Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas

dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5

kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus

Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus

Hepatitis E (HEV). Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda

antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang

dapat bervariasi darI keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut

yang total.

Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV

(Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis

infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara

parenteral dan non parenteral.Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan

sebagai Hepatitita A atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai

Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C.

Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang

pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut

PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically

Transmitted) disebut ET-NANBH.Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH

sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E.


Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus

yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B,

HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.

Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak

hanya di Indonesia tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat

ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat

(hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi

di kebanyakan negara-negara. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for

Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya

dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat

hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka

morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

B. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

1. Tujuan Umum.

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Hepatitis

b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan Hepatitis

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien dengan

Hepatitis

b. Mampu melakukan evaluasi kepada pasien dengan Hepatitis B


c. Mampu mengidentifikasi factor pendukung dan penghambat serta dapat

mencari solusinya.

C. MANFAAT

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang

lebih jelas tentang penyakit hepatitis virus dan dapat membedakan ikterus sebagai

manifestasi hepatitis virus dengan penyakit lainnya.


BAB II

KONSEP TEORI

A. DEFINISI

Istilah Hepatitis berasal dari bahasa Yunani kuno “hepar”, dengan akar

kata “hepat” yang berarti hati (liver), dan akhiran –itis yang berarti

peradangan. Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena

toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi.Hepatitis adalah

keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau

alcohol.

B.ETIOLOGI

Hepatitis A disebabkan oleh virus HAV (Hepatitis A Virus). Virus ini

adalah anggota terpisah dari famili picornavirus. HAV merupakan partikel bulat

27-32 nm dengan simetri kubus, mengandung genom RNA untai tunggal yang

lurus beryukuran 7,5 kb. HAV memiliki sifat stabil pada pemberian ether 20%,

asam (pH 1,0 selama 2 jam), dan panas (60ºC selama 1 jam). Virus dapat

dihancurkan dengan merebus dalam air selama 5 menit, dengan pemanasan kering

(180ºC selama 1 jam), radiasi ultraviolet, formalin, dan klorin. Memanaskan

makanan pada suhu > 85ºC selama 1 menit sangat penting untuk inaktivasi HAV.
C. MANIFESTASI KLINIS

Kadang bisa saja seorang yang terinfeksi HAV tidak menunjukkan gejala

yang berarti, namun walaupun ditemukan kejadian seperti ini feses dari orang

tersebut tetaplah infeksius. Gejala yang biasanya diderita adalah: meriang / tidak

enak badan, nausea, vomiting, dan diare, kehilangan nafsu makna sehingga berat

badan turun, ikterik, kulit gatal, sakit di bagian abdominal.

Masa infeksi biasanya berakhir dalam dua bulan, tetapi kadang-kadang

menjadi lebih lama pada sebagian orang. Sekali terinfeksi dan tubuh dapat

mengalahkan virus maka tubuh akan memiliki kekebalan.

D. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Hati terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang

iga kanan. Hati normal kenyal dengan permukaannya yang licin.Hati merupakan

kelenjar tubuh yang paling besar dengan berat 1000-1500 gram. Hati terdiri dari

dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan

posterior, lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum

Falsiformis.Setiap lobus dibagi menjadi lobuli. Setiap lobulus merupakan badan

heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus

mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut

sinusoid yang dibatasi sel kupffer. Sel kupffer berfungsi sebagai pertahanan

hati.Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang merupakan saluran kecil

dilapisi oleh mikrovili kompleks di sekililing sel hati. Kanalikulus biliaris

membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus

biliaris di dalam traktus porta.


E. PATOFISIOLOGI

Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan

infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan

degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.Respon peradangan menyebabkan

pembekakan dalam memblokir system drainage hati, sehingga terjadi destruksi

pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat

diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat

dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan

kulit hapatoceluler jaundice. Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi

dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara

komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan

kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya

gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier

penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker

hati.

F.KLASIFIKASI

1. Hepatitis A

Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung

berukuran 27 nm.Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek,

kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan.Masa inkubasinya 15 –

49 hari dengan rata – rata 30 hari.Infeksi ini mudah terjadi didalam


lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang

sangat padat.

2. Hepetitis B (HBV)

Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang

memiliki ukuran 42 nm Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier

atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal

dari ibu kepada bayinya.Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80

hari.Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi,

perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta

onkologi.Laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan

seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.

3. Hepatitis C (HCV)

Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak

yang,diameternya 30 – 60 nm.Ditularkan melalui jalur parenteral dan

kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.Masa inkubasi virus

ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari.Faktor resiko hampir sama dengan

hepetitis B.

4. Hepatitis D (HDV)

Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.

Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki

kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia.Masa inkubasi dari

virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari Faktor resiko hepatitis D

hampir sama dengan hepatitis B.


5. Hepattitis E (HEV)

Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 –

36 nm.Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia

dimungkinkan meskipun resikonya rendah. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan

rata – rata 42 hari. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi

hepatitis E dan makan – makanan, minum – minuman yang terkontaminasi.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit

hepatitis A adalah tes ELISA selain itu dapat dilakukan uji serologis untuk

menentukan anti-HAV. Tes lain yang dapat dilakukan adalah PCR yang kemudian

hasilnya dapat dielektroforesis.

H. PENCEGAHAN

Pencegahan dilakukan dengan hidup bersih, menggunakan alat suntik

sekali pakai, menghindari seks bebas. Penggunaan gama globulin dapat

memberikan perlindungan secara pasif setelah pemajanan virus. Vaksin hepatitis

dianjurkan.

I. KOMPLIKASI

Sirosis dan Kanker Hati Di antara semua jenis virus ini, virus hepatitis B dan

C merupakan penyebab infeksi hati menahun (kronik) dan dapat berakhir pada
sirosis, kanker hati, dan kematian. Tidak seperti hepatitis A dan B, hepatitis C

belum ada vaksinnya.Virus hepatitis ini menyerang sel di dalam hati dan

menggunakan hati sebagai tempat berkembang biak.Ketika tubuh menyerang

virus ini dengan mengirim limfosit (sejenis sel darah putih) ke hati, terjadilah

peradangan. Peradangan ini adalah respons yang normal terhadap infeksi. Namun,

bila hal itu terus berlangsung, zat-zat kimia yang dikeluarkan limfosit dapat

menyebabkan kerusakan sel hati. Jika sel hati rusak, maka tidak dapat berfungsi

dengan baik dan mati.

Beberapa dari sel hati ini dapat tumbuh kembali, tetapi perusakan yang

parah dapat berakibat pada terjadinya fibrosis (terbentuknya jaringan parut pada

hati). Fibrosis menyebabkan kemunduran semua fungsi hati.

Bila diteruskan, jaringan parut akan mengeras dan menggantikan sebagian

besar sel hati yang normal. Kondisi ini disebut sirosis—istilah medis untuk

pengerasan hati. Bila seseorang mengalami sirosis, itu berarti bahwa sebagian

besar hatinya telah rusak dan tidak bisa berfungsi lagi dengan normal.

Sirosis bisa sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan benar dan bisa

tidak terdeteksi hingga bertahuntahun lamanya. Sebagian besar orang yang

terinfeksi hepatitis tidak menunjukkan gejala sehingga disebut sebagai silent

disease.

Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, sekitar 15-20 tahun mendatang

bisa menyebabkan kelainan hati serius seperti sirosis dan juga kanker hati.

Sebagian besar penderita hepatitis baru mengetahui jika dirinya terinfeksi saat

melakukan pemeriksaan kesehatan (medical chek up) atau saat mau donor darah.
J. PENATALAKSANAAN MEDIK

Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut

dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian

makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus

muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan

tes fungsi hati kembali normal.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pasien pada kasus di atas menderita penyakit hepatitis virus, yaitu hepatitis A

dengan melihat gejala (demam, nausea, vomitus), pemeriksaan fisik (ikterus,

hepatomegali, nyeri tekan hipokondria kanan) dan laboratorium (lekopeni,

hiperbilirubinemia, kenaikan enzim hepar, anti HAV positif).

2. Ikterus yang terjadi pada hepatitis virus disebabkan oleh kombinasi disfungsi

hati dan kolestasis. Virus menyerang dan menginfeksi sel-sel hati sehingga sel
hati mengalami nekrosis. Sel-sel hati yang terinfeksi juga mengalami edem dan

pembengkakan. Pembengkakan ini dapat menekan dan menghambat kanalikuli

sehingga empedu yang didalamnya terdapat bilirubin, tidak dapat diekskresikan

dengan baik

B. SARAN

Sebaiknya setiap orang dapat berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan

lingkungan agar terhindar dari virus-virus yang dapat mengakibatkan hepatitis.

Tentunya sebagai petugas kesehatan yang amat rentan tertular dari penderita harus

lebih sigap dan memperhatikan kesterilan.

C.DAFTAR PUSTAKA

http://ackogtg.wordpress.com/2008/07/29/hepatitis-a/

http://veniwulandari.blogspot.com/2009/03/hepatitis.html

http://vicklusiana07.blogspot.com/2010_07_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai