatan keluarga
c. Mempu membayar iuran JKN mandiri
d. Meningkatnya status gizi anak
e. Teratasinya gejala-gejala yang dirasakan bila ada gangguan
tubuh seperti batuk, pilek dan pusing.
3. Desa
a. Menurunnya angka kemiskinan di Desa Langko
b. Meningkatnya lapangan kerja sehinga memberikan
peningkatan penghasilan.
c. Meningkatnya pemanfaatan pekarangan untuk taman obat
keluarga (TOGA)
4. Puskesmas

3
Inovasi Kamasutra ini diharapkan memberikan manfaat bagi
puskesmas meliputi :

a. Meningkatnya kunjungan ke puskesmas (contact rate)


b. Masyarakat tidak hanya untuk berobat ke puskesmas tapi juga
untuk konsultasi kesehatan
c. Produksi jamu untuk penambah nafsu makan anak dapat
memperbaiki status gizi anak sehingga angka gizi kurang dan
gizi buruk menurun.
d. Meningkatnya jumlah kepemilikan JKN mandiri dapat
menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di puskesmas.

D. DASAR HUKUM

Beberapa produk hukum yang mendukung pelaksanaan Program


Kamasutra meliputi :

a. Peraturan Kepala Badan POM Nomer 12 Tahun 2014 Tentang


Persyaratan Mutu Obat Tradisional

b. Permenkes No.1109 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan


Pengobatan Komplementer Alternatif

c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Pangan

BAB II
DATA PERMASALAHAN KESEHATAN

A. Analisa Situasi

4
Adapun data permasalahan yang ada diambil dari berbagai sumber antara
lain :
1. Data Survei Mawas Diri (SMD)
Tabel II.1.Hasil Survey Mawas Diri tahun 2015

Pusing Batuk Pilek Diare

12 8 5

Sumber data: Hasil SMD di Desa Langko Tahun 2015


Dari Data SMD diketahui sebagian besar penduduk bekerja sebagai
buruh tani dan pedagang gula aren. Untuk data kesehatan diperoleh data
sebagian besar masyarakat memiliki penyakit seperti pusing,batuk pilek
dan diare. Dari 25 KK yang didata di desa Langko diperoleh 12 orang
sering pusing,8 orang batuk pilek dan 5 orang diare.
2. Data Puskesmas
Tabel II.2.Data Program Gizi Puskesmas Tahun 2015

Gizi buruk Gizi kurang D/S N/D

3 13 90,1 70,4 Su
mber
Data : Data Program Gizi Puskesmas Sigerongan Tahun 2015
Dari data tabel data Gizi Puskesmas Sigerongan tahun 2015 di atas
diperoleh jumlah Gikur 13(11,2%) balita dan Gibur 3(2,5%) balita.
Dimana capaian N/D di posyandu masih 70,4%.
3.Data Profil Desa
Dari data profil Desa Langko diperoleh data masih banyak KK miskin
(295 KK) dan masih banyak masyarakat miskin yang tidak punya
kartu JKN mandiri, khususnya di Dusun Longserang Barat Utara dan
Longserang Barat Selatan. Adapun data potensi yang bisa dikembangkan
antara lain :
 Desa Langko memiliki tanah yang luas dan subur dengan potensi
banyak lahan yang kosong dan luas serta subur untuk tumbuhnya
tanaman temu-temuan seperti jahe, temulawak dan kunyit serta pohon
aren.
 Kegiatan gotong royong yang masih sangat kuat di masyarakat.

5
B. Karya Inovasi
Kamasutra(Kemandirian Masyarakat Dalam Upaya Kesehatan
Melalui Pemasyarakatan Taman Obat Keluarga) adalah pengembangan
inovasi yang dilaksanakan di Desa Langko di wilayah kerja Puskesmas
Sigerongan, hal ini sekaligus menyikapi menurunnya daya beli masyarakat
akibat harga obat yang semakin mahal, sehingga secara tidak langsung
berdampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat.
Dengan adanya inovasi kamasutra ini diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat melalui pembinaan Taman Obat Keluarga
(TOGA) sekaligus menjadi sarana untuk promotif dan preventif sehingga
masyarakat bisa lebih mengenal manfaat TOGA sebagai jamu untuk
kesehatan masyarakat dan bisa meningkatkan derajat ekonomi melalui
usaha jamu yang bahannya berasal dari TOGA yang ditanam di rumahnya.
Jamu ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nafsu makan anak-
anak melalui pemberian jamu secara rutin sehingga diharapkan akan
meningkatkan status gizinya. Untuk mencapai tujuan melalui inovasi ini
dengan menggunakan strategi promkes yaitu Advokasi, Bina Suasana,
Geraka Pemberdayaan dan Kemitraaan. Adapun rincian kegiatan yang
dilakukan antara lain :
A. Advokasi
1. Advokasi kepada Kepala Desa Langko
Sebelum melakukan advokasi dilakukan analisis data melalui data
survei mawas diri (SMD), data program di puskesmas dan data observasi
serta profil desa untuk melihat potensi desa guna menyelesaikan masalah
di desa. Dari desa diharapkan terbentuknya kelompok TOGA dan
ditunjang pengembangannya melalui dana anggaran pendapatan dan
belanja desa (APBDES) dengan memberikan bibit tanaman obat ke tiap
dusun dan dana pemeliharaan TOGA.
2. Advokasi kepada Pemimpin UPT BLUD Puskesmas Sigerongan
Advokasi yang dilakukan kepada pemimpin UPT BLUD Puskesmas
Sigerongan diharapkan memberikan kebijakan dengan mendukung

6
inovasi kamasutra melalui dana BOK melalui program pembinaan TOGA
dan battra dan pembinaan Taman Obat Keluarga (TOGA) di puskesmas.
3. Advokasi kepada lintas sektor
Advokasi yang dilakukan kepada lintas sektor terkait diharapkan
memberikan kebijakan dengan mendukung inovasi kamasutra
melalui kegiatan antara lain :
1) Pembinaa TOGA oleh pihak Pemerintah Kecamatan Lingsar
2) Adanya dukungan bibit TOGA dan alat mesin pembuat jamu
dari Dinas Pertanian Lombok Barat,dari Dinas Perdagangan
Lombok Barat dan dari dinas koperasi provinsi
3) Adanya pemberian modal dari Baznas Lombok Barat dan
4) Adanya pemberian dana sebesar Rp.50 juta untuk pembelian
bibit tanaman sayur dan buah-buahan serta pelatihan
pemanfaatan TOGA dari Badan Ketahanan Pangan Lombok
Barat.
5) Adannya pemanfaatan pelatihan pembuatan kompos dan
pengelolaan bank sampah oleh Dinas Sosial Lombok Barat.
6) Pembinaan oleh BPOM kepada produsen serbat jahe LBS dan
gula semut serta pemberian piagam bintang satu dari BPOM
kepada produsen serbat jahe LBS.
7) Pemberian dari aspirasi dewan berupa mesin pembuatan jamu
dan kendaraan roda tiga.
B. Sosialiasi
1) Kegiatan sosialisasi juga dilakukan pada tatanan puskesmas untuk
mendapatkan dukungan dari lintas program melalui kegiatan
minilok bulanan puskemas. Untuk mendapatkan dukungan dari
lintas sektor melalui kegiatan minilok tri wulan di kecamatan. Dari
kegiatan ini terbentuklah tim dari kecamatan untuk melakukan
pembinaan TOGA ke Desa Langko.

7
2) Sosialisasi juga dilakukan kepada kadus,kader,PKK,kelompok
bajang Langko dan masyarakat sehingga terbentuk kemitraan untuk
mengembangkan pemanfaatan TOGA.
C. Pembinaan kelompok TOGA
Kegiatan pembinaan kepada kelompok TOGA ini tidak terlepas dari
kerjasama dengan lintas sektor antara lain :
1) Adanya pembinaan dari sektor kesehatan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan TOGA secara berjenjang yang meliputi pemanfaatan
untuk kesehatan, pemanfaatan untuk kesehatan, cara mengolah
TOGA untuk dimanfaatkan sebagai upaya kesehatan promotif dan
preventif, cara menyimpan hasil olahan TOGA secara baik dan benar
dan Higiene dan sanitasi serta pembinaan kelompok TOGA melalui
orientasi pijat akupresur sebagai program tambahan untuk
meningkatkan pengetahuan kelompok TOGA Desa Langko.
2) Pembinaan cara melakukan pengelolaan dan pemanfaatan TOGA
dari meliputi Penyiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman,
pemupukan, pemanenan, penyimpanan, pembuatan bibit baru dari
dinas pertanian.
D. Pelatihan
Kegiatan pelatihan yang dilakukan untuk mendukung pembinaan
kelompok TOGA melalui beberapa kegiatan antara lain :
1) Pelatihan pemanfaatan TOGA untuk nutrisi sehingga
memperkuat ketahanan pangan desa bekerjasama dengan Dinas
Ketahanan Pangan.
2) Pelatihan dari sektor perdagangan dan perindustrian meliputi
pemanfaatan TOGA untuk menambah penghasilan, pengolahan
TOGA menjadi suatu produk, cara mengemas dan cara
memasarkan. Pengiriman oleh Dinas Perdagangan kepada salah
satu kelompok TOGA yakni kadus LBU dikirim ke Yogyakarta
untuk belajar pembuatan gula semut tahun 2016.
E. Membentuk Pojok Jamu di Puskesmas

8
Setelah pembinaan TOGA di Desa Langko,maka di Puskesmas
Sigerongan dibentuk Pojok Jamu untuk mendukung kegiatan inovasi
Kamasutra berupa pemasaran produk herbal dari Desa Langko sebagai
desa binaan dan pemberian penyuluhan serta konsultasi kepada
pengunjung puskesmas. Di Puskesmas sendiri sudah terbentukan Taman
Obat Keluarga (TOGA) untuk mendukung inovasi Kamasutra.
F. Pemanfaatan jamu oleh masyarakat
Adapun pemanfaatan jamu oleh masyarakat di Desa Langko antara
lain :
1) Untuk meningkatkan nafsu makan anak dengan minum jamu
temulawak dan jamu mengkudu
2) Mengobati keluhan sakit atau meningkatkan kesehatan:
- Pusing dengan jamu mengkudu. Pegal linu dengan jamu
beras kencur. Menghangatkan badan dengan minum serbat
jahe dan gula semut. Mengurangi rasa sakit dan keluhan
haid dengan jamu kunyit asem. Dan memperkuat daya tahan
tubuh dengan jamu daun pepaya.

HASIL KEGIATAN INOVASI KAMASUTRA


I.Data Output
1. Hasil Advokasi
a. Data alokasi APBDES untuk Inovasi Kamasutra
- Dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa Tahun 2018 Desa
Langko berupa Pemeliharaan TOGA Desa dan Pengadaan Taman
Obat Dusun dengan anggaran dana sebesar Rp.20,000,000,-
b. Data alokasi BOK untuk Inovasi Kamasutra
- Anggaran Dana BOK Puskesmas 2016,2017,dan 2018 :Pembinaan
dan Pemantauan Batra serta sosialisasi herbal dan pengobatan

9
komplementer,serta pembinaan TOGA di tiap Desa dengan anggaran
tiap tahun sebesar Rp.3,584,000,-
c. Dukungan Lintas Sektor terhadap Inovasi Kamasutra antara lain :
Tabel.II.3. Tabel Dukungan Lintas Sektor
No Instansi Bentuk Dukungan
1. Pemerintah Kecamatan Pembinaa TOGA secara berkala.
Lingsar
2. Dinas Pertanian Lombok Pemberian bibit TOGA dan alat mesin pembuat jamu
Barat
3. Dinas Perdagangan Pemberian alat mesin pembuat jamu dan pemberian pelatihan berupa
Lombok Barat pemasaran dan pengemasan
4. Baznas Lombok Barat Pemberian modal usaha
5. Badan Ketahanan Pangan Pemberian dana sebesar Rp.50 juta untuk pembelian bibit tanaman sayur
Lombok Barat. dan buah-buahan serta pelatihan pemanfaatan TOGA
6. Dinas Sosial Lombok Barat Pemanfaatan pelatihan pembuatan kompos dan pengelolaan bank sampah
7. Dinas koperasi provinsi Pemberian mesin peralatan pembuatan Jamu
8. BPOM Pembinaan oleh BPOM kepada produsen serbat jahe LBS dan gula semut
emas hijau
9. Dinas Kehutanan Pemberian alat mesin pembuat jamu
9. Aspirasi Dewan Pemberian mesin pembuatan jamu dan kendaraan roda tiga.

2. Hasil Pelatihan TOGA


a. Jumlah peserta pelatihan TOGA sebanyak 30 orang peserta
b. Data peningkatan pengetahuan di masyarakat Tahun 2016 dan 2107
Grafik.II.1.Pengetahuan Tentang TOGA di Masyarakat
Tahun 2016 dan 2017

Sumber Data:Data Survei Kuisioner


Dari data grafik di atas dapat diketahui ada perbedaan pengetahuan
masyarakat tentang Taman Obat Keluarga (TOGA) dimana tahun 2016

10
hanya mencapai 5 orang (25%) yang memiliki pengetahuan tentang TOGA
dan tahun 2017 menjadi 27 orang (90%) dari total responden yang disurvei
sebanyak 30 orang.
3. Hasil Pengembangan dan Pembinaan Kelompok TOGA
a. Data Jumlah Rumah Tangga Yang Memiliki TOGA
Grafik.II.2.Jumlah Rumah Tangga Yang Memiliki TOGA di
Pekarangan Rumah di Desa Langko

Sumber Data:Data TOGA di Kelompok TOGA Desa Langko


Dari tabel di atas dapat diketahui ada peningkatan kepemilikan TOGA
di tatanan rumah tangga dimana mengalami peningkatan jumlah dari 956
RT (40%) menjadi 2.271 RT (95%). Hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta peran serta
kelompok TOGA, desa dan lintas sektor dalam memberikan pembinaan
dan bibit tanaman TOGA.
b. Data Jumlah Kelompok TOGA Per Dusun
Grafik.II.3.Jumlah Kelompok TOGA di Desa Langko

Sumber Data:Data TOGA di Kelompok TOGA Desa Langko


Dari grafik data di atas dapat dilihat ada peningkatan data jumlah
keluarga binaan kelompok TOGA di tiap dusun menjadi 7 KK tiap dusun.

11
Dengan peningkatan jumlah KK binaan akan memudahkan dalam
memberikan pendampingan kepada masyarakat sehingga pemanfaatan
TOGA bisa dilakukan secara merata.
c. Data Perkembangan TOGA berdasarkan Jenis Tanaman TOGA
Grafik 1I.4 Cakupan Hasil Tingkat Perkembangan TOGABerdasarkan
Jenis Tanaman di Desa langko Tahun 2016 dan 2017

Sumber Data:Data TOGA di Kelompok TOGA Desa Langko


Dari grafik dia atas dapat diketahui hasil pemberdayaan sudah terjadi
perubahan dalam hal jumlah jenis tanaman TOGA di desa Langko yang di
tahun 2016 ada 25 jenis tanaman tapi sekarang sudah ada 57 jenis tanaman
TOGA. Adapun jenis tanaman TOGA dan manfaatnya yang ada di di Desa
Langko (terlampir).
4. Hasil Pembinaan Produksi Jamu
a. Data Produksi Serbat Jahe LBS dan Gula Semut Emas Hijau
Grafik.II.5.Data Produksi Serbat Jahe LBS dan Gula Semut Emas
Hijau Tiap Bulan Tahun 2016 dan 2017

Sumber Data:Data di Produsen Serbat dan Gula Smeut

12
Dari grafik tersebut terlihat jumlah produksi rata-rata tiap bulan produk
serbat jahe LBS di tahun 2016 dari 6.000 bungkus tiap bulan dan di tahun
2017 meningkat menjadi 10.800 bungkus tiap bulan. Sedangkan jumlah
produksi rata-rata tiap bulan produk gula semut emas hijau di tahun 2016
dari 4.500 bungkus tiap bulan dan di tahun 2017 meningkat menjadi 7.500
bungkus tiap bulan.
b. Rata-Rata Penjualan Serbat Jahe LBS dan Gula Semut Emas Hijau
Grafik.II.6.Rata-Rata Penjualan Tiap Bulan Serbat Jahe LBS dan Gula
Semut Emas Hijau

Sumber Data:Data di Produsen Serbat dan Gula Semut


Dari grafik tersebut terlihat omset penjualan rata-rata tiap bulan
produk serbat jahe LBS di tahun 2016 dengan omset bersih
Rp.12.000.000,- tiap bulan dan di tahun 2017 meningkat omsetnya
menjadi Rp.21.600.000,- tiap bulan. Sedangkan dari penjualan gula
aren semut emas hijau rata-rata omset tiap bulan di tahun 2016
mencapai Rp.9000.000,-.dan mengalami peningkatan menjadi
Rp.15.000.000,- tiap bulan di tahun 2017.
c. Tabel Jenis-Jenis Jamu yang Diproduksi dan Manfaatnya
Tabel.II.4.Jenis Jamu Segar dan manfaatnya yang diproduksi Kelompok
TOGA Desa Langko

No. Jamu Manfaat


1 Serbat Jahe LBS Meningkatkan daya tahan tubuh,menghangatkan badan,mengatasi
sakit kepala.
2. Gula Semut Emas Hijau LBU Meningkatkan daya tahan tubuh,menghangatkan badan.
3. Beras Kencur Mengurangi pegal linu,meringankan masuk angin,flu,pilek,demam

13
dan batuk.
4. Kunyit Asem Mengurangi bau badan,membantu mengurangi rasa sakit dan
keluhan haid,membantu melancarkan pencernaan dan meluruhkan
lemah
5. Temu Lawak Membantu melindumgi fungsi hati,membantu mengeluarkan
racun,membantu meningkatkan nafsu makan.
6. Gula Asem Membantu melangsingkan,membantu kekebalan tubuh dan
melancarkan pencernaan
7. Kunyit Sirih Mengurangi keputihan dan bau badan
8. Daun Pepaya Memperkuat daya tahan tubuh,baik untuk ibu hamil dan
bayinya,mengurangi sakit pada haid.
Sumber Data:Data Jamu di Kelompok TOGA Desa Langko
Dari data tabel di atas dapat diketahui beberapa jenis jamu segar yang ada
diproduksi kelompok TOGA Desa Langko serta manfaatnya untuk kesehatan.
f. Data pemanfaatan Jamu untuk meningkatkan nafsu makan anak
kurang gizi.
Tabel.II.5. Data pemanfaatan Jamu

No. Nama Balita Status Hasil Setelah Diberi Jamu


1. Hamdan Zulfa Gizi Kurang Nafsu Makan Meningkat Status Normal

2. M.Nur Ali Bahzil Gizi Kurang Nafsu Makan Meningkat Status Normal

3. Suna Rama Gizi Kurang Nafsu Makan Meningkat Status Normal

Sumber Data:Data Produsen Jamu Gendong di Kelompok TOGA Desa Langko


Adapun nama balita yang sudah diberikan jamu beras kencur plus
temulawak di Desa Langko (terlampir).
II.Data Outcome
1. Data Keuntungan Penjualan Serbat Jahe LBS dan Gula Semut Emas Hijau
Grafik II.7 Data Keuntungan Hasil Penjualan Serbat Jahe LBS dan
Gula Semut Emas Hijau Tahun 2016 dan 2017

14
Sumber Data:Data di Produsen Serbat dan Gula Smeut
Dari grafik tersebut terlihat keuntungan penjualan rata-rata tiap bulan
produk serbat jahe LBS di tahun 2016 keuntungan bersih Rp.7.200.000,- tiap
bulan dan di tahun 2017 meningkat keuntungannya menjadi Rp.12.960.000,-
tiap bulan. Sedangkan keuntungan penjualan rata-rata tiap bulan produk gula
semut emas hijau di tahun 2016 dengan keuntungan bersih Rp.4.500.000,-
tiap bulan dan di tahun 2017 meningkat keuntungannya menjadi
Rp.7.500.000,- tiap bulan.
2. Data peningkatan Kunjungan Konsultasi Ke Pojok Jamu
Grafik II.8 Jumlah Kunjungan Pasien Konsultasi ke Pojok Jamu
Puskesmas Sigerongan Tahun 2016 dan 2017

...... Sumber Data:Data Rekapan Kunjungan Pojok Jamu di Puskesmas


Sigerongan.

Dari grafik data di atas dapat dilihat terjadi kenaikan kunjungan pasien
yang berkunjung ke pojok jamu dari 1.440 pengunjung menjadi 3.168
pengunjung. walapun bukan hanya psien tapi juga keluarga pasien sekedar
untuk membeli produk ataupun mendapat penyuluhan atau konsultasi
kesehatan tentang pemanfaatan TOGA untuk ksehatan. Dengan jumlah
kunjungan yang meningkat akan memberikan peningkatan contact rate yang
berpengaruh kepada pemasukan yang banyak juga untuk puskesmas

15
3. Data Kunjungan Pasien Ke Pojok Jamu Menurut Jenis Keluhan
Grafik II.9 Penyakit Terbanyak Di Pelayanan Pojok Jamu
Puskesmas Sigerongan Tahun 2016 dan 2017

Sumber Data:Data Rekapan Pelayanan Pojok Jamu di Puskesmas


Sigerongan.
Dari grafik data di atas dapat dilihat dari pelayanan di Pojok Jamu didapat
10 penyakit terbanyak dimana penyakit yang terbanyak di masyarakat yang
berkunjung adalah batuk pilek ada 23 pasien dan yang terndah adalah panas
biasa sebanyak 3 orang dan hal ini meningkat seiring peningkatan kunjungan
ke pojok jamu.

III.Data Dampak
1. Data Peningkatan Status Gizi Anak
Grafik II.10 Cakupan Hasil Kegiatan Program Gizi
di Desa langko Tahun 2016 dan 2017

Sumber Data:Data Program Gizi Puskesmas Sigerongan

Dari grafik data tersebut di atas diperoleh hasil trend menurun untuk
masalah Gizi buruk dari 1 kasus di tahun 2016 menjadi tidak ada kasus di
tahun 2017 dan Gizi kurang menurun di tahun 2016 ada 6 kasus menjadi 1
kasus saja. Untuk penanganan masalah gizi di samping melalui
peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan TOGA untuk mendukung

16
gizi juga dilakukan dengan pemanfaatan jamu untuk menambah nafsu
makan seperti jamu temulawak dan serta pemanfaatan akupresur untuk
nafsu makan dan menunjang gizi balita melalui pemijatan dengan jari pada
titik tertentu. Penanganan gizi buruk dengan akupresur dan herbal
dilakukan untuk membantu gejalanya, seperti membantu mengatasi mual
muntah dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Data Peningkatan Jumlah Warga Yang Mampu Membayar Premi JKN
Mandiri dari Hasil TOGA
Grafik.II.11. Kepemilikan dan Kemampuan Pembayaran Premi
BPJS Kelompok Produksi Serbat LBS dan Kelompok Tani Aren
Emas Hijau

Sumber Data:Data di Produsen Serbat dan Gula Semut


Dari grafik di atas dari kelompok produksi serbat jahe ini terdiri
dari 10 orang pekerja yang sebelumnya 5 orang mampu bayar premi
secara rutin sekarang 9 dari 10 orang anggota kelompok sudah
memiliki kartu BPJS dan bisa membayar premi BPJS khususnya yang
BPJS mandiri secara rutin sedangkan 1 orang masih dalam proses
pembuatan kartu BPJS mandiri. Sedangkan untuk kelompok tani emas
hijau ini dari 12 orang anggota yang sebelumnya 4 orang mampu bayar
premi secara rutin sekarang 7 dari 12 orang anggota kelompok sudah
memiliki kartu BPJS dan bisa membayar premi BPJS khususnya yang
BPJS mandiri secara rutin sedangkan 5 orang masih dalam proses
pembuatan kartu BPJS mandiri.
2. Data Perubahan Perilaku Minum Minuman Keras (Tuak)

17
Grafik.II.12. Jumlah Peminum Minuman Keras (Tuak) di Desa
Langko Tahun 2016 dan 2017

Sumber Data : Hasil wawancara dengan Kepala Desa Langko


Dari Grafik di atas dapat diketahui adanya penurunan jumlah
peminum tuak di Desa Langko dari tahun 2016 sebanyak 464 peminum
tuak (7,2%) menjadi 37 peminum tuak(0,46%) peminum di tahun 2017.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Inovasi Kamasutra meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk
pembudidayaan dan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA)
2. Inovasi Kamasutra melalui advokasi mendapatkan dukungan pembiayaan
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDES) untuk pembudidayaan
TOGA
3. Melalui Inovasi Kamasutra meningkatkan jumlah rumah tangga yang
menanam TOGA di tiap pekarangan rumah
4. Meningkatnya ketrampilan masyarakat untuk memproduksi jamu berbasis
Taman Obat Keluarga (TOGA)
5. Inovasi ini memberikan kontribusi kesehatan dengan meningkatnya status
gizi anak balita
6. Inovasi Kamasutra meningkatkan kepemilikan kartu JKN mandiri
khususnya pada anggota kelompok TOGA
7. Meningkatkan gaya hidup sehat dengan menurunnya jumlah peminum
tuak di Desa Langko
B. SARAN
1. Diperlukan adanya dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan sistem
perberdayaan melalui lintas program dan lintas sektor melalui pembinaan
dan pelatihan secara berkesinambungan.

18
2. Perlu adanya pembinaan dari lintas sektor tentang standar mutu pembuatan
jamu untuk perbaikan gizi dan mampu meningkatkan penjualan sehingga
berdampak pada peningkatan kepemilikan JKN mandiri.
3. Karena Pengembangan TOGA di Desa Langko ini memberikan manfaat
yang besar kepada masyarakat, maka sebaiknya kegiatan inovasi ini
direplikasi di desa lain.
4. Diharapkan desa lebih fokus dalam hal kesehatan dan menyokong inovasi
lewat dana desa maupun dana ADD serta tetap memperhatikan bahan
baku yang aman dan berkualitas.
BAB IV
PENUTUP

Demkian beberapa hal yang bisa penulis sampaikan tentang Inovasi


Kamasutra yang merupakan inovasi Puskesmas Sigerongan. Tentunya masih
banyak yang harus dioptimalkan dalam pelaksanaan pengembangannya sehingga
perlu masukan dan dukungan dari berbagai pihak.
Dan atas dukungan dan masukannya tersebut kami sampaikan terima
kasih.

Sigerongan, Juni 2018

Penulis

19

Anda mungkin juga menyukai