Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS MINERAL BERAT DAN HUBUNGAN DENGAN

RESISTENSI DAN PROVENANCE DI SUNGAI PENGKOL


Gandhi Rasyid Ibrahim
21100117140065
Departemen Teknik Geologi
Universitas Diponegoro
gandhirasyid@gmail.com

Abstrak
(Abstrak ditulis dengan Times new roman, ukuran 12, Spasi 1, Bold, center)

Sungai Jabungan dan Sungai Kali pengkol merupakan salah satu sungai yang terdapat di daerah
kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sungai Jabungan berada di kelurahan Jabungan
dan Sungai kali pengkol berada di kelurahan Meteseh. Mineral berat (heavy mineral) merupakan
mineral yang memiliki berat jenis (specific gravity) lebih besar dari 2,85 gr/cm 3. Analisis
mineral berat pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan batuan provenance serta
tingkat resistensi mineral dalam batua provenance. Mineral berat yang terdapat pada Kali
Pengkol berasal dari batuan provenance. Metode yang digunakan dalam penyusunan paper
ini menggunakan metode pengambilan sampel di lapangan yang berlokasi di Kali Pengkol ,
kemudian dilakukan pengamatan labolatorium menggunakan microscop bertujuan untuk
memisahkan berdasarkan jenis mineral masing masing 300 butir untuk bagian hulu dan 300
butir untuk bagian hilir. Dari hasil data analisis mineral berat kemudian dikorelasikan dan
dibuat data berupa histogram. Dari pengolahan data tersebut akan didapatkan batuan
provenance dari mineral berat yang berada di Kali Pengkol. Berdasarkan hasil pengolahan
data yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa batuan provenance dari mineral bagian
hulu dan hilir adalah High Grade Methamorphic (Mc Lane, 1995). Tingkat resistensi pada
mineral mineral tersebut memiliki resistensi yang rendah. Dari hasil analisis tersebut dapat
diinterpertasikan hubungan antara resistensi dan provenance dalam analisis mineral berat.

Kata kunci : mineral berat, provenance, resistensi, persebaran butir, .


I. Pendahuluan meminimumkan efek negatif tersebut
Mineral berat (heavy mineral) adalah sangat diperlukan.
merupakan mineral yang memiliki Mineral berat yang terdapat pada
berat jenis (specific gravity) lebih Sungai Pengkol berasal dari batuan asal
besar dari 2,85 gr/cm3. Kehadiran yang mengalami erosi dan pelapukan,
mineral berat yang umumnya bereaksi setelah mengalami erosi dan pelapukan
terhadap arus listrik dan cenderung mineral mineral berat tersebut
untuk memberi pengaruh negatif tertransportasi pada kondisi arus
terhadap interpretasi atas pembacaan sungai yang kuat sehingga persebaran
log listrik. Sesuai dengan fungsi yang butir dalam mineral berat cendrung
dimainkan log listrik dalam analisis tidak merata dikarenakan mineral
log distorsi apapun yang terjadi pada mineral tersebut masih dapat
pembacaan log listrik akan berakibat tertransportasi oleh arus sungai.
pada kesalahan interpretasi atas Tingkat resistensi pada batuan
besaran petrofisik seperti saturasi air provenance nya cendrung lemah
(S). Oleh sebab itu, sebuah metode dikarenakan terdapat banyaknya
yang dapat bekerja baik dalam material mineral berat yang
tertransportasi, namun tidak tersebar  Leucoxen
secara merata. Pada batuan provenance 2) Mineral Mika
dari mineral berat tersebut adalah Biasanya tidak
batuan yang didominasi oleh golongan diperhitungkan dalam studi
mineral mineral opak, yaitu mineral mineral berat karena bentuknya
magnetit. yang sangat berbeda dan
II. Studi Pustaka ternyata tidak tenggelam saat
a. Pengertian dan Macam Mineral dilarutkan dengan bromoform.
Berat 3) Kelompok Ultra-Stabil
Mineral berat (heavy mineral) Zircon, turmalin, rutil
merupakan mineral yang memiliki memiliki sifat fisik sangat keras
berat jenis (specific gravity) lebih dan inert, serta bisa bertahan
besar dari 2,85 gr/cm3. Kehadiran oleh beberapa kali reworking.
mineral berat yang umumnya bereaksi 4) Kelompok Meta-Stabil
terhadap arus listrik dan cenderung Merupakan kelompok
untuk memberi pengaruh negatif mineral dalam tubuh batuan
terhadap interpretasi atas pembacaan sedimen yang mempunyai batas
log listrik. Sesuai dengan fungsi yang resistensi tertentu sehingga tidak
dimainkan log listrik dalam analisis lama bertahan dalam proses
log distorsi apapun yang terjadi pada reworking.
pembacaan log listrik akan berakibat  Olivin: hanya terjadi di
pada kesalahan interpretasi atas daerah beriklim kering,
besaran petrofisik seperti saturasi air mudah teralterasi dan
(S). Oleh sebab itu, sebuah metode melimpah pada batuan
yang dapat bekerja baik dalam beku.
meminimumkan efek negatif tersebut  Apatit: stabilitas menengah,
adalah sangat diperlukan. menunjukkan sumber dari
Mineral berat umumnya batuan volkanik, tetapi bisa
dikelompokkan kedalam 4 kelompok, yaitu: juga terdapat pada batuan
1) Mineral Opak plutonik asam dan basa.
Biasanya memiliki berat  Hornblende dan piroksen:
jenis yang sangat tinggi berasal dari batuan beku
disebabkan kandungan unsur dan batuan metamorf, tapi
besinya. jika kelimpahannya sangat
 Magnetit dan Ilmenit, Bernilai banyak menunjukkan
ekonomis sebagai endapan batuan asal dari batuan
placer. Stabil pada kondisi metamorf atau volkanik.
oksidasi, tapi mudah larut pada Oxyhornblende berasal dari
lingkungan reduksi. Magnetit batuan beku basaltik.
dapat berubah menjadi hematit Glaukopan dan tremolit dari
atau limonit, sedangkan untuk batuan metamorf. Piroksen
ilmenit biasanya berubah sangat mudah terlarut
menjadi leucoxen, sphene, setelah sedimentasi
anatase, atau mineral titanium. sehingga jarang muncul
 Pirit, berkembang pada pada batupasir yang porous.
kondisi asam.  Garnet: berasal dari
 Hematit dan limonit, plutonik, pegmatit dan
terbentuk dari alterasi batuan metamorf, jika
melimpah berarti berasal
dari batuan metamorf. III. Geologi Regional
 Epidot, Klinozoisit, dan Zoisit Secara geografis, Semarang,
 Kyanit, silimanit, andalusit, Propinsi Jawa Tengah terletak pada
stauroit : berasal dari koordinat 110º16’20’’ - 110 º 30’29’’
batuan sumber metamorf. Bujur Timur dan 6 º 55’34’’ - 7º 07’04’’
Faktor-faktor yang mempengaruhi Lintang Selatan dengan luas daerah
frekuensi dan variasi mineral berat : sekitar 391,2 Km2. Wilayah Semarang
 Litologi daerah asal dan sebagaimana daerah lainnya di Indonesia
kelimpahan mineral pada batuan asal beriklim tropis, terdiri dari musim
 Pengaruh iklim dan cuaca kemarau dan musim hujan yang silih
daerah di sekitar singkapan berganti sepanjang tahun. Besar rata-rata
 Kondisi kimiawi lingkungan jumlah curah hujan tahunan wilayah
pengendapan Semarang utara adalah 2000 - 2500
 Proses fisis selama transportasi mm/tahun dan Semarang bagian selatan
(butir mineral hilang/lepas) antara 2500 - 3000 mm/tahun.
Sedangkan curah hujan rata-rata per
 Kestabilan diferensial mineral
bulan berdasarkan data dari tahun 1994 -
 Proses hidrolisis yang
1998 berkisar antara 58 - 338 mm/bulan,
berlangsung selama proses
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
transportasi dan sedimentasi
Oktober sampai bulan April dengan
 Abrasi yang berlangsung curah hujan antara 176-338 mm/bulan,
 Faktor yang berlangsung setelah sedangkan curah hujan terendah terjadi
pengendapan pada bulan Mei sampai bulan September
 Kesalahan prosedur dengan curah hujan antara 58 - 131
laboratorium ketika menjalankan mm/bulan. Temperatur udara berkisar
analisis antara 24℃ sampai dengan 33℃ dengan
kelembaban udara rata – rata bervariasi
b. Batuan Asal (Provenance) antara 62% sampai dengan
Analisis mineral berat salah satu 84%. Sedangkan kecepatan angin rata –
tujuan utamanya adalah menentukan rata adalah 5,9 Km/jam. Batas batas Kota
jenis provenans dan variasi penyusun Semarang meliputi :
batuan sedimen. Menurut Pettijohn  Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa,
(1987) istilah provenance (provenans) dengan panjang garis pantai ± 13,6 km
sendiri diturunkan dari bahasa Perancis  Sebelah Selatan berbatasan dengan
provenir yang berarti asal-usul (origin) Kabupaten Semarang
atau kemunculan (to comeforth). Pada
 Sebelah Timur berbatasan dengan
penggunaanya mencakup seluruh
Kabupaten Demak
proses yang berkaitan dengan produksi
 Sebelah Barat berbatasan dengan
atau kelahiran sediment. Semua jenis
Kabupaten Kendal
batuan (batuan beku, batuan metamorf,
batuan sedimen) bisa menjadi
provenance untuk batuan sedimen.
Analisis mineral berat dapat membantu
dan mendukung teori rock cycle.
Daya, dan membuat garis pantai semakin
maju.
b. Daerah Bergelombang
Satuan morfologi ini umumnya merupakan
punggungan, kaki bukit dan lembah sungai,
mempunyai bentuk permukaan bergelombang
halus dengan kemiringan lereng medan 5
10% (3-9%), ketinggian tempat antara 25 -
200 m dpl. Luas penyebarannya sekitar 68,09
km2. (17,36%) dari seluruh daerah
Semarang.
Gambar 1 Peta Semarang dan daerah
c. Dataran Tinggi
sekitarnya
Merupakan bagian Satuan Wilayah Sungai
Kali Garang yang berhulu di Kaki Gunung
Topografi Daerah Semarang
Ungaran. Anak sungai berpola meranting,
Kota Semarang memiliki ketinggian
dan masih terus mengikis tegak lurus
beragam, yaitu antara 0,75 – 348 m di atas
kebawah kearah hulu dengan kuat,
permukaan laut, dengan topografi terdiri atas
membentuk daerah yang mempunyai derajat
daerah pantai/pesisir, dataran dan perbukitan
erosi yang tinggi dan luas.
dengan kemiringan lahan berkisar antara 0%
– 45%.
Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di wilayah Kotamadya
Morfologi Daerah Semarang
Semarang terdiri dari wilayah terbangun
Morfologi daerah Semarang berdasarkan
(Build Up Area) yang terdiri dari
pada bentuk topografi dan kemiringan
pemukiman, dan kawasan industry.
lerengnya, yaitu:
Sedangkan wilayah tak terbangun terdiri dari
a. Dataran rendah
tambak, pertanian, dan kawasan perkebunan
Merupakan daerah dataran aluvial pantai dan
serta konservasi.
sungai. daerah bagian barat daya merupakan
punggungan lereng perbukitan, bentuk lereng
Susunan Stratigrafi
umumnya datar hingga sangat landai dengan
Geologi Kota Semarang berdasarkan Peta
kemiringan lereng medan antara 0 - 5% (0-
Geologi Lembar Magelang - Semarang (RE.
3%), ketinggian tempat di bagian utara antara
Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya
0 - 25 m dpl dan di bagian barat daya
adalah sebagai berikut :
ketinggiannya antara 225 - 275 m dpl. Luas
penyebaran sekitar 164,9 km2 (42,36%) dari
1. Aluvium
seluruh daerah Semarang. Dataran rendah
Merupakan endapan aluvium pantai,
membentang sejajar garis pantai Laut Jawa,
sungai dan danau. Endapan pantai
dengan lebar 2,5 km – 10 km, dengan 10 m
litologinya terdiri dari lempung, lanau dan
di atas permukaan air laut. Daerah
pasir dan campuran diantaranya mencapai
ini membentuk kawasan luapan banjir pada
ketebalan 50 m atau lebih. Endapan sungai
sisi sungai dengan aluvial hidromorf yang
dan danau terdiri dari kerikil, kerakal,
berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung.
pasir dan lanau dengan tebal 1 - 3 m.
Pertemuan dengan garis pantai, endapan
Bongkah tersusun andesit, batu lempung
aluvial membentuk delta berupa pasir, lanau
dan sedikit batu pasir.
dan lempung. Akibat gelombang dan pasang
surut air laut, maka endapan tersebut
2. Batuan Gunung api Gajah Mungkur
menyebar ke arah Timur Laut dan Barat
Batuannya berupa lava andesit, berwarna kasar, setempat di bagian bawahnya
abu-abu kehitaman, berbutir halus, ditemukan batu lempung mengandung
holokristalin, komposisi terdiri dari moluska dan batu pasir tufaan. Breksi dan
felspar, hornblende dan augit, bersifat lahar berwarna coklat kehitaman, dengan
keras dan kompak. Setempat komponen berupa andesit, basalt,
memperlihatkan struktur kekar berlembar batuapung dengan masa dasar tufa,
(sheeting joint). komponen umumnya menyudut -
menyudut tanggung, porositas sedang
3. Batuan Gunungapi Kaligesik hingga tinggi, breksi bersifat keras dan
Batuan Gunungapi Kaligesik berupa lava kompak, sedangkan lahar agak rapuh.
basalt, berwarna abu-abu kehitaman, Lava berwarna hitam kelabu, keras dan
halus, komposisi mineral terdiri dari kompak. Tufa berwarna kuning keputihan,
felspar, olivin dan augit, sangat keras. halus - kasar, porositas tinggi, getas. Batu
lempung, berwarna hijau, porositas
4. Formasi Jongkong rendah, agak keras dalam keadaan kering
Breksi andesit hornblende augit dan aliran dan mudah hancur dalam keadaan basah.
lava, sebelumnya disebut batuan Batu pasir tufaan, coklat kekuningan,
gunungapi Ungaran Lama. Breksi andesit halus - sedang, porositas sedang, agak
berwarna coklat kehitaman, komponen keras.
berukuran 1 - 50 cm, menyudut -
membundar tanggung dengan masa dasar 7. Formasi Kalibeng
tufaan, posositas sedang, kompak dan Batuannya terdiri dari napal, batupasir
keras. Aliran lava berwarna abu-abu tua, tufaan dan batu gamping. Napal berwarna
berbutir halus, setempat memperlihatkan abu-abu kehijauan hingga kehitaman,
struktur vesikuler (berongga). komposisi terdiri dari mineral lempung
dan semen karbonat, porositas rendah
5. Formasi Damar hingga kedap air, agak keras dalam
Batuannya terdiri dari batu pasir tufaan, keadaan kering dan mudah hancur dalam
konglomerat, dan breksi volkanik. Batu keadaan basah. Pada napal ini setempat
pasir tufaan berwarna kuning kecoklatan mengandung karbon (bahan organik).
berbutir halus - kasar, komposisi terdiri Batupasir tufaan kuning kehitaman, halus -
dari mineral mafik, felspar, dan kuarsa kasar, porositas sedang, agak keras, Batu
dengan masa dasar tufaan, porositas gamping merupakan lensa dalam napal,
sedang, keras. Konglomerat berwarna berwarna putih kelabu, keras dan kompak.
kuning kecoklatan hingga kehitaman,
komponen terdiri dari andesit, basalt, 8. Formasi Kerek
batuapung, berukuran 0,5 - 5 cm, Perselingan batu lempung, napal, batu
membundar tanggung hingga membundar pasir tufaan, konglomerat, breksi volkanik
baik, agak rapuh. Breksi volkanik dan batu gamping. Batu lempung kelabu
mungkin diendapkan sebagai lahar, muda - tua, gampingan, sebagian
berwarna abu-abu kehitaman, komponen bersisipan dengan batu lanau atau batu
terdiri dari andesit dan basalt, berukuran 1 pasir, mengandung fosil foram, moluska
- 20 cm, menyudut - membundar dan koral-koral koloni. Lapisan tipis
tanggung, agak keras. konglomerat terdapat dalam batu lempung
di K. Kripik dan di dalam batupasir. Batu
6. Formasi Kaligetas gamping umumnya berlapis, kristallin dan
Batuannya terdiri dari breksi dan lahar pasiran, mempunyai ketebalan total lebih
dengan sisipan lava dan tuf halus sampai dari 400 m.
Dalam penyusunan paper ini
Struktur Geologi menggunakan metode berupa observasi
Struktur geologi yang terdapat di daerah langsung ke lapangan yang berada di Sungai
Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri jabungan untuk bagian hulu dan Sungai Kali
Pengkol untuk bagian hilir, kemudian
dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik.
mengambil sampel mineral berat di masing-
Sesar normal relative berarah barat - timur masing bagian hulu dan hilir. Setelah
sebagian agak cembung ke arah utara, sesar pengambilan sampel secara langsung ke
geser berarah utara selatan hingga barat laut - lapangan, maka sampel tersebut dikeringkan
tenggara, sedangkan sesar normal relatif terlebih dahulu. Kemudian dari sampel yang
berarah barat - timur. Sesar-sesar tersebut telah dikeringkan diambil masing-masing
umumnya terjadi pada batuan Formasi Kerek, sebanyak 300 gram, kemudian dilakukan
Formasi Kalibening dan Formasi Damar yang pemisahan mineral berat dengan bukan
berumur kuarter dan tersier. Geseran-geseran mineral berat dengan menggunakan
intensif sering terlihat pada batuan napal dan chloroform. Kemudian sampel yang sudah
batu lempung, yang terlihat jelas pada dilakukan pemisahan mineral berat,
dikeringkan dengan menggunakan oven
Formasi Kalibiuk di daerah Manyaran dan
sekitar 30 menit.
Tinjomoyo. Struktur sesar ini merupakan Maka didapatkan sampel yang sudah
salah satu penyebab daerah tersebut bersih. Kemudian dilakukan picking dengan
mempunyai jalur “lemah”, sehingga menggunakan mikroskop binokuler, picking
daerahnya mudah tererosi dan terjadi gerakan bertujuan untuk mengambil mineral berat dan
tanah. menghitung banyaknya mineral yang terdapat
pada sampel sesuai dengan jenis-jenis
mineralnya. Picking dilakukan sampai
didapatkan 300 mineral di masing-masing
bagian. Kemudian dilakukan pengolahan data
dengan membuat table perhitungan dan
menghitung nilai terkoreksi positif dan nilai
terkoreksi negatif, kemudian dibuat histogram
atau diagram dari hasil pengolahan data
tersebut. Dari hasil pengolahan data, maka
dilakukan interpretasi.
V. Hasil Analisis
Gambar 2 Peta Geologi Semarang Berdasarkan hasil pemisahan mineral berat
dengan menggunakan microskop maka
didapatkan Mineral yang berbentuk prismatic,
bewarna hitam besi, transparansi opak, maka
merupakan mineral magnetit. Kemudian
ditemukan mineral bewarna putih jernih,
berbentuk prismatic, dan transparan, maka
mineralnya merupakan mineral apatit.
Kemudian ditemukan mineral bewarna putih
salju, memanjang, merupakan mineral kyanit.
Mineral dengan warna jernih-kuning, dan
prismatik merupakan mineral zircon.
Kemudian ditemukan mineral bewarna abu-
abu, dan opaq, maka mineralnya merupakan
mineral hematit. Mineral bewarna hitam besi
dan berbentuk lempengan merupakan mineral
ilmenit. Mineral bewarna hijau kekuningan,
IV. Metode Penelitian dan granular merupakan mineral olivin.
Mineral dengan warna hitam kehijauan dan
berbentuk prismatik merupakan mineral terdapat olivin dengan jumlah 2 butir, kyanit
piroksen. bewarna kuning keabu-abuan dengan jumlah 117 butir, piroksen 2 butir,
merupakan mineral zoisit, Mineral bewarna apatit 81 butir, garnet 5 butir, apatit 81, zeolit
kuning madu, granular merupakan mineral 2 butir
garnet.

Kemudian dilakukan pengambilan data Gambar 4.1 Histogram frekuensi mineral berat hulu
dari sampel mineral berat bagian hilir. Pada
bagian hilir ini ditemukan mineral magnetit, Didapatkan hasil pengolahandata bahwa
hematit, piroksen, olivin, garnet, apatit, kyanit, mineral yang paling dominan adalah mineral
dan zircon, berdasarkan karakteristik yang magnetit (38%) dari keseluruhan mineral berat
telah ditemukan sebelumnya di bagian hulu. yang ditemukan, kemudian diikuti oleh
Kemudian ditemukan mineral lain, mineral apatit, kyanit , hematit dan mineral
diantaranya mineral yang bewarna kuning lainnya.
perunggu, dan granular merupakan mineral Berdasarkan berdasarkan hasil
pirit. Mineral kuning kecoklatan dan kilap perhitungan analisis mineral berat yang telah
kaca merupakan mineral turmalin. Mineral dilakukan, jika dimasukan kedalam klasifikasi
hijau kekuningan dan prismatik merupakan Mc Lane, tahun 1995 high-grade
mineral epidot. Mineral bewarna merah rose metamorphic/dynamothermal metamorphic
dan prismatic merupakan mineral andalusit. (Mc Lane, 1995).
Berdasarkan hasil analisis mineral berat
pada bagian hulu yang telah dilakukan,
kemuadian membuat histogram dari data
tersebut berupa diagram batang yang
disesuaikan dengan frekuensi mineral mineral
berat yang berada di kali pengkol. Dari hasil
perhitungan didapatkan perhitungan kelompok
mineral metastabil didapatkan olivine
berjumlah 8 butir, piroklastik 3 butir, garnet 82
butir, apatit berjumlah 83, epidot 1 butir,
andalusit 81 butir, dan kyanit berjumla 71
VI. Hasil dan Pembahasan butir. Kelompok mineral opak terdapat
Berdasarkan hasil analisis mineral berat mineral magnetit dengan jumlah 214 mineral,
pada bagian hulu yang telah dilakukan, mineral hematit dengan jumlah sebanyak 14
kemuadian membuat histogram dari data mineral, dan mineral pirit sejumlah 3 butir.
tersebut berupa diagram batang yang
disesuaikan dengan frekuensi mineral mineral
berat yang berada di kali pengkol. Dari hasil
perhitungan didapatkan perhitungan kelompok
mineral opac ilimenit dengan jumlah 3 butir,
magnetit berjulah 110 butir, dan hematit 18
butir. Kemudian kelompok ultrastabil terdapat
zicon dengan jumlah 3 butir dan hematit 4
butir. Kelompok mineral ultra metastabil
https://www.scribd.com/document/36354788
3/Geologi-Regional-Jabungan (diakses
pada tanggal 9 April 2018

Tabel 3.2 Histogram Frekuensi mineral berat hilir

Dihasilkan dari pengolahan data mineral berat


menghasilkan bahwa mineral yang paling
dominan adalah mineral magnetit (30%) dari
keseluruhan mineral berat yang ditemukan,
kemudian diikuti oleh mineral andalusit,
apatit, kyanit, dan mineral lainnya.
Berdasarkan mineral berat yang yang
berasosiasi jika dikorelasikan dengan
klasifikasi Mc Lane, tahun 1995 Higher-grade
Dynamothermal Metamorphic, Contact
Metamorphic (Mc Lane, 1995).
Dari hasil analsis tersebut dapat
diinteroertasikan bahwa mineral berat yang
tersebar di Kali Pengkol berasal dari Batuan
yang mengalami metamorfisme nya tinggi.
Diinterpertasikan mineral tersebut berasal dari
batuan metamorf yang berasal batuan
metamorf yang tersingkap pada wilayah
sekitar sungai tersebut yang singkapan
tersebut mengalami erosi dan pelapukan lalu
mineral berat tertransportasi. Dapat
diinterpertasikan batuan provenance memiliki
tingkat resistensi yang tinggi dikarekan
berasal dari batuan yang mengalami
metamorfisme tinggi.
VII. Kesimpulan
Mineral berat yang tersebar pada kali
pengkol berasal dari batuan yang mengalami
metamorfisme tinggi yang tersingkap pada
wilayah sungai yang tersebar sehingga
memiliki tingkat resistensi yang tinggi.
VIII. Ucapan Terima Kasih
Saya ucapkan terimakasih kepada rekan
satu team kelompok 5 yang sudah aktif dalam
melakukan piking.

REFERENSI
Tim Asisten Sedimentologi. 2018. Buku Panduan
Praktikum Sedimentologi. Universitas
Diponegoro: Semarang
LAMPIRAN

Data Mineral Berat Bagian Hulu


Persentase Simpangan Nilai Terkoreksi
No Mineral Frekuensi
(%) Baku Positif Negatif
1 Ilmenit 4 1% 1% 2% 0.33%
2 Magnetit 109 36% 5% 41% 31.33%
Hematit
3 19 6.33% 4% 10.33% 2.33%
(Mineral Opaq)
4 Zircon 5 1.67% 1% 3% 0.67%
Hematit
5 (Mineral Ultra 5 1.67% 1% 2.67% 0.67%
Stabil)
6 Olivin 4 1.33% 1% 2.33% 0.33%
7 Piroksen 4 1.33% 1% 2.33% 0.33%
8 Apatit 72 24.00% 5% 29.00% 19.00%
9 Garnet 5 1.67% 1% 2.67% 0.67%
10 Zoisit 6 2.00% 2% 4.00% 0.00%
11 Kyanit 67 22.33% 5% 27.33% 17.33%
Jumlah 300 100%

Data Mineral Berat Bagian Hilir


Persentase Simpangan Nilai Terkoreksi
No Mineral Frekuensi
(%) Baku Positif Negatif
1 Olivin 8 2.67% 2% 4.67% 0.67%
2 Piroksen 3 1.00% 1% 2.00% 0.00%
3 Garnet 28 9.33% 3% 12.33% 6.33%
4 Apatit 45 15.00% 4% 19.00% 11.00%
5 Epidot 5 1.67% 1% 2.67% 0.67%
6 Andalusit 41 13.67% 4% 17.67% 9.67%
7 Kyanit 36 12.00% 4% 16.00% 8.00%
Hematit (Mineral
8 14 4.67% 2% 6.67% 2.67%
Opac
9 Magnetit 101 33.67% 6% 39.67% 27.67%
Hematit (Mineral
10 9 3.00% 2% 5.00% 1.00%
Ultrastabil)
11 Pirit 3 1.00% 1% 2.00% 0.00%
12 Zircon 4 1.33% 1% 2.33% 0.33%
13 Turmalin 3 1.00% 1% 2.00% 0.00%
Jumlah 300 100%

LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI, SEDIMEN, DAN


PALEONTOLOGI
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Sekretariat: Jl. Prof. Soedharto, SH Tembalang-Semarang, Gedung Pertamina Sukowati
Phone (024) 74600053, Fax (024) 7460055

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Gandhi Rasyid Ibrahim


NIM : 21100117140065
Praktikum : Sedimentologi
Acara : Mineral Berat
Semester : Genap
Tahun Akademik : 2017/2018
Asisten Acara : Lestari Butarbutar

No Tanggal Keterangan Paraf


12 April Sudah ACC Acara
2018

Anda mungkin juga menyukai