Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pelatihan Pencegahan DBD Pada Ibu PKK


di Kelurahan Talise

TIM PENYUSUN

Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep., Ns., M.Kep (0926028901)


Djuwartini, S.Kep., Ns., M.Kep ()
Ns. Ismawati, S.Kep., M.Sc (0904048606)

UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
2018
HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul : Pelatihan Pencegahan DBD pada Ibu


PKK di Kelurahan Talise
2 Ketua Tim Pengusul : Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep., Ns.,
M.Kep
a. Nama Lengkap : Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep., Ns.,
b. Jenis Kelamin
: M.Kep
c. NIDN/NIP
d. Pangkat/Golongan : Perempuan
e. Jabatan
: 0926028901
f. Alamat kantor
g. Telpon : -
h. Email
: Asisten Ahli
: Jln. Dewi Sartika
: -
rahma.elifa@gmail.com
4 Jumlah Anggota Tim Pengusul : 2 Tim Dosen:
1. Djuwartini, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Ns. Ismawati, S.Kep., M.Sc
5 Total Anggaran : Rp. 2.980.000,-
7 Tahun Pelaksana : 2018

Palu, 24 Juli 2018


Mengetahui, Ketua Tim Pengusul
Ketua STIKES

DR. Tigor H Situmorang., MH., M.Kes Ns. Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep.,M.Kep
NIK. 20080901001 NIK. 20120901025

Menyetujui,
Ketua UPPM

Firdaus Koto
NIK.

KATA PENGANTAR

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan salah satu bagian


dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas
akademika khususnya para tenaga pengajar.
Salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
Dosen (Institusi) adalah Kegiatan Pelatihan Pencegahan DBD pada Ibu PKK di
Kelurahan Talise dengan melibatkan mahasiswa (Institusi), dan Kader Posyandu.
Mudah-mudahan hasil kegiatan yang dilakukan ini akan terus berlanjut
sesuai dengan tujuan pengabdian kepada masyarakat itu sendiri

Palu, 24 Juli 2018


Ketua Tim Pelaksana

Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK. 20120901025
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular dengan
tingkat penularan yang cepat melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit. Kasus
DBD yang cenderung meningkat mengikuti pola peningkatan dari tahun ke
tahun yang merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga Kota Palu
termasuk dalam kategori daerah endemis.
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue (DD & DBD) masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mana dampaknya dapat
menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena perjalanan penyakitnya cepat
dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Mengingat vaksin dan obat untuk menyembuhkan DBD belum tersedia,
maka cara yang dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangannya adalah
dengan pengendalian vektor (nyamuk penular). Di Indonesia telah diketahui
terdapat dua spesies nyamuk Aedes yaitu Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, spesies pertama sebagai vektor utama dan yang kedua sebagai
vektor sekunder. Pengendalian vektor dapat dilakukan terhadap nyamuk
dewasa dan jentiknya.
Provinsi Sulawei Tengah menempatkan peringkat kelima angka
kesakitan tertinggi pada kasus DBD per100.000 penduduk menurut provinsi
tahun 2013 setelah kota Bali, DKI Jakarta, Yogyakarta dan Kalimantan
Timur (Kemenkes RI, 2014).. Berdasarkan angka kesakitan/Incidence Rate
(IR) untuk Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012 adalah sebesar
85,23/100.000 penduduk, masih di atas indikator nasional yaitu 52/100.000,
dan IR yang tertinggi berasal dari Kota Palu yaitu 287,56/100.000
penduduk. Pada tahun 2013 dan 2014 jumlah kasus di Kota Palu berturut-
turut sebanyak 804 kasus dan 580 kasus. Hal ini menunjukkan terjadi
penurunan jumlah kasus DBD di Kota Palu akan tetapi, DBD masih menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terlihat
penyebarannya yang semakin luas (Widoyono, 2011).
Iklim yang tidak stabil menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan sistem reproduksi (perkembangbiakan) vektor nyamuk Aedes.
Curah hujan, suhu serta kelembapan lingkungan harus diperhatikan karena
dapat berperan dalam perkembangbiakan nyamuk dengan cara memacu
proliferasi berkembang biak, tetapi juga dapat mengeliminasi tempat
perkembang biakkan nyamuk dengan cara menghanyutkan vector.
1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan wawancara kepada beberapa warga di Kelurahan Talise
tentang DBD, diketahui bahwa pengetahuan masyarakat masih kurang
dimana mereka jarang mendapat edukasi mengenai apa itu DBD, tanda dan
gejala DBD, factor penyebabnya, cara penanganan DBD, dan cara
pencegahan DBD. Secara garis besar, ketika menemukan kasus DBD
mereka hanya akan membawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan
terdekat untuk diberikan tindakan, tanpa mengetahui apa penyebab dari
penyakit tersebut.
1.3 Tujuan Kegiatan
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyebab DBD
di Kelurahan Talise.
b. Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang gejala DBD di
Kelurahan Talise.
c. Meningkatkan keterampilan masyarakat mengenai cara pencegahan
terhadap penyakit demam berdarah di Kelurahan Talise.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegypty. Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan : Demam
tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama
2-7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif,
trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati.
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan
wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang penyakit ini di
sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk ini tersebar luas di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum
lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor, balai desa dan lain-lain
sehingga setiap keluarga dan masyarakat mengandung risiko untuk ketularan
penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD belum ada, dan vaksin untuk
pencegahannya juga belum ada, sehingga satusatunya cara untuk
memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk aedes
aegypti.
2.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang
merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang
diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus
tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Gejala demam berdarah
baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat
jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.
Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi
pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih
parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi oleh
sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang
sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh
yang terbentuk.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor
pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina
dan Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak
ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue
setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah
masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8 - 10 hari, nyamuk yang
terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat
yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang
dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta
dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit
oleh vektor nyamuk. Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah
meningkat pada seseorang yang memiliki antibodi terhadap virus dengue
akibat infeksi pertama. Selain itu, risiko demam berdarah juga lebih tinggi
pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang
yang berasal dari ras Kaukasia.
2.3 Patofisiologi DBD
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal seluruh badan, hiperemidi tenggorokan, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin muncul pada systemretikuloendotelial seperti
pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF
disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan
membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler
karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi
system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairanintravaskuler. Hal ini

berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi,hemokonsentrasi,


hipoproteinemia, efusi dan renjatan.

Gambar 1.1 Bagan Kejadian Infeksi Virus Dengue

2.4 Klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD)


a. Derajat I: Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan
spontan. Panas 2-7 hari, Ujitourniquet positif, trombositipenia, dan
hemokonsentrasi.
b. Derajat II: Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala
perdarahan spontan seperti petekie,ekimosis, hematemesis, melena,
perdarahan gusi.
c. Derajat III :Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti
nadi lemah dan cepat (>120x/mnt) tekanan nadi sempit (120 mmHg),
tekanan darah menurun, (120/80, 120/100, 120/110,90/70, 80/70, 80/0,
0/0) Derajat IV Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur ( denyut
jantung 140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit
tampak biru.
2.5 Tanda dan Gejala Manifestasi klinis
Gambaran klinis amat bervariasi dari yang ringan, sedang seperti DD
sampai ke DBD dengan manifestasi demam akut, serta kecenderungan terjadi
renjatan yang dapat berakibat fatal. Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari,
rata-rata 5-8 hari. Pada DD terdapat peningkatan suhu secaratiba-tiba, disertai
sakit kepala, nyeri yang hebat pada otot dan tulang, mual, kadang muntah
dan batuk ringan.
Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada supraorbital dan
retroorbital. Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila tendon dan otot
perut ditekan. Pada mata dapat ditemukan pembengkakan, injeksi
konjungtiva, lakrimasi, dan fotofobia. Otot-otot sekitar mata terasa pegal.
Eksatem dapat muncul pada awal demam yang terlihat jelas di muka dan dada
berlangsung beberapa jam lalu akan muncul kembali pada hari ke-3-6 berupa
bercak petekie di lengan dan kaki lalu ke seluruh tubuh. Pada saat suhu turun
ke normal, ruam berkurang dan cepat menghilang, bekas-bekasnya kadang
terasa gatal. Pada sebagian pasien dapat ditemukan kurvasuhu yang bifasik.
Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir tidak ditemukan kelainan.
Nadi pasien mula-mula cepat kemudian menjadi normal atau lebih lambat
pada hari ke-4 dan ke-5.Bradikardi dapat menetap beberapa hari dalam masa
penyembuhan. Dapat ditemukan lidah kotor dan kesulitan buang air besar.
Pada pasien DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada hari ke-3atau hari ke-5
berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena, dan epistaksis.
Hatiumumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan
beratnya penyakit. Pada pasien DSS, gejala renjatan ditandai dengan kulit
yang terasa lembab dan dingin, sianosis perifer yang terutama tampak pada
ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki, serta dijumpai penurunan tekanan
darah. Renjatan biasanya terjadi pada waktu demam atau saat demam turun
antara harike-3 dan hari ke-7 penyakit.
2.6 Pencegahan
Masyarakat sekarang ini banyak mengandalkan pembrantasan DBD
dengan melalui cara fogging atau penyemprotan. Padahal untuk melakukan
fogging tersebut diperlukan beberapa ketentuan, mulai dari PE dan kemudian
pengajuan surat penyemprotan kepada Rumah Sakit terdekat. Hal ini karena
fogging tidak baik apabila diterapkan terlalu sering.
Disamping itu, untuk memberantas nyamuk dan juga jentik, terdapat
beberapa cara sederhana dan hanya diperlukan kepedulian, ketelitian dan
keuletan setiap penghuni rumah akan keadaan lingkungan. Cara paling efektif
untuk mencegah penularan DBD adalah dengan menghindari gigitan nyamuk
penular, mengurangi populasi nyamuk penular, dan mengenali cara hidup
nyamuknya. pencegahan bisa dilakukan dengan sederhana yaitu bisa dengan
menggunakan istilah 3M, meguras, mengubur, menutup. Untuk mencegah
penyakit DBD setiap keluarga dianjurkan untuk melaksanakan "3M" dirumah
dan halaman masing-masing dengan melibatkan seluruh keluarga, dengan
cara sebagai berikut :
a. •Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
c. Mengganti air Vas bunga/tanaman air seminggu sekali
d. Mengganti air tempat minum burung
e. Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air
Menabur bubuk abate atau altosid pada tempat-tempat penampungan air
yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih sulit didapat, sehingga perlu
penampungan air hujan. Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan
air. Takaran abate : 1 sendok peres (+ 10 gram) untuk 100 liter air .Takaran
altosid : 1/4 sendok peres (+ 2,5 gram) untuk 100 liter.
Tetapi akhir-akhir ini pencegahan dan pemberantasan DBD tidak hanya
dapat ditempuh melalui 3M, cara terefektif adalah melalui PSJN
(Pemberantasan Sarang Jentik dan Nyamuk). PSJN merupakan cara paling
‘mujarab’ untuk menekan angka kasus DBD. Selain karena tempat jentiknya
yang jelas, yakni di Tempat Penampungan Air (TPA), juga karena jentik
merupakan awal fase hidup nyamuk. Dan upaya dalam menerapkan PSJN ini
ditempuh dengan beberapa cara diantaranya adalah melalui Pemberdayaan
masyarakat dengan pembinaan ratusan Kader Wamantik (Siswa Pemantau
Jentik) dan Bumantik (Ibu Pemantau Jentik), yang bertugas memantau 10
rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan jentik di rumah mereka. Tidak
lupa juga memberikan penyuluhan:
a. Ikanisasi
b. Abatesasi (temephos) Dilaksanakan di desa / kelurahan endemis
terutama disekolah dan di tempat-tempat umum. Semua tempat
penampungan air dirumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes
Aegypti. Ditaburi bubuk abate dengan dosisi satu sendok maka(10 gr).
Abate untuk 100 liter air.
c. Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar .
Kesadaran dan kepedulian masyarakat merupakan kunci awal dari
menurunnya angka DBD di suatu wilayah. Sehingga DBD dapat terjadi di
wilayah mana pun, termasuk di wilayah elit. ”Hindari gigitan nyamuk dengan
turunkan populasi,”. Melalui kesadaran akan pentingnya kebersihan
lingkungan, maka secara otomatis akan menghambat perkembangan jentik,
dengan adanya kepedulian maka aplikasi dari upaya-upaya memberantas
DBD pun akanterealisasi, dengan begitu tidak akan memberi kesempatan bagi
si nyamuk untuk berkembang
Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi
sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari).
Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari,
terutama di daerah yang ada penderita DBD nya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi dan tempat pelakasanaan kegiatan pengabdian masyarakat untuk
Pelatihan Pencegahan DBD pada Ibu PKK yang laksanakan di Kelurahan
Talise pada hari selasa tanggal 24 juli 2018 pukul 15.30 – 17.00 WIB.
3.2 Sarana dan Alat yang Digunakan
Sarana yang di gunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat untuk program Pelatihan Pencegahan DBD pada Ibu PKK yaitu
di Kantor Kelurahan Talise.
Sedangkan alat yang di gunakan dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat untuk program penyuluhan remaja tentang HIV
AIDS antara lain seperti:
1. Projektor
2. Laptop
3. Screen Projektor
4. Leafleat
3.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat
Kegiatan P2M ini melibatkan staf dosen STIKes Widya Nusantara
Palu, Puskesmas Talise dan masyarakat Kelurahan Talise. Kedua instansi
yang terlibat ini mendapat keuntungan secara bersama-sama (mutual
benefit).
1. Kelurahan Talise sebagai tempat pelaksanaan kegiatan akan
menyediakan SDM yang akan dilatih. Dalam hal ini, Kelurahan Sibedi
memperoleh manfaat dalam hal peningkatan SDM, terutama dalam hal
pengetahuan dan pemahaman mengenai DBD.
2. Puskesmas Talise sebagai mitra pelaksanaan membantu
melakukan sosialisa pelaksanaan program Pelatihan Pencegahan DBD
pada Ibu PKK. Puskesmas Talise mendapatkan manfaat seperti,
meningkatnya pemahaman masyarakat di kelurahan Talise tentang
upaya pencegahan DBD sehingga dapat menekan peningkatan jumlah
kejadian DBD.
3. STIKes Widya Nusanatra Palu melalui Lembaga Pengabdian Pada
Masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung
pelaksanaan dharma ketiga dari tri Dharma Perguruan Tinggi
3.4 Kerangka PemecahanMasalah
Kerangka pemecahan masalah adalah serangkaian prosedur dan
langkah-langkah dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
tahapan yang terstruktur secara sistematis, sehingga penelitian dapat
dilakukan dengan efektif dan efisien.
Kerangka berpikir untuk memecahkan masalah kegiatan ini
digambarkan seperti pada Gambar 3.1. Dari permasalahan yang muncul
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, kemudian disusun
berbagai alternatif untuk memecahkan masalah. Dari berbagai alternatif
pemecahan masalah, Selanjutnya dipilih alternatif yang paling mungkin
dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan bersama tim yang terlibat
dalam pengabidan masyarakat. Setelah ditentukan upaya-upaya
penyelesaian masalah, maka disusunlah rencana kegiatan untuk
diaplikasikan di masyarakat Kelurahan Talise.
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan tersebut, maka
metode dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Bagan Sematis Metode Pemecahan Masalah

3.5 Realisasi Pemecahan Masalah


Ceramah dan Diskusi
Kegiatan ceramah dan diskusi dilakukan untuk memberikan
pemahaman peserta tentang penyakit DBD dan cara pencegahan DBD.
Materi ini akan diberikan oleh dosen STIKes Widya Nusantara Palu Prodi
Ilmu Keperawatan yang merupakan salah satu Tim dari mata kuliah
Keperawatan KMB. Materi yang diberikan memuat berbagai persoalan
mengenai DBD seperti: Ceramah menyangkut materi DBD dan cara
pencegahannya, Tujuan pelaksanaan kegiatan, sasaran kegiatan, Macam-
macam dampak yang ditimbulkan akibat DBD, serta tindakan apa saja
yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya DBD. Ceramah dan
diskusi menyasar pada tujuan kegiatan ini.
3.6 Khalayak Sasaran
Khalayak yang dijadikan sasaran kegiatan ini adalah masyarakat di
Kelurahan Talise Kota Kecamatan Mantikulore Kota Palu yang masuk
dalam usia antara 25 tahun s/d 48 tahun. Keterlibatan mereka dalam
kegiatan P2M ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1KeterlibatanKhalayak Sasaran
Khalayak Kegiatan Sasaran
Ibu-Ibu usia 25-48 tahun Ceramah, diskusi Meningkatkan
Kelurahan Talise Kota Tentang DBD, pegetahuan dan
Kecamatan Mantikulore keterampilan ibu-ibu
penyebab DBD,
Kota Palu tentang cara
tanda dan gejala pencegahan dan
DBD serta cara penatalaksanaan
pencegahannya. DBD

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan


1. Peserta Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat tentang Pelatihan Pencegahan DBD
pada Ibu-ibu PKK dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa STIKes Widya
Nusantara Palu yang bekerja sama dengan Kelurahan Talise dan
Puskesmas Talise. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2018
dan dihadiri sebanyak 50 orang.
2. Proses Jalannya Kegiatan
a. Mengkonfirmasi kembali waktu pelaksanaan.
b. Kegiatan dimulai pada pukul 15.30.
c. Kegiatan diawali dengan registrasi, kemudian dilanjutkan
pembukaan oleh Kepala Desa Talise dan sambutan oleh Kepala
Puskesmas Talise kemudian dilanjutkan penyuluhan tentang DBD oleh
dosen dari Prodi Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu dan
ditutup dengan sesi tanya jawab oleh remaja peserta pnyuluhan.
4.2 Fokus Utama dan Luaran Kegiatan PkM
Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu peran aktif Ibu
PKK khususnya keterampilan dalam melakukan pencegahan DBD dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan
terus berkelanjutan demi penurunan angka kejadian DBD. Diharapkan dari
kegiatan ini ada kerjasama dengan Pemerintah Desa Talise dalam bentuk
MoU dengan STIKes Widya Nusantara Palu khususnya dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Meningkatnya angka kejadian DBD merupakan masalah yang cukup
serius untuk dapat ditemukan solusinya. Pemerintah dalam rangka mengatasi
hal tersebut telah menetapkan program pelatihan pencegahan DBD pada ibu
PKK sebagai program pemerintah dalam rangka menekan banyaknya
kejadian DBD.
Demikian laporan ini kami buat sebagai laporan pengabdian dari
kegiatan pelatihan pencegahan DBD pada Ibu-ibu PKK yang telah kami
laksanakan. Kegiatan ini tidak akan berhasil tanpa adanya partisipasi dan
dukungan dari semua pihak, karenanya dalam pencapaian kegiatan ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi setiap pihak yang terlibat. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

5.2 Saran
Hal yang dapat disarankan dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat
ini sebagai berikut:
1. Pemberian pengetahuan tentang DBD pada masyarakat Desa
Kelurahan Talise perlu dioptimalkan terutama tentang pengertian,
penyebab terjadinya DBD, hal-hal yang menjadi tanda terjadinya DBD,
dampak yang ditimbulkan, serta hal-hal yang harus segera dilakukan
untuk mencegah kejadian DBD.
2. Perlu peran serta yang besar dari Puskesmas Talise dalam
memberikan pelatihan tentang DBD dengan upaya pencegahan kejadian
DBD.

DOKUMENTASI KEGIATAN
Proses Pelatihan Pencegahan DBD Pada Ibu PKK

FORMAT PENILAIAN USULAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT
Identitas
1. Judul : Penyuluhan tentang HIV AIDS pada remaja di
Sibedi
2. Ketua Tim Pengusul : Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep., Ns., M.Kep
3. Bidang Ilmu : Ilmu Keperawatan HIV AIDS
4. Jumlah Anggota : 2 Orang
5. Biaya Yang diusulkan : Rp. 2.972.000
6. Biaya yang disetujui : Rp. 2.972.000
Kriteria dan Acuan Penilaian

Bobot Nilai
No Acuan Penilaian Skor
(%) (Bobot Skor)
1 Analisis situasi (Kondisi Mitra saat
ini, persoalan umum yang dihadapi
mitra)
2 Permasalahan proritas mitra dan solusi
yang ditawarkan (kecocokan
permasalahan, solusi dan kompetensi
tim)
3 Target luaran (jenis luaran dan
spesifikasinya sesuai kegiatan yang
diusulkan
4 Ketepatan metode pendekatan untuk
mengatasi permasalahan, Rencana
kegiatan, kontribusi partisipasi mitra
5 Biaya pekerjaan kelayakan usulan
biaya (honorium (maksimum 30%) ,
Bahan habis peralatan

Lampiran Biodata Ketua dan anggota TIM pengabdian

I. IDENTITAS DIRI (Ketua)


1.1 Nama Lengkap Elifa Ihda rahmayanti, S.Kep., Ns.,
M.Kep
1.2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
1.3 NIDN 0926028901
1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Lamongan, 26 Februari1989
1.5 Alamat Rumah Jl. Dewi Sartika
1.6 No Tlpn -
1.7 No HP 085232555554
1.8 Alamat Kantor Jln. Untad 1
1.9 No. Tlpn -
1.10 Alamat Email Rahma.elifa@gmail.com
1.11 Lulusan yang telah dihasilkan
1.12 Mata kuliah yang diampu IKD II
KMB I
Anak

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


S1 S2
Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu/Keahlian Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama
Pembimbing/Promotor

III. PENGALAMAN PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)


SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jumlah (Rp)
1 Yayasan
Widya
Nusantara
Palu

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan


Sumber Jumlah (Rp)
kepada Masyarakat
1 PT
Anggota I

A. Indentitas diri

No Nama Djuwartini, S.Kep., Ns., M.Kep


1 Jabatan Fungsional -
2 NIDN -
3 Tempat /Tanggal Lahir
4 Alamat Rumah
5 No Telepon /Fax/HP
6 Fakultas / Jurusan
7 Alamat Kantor
8 E-Mail
9 Mata Kuliah yang diampu

B .Riwayat Pendidikan

Jenjang S1 S2 S3
Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun masuk-
lulus
Judul Skripsi/
Tesis
Nama
Pembimbing

C. Pengalaman Penelitian Dalam

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jumlah (Juta Rp)
1
2
PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan


Sumber Jumlah (Rp)
kepada Masyarakat
1 PT

Anggota II

1.1 Nama Lengkap Ns. Ismawati, S.Kep., M.Sc


1.2 Jabatan Fungsional -
1.3 NIDN -
1.4 Tempat dan Tanggal Lahir
1.5 Alamat Rumah
1.6 No Tlpn -
1.7 No HP
1.8 Alamat Kantor Jln. Untad 1
1.9 No. Tlpn -
1.10 Alamat Email
1.11 Lulusan yang telah dihasilkan

1.12 Mata kuliah yang diampu

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


S1 S2
Perguruan Tinggi
Bidang Ilmu/Keahlian Keperawatan Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama
Pembimbing/Promotor
III. PENGALAMAN PENELITIAN (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jumlah (Rp)

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan


Sumber Jumlah (Rp)
kepada Masyarakat
1 PT

Anda mungkin juga menyukai