Pelatihan Pencegahan DBD
Pelatihan Pencegahan DBD
TIM PENYUSUN
DR. Tigor H Situmorang., MH., M.Kes Ns. Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep.,M.Kep
NIK. 20080901001 NIK. 20120901025
Menyetujui,
Ketua UPPM
Firdaus Koto
NIK.
KATA PENGANTAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegypty. Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan : Demam
tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama
2-7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif,
trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati.
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan
wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang penyakit ini di
sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk ini tersebar luas di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum
lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor, balai desa dan lain-lain
sehingga setiap keluarga dan masyarakat mengandung risiko untuk ketularan
penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD belum ada, dan vaksin untuk
pencegahannya juga belum ada, sehingga satusatunya cara untuk
memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk aedes
aegypti.
2.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang
merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang
diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus
tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah
baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat
jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.
Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi
pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih
parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh
sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang
sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh
yang terbentuk.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor
pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina
dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak
ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue
setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah
masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8 - 10 hari, nyamuk yang
terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat
yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang
dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta
dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit
oleh vektor nyamuk. Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah
meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue
akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi
pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang
yang berasal dari ras Kaukasia.
2.3 Patofisiologi DBD
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal seluruh badan, hiperemidi tenggorokan, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin muncul pada systemretikuloendotelial seperti
pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF
disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan
membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler
karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi
system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairanintravaskuler. Hal ini
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Meningkatnya angka kejadian DBD merupakan masalah yang cukup
serius untuk dapat ditemukan solusinya. Pemerintah dalam rangka mengatasi
hal tersebut telah menetapkan program pelatihan pencegahan DBD pada ibu
PKK sebagai program pemerintah dalam rangka menekan banyaknya
kejadian DBD.
Demikian laporan ini kami buat sebagai laporan pengabdian dari
kegiatan pelatihan pencegahan DBD pada Ibu-ibu PKK yang telah kami
laksanakan. Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa adanya partisipasi dan
dukungan dari semua pihak, karenanya dalam pencapaian kegiatan ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi setiap pihak yang terlibat. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
5.2 Saran
Hal yang dapat disarankan dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat
ini sebagai berikut:
1. Pemberian pengetahuan tentang DBD pada masyarakat Desa
Kelurahan Talise perlu dioptimalkan terutama tentang pengertian,
penyebab terjadinya DBD, hal-hal yang menjadi tanda terjadinya DBD,
dampak yang ditimbulkan, serta hal-hal yang harus segera dilakukan
untuk mencegah kejadian DBD.
2. Perlu peran serta yang besar dari Puskesmas Talise dalam
memberikan pelatihan tentang DBD dengan upaya pencegahan kejadian
DBD.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Proses Pelatihan Pencegahan DBD Pada Ibu PKK
Bobot Nilai
No Acuan Penilaian Skor
(%) (Bobot Skor)
1 Analisis situasi (Kondisi Mitra saat
ini, persoalan umum yang dihadapi
mitra)
2 Permasalahan proritas mitra dan solusi
yang ditawarkan (kecocokan
permasalahan, solusi dan kompetensi
tim)
3 Target luaran (jenis luaran dan
spesifikasinya sesuai kegiatan yang
diusulkan
4 Ketepatan metode pendekatan untuk
mengatasi permasalahan, Rencana
kegiatan, kontribusi partisipasi mitra
5 Biaya pekerjaan kelayakan usulan
biaya (honorium (maksimum 30%) ,
Bahan habis peralatan
A. Indentitas diri
B .Riwayat Pendidikan
Jenjang S1 S2 S3
Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun masuk-
lulus
Judul Skripsi/
Tesis
Nama
Pembimbing
Anggota II