Anda di halaman 1dari 12

I.

TUJUAN
Setelah selesai melaksanakan praktikum pada job ini, praktikan diharapkan
dapat :

1. Memahami cara kerja operasi peralatan proteksi “Thermal Overload Relay”


2. Menentukan karakteristik waktu pemutusan pada “Thermal Overload Relay”
3. Mengetahui aplikasi “Thermal Overload Relay”

II. DASAR TEORI

Energi listrik merupakan salah satu sumber energi utama di industri.


Energi tersebut terdiri atas sistem pembangkitan, saluran distribusi dan peralatan
yang menggunakan listrik, dimana peralatan ini harus mempunyai pengaman.
Motor listrik bisanya digunakan untuk penggerak alat angkut (konveyor),
pengangkat, pengaduk, penghisap udara, pompa dll. Karena kekuatan motor listrik
mempunyai nilai tertentu, maka diperlukan suatu alat pengaman yang bertujuan
apabila terjadi beban lebih (overload) motor tidak rusak atau terbakar. Beban lebih
dapat terjadi karena adanya beban yang berlebihan maupun kondisi dari plant
yang tidak seharusnya. Misalnya pompa air, tetapi air tersebut mengandung
lumpur, sehingga menjadi lebih berat, berakibat motor yang hanya didesain untuk
memompa air menjadi tidak kuat, dan terbakar. Sesuatu hal yang bisa digunakan
untuk mengetahui suatu motor dalam kondisi beban lebih adalah arus yang
mengalir pada motor. Setiap motor tergantung dayanya, mempunyai standar nilai
arus tertentu yang diperbolehkan mengalir pada motor tsb.
Circuit dalam motor listrik standar minimal terdiri atas Circuit Breaker yang
berupa : MCCB/ NFB (No Fuse Breaker), Magnetic Contactor, serta OL (overload
relay) yang berupa : TOR (Thermal Overload Relay) atau ada yang menyebut
OCR (Over Current Relay).

YANDAR MULIANDA Page 1 of 12


Circuit breaker berfungsi untuk melindungi jaringan, sistem distribusi dari
arus yang tinggi yang diakibatkan oleh peralatan, dalam hal ini motor listrik.
Magnetic contactor berfungsi untuk memutus dan menyambung jaringan listrik
dengan motor yang dikendalikan oleh tombol tekan/saklar. Overload Relay (TOR)
berfungsi untuk melindungi motor listrik dari beban lebih yang ditunjukkan oleh
arus yang mengalir pada jaringan listrik. Apabila arus yang mengalir melebihi
nilai TOR, maka timbul panas pada TOR, kemudian TOR membuka dan
memerintahkan untuk memutuskan jaringan listrik yang masuk ke motor tsb,
sehingga motor terhindar dari kerusakan. Permasalahannya adalah menentukan
berapa besar/nilai Overload Relay (TOR).
Starting Motor Listrik, Metode yang digunakan untuk starting
(menjalankan awal) motor listrik cukup banyak. Sistem ini terkait dengan sifat
motor listrik yang menyerap arus listrik yang tinggi pada saat start. Setelah
beberapa saat, arus tersebut akan menurun sesuai dengan arus yang diserap motor
berdasarkan beban yang digerakkan. Metode yang digunakan antara lain sistem
DOL (Direct On Line), Star-Delta, Auto Transformer, Reostat, soft starter dll.
Dengan memperhatikan sifat dari arus start motor listrik, maka dapat ditentukan
jenis dan besarnya nilai Overload Relay (TOR).
Arus start sistem DOL sebesar 6 x In (Arus nominal motor), sedangkan
pada sistem Start-Delta maksimal sebesar 3 x In. Berdasarkan karakter tersebut,
maka apabila menggunakan sistem DOL, nilai TOR = In, apabila Star-Delta , nilai
TOR = In/√3 = 0,732 In. Karakteristik Overload Relay (TOR) Overload Ralay
mempunyai karakteristik sesuai dengan standar-standar kelistrikan, diantaranya
IEEE, NEMA, IEC, dll. Misalnya suatu Overload Relay (TOR) tertulis IEC 947-
4-1, Class 20 bernilai trip = 10 Ampere. Selang waktu trip digunakan agar TOR
tidak trip bila sedang start maupun ketika ada beban kejut.

YANDAR MULIANDA Page 2 of 12


Dengan berpedoman pada karakterstik tersebut, maka bisa didesain nilainya
dengan memperhatikan arus start dan selang waktunya sehingga tidak trip serta
nilai yang tepat untuk trip (sesuai dengan kemampuan motor listrik yang
dikendalikan) jika terjadi overload sehingga jaringan listrik segera terputus dan
motor listrik aman dari kerusakan/terbakar. Karakteristik motor harus diketahui
karakteristik thermalnya berdasarkan informasi dari motor (name plate) tersebut.

Sesuai dengan namanya proteksi motor ini menggunakan panas sebagai


pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak dipergunakan saat ini. Biasanya
disebut TOR, Thermis atau overload relay. Cara kerja alat ini adalah dengan
menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal.
Nah , bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran listrik
pada motor melalui suatu control motor starter (baca motor starter). Pembatasan
dilakukan dengan mengatur besaran arus pada dial di alat tersebut. Jadi alat
tersebut memiliki range adjustment misal TOR dengan range 1 ~ 3,2 Amp
disetting 2,5 Amp. Artinya, kita membatasi arus dengan TOR pada level 2,5 Amp
saja.

YANDAR MULIANDA Page 3 of 12


Bagaimana bila terjadi kelebihan arus/ overload pada motor starter?
Seperti contoh di atas, TOR di setting 2,5 Amp dan semisal arus telah mencapai 3
ampere, apa yang kita harapkan ? Starter shut down/ Trip ! Benar, hanya kapan
akan trip?? Secepatnya ?? Ini sangat tidak mungkin bila kita menggunakan
Thermal Overload/ TOR. Seberapa cepat TOR itu akan trip ? Dengan
menggunakan bimetal sebagai pembatas tentu tidak dapat bereaksi secara cepat
terhadap kenaikan arus. Perlu diketahui, TOR di pasaran memiliki beberapa type
yang disebut Class. Jadi dengan memilih class yang berbeda maka kecepatan trip
TOR akan berbeda pula. Saat ini terdapat TOR dengan Class 10, Class 15, Class
20 dll.
Class ini menunjukkan kecepatan trip saat TOR dialiri arus sebesar 6X
setting. Semisal, digunakan TOR class 20 dengan setting 10 Amp, saat arus
mencapai 60 Amp alat ini akan trip setelah mencapai waktu 20 DETIK ! 6X
setting dalam 20 DETIK ! Bagaimana jika kelebihan arus hanya pada 13 Amp
saja? Kita bisa menunggu ber jam jam agar trip. Untuk lebih jelasnya mintalah
kurva trip seperti pada gambar saat membeli TOR dan hitung kecepatan tripnya.
Perlu diketahui kurva TOR adalah logaritmik bukan linier.
Cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang
akan memutus jika terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja
ini hampir sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih
yang mengalir pada instalasi penerangan maupun tenaga ( motor ) seperti yang
terlihat pada gambar berikut

YANDAR MULIANDA Page 4 of 12


Bagian-bagian Thermal Overload relay

YANDAR MULIANDA Page 5 of 12


Jika terjadi beban lebih pada motor maka arus akan meningkat dan
memutus bimetal. Maka kontak NO dan NC pada overload juga bekerja. Kontak
NC digunakan untuk memutus rangkaian control yang mengendalikan Magnatic
contactor. Dengan terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang mengendalikan
rangkaian utama maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak NO dapat
dihubungkan dengan lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.

Penyebab Terjadinya Beban Lebih

Arus yang terlalu besar pada beban atau motor listrik akan mengalir pada belitan
motor listrik dan dapat menyebabkan kerusakan dan atau terbakarnya belitan
motor listrik.

Untuk menghindari terjadinya panas yang berlebihan akibat beban lebih maka
harus dipasang Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) pada suatu rangkaian.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain adalah:

1. Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar;


2. Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal
tercapai atau motor listrik berhenti secara mendadak;
3. Terjadi hubung singkat pada motor listrik (antara phasa
dengan phasa atau antara phasa dengan body; dan
4. Motor listrik bekerja hanya dengan 2 phasa atau terbukanya
salah satu phasa dari motor listrik 3 phasa.

RELAY OVERLOAD 3RV1011-1DA10

YANDAR MULIANDA Page 6 of 12


Gambar overload relay

Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang
terjadi melebihi batas yang di tentukan atau peralatan kontrol listrik yang
berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.

Thermal overload relay mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan
ekonomis yaitu:
a. Pelindung beban lebih / overload
b. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa
c. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa

III. GAMBAR RANGKAIAN

YANDAR MULIANDA Page 7 of 12


 Percobaan untuk relay 3RV1011-1DA10

IV. PERALATAN DAN BAHAN

NO ALAT JUMLAH
1 Panel ST7008-1 1 buah
2 Meja HC1123 1 buah
3 Switch Motor Starter Moeller PKZMO-16 1 buah
4 ELCB HAGER CDA 425 D 1 buah
5 Power Quality Meter CO5127-1S 1 buah
6 Power Switch Modul CO3301-5P 1 buah
7 Resistive Load CO3301-3F 3 buah
8 Power Supply CO3212-5U 1 buah
9 Three Phase Meter CO5127-1Y 1 buah
10 Motor Protection Board 1kW CO 3213-7Y 1 buah
11 Jumpe U 37 buah
12 Jumper H 1 buah
13 Kabel 50 cm 7 buah
14 Kabel 150 cm 1 buah
BAHAN
1 SIEMENS SIRIUS 3RV1011-1DA10 1 buah

YANDAR MULIANDA Page 8 of 12


V. LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam


percobaan.

2. Memeriksa alat dan bahan sebelum digunakan dalam percobaan,


jika ada alat dan bahan yang tidak dapat digunakan maka
melaporkannya pada dosen pengasuh atau teknisi laboratorium.
3. Merangkai rangkaian seperti pada gambar.
4. Periksa rangkaian kepada dosen pengajar.
5. Jika sudah betul, hidupkan alat ukur dan power supply.
6. Selanjutnya on kan rele Overload dan PMT
7. On kan beban kedua
8. Tunggu hingga waktu trip
9. Perhatikan dan kemudian catat hasil pengukuran ke dalam tabel
percobaan 1.1.
10. Selanjutnya ulangi percobaan sampai 5 kali .
11. Periksakan hasil pengukuran kepada dosen pengajar. Apabila sudah
betul maka mintalah tanda tangan dosen pengajar sebagai bukti
laporan sementara.

VI. KESELAMATAN KERJA


1. Memakai baju laboratorium pada saat melaksanakan percobaan.
2. Mematuhi semua peraturan yang ada di dalam laboratorium.
3. Mengikuti instruksi yang diberikan oleh dosen pengasuh.
4. Tidak bermain-main dengan sumber tegangan dan peralatan yang
ada didalam laboratorium.

YANDAR MULIANDA Page 9 of 12


VII. DATA HASIL PERCOBAAN

TEGANGAN ARUS WAKTU TRIP (Menit)


L1 L2 L3 L1 L2 L3 DINGIN PANAS
225 224 222 3,33 3,26 3,26 3:50 1:52
225 224 223 3,41 3,34 3,34 2:54 1:47
225 224 223 3,42 3,35 3,36 2:48 2:01
224 223 222 3,5 3,43 3,47 2:50 1:58
224 223 223 3,5 3,44 3.45 2:55 1:29

VIII. ANALISIS

Setelah melakukan pratikum percobaan waktu trip pada relay overload,


Kami menganalisa dari hasil percobaan satu sampai dengan percobaan lima,
Bahwa waktu trip diantara kelima percobaan tersebut berbeda-beda. Pada keadan
normal (dingin) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk overload relay
melakukan trip dibandingkan ketika overload relay dalam keadaan panas juga. Hal
ini dipengaruhi oleh faktor kerja dari overload relay itu sendiri yang bekerja
dengan pemutus bimetal yang bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, arus
yang mengalir akan menyebabkan panas semakin besar perubahan arus maka
akan semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya
pembengkokan bimetal, dan akan terjadi pemutusan arus, sehingga rangkaian
akan terputus (trip).

IX. KESIMPULAN

1. Thermal Overload adalah alat pengaman rangkaian dari arus lebih yang
diakibatkan beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan rangkaian
ketika arus yang melebihi setting melewatinya.

YANDAR MULIANDA Page 10 of 12


2. Thermal Overload berfungsi untuk memproteksi rangkaian listrik dan
komponen listrik dari kerusakan karena terjadinya beban lebih.

3. Untuk membebani alat pengaman motor listrik,sebaiknya thermal overload


relay yang di gunakan harus di sesuaikan dengan karakteristik dari motor
listrik yang digunakan..

DAFTAR PUSTAKA

 http://belajarteknikelektrobersama.blogspot.com/2015/05/thermal-
overload-relay-tor.html?m=1

YANDAR MULIANDA Page 11 of 12


 Fitzgerald, A.E. et al. 1989. Dasar-dasar Elektro Teknik. Eralngga.
Jakarta.

YANDAR MULIANDA Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai