Anda di halaman 1dari 8

KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

PENGARUH KONSENTRASI KOH PADA EKSTRAKSI RUMPUT LAUT (Eucheuma


cottonii) DALAM PEMBUATAN KARAGENAN

Wulan Wibisono Is Tunggal1, Tri Yuni Hendrawati2


1,2
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
yunihendrawati@yahoo.com

ABSTRAK. Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang banyak tumbuh di


sepanjang pesisir pantai Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah
Eucheuma cottonii, maka dibuat menjadi karagenan. Tujuan penelitian ini adalah
mempelajari pengaruh konsentrasi KOH terhadap mutu karagenan yang dihasilkan.
Karagenan diperoleh dari ekstraksi rumput laut (Eucheuma cottoni) dengan cara
membersihkan Eucheuma cottoni kering kemudian direndam menggunakan air selama
30 menit dan dipotong-potong menjadi 2-4 cm selanjutnya diekstraksi dengan larutan
KOH konsentrasi 0,1N 0,3N 0,5N 0,7N dan 0,9N. Eucheuma cottonii dicuci dengan air
dan dikeringkan hingga menghasilkan berat konstan dan digiling hingga menghasilkan
tepung karagenan. Tepung karagenan yang dihasilkan di uji kadar air, kadar abu,
kekuatan gel dan viskositasnya. Hasil yang diperoleh pada uji tepung karagenan
menunjukan adanya peningkatan kekuatan gel karagenan dan tertinggi diperoleh pada
penambahan konsentrasi KOH 0,9 N, yaitu sebesar 215,82 gram/cm2. Rendemen
tepung karagenan mengalami kenaikan dengan meningkatnya konsentrasi KOH dan
tertinggi sebesar 14,05%. Untuk viskositas karagenan dengan penambahan
konsentrasi KOH didapatkan viskositas karagenan semakin menurun dan viskositas
karagenan tertinggi didapat pada konsentrasi KOH 0,1 N yaitu sebesar 275,3
MPaProses terbaik pembuatan karagenan dari Euchema cottonii yaitu waktu ekstraksi
KOH 60 menit, konsentrasi KOH 0,9 N, menghasilkan randemen 28,80%, kekuatan gel
215,82 gram/cm2, kadar air 8,42%, kadar abu 37,2%, viskositas 183,3 MPa.
.
Kata Kunci: Eucheuma cottonii, Ekstraksi, gel, viskositas, Karagenan.

PENDAHULUAN lain. Sifat ini banyak dimanfaatkan


dalam industri makanan, obat-obatan,
Rumput laut salah satu komoditas hasil kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi dan
perikanan yang memiliki potensi besar industri lainnya (Winarno, 1996).
untuk dikembangkan di Indonesia. Rumput laut yang mengandung
Indonesia memiliki sekitar 45% spesies karagenan adalah dari marga
rumput laut dunia dan merupakan Eucheuma. Karagenan sendiri memiliki
produsen rumput laut jenis cottonii tiga macam, yaitu iota karaginan
terbesar di dunia. Saat ini sebagian dikenal dengan tipe spinosum, kappa
besar rumput laut diekspor dalam karaginan dikenal dengan tipe Cottoniii
keadaan kering dan baru sekitar 20% dan lambda karaginan. Iota karaginan
yang dapat diolah industri dalam berupa jeli lembut dan fleksibel atau
negeri. Menurut Arthajaya (2011), lunak.Kappa karaginan berupa jeli
Direktur Usaha dan Inventaris P2HP bersifat kaku dan getas serta keras.
KKP, Indonesia masih mengimpor Sedangkan lambda karaginan tidak
produk olahan rumput laut. Sepanjang dapat membentuk jeli, tetapi berbentuk
2011, impor karagenan mencapai 1.380 cair yang viscous. Eucheuma cottoniii
ton atau sekitar 70% dari total dan Eucheuma spinosum merupakan
kebutuhan dalam negeri. Manfaat rumput laut yang secara luas
karagenan itu sendiri di antarannya diperdagangkan, baik untuk keperluan
adalah sebagai stabilizer (penstabil), bahan baku industri di dalam negeri
thickener (bahan pengentalan), maupun untuk ekspor (Anggadiredja,
pembentuk gel, pengemulsi dan lain- 2011 dalam Hendrawati, 2014). Jenis

32
Pengararuh Konsentrasi KOH pada Ekstraksi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dalam Pembuatan
Karagenan
(Wulan Wibisono Is Tunggal, Tri Yuni Hendrawati)

rumput laut yang banyak dibudidayakan Metode Penelitian


di Indonesia adalah jenis Eucheuma
cottonii dan Gracilaria sp
Prosedur Penelitian
(Hendrawati,2014)
1. Rumput laut direndam dalam air
Minimnya produksi karagenan dalam selama 30 menit, kemudian bilas
negeri yang tidak sejalan dengan dan tiriskan.
kebutuhan karagenan yang semakin 2. Eucheuma cottonii dipotong-potong
meningkat setiap tahunnya untuk menjadi 2-4 cm
mencukupi kebutuhan dalam negeri 3. Timbang Eucheuma cottonii 160 gr
mendorong dilakukannya penelitian ini. lalu diekstraksi masing-masing
Selain itu karagenan termasuk produk dengan suhu 700-80o C
olahan rumput laut yang bernilai menggunakan variasi konsentrasi
ekonomi tinggi, yakni 10 sampai 20 kali KOH 0,1N 0,3N 0,5N 0,7N dan
harga rumput laut (Ma’rup, 2003). 0,9N menggunakan perbandingan
Penelitian ini diharapkan pula dapat pelarut dan bahan baku 5:1
memberikan peluang bagi masyarakat 4. Ampas Eucheuma cottonii yang
untuk mengembangkan rumput laut telah diekstraksi dicuci dengan air
menjadi karagenan yang bernilai mengalir hingga warna ucheuma
ekonomi tinggi dengan cara yang cottoni menjadi bening.
sederhana. Cara sederhana yang 5. Karagenan yang terbentuk
dilakukan pada penelitian ini adalah dikeringkan di oven pada suhu 60o C
dengan mengekstraksi Eucheuma sampai berat konstan lalu hasil diuji
cottonii dengan larutan KOH menjadi dengan SNI 01-2891-1992 tentang
karagenan dan pada akhirnya uji makanan dan menyelaraskan hasil
diharapakan dapat dikembangkan yang didapat dengan standar baku
untuk memenuhi kebutuhan dalam karagenan berdasarkan (Food
negeri yang sebagian masih diimpor Agriculture Organization) adalah
dan dapat memberi nilai tambah pada organisasi pangan dan pertanian
rumput laut yang merupakan sumber yang berada di bawah PBB untuk
pembuatan karagenan. .Sebelum
meningkatkan nutrisi dan taraf
menjadi karagenan, hasil ekstraksi
adalah berupa ATC sedangkan ATC
hidup masyarakat dunia. FCC
sendiri adalah suatu proses dengan (Food Chemicals Codex) adalah
mengawetkan rumput laut penghasil kumpulan standar untuk kemurnian
karaginan dengan menggunakan dan identitas bahan makanan dan
larutan alkali baik penerapan alkali EEC ( European Economic) adalah
dingin maupun alkali panas. organisasi kawasan yang
bertujuan menyatukan ekonomi
negara-negara anggotanya.
METODOLOGI PENELITIAN 6.Eucheuma cottonii kering
digiling hingga menghasilkan
Bahan dan Alat serbuk tepung dengan ukuran 80
Bahan dan alat yang digunakan pada mesh..
penelitian ini adalah: Euceuma cottonii,
KOH, KCl, Air, Termometer, Water
Batch, Oven, Erlemeyer, Furnish,
Viscometer Brookfield, Gel Tester

33
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram alir pembuatan karagenan


Metoda Analisa b. Mengetahui nilai b (slope) dengan
Metoda Analisa data yang rumus fungsi =slope (nilai y, nilai x),
digunakan pada penelitian ini dengan sehingga didapat nilai b
cara membuktikan keterkaitan antara c. Sehingga didapatkan persamaan
dua variabel x dan y, dimana koefisien regresi y = a + bx
mempunyai nilai antara -1 < r < 1 dan
dapat ditentukan dengan menggunakan Nilai regresi dapat dicari dengan rumus
rumus, yaitu: fungsi =correl (array 1, array 2),
sehingga didapat nilai r. Bila r
1) mendekati +1, maka korelasi antara
dua variabel sangat kuat dan positif,
bila r mendekatir nilai -1, maka korelasi
Atau dengan menggunakan Ms. antara dua variabel sangat kuat dan
Excel yaitu dengan cara: negatif. Pengertian positif dan negatif,
a. Mengetahui nilai a (intercept) adalah:
dengan rumus fungsi =intercept (nilai • Jika positif, maka korelasi antara
y, nilai x), sehingga didapat nilai a dua variabel bersifat searah dengan
kata lain kenaikan atau penurunan

34
Pengararuh Konsentrasi KOH pada Ekstraksi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dalam Pembuatan
Karagenan
(Wulan Wibisono Is Tunggal, Tri Yuni Hendrawati)

terjadi bersama-sama dengan Sampel 2: 0,3 N KOH


kenaikan dan penurunan nilai y. Sampel 3: 0,5 N KOH
• Jika negatif, maka nilai kenaikan x Sampel 4: 0,7 N KOH
terjadi bersama-sama penurunan Sampel 5: 0,9 N KOH
nilai y atau sebaliknya.
Bila r mendekati 0, maka hubungan Pembahasan:
antara dua variabel lemah atau tidak • Pengaruh Konsentrasi KOH
berhubungan sama sekali. terhadap ATC Chips

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

Hasil pembuatan karagenan


menggunakan Eucheuma cottonii
dengan penambahan Konsentrasi KOH
dan waktu ekstraksi 60 menit.

Gambar 1. Grafik Pengaruh


Tabel 1. Hasil Data Analisa Pembuatan Konsentrasi KOH terhadap Rendemen
Karagenan dengan konsentrasi KOH ATC Chips dengan Waktu Ekstraksi 60
berbeda Menit
Konsentra Rende Kadar Kadar
si KOH men Air abu Dapat dilihat pada Tabel 1, bahwa
(%) (%) (%) rendemen ATC chips yang didapat
0,1 N 17,33 11,74 30,6 berbanding lurus dengan penambahan
konsentrasi KOH dari 0,1 N yaitu 17,33
0,3 N 10,72 26,3 % hingga didapat rendemen terbesar
18,78
0,5 N 10,35 31,5 pada konsentrasi KOH 0,9 N yaitu
24,05 sebesar 28,80 %. Hal ini disebabkan
0,7 N 9,58 35,8 karena kappa karagenan sensitif
25,79
0,9 N 8,42 37,2 terhadap ion K+ yang mampu
28,80 meningkatkan kekuatan ionik dalam
rantai polimer karagenan sehingga
Tabel 2. Hasil Data Analisa Pembuatan gaya antar molekul terlarut semakin
Karagenan besar yang menyebabkan
Konsentasi Viskositas Kekuatan keseimbangan antara ion-ion yang larut
KOH Gel dengan ion-ion yang terikat di dalam
0,1 N 275,3 116,90 struktur karagenan dapat membentuk
0,3 N 215,6 150,05 gel (Hakim dkk., 2011) dan didapatkan
persamaaan yang sesuai pada gambar
0,5 N 202,7 163,31 1. yaitu:
y=2,995x + 10,97
0,7 N 197,3 206,10
R2= 0,97
0,9 N 183,3 215,82
• Pengaruh KOH terhadap Kadar Air
Karagenan
Keterangan Sampel:
Rumput Laut yang digunakan: 160
gram

Sampel 1: 0,1 N KOH

35
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

Gambar 3. Grafik Pengaruh


Konsentrasi KOH terhadap Kadar Abu
Karagenan dengan Waktu Ekstraksi 60
Menit

Tabel 1 menunjukkan bahwa


kadar KOH memberikan pengaruh yang
nyata pada setiap penambahan
konsentrasi KOH terhadap kadar abu
yang dihasilkan dalam pembuatan
Gambar 2. Grafik Pengaruh karagenan. Hal ini dapat dilihat bahwa
Konsentrasi KOH terhadap Kadar Air pada konsentrasi KOH 0,5N didapat
Karagenan dengan Waktu Ekstraksi 60 kadar abu 31,5% dan pada konsentrasi
Menit KOH 0,9N didapatkan kadar abu
37,2%. Penambahan KOH yang
Pada Tabel 1 terlihat bahwa kadar air digunakan memberikan hasil kadar abu
karagenan mengalami penurunan yang lebih besar. Abu yang terbentuk
dengan bertambahnya konsentrasi berasal dari garam dan mineral yang
KOH. Pada konsentrasi KOH 0,1 N menempel pada rumput laut dan
kadar air yang didapat adalah 11,74% kandungan garam yang menempel
dan pada penambahan konsentrasi pada rumput laut seperti Mg dan Ca.
KOH 0,9 N kadar air adalah 8,42%. Hal sehingga menghasilkan persamaaan
ini disebabkan karena semakin tinggi grafik yang sesuai pada Gambar 3.
konsentrasi KOH selama ekstraksi yaitu:
berlangsung menyebabkan pHnya
semakin tinggi sehingga kemampuan y = 2, 27 + 23,2
KOH dalam mengekstrak rumput laut R2 = 0,679
Eucheuma cottonii juga semakin besar
dan kadar airnya menjadi berkurang. • Pengaruh
Hal ini terbukti dari data yang terdapat Konsentrasi KOH terhadap
pada Gambar 2. sehingga Viskositas Karagenan
menghasilkan persamaaan grafik
sebesar: Viskositas larutan karaginan
terutama disebabkan oleh sifat
y = -0,778x + 13.27
karaginan sebagai polielektrolit. Gaya
R2 = 0,974 tolakan (repulsion) antar muatan-
muatan negatif sepanjang rantai polimer
• Pengaruh yaitu gugus sulfat, mengakibatkan
Konsentrasi KOH terhadap Kadar rantai molekul menegang. Karena sifat
Abu Karagenan hidrofiliknya, polimer tersebut
dikelilingi oleh molekul-molekul air
yang terimobilisasi, sehingga
menyebabkan larutan karaginan bersifat
kental (Guiseley et. al, 1980 dalam
Basmal, 2005)

36
Pengararuh Konsentrasi KOH pada Ekstraksi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dalam Pembuatan
Karagenan
(Wulan Wibisono Is Tunggal, Tri Yuni Hendrawati)

menyebabkan penurunan gaya tolakan


(repulsion) antar gugus-gugus sulfat,
sehingga sifat hidrofilik polimer semakin
lemah dan menyebabkan viskositas
larutan menurun.

• Pengaruh Konsentrasi KOH


terhadap Kekuatan Gel Karagenan

Gambar 4. Grafik Pengaruh


Konsentrasi KOH terhadap Viskositas
Karagenan dengan Waktu Ekstraksi 60
Menit

Pada penelitian kali ini sesuai Tabel 2.


didapatkan bahwa semakin
meningkatnya konsentrtasi KOH yang
digunakan akan menyebabkan
viskositas semakin menurun pada Gambar 5. Grafik Pengaruh
konsentrasi KOH 0,1N didapatkan Konsentrasi KOH terhadap Kekuatan
viskositas karagenan sebesar 275,3 Gel dengan Waktu Ekstraksi 60 Menit
MPa sedangkan dengan konsentrasi
KOH 0,9N didapatkan viskositas Kekuatan gel merupakan sifat fisik
karagenan 183,3 MPa, sehingga di karagenan yang utama, karena
dapatkan persamaan grafik yang kekuatan gel menunjukkan kemampuan
sesuai pada Gambar 4.yaitu: karagenan dalam pembentukan gel.
Salah satu sifat fisik yang penting pada
y = -20,23x + 275,53 karagenan adalah kekuatan untuk
R² = 0,8015 membentuk gel yang disebut sebagai
kekuatan gel. Kekuatan gel dari
Viskositas larutan karagenan karagenan sangat dipengaruhi oleh
terutama disebabkan oleh sifat konsentrasi KOH, pH, suhu dan waktu
karagenan sebagai polielektrolit. Gaya ekstraksi.Tingginya kekuatan gel pada
tolakan (repulsion) antar muatan- karagenan komersial disebabkan
muatan negatif sepanjang rantai karena kandungan sulfatnya lebih
polimer yaitu gugus sulfat, rendah dibandingkan karagenan
mengakibatkan rantai molekul Eucheuma cottonii (Wulandari, 2009).
menegang. Karena sifat hidrofiliknya Peningkatan kekuatan gel berbanding
polimer tersebut dikelilingi oleh lurus dengan 3,6 anhidrogalaktosa dan
molekul-molekul air yang terimobilisasi, berbanding terbalik dengan kandungan
sehingga menyebabkan larutan sulfatnya. Semakin kecil kandungan
karagenan bersifat kental. Guiseley et. sulfatnya semakin kecil pula
al, 1980 dalam Basmal, (2005) viskositasnya tetapi konsistensi gelnya
mengemukakan bahwa semakin kecil semakin meningkat. Hal lain yang
kandungan sulfat, maka nilai menyebabkan tingginya kekuatan gel
viskositasnya juga semakin kecil, tetapi pada karagenan komersial diduga
konsistensi gelnya semakin meningkat. karena kondisi bahan baku, umur
Hal ini karena adanya garam-garam panen, metode ekstraksi dan bahan
yang terlarut pada karagenan akan pengekstrak (Wulandari, 2009). Pada
menurunkan muatan bersih sepanjang penelitian kali ini didapatkan semakin
rantai polimer. Penurunan muatan ini tinggi konsentrasi KOH didapatkan

37
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311

kekuatan gel yang semakin meningkat konsentrasi KOH 0,9 N dalam waktu
sesuai dengan Tabel 4.1. Pada 60 menit yaitu sebesar 28,80 %.
konsentrasi KOH 0,1 N didapatkan 2. Hasil yang diperoleh pada uji tepung
kekuatan gel karagenan 116,90 karagenan menunjukan adanya
gram/cm2 sedangkan untuk KOH 0,9 N peningkatan kekuatan gel karagenan
didapatkan kekuatan gel karagenan dengan penambahan konsentrasi
sebesar 215,82 gram/cm2 sehingga KOH dalam waktu 60 menit yaitu
didapatkan persamaan grafik yang pada konsentrasi KOH 0,9 N
sesuai pada Gambar 5.yaitu: didapatkan kekuatan gel tertinggi
yaitu sebesar 215,82 gram/cm2.
y = 25,389x + 94,069 3. Untuk viskositas karagenan dengan
R² = 0,9651 penambahan konsentrasi KOH
didapatkan viskositas karagenan
Kappa-karagenan merupakan yang semakin menurun dan
fraksi yang mampu membentuk gel viskositas karagenan tertinggi
dalam air dan bersifat reversible yaitu didapat pada konsentrasi KOH 0,1
meleleh jika dipanaskan dan N yaitu sebesar 275,3 MPa.
membentuk gel kembali jika 4. Pada penelitian ini dihasilkan proses
didinginkan. Proses pemanasan terbaik pembuatan karagenan dari
dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu Eucheuma cottonii yaitu pada waktu
pembentukan gel akan mengakibatkan ekstraksi KOH 60 menit dan
polimer karagenan dalam larutan konsentrasi KOH 0,9 N dengan
menjadi random coil (acak). Bila suhu menghasilkan randemen 14,05%,
diturunkan, maka polimer akan kekuatan gel 215,82 gram/cm2,
membentuk struktur double helix kadar air 8,42% dan kadar abu
(pilinan ganda) dan apabila penurunan 37,2%, viskositas sebesar 183,3
suhu terus dilanjutkan polimer-polimer MPa.
ini akan terikat silang secara kuat dan
dengan makin bertambahnya bentuk Saran
heliks akan terbentuk agregat yang
bertanggung jawab terhadap Untuk penelitian selanjutnya
terbentuknya gel yang kuat (Glicksman, adalah perlu dilakukannya
1969). Jika diteruskan, ada penelitian formulasi karagenan untuk
kemungkinan proses pembentukan bahan pangan yang di hubungkan
agregat terus terjadi dan gel akan dengan viskositas dan kekuatan gel
mengerut sambil melepaskan air. untuk bahan baku pembuatan
Potensi membentuk gel dan viskositas pangan dan kosmetik.
larutan karagenanakan menurun
dengan menurunnya pH, karena ion H+
membantu proses hidrolisis ikatan DAFTAR PUSTAKA
glikosidik pada molekul karagenan
(Angka dan Suhartono, 2000). Angka SL, Suharto., 2000, Pesisir dan
Lautan. Institut Pertanian Bogor.
Ano TS, Pusat Kajian
KESIMPULAN (DAN SARAN) Bioteknologi Hasil Laut. Bogor
Kesimpulan hlm 49-56
Basmal J, Suryadiningrum T.D dan
Pada Penelitian ini dapat diambil Yennie Y., 2005, Pengaruh
kesimpulan: konsentrasi Larutan Pottasium
1. Rendemen tepung karagenan yang Hidroksida terhadap mutu
dihasilkan mengalami kenaikan
karaginan kertas, Jurnal
dengan meningkatnya konsentrasi
KOH, rendemen terbesar pada
Penelitian Perikanan Indonesia
11 (8): 1-9

38
Pengararuh Konsentrasi KOH pada Ekstraksi Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dalam Pembuatan
Karagenan
(Wulan Wibisono Is Tunggal, Tri Yuni Hendrawati)

FAO.,1990, Training Manual on Winarno FG.,1996, Teknologi


Gracilaria Culture and Seaweed Pengolahan Rumput Laut,
Processing in China. Rome. P Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
37-42 Wulandari, R.,2009, Pembuatan
Glicksman, M.,1969,Gum Technology Karaginan Dari Rumput Laut
in Food Industry, Academic Eucheuma Cottoni Dengan Dua
Press. p 214- 224 Metode, Surakarta
Guiseley K.B., Stanley N.F., Towle GA.,1973, carrageenan. Di
Whitehouse, P.A.,1980, dalam Whistler RL
Carrageenan. Dalam: Davids RL. (editor).Industrial Gums. Second
Hand Book of Water Soluble Edition. New York: Academik
Gums and Resins. New York, Press. Hlm 83-114.
Toronto, London: Mc Graw Hill Tri Yuni Hendrawati, 2014, Analisa
Book, p 125-142. Kelayakan Industri Alkali Treated
Hakim A.R., dkk.,2011, Pengaruh Cottoni Chips (ATC Chips) Dari
Perbandingan Air Pengekstrak, Rumput Laut Jenis Eucheuma
Suhu Prespitasi, Dan Cottoni, SEMNASTEK FT UMJ
Konsentrasi Kalium Klorida (KCL) 2014
Terhadap Mutu Karaginan, Jurnal .
Pasca Panen Dan Bioteknologi
Kelautan Dan Perikanan vol. 6
No. 1.
Ma’rup. F.,2003, Menggali Manfaat
Rumput Laut, Harian Kompas 23
Juli 2003. Rumput Laut Jakarta
:Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pertanian,
Puslitbangkan. IDRC-INFIS. Hlm
34

39

Anda mungkin juga menyukai