Anda di halaman 1dari 25

MFK 2

Program manajemen risiko fasilitas & lingkungan yg menggambarkan proses pengelolaan


risiko yg dpt tjd pd pasien, keluarga, pengunjung & staf

MFK 2 ep 1.
Program manajemen risiko fasilitas & lingkungan yg dpt terjadi pd pasien, keluarga, staf &
pengunjung , tertulis, meliputi risiko a) sampai f) . Merupakan satu program induk atau
beberapa program terpisah serta ada regulasi untuk menerapkan program manajemen
meliputi 1) sampai 2) di maksud & tujuan (R).
Dokumennya :
- Program manajemen risiko fasilitas & lingkungan meliputi risiko a) sampai f)
- Panduan tentang tenant/penyewa
- Panduan peninjauan & pembaharuan program2 tsb

Program Manajemen Resiko Fasilitas


1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum & khusus
4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan
4.1.Kegiatan pokok
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi
dari bahaya kebakaran dan asap
e) Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi
dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem
penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan
operasional.
4.2. Rincian kegiatan
Rincian kegiatan dimasing2 kegiatan meliputi :
• Identifikasi risiko
• Analisa risiko
• Evaluasi risiko
• Tata kelola/pengendalian risiko
• Pelaporan insiden
• Monitoring dan Review insiden dan kegiatan
• Edukasi staf tentang risk register
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> ketentuan review program
9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan

MFK 2 ep 2
Program tersebut masih berlaku dan sudah diterapkan sepenuhnya
Dokumen:
- Bukti Program (tahun berjalan)
- Bukti Penerapan Program oleh K3RS
o Daftar Resiko
o Laporan Insiden
o Ada Evaluasi Program secara Periodik
 Ada bukti evaluasinya

MFK 2 ep 3
Bukti peninjauan & pembaharuan program2 bila tjd perubahan lingk RS atau sekurang-
kurangnya setiap tahun. (D,W).
Dokumen : Bukti review program manajemen risiko (Notulen Rapat)

MFK 2 ep 4
Bukti tenant/penyewa lahan di lingk RS sudah mematuhi program manajemen risiko
fasilitas & lingk yg teridentifikasi (D,W).
Dokumen :
- Bukti form ceklis
- Bukti pelaksanaan audit
Form Ceklist Kantin RS
no Item audit kondisi rekomendasi keterangan
1 Meja - kursi
2 APAR
3 cctv
4 Rambu dst...

MFK 3
Ada individu/organisasi yg kompeten ditugasi melakukan pengawasan thd perencanaan &
pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas & lingkungan.

MFK 3 ep 1
RS m enetapkan individu / organisasi yg kompeten, ditugasi mengawasi perencanaan &
penerapan program manajemen risiko fasilitas & lingkungan yg meliputi a) sampai dengan
g) di maksud dan tujuan. (R).
Dokumen : Regulasi penetapan penanggungjawab manajemen risiko fasilitas & lingkungan
dilengkapi uraian tugas, tanggung jawab & wewenang tentang perencanaan & pengawasan
program manajemen risiko fasilitas & lingkungan.
Program Pengawasan :
a. merencanakan program;
b. melaksanakan program;
c. mendidik staf;
d. memonitor & uji coba program;
e. evaluasi dan revisi program;
f. memberikan laporan tahunan
g. pengorganisasian & pengeleloaan scr konsisten & terus-menerus
Ada Sistem pelaporan insiden/Kecelakaan/Kejadian terkait dng risiko fasilitas.

MFK 4
RS mempunyai program pengelolaan keselamatan & keamanan

MFK 4 ep 1
RS mempunyai regulasi termasuk program pengelolaan keselamatan & keamanan yg
meliputi a) sampai f) di maksud dan tujuan. (R).
Dokumen :
- Pedoman pengorganisasian unit kerja yg bertanggung jawab terhadap keselamatan &
keamanan (R)
- Program keselamatan & keamanan RS

PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN


a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & pro aktif utk mengidentifikasi
bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yg berpotensi
menimbulkan cedera.
b. RS melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi.
c. RS menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk
assessment/PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran
bangunan/demolis.
e. Merencanakan & melakukan pencegahan dg menyediakan fasilitas pendukung yg
aman. Bertujuan mencegah Terjadi kecelakaan & cedera, mengurangi bahaya &
risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung.
f. Menciptakan lingkungan yg aman dg penggunaan kartu identitas oleh seluruh staf
& semua individu yg bekerja di RS serta pemberian identitas pd pasien rawat inap,
penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yg memasuki area terbatas
(restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yg aman
g. melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan
barang milik pribadi
h. Menyediakan fasilitas yg aman sesuai peraturan & perundangan, sebagai contoh :
Setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa :
pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh menggunakan
selang, dll
i. Monitoring daerah terbatas seperti ruang bayi & kamar operasi, daerah yg berisiko
lain seperti ruang anak, lanjut usia & keluarga pasien rentan yg tidak dapat
melindungi diri sendiri  CCTV

MFK 4 ep 2
Ada unit kerja yg bertanggung jawab terhadap pengelolaan keselamatan & keamanan.
(D,W)
Dokumen :
- Bukti penetapan unit kerja
- pedoman pengorganisasian

MFK 4 ep 3
RS melakukan identifikasi area2 yg berisiko mempunyai risk register (daftar risiko) yg
berhubungan dg keselamatan & keamanan fasilitas. (D,W)
Dokumen : daftar area yg berisiko tentang keselamatan & keamanan

Daftar Area Beresiko


no Item audit Resiko Penendalian keterangan
Resiko
1 RJ
2 RI
3 IGD
4 dst...

MFK 4 ep 4
Regulasi pemberian identitas pada penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf
RS, pegawai kontrak & semua orang yg bekerja di RS sudah diimplementasikan. (D,O,W)
Dokumen : Regulasi pemberian identitas

MFK 4 ep 5
RS melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala, membuat rencana perbaikan & telah
melaksanakan perbaikan. (D,O,W)
Dokumen :
- Bukti form ceklis
- Bukti pelaksanaan pemeriksaan

MFK 4 ep 6
RS telah memasang monitoring pd area yg berisiko keselamatan & keamanannya (O,W)
Dokumen : Denah CCTV

No UNIT KESELAMATAN DAN PROTEKSI KEBAKARAN ALAT KET


KEAMANAN MEDIK
PLAFON
LANTAI
DINDING
PINTU/ AKSES
TANGGA
KAMAR MANDI
MEUBELAIR
CCTV
DETECTOR
MOSKE
SPRINKLE

APAR
EVAKUASI
JALUR

PEMELIHARAAN
KALIBRASI
1 IRJ
2 P.Gigi
3 IGD

MFK 4 ep 7
RS telah menyediakan fasilitas yg aman sesuai peraturan perundang-undangan. (O,W)

MFK 4
RS melakukan PCRA

MFK 4.1 ep 1
RS mempunyai regulasi PCRA (R)
Dokumen : PCRA setiap ada kontruksi, demolisi & renovasi

MFK 4.1 ep 2
RS melakukan PCRA bila ada rencana kontruksi, renovasi atau demolis/pembongkaran yg
meliputi a) sampai h) di maksud & tujuan. (D,W)
Dokumen : Bukti pelaksanaan PCRA

PCRA meliputi:
a) kualitas udara b) pengendalian infeksi (ICRA) c) utilitas d) kebisingan e) getaran f)
bahan berbahaya g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode h) bahaya lain yang
mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.

No AREA RISIKO PENGENDALIAN KET


RISIKO
1 kualitas udara
2 pengendalian infeksi (ICRA)
3 utilitas
4 kebisingan
5 getaran
6 bahan berbahaya
7 layanan darurat, seperti respon
terhadap kode
8 bahaya lain yg mempengaruhi
perawatan, pengobatan, &
layanan.

Safety Assessment
Pengkajian keselamatan Jawab Ya Jika jawaban Ya untuk setiap
atau Tidak pertanyaan maka susun langkah2
keselamatan alternative yg harus
dilakukan
6. Apakah smoke detector terganggu
selama melaksanakan pekerjaan yg
direncanakan atau konstruksi?
7. Apakah APAR perlu dipindahkan
selama melaksanakan pekerjaan yg
direncanakan atau konstruksi?

Check List Audit Kepatuhan


No ITEM YANG DIPANTAU KEPATUHAN REKOMENDASI
YA TDK
Penggunaan APD
MFK 5
RS memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan & penggunaan serta
pengendalian /pengawasan bahan berbahaya & beracun (B3) & limbahnya sesuai peraturan
perundang-undangan

MFK 5 ep 1
RS mempunyai regulasi yg mengatur B3 dan limbahnya sesuai katagori WHO & peraturan
perundangan, meliputi a) sampai g) di maksud & tujuan (R)
Dokumen : Regulasi pengelolaan B3 dan limbahnya termasuk MFK 5.1 EP 1.

MFK 5 ep 2
RS mempunyai daftar B3 & limbahnya lengkap & terbaru sesuai kategori WHO &
peraturan perundang-undangan meliputi jenis, lokasi, jumlah dari semua bahan berbahaya
& beracun & limbahnya. (D,O,W)
Dokumen : daftar B3 dan limbahnya meliputi jenis, lokasi, dan jumlahnya
no Jenis Jumlah Lokasi Rambu_Rambu
1
2
3

MFK 5 ep 3
Pengadaan/ pembelian B3, pemasok (supplier) sudah melampirkan MSDS. (D,O,W)
Dokumen : pengadaan pembelian B3 disertai MSDS yg tersedia disetiap tempat
penyimpanan B3 sesuai PKPO 3

MFK 5 ep 4
Petugas menggunakan APD yg benar waktu menangani B3 & limbahnya, di area tertentu
sudah ada eye washer. (O,W)
MFK 5 ep 5
B3 & limbahnya diberi label/rambu sesuai peraturan & perundang-undangan. (O,W)

MFK 5 ep 6
Ada laporan & analisis tentang tumpahan, paparan/pajanan (exposure) & insiden lainnya.
(D,W)
Dokumen : laporan tumpahan, paparan/ pajanan (exposure) & insiden lainnya.

MFK 5 ep 7
Ada Bukti dokumentasi persyaratan yg meliputi izin, lisensi, atau ketentuan persyaratan
lainnya. (D,W)
Dokumen : Bukti izin penggunaan bahan radioaktif, izin IPAL, izin TPS B3, izin
incinerator/Perjanjian Kerja Sama dg pihak ketiga, izin transporter (PKS tripartit yaitu RS,
transporter & pengolah B-3)

MFK 5.1
RS mempunyai sistem penyimpanan & pengolahan limbah bahan berbahaya & beracun
cair dan padat yg benar sesuai peraturan perundang-undangan.

MFK 5.1 ep 1
RS mempunyai regulasi untuk penyimpanan & pengolahan limbah B3 secara benar &
aman sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan (lihat juga AP.6.2, EP 4, MFK. 1
EP 3) (R)
Dokumen : sesuai MFK 5 ep 1

MFK 5.1 ep 2
Penyimpanan limbah B3 sudah mempunyai izin TPS B3 yg masih berlaku & sesuai
dengan perundang - undangan.(D,O,W)
Dokumen : izin TPS B3 masih berlaku

PENGENDALIAN B3 & LB3


B3 : Bahan yang karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya (PP No 74 tahun 2001).

B3: Zat, bahan kimia dan biologi ,baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan & lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung &
mempunyai sifat : racun (toksisitas), karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan
iritasi.

B3 Medis
Antiseptik dan desinfektan : • Alkohol/H2O2/Microshield/Formalin/Natrium
hipoklorida/Povidone Iodine • Cidex /Presept Tablet/Phisohex/ • Wash
bensin/Lysol/Karbol.
Obat-obat dan obat kanker.
Reagensia : • Reagensia untuk Laboratorium dan Farmasi • Aseton/Larutan
Ammonia/Dietil eter/HCL Pekat 35 %/NaOH Crystal/KOH Crystal/H2SO4 (Asam
Sulfat)/Phenol Crystal/Asam Asetat/Asam Formiat /Asam Sitrat/Methanol/Xylol.
Gas medis : O2, N2, CO2,Acetylen, N2O

B3 Non Medis
Desinfektan : Desinfektan linen/Ultra Clorox Rain Clean Bleach/Chlor
bleach/Cidezyme/Detergent enzimatic/SOUR/Detergent.
Pembersih : Desinfektan linen/Ultra Clorox Rain Clean Bleach/Chlor
bleach/Cidezyme/Detergent enzimatic/SOUR/Detergent.
Gas : Gas Elpiji
Lain-lain : Solar/Diesel Fuel/Freon (Bahan Pendingin)/Chemical NAJCO (untuk
Boiler)/Air Accu/Oli/Oil Lubricant/Emulsifier.

PENGELOLAAN B3
Perencanaan & pengadaan; Penerimaan; Penyimpanan & pendistribusian; Penanganan;
Pembuangan.
PENYIMPANAN : 1. Gudang / Lemari khusus 2. Label /simbol B3, MSDS dan Spill Kit
3. Sifat Fisika dan Kimia sama 4. APAR & “Dilarang Merokok” untuk “B3 Mudah
Terbakar” 5. Penyimpanan sesuai MSDS

LABEL berisikan tentang : • Nama produk • Identifikasi Bahaya • Tanda Bahaya dan
Artinya • Uraian Risiko dan Penanggulangannya • Tindakan Pencegahan • Instruksi apabila
Terkena atau Terpapar • Instruksi Kebakaran • Instruksi Tumpahan atau Bocoran
• Instruksi Pengisian dan Penyimpanan • Referensi • Nama, Alamat dan No. Telp. Pabrik
Pembuat atau Distributor

PENANGANAN TUMPAHAN B3 dan LIMBAH B3 ( ORANGE CODE ?? ) : • Lokasi


kejadian • Jumlah materi yang tumpah • Sifat kimia dan fisika • Sifat berbahaya • APD
yang diperlukan • Tempat Spill Kit dan jenis Spill Kit • MSDS dan Spill Kit ditempat
yang mudah dilihat dan mudah segera diperoleh. • Spill Kit terisi lengkap dan kondisi
baik.

Penyimpanan Tabung Gas Bertekanan


Ketentuan Penyimpanan Tabung Gas Bertekanan. : • Tabung gas diamankan dgn gunakan
rantai/sabuk yg layak diatas bag. tengah, tetapi dibawah bahu (kurang lebih 2/3 tinggi
tabung). • Utk tabung yg tingginya kurang dari ½ m, dapat diamankan dgn stands . •
Tabung tidak boleh diletakkan di area yg mungkin tergenang air. • Suhu ruangan / tabung
silinder dijaga agar tidak melebihi 50°C. • Tabung akan melepaskan isinya melalui
perangkat pengaman (rupture device) di suhu 65°C, sedangkan silinder kecil yg tidak
dilengkapi pengaman dapat meledak. • Tabung tdk boleh ditempatkan di pintu
keluar/masuk. • Harus disimpan di dalam area berventilasi baik • Tdk boleh disimpan di
area lembab/dekat bahan kimia yg korosif. • Harus disimpan dgn posisi berdiri tegak. •
Katup pengaman hrs dilindungi oleh penutup (cap) jika tidak dipakai. • Tabung O2/gas
oksidasi, disimpan terpisah dari bahan yg mudah terbakar. • Jarak min. 6 m, / dipisahkan
oleh dinding tahan api setinggi min. 1,5 m & tahan api selama kurang lebih 30 menit. •
Harus disimpan secara teratur, sistem FIFO.(First In First Out)

Alur Pengelolaan Limbah Medis


Pengolahan Akhir  Penyimpanan Sementara  Pengangkutan  Pewadahan 
Pemilahan  Pengurangan

Pengelolaan Limbah Benda Tajam


Tersedia Wadah yang tidak mudah tembus oleh benda tajam / tusukan, tahan bocor (
jerigen bekas, kardus yang tahan benda tajam) dan tertutup berlabel biohazard yang kuning
• Mempunyai penutup yang tidak bisa dibuka kembali Mempunyai petugas yang
berpengalaman dan mempunyai pengetahuan tentang Limbah benda tajam di Rumah sakit
Limbah benda tajam yang telah di kemas pada tempatnya setelah berisikan ± 2/3 bagian
kemudian dibawa ke incinerator untuk dibakar / dimusnah

Tempat Penampungan Sementara


• Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin, dikatakan penuh itu kalau 2/3 atau
¾ kantong penuh • Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya : - Simpan dalam
kontainer memenuhi syarat - Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah -
Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci - Aman dari orang yang tak
bertanggung jawab - Terjangkau kendaraan pengangkut sampah • Sampah medis yang
tidak berbahaya dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pemusnahan
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Unit Pengelolaan Limbah ( UPL ) : Merupakan sarana untuk mengolah limbah cair dari
mulai limbah kotor kemudian disini diproses sampai menjadi cukup bersih dan memenuhi
baku mutu yg ditetapkan oleh pemerintah

Limbah Gas : Adalah limbah yang dihasilkan dari pembakaran baik dari Incenerator
maupun dari pembakaran dapur dan dibuang melalui cerobong dilengkapi dengan APC

MFK 6
RS mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster untuk menanggapi
keadaan disaster & bencana alam atau lainnya yg memiliki potensi terjadi dimasyarakat

MFK 6 ep 1
RS mempunyai regulasi manajemen disaster meliputi a) sampai h) di maksud dan tujuan.
(R).
Dokumen : 1) Regulasi tentang manajemen disaster RS. 2) Regulasi adanya ruang
dekontaminasi dlm pedoman pelayanan IGD sesuai MFK 6.

MFK 6 ep 2
RS mengidentifikasi bencana internal & eksternal yg besar di masyarakat, wabah &
bencana alam atau bencana lainnya, yg bisa menyebabkan terjadinya risiko yg signifikan.
(D,W)
Dokumen : Bukti identifikasi risiko bencana internal & eksternal, berupa hasil hazard and
vulnerability assessment (HVA)/Modul I hospital safety index

MFK 6.1
RS melakukan simulasi penanganan/ menanggapi kedaruratan, wabah & bencana

MFK 6.1 ep 1
Seluruh program/setidaknya elemen-elemen kritis program dari c) hingga h) di maksud &
tujuan MFK.6 disimulasikan tiap tahun. (D, W)
Dokumen : Bukti pelaksanaan simulasi kesiapan menghadapi kedaruratan, wabah dan
bencana
MFK 6.1 ep 2
Akhir setiap simulasi, dilakukan diskusi (debriefing)& dibuat laporan & tindak lanjut
(D,W)
Dokumen : Bukti pelaksanaan diskusi (debriefing)

MFK 6.1 ep 3
Peserta simulasi = semua pegawai/staf rumah sakit, pegawai kontrak ,pegawai dari
tenant/penyewa lahan. (D,W)
Dokumen : Bukti daftar peserta simulasi

RENCANA TANGGAP DARURAT RUMAH SAKIT

Penilaian Risiko
Identifikasi ancaman ( hazard ), kerentananan ( vulnerability ) Analisis Risiko
Bencana Tentukan tingkat Risiko Buat Peta Risiko Bencana.

MFK 7
RS merencanakan & menerapkan program untuk pencegahan & penanggulangan bahaya
kebakaran & penyediaan sarana evakuasi yg aman dari fasilitas sebagai respons terhadap
kebakaran & keadaan darurat lainnya.

MFK 7 ep 1
RS mempunyai program proteksi kebakaran (fire safety) yang memastikan bahwa semua
penghuni RS selamat dari bahaya api, asap atau keadaan darurat non kebakaran lainnya
meliputi 1) sp 5) yg ada di maksud & tujuan. (R)
Dokumen : Program tentang proteksi kebakaran

MFK 7 ep 2
RS telah melakukan asesmen risiko kebakaran yg tertulis, termasuk saat terdapat proyek
pembangunan di dalam atau berdekatan dengan fasilitas RS meliputi a) sd h) di maksud
&tujuan. (D,W)
Dokumen : Hasil asesmen risiko kebakaran/fire risk safety assessment (FRSA) a.l berupa
ceklis asesmen risiko kebakaran
Assessement Resiko Kebakaran meliputi :
No ASESMEN RISIKO RISIKO PENGENDALIAN
RISIKO
1 Tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi
2 Sistem pemisahan (pengisolasian) & komparteme-
nisasi pengendalian api dan asap
3 Daerah berbahaya (& ruang di atas langit-2 di
seluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat
pengumpulan sampah, ruang penyimpanan oksigen
4 Sarana evakuasi
5 Dapur yang berproduksi dan peralatan masak
6 Londri dan linen
7 Sistem tenaga listrik darurat dan peralatan
8 Gas medis dan komponen sistem vakum

MFK 7 ep 3
Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil asesmen risiko kebakaran. (D,O,W)
Dokumen : Bukti tindak lanjut asesmen risiko kebakaran/fire risk safety assessment
(FRSA)

MFK 7 ep 4
RS mempunyai sistem deteksi dini (smoke detector dan heat detector) dan alarm
kebakaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan (O,W)
MFK 7 ep 5
RS mempunyai sistem kebakaran aktif yg meliputi, sprinkle, APAR, hidran & pompa
kebakaran sesuai peraturan perundang-undangan. (O,W)

MFK 7 ep 6
RS mempunyai jalur evakuasi yg aman & bebas hambatan bila terjadi kebakaran dan
kedaruratan bukan kebakaran. (O, W)

MFK 7.1
RS menguji secara berkala rencana proteksi kebakaran & asap, termasuk semua alat yg
terkait dg deteksi dini & pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya.

MFK 7.1 ep 1
Semua staf mengikuti pelatihan penanggulangan kebakaran minimal 1 (satu) kali dalam
setahun. (D,W)
Dokumen : Bukti pelatihan penanggulangan kebakaran

MFK 7.1 ep 2
Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ketempat aman & mendemonstrasikan
bagaimana cara menyelamatkan pasien. (S,W)

MFK 7.1 ep 3
Sistem & alat pemadam kebakaran diperiksa, diujicoba & dipelihara sesuai peraturan
perUU & didokumentasikan (D,W)
Dokumen : Bukti pemeriksaan, uji coba, & pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran

MFK 7.2
RS merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

MFK 7.2 ep 1
RS mempunyai regulasi sebagai kawasan tanpa rokok & asap rokok, larangan merokok
bagi pasien, keluarga, pengunjung & staf, termasuk larangan menjual rokok di lingk RS.
(R)
Dokumen : Regulasi tentang penetapan RS sebagai kawasan bebas rokok

MFK 7.2 ep 2
Ada Bukti pelaksanaan & evaluasi dari regulasi tersebut. (D,O,W)
Dokumen : Bukti evaluasi kepatuhan larangan merokok

MFK 10
RS mengumpulkan data setiap program manajemen risiko fasilitas & lingkungan untuk
mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik,
peralatan, sistem & menurunkan risiko di lingkungan.

MFK 10 ep 1
RS punya regulasi pelaporan data insiden/ kecelakaan tiap program manajemen risiko
fasilitas (R)
Dokumen : Regulasi pelaporan data insiden/ kecelakaan setiap program manajemen risiko
fasilitas

MFK 10 ep 2
Laporan data insiden/ kecelakaan setiap program manajemen risiko fasilitas & sudah
dianalisis. (D,W)
Dokumen : Bukti laporan insiden keselamatan terkait manajemen risiko fasilitas dan hasil
analisis

MFK 10 ep 3
Hasil analisis ditindaklanjuti dg mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi
medis, peralatan, sistem & menurunkan risiko di lingkungan. (D,W,O)
Dokumen : Bukti tindak lanjut dari hasil analisis

MFK 11.1
Staf dilatih & diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program RS untuk
proteksi kebakaran, keamanan & penanggulangan bencana.

MFK 11.1 ep 1
Staf dapat menjelaskan & memperagakan peran mereka dlm menghadapi kebakaran. (W,S)

MFK 11.1 ep 2
Staf dapat menjelaskan & memperagakan tindakan menghilangkan, meminimalisir atau
melaporkan ttg keselamatan, keamanan & risiko lainnya. (W,S)

MFK 11.1 ep 4
Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan prosedur dan peran mereka dlm
penanganan kedaruratan serta bencana internal atau eksternal (community). (W,S)

PPI 5
RS mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi
risiko tertular infeksi yg berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, &
nonklinis.

PPI 5 ep 1
Program PPI & kesehatan kerja yang komprehensif di seluruh RS untuk menurunkan risiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien yg mengacu & sesuai ilmu pengetahuan
terkini, pedoman praktik terkini, standar kesehatan lingkungan terkini, & peraturan
perundang-undangan. (R)
Dokumen : Program kesehatan dan keselamatan staf sesuai dengan KKS 8.2 EP 1

PPI 5 ep 3
Bukti pelaksanaan program PPI untuk menurunkan risiko tertular infeksi pada staf klinis
dan nonklinis (kesehatan kerja). (lihat juga K.6 ep 2KS 8.2). (D,O,W,S)
Dokumen : 1) Bukti pemeriksaan berkala pegawai, 2) Bukti laporan pajanan/ tertusuk
jarum, 3) Bukti imunisasi, 4) Bukti pengobatan dan konseling pegawai

PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.

PPI 7.6 ep 1
RS menetapkan regulasi tentang pelayanan makanan di RS yang meliputi butir a) dan b)
pada maksud dan tujuan. (R )
Dokumen : Regulasi penetapan tentang pelayanan makanan di RS

PPI 7.6 ep 2
Ada bukti pelaksanaan penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/ pemorsian,
dan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (O,W)
Dokumen : Pemeriksaan Rectal swab pd petugas penjamah makanan

PCRA (PRA-CONTRACTOR RISK ASSESSMENT) DALAM SISTEM


MANAJEMEN K3 KONTRAKTOR

Dokumen SMK3 Kontraktor berisi suatu mekanisme kontrol dalam bentuk panduan untuk
menjamin standar usaha dalam pengelolaan kinerja K3 dari para kontraktor.

PCRA adalah suatu mekanisme/sistem untuk mengendalikan semua potensi bahaya dan
risiko yang dapat ditimbulkan pada saat pelaksanan pekerjaan konstruksi (renovasi,
pembangunan, pembongkaran, perbaikan, dll) di Rumah Sakit yang dapat berdampat pada
pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat disekitar rumah sakit.

Tahapan PCRA : 1. Perencanaan. 2. Pra-Kualifiakasi (Penilaian Kemampuan K3) 3.


Tender dan Pemenang Tender. 4. Pre-mobilisasi. 5. Mobilisasi. 6. Eksekusi / Pelaksanaan.
7. De-mobilisasi. 8. Evaluasi Akhir dan Penutupan.
Ruang Lingkup : • Waktu Pelaksanaan. • Penjelasan terhadap lokasi pekerjaan, isu K3,
keamanan, penggunaan tenaga setempat, dll. • Penanganan Emisi dan Limbah. •
Kompetensi personel. • Kebijakan K3L, Alkohol, Obat terlarang. • Higine Industri. •
Pengendalian Infeksi • Asuransi. • Pelaporan, insiden, dll.

Penilaian Resiko meliputi : • Sifat Pekerjaan dan peralatan yang digunakan. • Lokasi kerja /
pekerjaan. • Potensi bahaya di lokasi kerja. • Potensi bahaya terhadap pekerja kontraktor. •
Potensi bahaya terhadap pekerja RS, pasien dan pengunjung. • Potensi akibat insiden
(lingkungan, keterlambatan pekerjaan, keterlambatan produksi, legal claim). • Dampak
negatif terhadap pemberitaan.

Pre-mobilisasi meliputi : • Kick off meeting • Orientasi Lapangan K3 • Pelatihan K


Materi Pre-mobilisasi : • Rencana K3 proyek. • Sasaran dan program. • Identifikasi bahaya
dan resiko K3. • Kompetensi Kontraktor. • Key Personel yang terlibat. • Aturan dasar,
Prosedur kerja, Metode kerja, dll. • Konfirmasi pertemuan K3 dengan pemberi kerja,
Jadwal pelaksanaan. • Pelaporan kinerja K3. • Pelaporan dan penyelidikan jika terjadi
insiden. • Aspek lingkungan. • Dampak sosial terhadap masyarakat setempat.

Operator melakukan pre-mobilisasi audit, meliputi : • Peralatan dan area / lokasi yang
digunakan • Peralatan K3 • Sistem dan prosedur komunikasi • Sistem pencegahan
pencemaran lingkungan • Lokasi dan sistem keamanan, termasuk pekerja yang digunakan •
Unsur lokal / setempat, dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan setempat •
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko, perlengkapan medis, dan prosedur tanggap darurat
/ medivac (hasil audit dapat digunakan sebagai masukkan untuk perbaikan Rencana K3
proyek).

Monitoring & Evaluasi K3 dengan cara: • Inspeksi K3 • Audit K3 • Pertemuan / Rapat K3


Berkala.

De Mobilisasi : Dalam Perencanaan K3 Proyek dipastikan ada perencanaan tentang de


mobilisasi, yang mengatur tentang : • Tanggap Darurat • Site Restoration dan Re-
installment • Pengelolaaan dan pembuangan Limbah • Identifikasi Bahaya.
Evaluasi Akhir : • Kualitas pelaksanaan Rencana K3L • Aspek positif selama kontraktor
bekerja • Referensi terhadap kontraktor • Catatan terhadap kinerja kontraktor (seperti,
tindakan blacklist).

ICRA ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN INFEKSI

ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan risiko potensial dari
transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas pelayanan
kesehatan selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.

Lingkup ICRA : –Fokus pada pengurangan (reduksi) risiko infeksi. –Bertindak sepanjang
tahap perencanaan, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas.
–Mengoordinasikan dan mempertimbangkan pengetahuan mengenai infeksi, agen infeksi,
dan perawatan lingkungan, membuat organisasi mampu mencegah potensi kejadian yang
tidak diharapkan.

PCRA meliputi : 1. kualitas udara; 2. pengendalian infeksi (ICRA); 3. utilitas; 4.


kebisingan; 5. getaran; 6. bahan berbahaya; 7. layanan darurat, seperti respons terhadap
kode; dan 8. bahaya lain yang memengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.

KKS 8.2
RS menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf

KKS 8.2 ep 1
Ada regulasi Kesehatan & Keselamatan staf & penanganan kekerasan di tempat kerja. (R )
Dokumen : Regulasi tentang : 1) Kesehatan & Keselamatan staf, 2)penanganan kekerasan
di tempat kerja

KKS 8.2 ep 2
Berdasar epidemiologi penyakit infeksi, RS mengidentifikasi risiko staf terpapar/ tertular &
melaksanakan pemeriksaan kesehatan & vaksinasi (D,W)
Dokumen : Dokumen bukti pemeriksaan kesehatan staf & bukti vaksinasi

KKS 8.2 ep 3
RS melaksanakan evaluasi, memberi konseling & tindak lanjut kpd staf yg terpapar
penyakit infeksi (koord dg PPI 5) (D,W)
Dokumen : Bukti pelaksanaan tindak lanjut thd staf yg terpapar penyakit infeksi

KKS 8.2 ep 4
RS mengidentifikasi area yg berpotensi tjd kekerasan di tempat kerja & melaksanakan
upaya terukur utk mengurangi risiko tsb. (D,O,W)
Dokumen : 1) Bukti daftar area yg berpotensi tjd kekerasan di tempat kerja
2) Bukti upaya mengurangi risiko tersebut

KKS 8.2 ep 5
RS melaksanakan evaluasi, memberi konseling & tindak lanjut kpd staf yg cedera akibat
kekerasan di tempat kerja (D,W)
Dokumen : Dokumen bukti tindak lanjut staf yg cedera akibat kekerasan di tempat kerja

KKS 8.2 ep 6
Kejadian staf terpapar infeksi & mengalami kekerasan dicatat & didokumentasikan(D,W)
Dokumen : Dokumen bukti tentang catatan staf yg terpapar infeksi atau mengalami
kekerasan

PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan
mengurangi cedera dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.

PMKP 12 ep 1
RS mempunyai program manajemen risiko rumah sakit yang meliputi 1) sampai dengan 6)
yang ada di Maksud dan Tujuan (R)
Dokumen : Program dan regulasi tentang manajemen risiko RS
1) Identifikasi risiko, 2) Prioritas risiko, 3) Pelaporan risiko, 4) Manajemen risiko, 5)
Invesigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), 6) Manajemen terkait tuntutan (klaim)

PMKP 12 ep 2
RS mempunyai daftar risiko di tingkat rumah sakit yang sekurang-kurangnya meliputi
risiko yang ada di a) sampai f) di Maksud dan Tujuan (D,W)
Dokumen : Bukti daftar risiko di tingkat RS pada 1) Pasien, 2) Staf medis, 3) Tenaga
kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit, 4) Fasilitas rumah sakit, 5)
Lingkungan rumah sakit, 6) Bisnis rumah sakit

MANAJEMEN KESELAMATAN PERALATAN MEDIS

Ruang lingkup manajemen keselamatan peralatan medis adalah: 1. Dimulai dari


Perencanaan Pengadaan 2. Penerimaan barang dan Instalasi 3. Pengoperasian 4.
Pemeliharaan.

Pemeliharaan peralatan ada dua kategori utama: 1. Inspeksi dan pemeliharaan preventif
(IPM). 2. Pemeliharaan korektif /Corrective Maintenance (CM).

Penyusunan Program Pemeliharaan 1 tahun meliputi : 1. Jadwal pemantauan fungsi. 2.


Jadwal pemeliharaan berkala. 2. Penyiapan bahan pemeliharaan untuk setiap alat
selama 1 tahun. 3. Penyiapan suku cadang/aksesori untuk yang mengalami kerusakan
(pemeliharaan korektif terencana). 4. Penyiapan usulan rencana anggaran.

Inventori peralatan medis merupakan data detil peralatan medis yang berkaian dengan
aspek teknis maupun administrasi setiap peralatan medis. Meliputi : 1. Technical
assessment, merek dan tipe peralatan, jumlah, status kondisi peralatan. 2. Informasi
dasar pengelolaan aset, dapat membantu penjadwalan pemeliharaan preventif,
penelusuran pemeliharaan, perbaikan, dan penarikan kembali/recall. 3. Ada infomasi
keuangan untuk penilaian budget dan ekonomi.
ASPAK : aplikasi web based sistem informasi data sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan secara on-line.
Pengujian dan kalibrasi : wajib pada : a. Yang belum memiliki sertifikat dan tanda
lulus pengujian atau kalibrasi. b. Masa berlaku habis. c. Diketahui penunjukkannya atau
keluarannya atau kinerjanya atau keamanannya tidak sesuai lagi, walaupun sertifikat dan
tanda masih berlaku. d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih
berlaku. e. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan
tanda masi berlaku. f. Atau jika tanda laik pakai pada alat kesehatan tersebut hilang
atau rusak, sehingga tidak dapat memberikan informasi yang sebenarnya.

K3 LISTRIK

Pencegahan kecelakaan listrik : • Insulasi memadai & ukuran kabel sesuai • Rekayasa
desain produk • Isolasi • Penandaan • Interlok • Pengetanahan • Penguncian • Tegangan
rendah • Pasang pemutus arus • Kedap gas • Petunjuk pemakaian • Prosedur kerja aman.

ERGONOMIK
Adalah ilmu tentang manusia dalam usahanya untuk meningkatkan kenyamanan di
lingkungan kerjanya, yaitu dengan memperhatikan sifat, kemampuan serta keterbatasan
manusia untuk merancang sistem kerja.

Pendekatan Ergonomi: Penyesuaian dari suatu pekerjaan (alat, cara, proses, tempat &
lingkungan kerja) terhadap pekerja (kondisi manusia). BUKAN SEBALIKNYA !

Faktor Risiko ergonomi kerja : 1. Gerakan berulang 2. Beban berat 3. Sikap tubuh yang
janggal/postur kaku 4. Beban statis (diam dlam satu pososi beban) 5. Tekanan langsung
pada satu bagian tubuh 6. Peralatan yang tidak sesuai 7. Suhu ekstrim 8. Organisasi kerja
yg tdk baik Jam istirahat Kerja monoton Beban kerja belebihan Prosedur kerja
tdk standar Cara kerja tidak aman 9. Rancangan tempat kerja yang tidak memadai.

Anda mungkin juga menyukai