Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH POLIO

DISUSUN OLEH :
1. FEBBY LAILATUL M (181210012)
2. GITA CORNELYA PUTRI M (181210010)
3. SISKA WAHYU P (181210022)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
makalah POLIO.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jombang, 20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar....................................................................................................i
2. Daftar Isi............................................................................................................ii
BAB I PEMBUKAAN
3. Latar Belakang...................................................................................................1
4. Rumusan Masalah..............................................................................................1
5. Tujuan................................................................................................................1
6. Manfaat..............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian..........................................................................................................2
b. Etiologi...............................................................................................................2
c. Tanda dan Gejala...............................................................................................3
d. Pathofisologi......................................................................................................4
e. Pathway..............................................................................................................5
f. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................6
g. Pengkajian Keperawatan....................................................................................6
h. Diagnosa Keperawatan......................................................................................7
i. Inteverensi Keperawatan....................................................................................7
j. Evaluasi..............................................................................................................9
BAB III PENUTUP
7. Daftar Pustaka..................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang


Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada
semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3
tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada
kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan
syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi
di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian.
Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas.
Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio
meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio
menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena
penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004 ).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kelompok angkat dalam makalah ini,antara lain :
1. Bagaimana konsep Poliomyelitis
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan Poliomyelitis

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui hal-hal penting yang berhubungan dengan polio
2. Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anak pada polio
3. Agar dapat mengaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien polio

D. Manfaat
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang konsep teori dan asuhankeperawatan
padaanak dengan Poliomyelitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.           Definisi Polio
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio
menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika
seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah
virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan
menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang
tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5
tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Nama lain dari polio adalah Poliomieltis. Virus polio yang termasuk genus enterovirus
famili Picornavirus.Virus ini tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia. Selain itu, dapat
hidup dalam tinja penderita selama 90-100 hari. Virus ini juga dapat bertahan lama pada air
limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Polio menyebar terutama melalui kontaminasi tinja, terutama di daerah dengan sanitasi
lingkungan buruk. Penularan juga terjadi melalui fekal-oral. Artinya makanan/minuman yang
tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sedangkan oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke dalam mulut
manusia sehat lainnya. Ciri khas dari penderita polio adalah kerusakan saraf. Kerusakan itu
bermula dari virus yang mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh. Selanjutnya
virus akan berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna
bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar ke jaringan getah bening lokal atau
regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam aliran darah sebelum menembus dan
berkembang biak di jaringan saraf. Poliomielitis mempunyai tendensi lebih merusak sel saraf
motorik pada medulla spinalis dan batang otak. Seringkali polio menyebabkan kerusakan
saraf tubuh yang membuat pertumbuhan penderita menjadi asimetris. Sehingga cenderung
menimbulkan gangguan bentuk tubuh yang umumnya menetap bahkan bertambah berat.

B. ETIOLOGI
Penyebab polio adalah virus polio.Virus polio merupakan RNA virus dan termasuk famili
Picornavirus dari genus Enterovirus. Virus polio adalah virus kecil dengan diameter 20-32
nm, berbentuk spheris dengan struktur utamanya RNA yang terdiri dari 7.433 nukleotida,
tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan empedu. Virus tidak
akan rusak dalam beberapa hari pada temperatur 20 – 80 C, tahan terhadap gliserol, eter, fenol
1% dan bermacam-macam detergen, tetapi mati pada suhu 500 – 550 C selama 30 menit,
bahan oksidator, formalin, klorin dan sinar ultraviolet. Selain itu, penyakit ini mudah
berjangkit di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, melalui peralatan makan, bahkan
melalui ludah.
Secara serologi virus polio dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
 Tipe I Brunhilde
 Tipe II Lansing dan
 Tipe III Leoninya
Tipe I yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas, tipe II kadang-
kadang menyebabkan wajah yang sporadic sedang tipe III menyebabkan epidemic ringan. Di
Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak
menimbulkan imunitas silang.
Penularan virus terjadi melalui
1. Secara langsung dari orang ke orang
2. Melalui tinja penderita
3. Melalui percikan ludah penderita
Virus masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak didalam tenggorokan dan saluran
pencernaan,lalu diserap dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan getah bening
Resiko terjadinya Polio:
a) Belum mendapatkan imunisasi
b) Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan polio
c) Usia sangat muda dan usia lanjut
d) Stres atay kelehahan fisik yang luar biasa(karena stress emosi dan fisik dapat
melemahkan system kekebalan tubuh).

C.            Tanda dan Gejala Polio


Tanda-tanda dan gejala-gejala dari polio berbeda tergantung pada luas infeksi. Tanda-
tanda dan gejala-gejala dapat dibagi kedalam polio yang melumpuhkan (paralytic) dan polio
yang tidak melumpuhkan (non-paralytic).
Pada polio non-paralytic yang bertanggung jawab untuk kebanyakan individu-individu
yang terinfeksi dengan polio, pasien-pasien tetap asymptomatic atau mengembangkan hanya
gejala-gejala seperti flu yang ringan, termasuk kelelahan, malaise, demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan, dan muntah. Gejala-gejala, jika hadir, mungkin hanya bertahan 48-72 jam,
meskipun biasanya mereka bertahan untuk satu sampai dua minggu.
Paralytic polio terjadi pada kira-kira 2% dari orang-orang yang terinfeksi dengan virus
polio dan adalah penyakit yang jauh lebih serius. Gejala-gejala terjadi sebagai akibat dari
sistim syaraf dan infeksi dan peradangan sumsum tulang belakang (spinal cord). Gejala-
gejala dapat termasuk:
          a. sensasi yang abnormal,
          b. kesulitan bernapas,
          c. kesulitan menelan,
          d. retensi urin,
          e. sembelit,
          f. mengeluarkan air liur (ileran),
          g. sakit kepala,
          h. turun naik suasana hati,
          i. nyeri dan kejang-kejang otot, dan
          j. kelumpuhan.
Kira-kira 5%-10% dari pasien-pasien yang mengembangkan polio yang melumpuhkan
seringkali meninggal dari kegagalan pernapasan, karena mereka tidak mampu untuk bernapas
sendiri. Itulah sebabya mengapa sangat mendesak bahwa pasien-pasien menerima evaluasi
dan perawatan medis yang tepat. Sebelum era vaksinasi dan penggunaan dari ventilator-
ventilator modern, pasien-pasien akan ditempatkan dalam "iron lung" (ventilator bertekanan
negatif, yang digunakan untuk mendukung pernapasan pada pasien-pasien yang menderita
polio yang melumpuhkan).

     Gejala Klinik
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar (90%) infeksi virus
polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan gejala abortive
infection, 1% nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Bagi penderita
dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan,
30% menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa
menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya 3-35 hari.
Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah
adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok
anak usia di atas 5 tahun. Stadium akut sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai
dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala
dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan itu terjadi
akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.
Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk
tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan
terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu
berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai dengan menghilangnya
demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau tinggi. Kadang, itu disertai
kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya
salah satu sisi.
Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya kekuatan otot
lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut.
Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot.
Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya menunjukkan
kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot permanen.

D. PATHOFISIOLOGI
Virus polio masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak di dalam tenggorokkan dan
saluran pencernaan,diserap dan di sebarkan melalui sistem pembuluh darah dan getah
bening.virus ini dapat memasuki aliran darah dan dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis)
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunanan syaraf tertentu.tidak semua
neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi
penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala.Daerah yang biasanya
terkena poliomyelitis ialah:medula spinalis terutama kornu anterior,batang otak pada nucleus
vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio retikularis yang mengandung pusat
vital,sereblum terutama inti-inti vermis,otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu
substansi nigra dan kadang-kadang nucleus rubra.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Lab :
 Pemeriksaan darah
 Cairan serebrospinal
 Isolasi virus volio
2. Pemeriksaan radiology

G. PEMERIKSAAN MEDIS
Begitu penyakit mulai timbul, kelumpuhan sering kali tidak tertangani lagi karena
ketidakadaan obat yang dapat menyembuhkannya.
Antibiotika yang biasanya digunakan untuk membunuh virus juga tidak mampu berbuat
banyak. Rasa sakit dapat diatasi dengan memberikan aspirin atau acetaminophen, dan
mengompres dengan air hangat pada otot-otot yang sakit

1. Poliomielitis aboratif
• Diberikan analgetk dan sedative
• Diet adekuat
• Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas yang
berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.

2. Poliomielitis non paralitik


• Sama seperti aborif
• Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat selama
15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.

3. Poliomielitis paralitik
• Perawatan dirumah sakit
• Istirahat total
• Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
• Fisioterafi
• Akupuntur
• Interferon
Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi dengan istirahat 7
hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai lagi.Poliomielitis paralitik/non
paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu perlu pemgawasan yang teliti
karena setiap saat dapat terjadi paralysis pernapasan.

Fase akut :
Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard
(papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap
tungkai..Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan tergaggu sehingga
dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah
dan dimiringkan kesalah satu sisi.
Sesudah fase akut :
Kontraktur.atropi,dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy. Tindakan ini dilakukan setelah
2 hari demam hilang.

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat pengobatan penyakit-penyakit dan riwayat imunitas.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri kepala
b. Paralisis
c. Refleks tendon berkurang
d. Kaku kuduk
e. Brudzinky

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.
2. Hipertermi b/d proses infeksi.
3. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas b/d  paralysis
otot.
4. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.
5. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis
6. Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit.

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 :
1.1. Kaji pola makan anak
Mengetahui intake dan output anak
1.2. Berikan makanan secara adekuat
Untuk mencakupi masukan sehingga output dan intake seimbang
1.3. Berikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral.
1.4. Timbang berat badan
Mengetahui perkembangan anak
1.5. Berikan makanan kesukaan anak
Menambah masukan dan merangsang anak untuk makan lebih banyak
1.6. Berikan makanan tapi sering
Mempermudah proses pencernaan

Dx 2 :
2.1. Pantau suhu tubuh
Untuk mencegah kedinginan tubuh yang berlebih
2.2. jangan pernah menggunakan usapan alcohol saat mandi/kompres
Dapat menyebabkan efek neurotoksi
2.3. hindari mengigil
2.4. Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit
Dapat membantu mengurangi demam
Dx 3 :
3.1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman
Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi dapat mencegah komplikasi.
3.2. Auskultasi bunyi nafas
Mengetahui adanya bunyi tambahan
3.3. Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler
Merangsang fungsi pernafasan atau ekspansi paru
3.4. Berikan tambahan oksigen
Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru

Dx 4 :
4.1. Lakukan strategi non farmakologis untuk membantu anak mengatasi nyeri
Theknik-theknik seperti relaksasi, pernafasan berirama, dan distraksi dapat membuat nyeri
dan dapat lebih di toleransi
4.2. Libatka orang tua dalam memilih strategi
Karena orang tua adalah yang lebih mengetahui anak
4.3. Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non farmakologis khusus sebelum nyeri.
Pendekatan ini tampak paling efektif pada nyeri ringan
4.4. Minta orang tua membantu anak dengan menggunakan srtategi selama nyeri
Latihan ini mungkin diperlukan untuk membantu anak berfokus pada tindakan yang
diperlukan
4.5. Berikan analgesic sesuai indikasi.

Dx 5 :
5.1. Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak
Memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan bagi program rehabilitasi.
5.2. Catat dan terima keadaan kelemahan (kelelahan yang ada)
Kelelahan yang dialami dapat mengindikasikan keadaan anak
5.3. Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk aktif seperti
pemasukan makanan yang tidak adekuat.
Memberikan kesempatan untuk memecahkan masalah untuk mempertahankan atau
meningkatkan mobilitas
5.4. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman
Latihan berjalan dapat meningkatkan keamanan dan efektifan anak untuk berjalan.

Dx 6 :
6.1 Kaji tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga tingkat ansietas(mis.renda,sedang,
parah).
Respon keluarga bervariasi tergantung pada pola kultural yang dipelajari.
6.2 Nyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat keluarga tanpa menayakan apa
yang dipercaya.
Pasien mugkin perlu menolak realita sampai siap menghadapinya.
6.3. Sediakan informasi yang akurat sesuai kebutuhan jika diminta oleh keluarga.
Informasi yang menimbulkan ansietas dapat diberikan dalam jumlah yang dapat
dibatasi setelah periode yang diperpanjang.
6.4. Hidari harapan –harapan kosong mis ; pertanyaan seperti “ semua akan berjalan
lancar”.
Harapan –harapan palsu akan diintervesikan sebagai kurangnya pemahaman atau
kejujuran.

K. Evaluasi

Tgl/Jam Dx/Mslh/Kbthn Evaluasi


14-5-2009 Dx: : Bayi sehat usia S :- Ibu mengatakan sudah paham dengan
4 bulan dengan manfaat dan efek samping dari
Jam 08.15
imunisasi polio
Imunisasi polio
WIB
-    Ibu mengatakan bayinya telah
mendapatkan imunisasi polio IV
O : Vaksin polio telah diberikan
-    Dalam KMS tertulis, imunisasi polio
IV tanggal 4-45-2009
A : Bayi sehat usia 8 bulan dengan

Imunisasi polio
P :-   Anjurkan ibu untuk tidak memberi
susu selama 30menit setelah
pemberian imunisasi polio
BAB III
PENUTUP

Daftar Pustaka

Blogsot keslikers (MAKALAH PENYAKIT POLIO)


http://keslikers.blogspot.com/2015/01/makalah-penyakit-polio.html
Pendapat kurnia khairunisa blogspot
http://kurniakhairunisa030493.blogspot.com/2012/11/poliomielitis.html
https://imgv2-1-
f.scribdassets.com/img/document/393701433/original/0c17d395bd/1578428804?v=1
makalah slideshare.net (ASKEP-POLIO-MIELITIS)
https://www.slideshare.net/yabniellitjingga/askep-polio-mielitis
makalah academia.edu (MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POLIO NAMA
KELOPOK)
https://www.academia.edu/34986171/MAKALAH_ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_P
ASIEN_POLIO_NAMA_KELOMPOK

makalah academia.edu (LAPORAN_PENDAHULUAN_POLIOMYELITIS)


http://www.academia.edu/8877520/LAPORAN_PENDAHULUAN_POLIOMYELI?
show_app_store_popup=true

Anda mungkin juga menyukai