Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017

Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI SRC DARI RUMPUT LAUT JENIS


Eucheuma cottonii

EXTRACTION AND CHARACTERIZATION OF SRC FROM SEAWEED TYPE


Eucheuma cottonii

Ni Ketut Sumarni1, Evi Sulastri2


1
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
2
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako

E-mail: syahparawan@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan SRC (Semi Refined Carageenan) dan karakterisasinya
yang diproduksi dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii. Preparasi sampel meliputi rumput laut
dicuci dalam air mengalir, dipotong menjadi ukuran kecil dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
Sampel kering diekstraksi dengan kalium hidroksida (KOH) 8% pada suhu 50oC selama 30, 60, 90,
120 dan 150 menit. SRC yang diperoleh dicetak dan dikeringkan dalam oven 50 oC. Karakterisasi
SRC meliputi analisis redemen, kadar air, kadar sulfat, viskositas, kekuatan gel dan gugus fungsi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa SRC memiliki rendemen tertinggi (93,96%) selama 60 menit,
kadar air terendah (10,52%) selama 150 menit, kadar sulfat tertinggi (3,92%), viskositas tertinggi
(10,02 cps) dan kekuatan gel tertinggi (7 N/cm2) pada selama 120 menit. Hasil analisis gugus fungsi
menunjukkan bahwa dalam SRC terdapat ikatan 3,6-anhidrogalaktosa (931 cm-1), ikatan galaktosa-
4-sulfat (864 cm-1), gugus -OH (3410 cm-1), ikatan C-C (rentang 1454-1600 cm-1) dan ikatan S=O
(1039 cm-1).
Kata kunci: eucheuma cottonii, karakteristik SRC

PENDAHULUAN jenis Eucheuma cottonii dapat


Rumput laut termasuk Tanaman laut menghasilkan karagenan. Rumput laut
kelas makroalga yang juga dikenal dengan memiliki nilai potensi tinggi setelah diolah
nama Seaweed. Perairan laut Indonesia menjadi tepung karagenan semi murni
dengan garis pantai sekitar 81.000 km (Semi Refined Carrageenan, SRC) dan
memiliki potensi rumput laut yang sangat karagenan murni (Refined carageenan,
tinggi. Tercatat sekitar 555 jenis rumput RC).
laut di peraiaran Indonesia, diantaranya ada SRC merupakan tepung hasil olahan
55 jenis yang diketahui mempunyai nilai rumput laut jenis Eucheuma cottonii
ekonomi tinggi, salah satu di antaranya berwarna putih kekuningan, bersifat dapat
adalah Eucheuma sp., Gracilaria sp. dan membentuk gel sehingga sangat berperan
Gelidium sp.,. Rumput laut merupakan dalam industri makanan dan obat-obatan di
bentuk polimer dari ganggang (alga) yang antaranya sebgai stabilisator, bahan
hidup di laut tergolong dalam devisio pengental dan pengemulsi. (Dewi, dkk,
Thalophyta. 2012).
Berdasarkan kandungan pigmennya, Pemanfaatan produk olahan rumput
rumput laut terdiri atas 4 kelas yaitu alga laut dalam bentuk SRC sebagai penyalut
hijau (Cholophyceae), alga coklat ekstrak antosianin secara mikroenkapsulasi
(Phaeophyciae), biru (Cyanophyceae) dan sangat mungkin untuk dilakukan karena
alga merah (Rhodophyceae). Alga merah kemudahannya dalam membentuk gel

361
Ni Ketut Sumarni, .....
Ekstraksi dan Karakterisasi SRC .....

dengan karakteristik gel yang keras dan Target/Subyek Penelitian


mudah pecah. SRC adalah polisakarida Penelitian ini menggunakan Rumput
yang diekstraksi dari rumput laut jenis Laut Jenis Eucheuma cottonii sebagai
Eucheuma cottonni yang memiliki sampel dan produksi Semi Refine
kemurnian karagenan yang rendah. Carrageenan dan analisis kualitasnya
Kualitas SRC bergantung pada parameter sebagai target pencapaian.
ekstraksi seperti suhu, konsentrasi bahan
Prosedur
kimia, rasio rumput laut dengan pelarut, Penelitian ini dilakukan dalam tiga
waktu ekstraksi, teknik pemisahan tahap yaitu, tahap preparasi sampel, tahap
polisakarida rumput laut dari bahan lain
produksi SRC dan tahap karakterisasi
seperti selulosa dan garam-garam lainnya. SRC.
(Normah and Nazarifah, 2003) telah
Tahap preparasi sampel
memproduksi Semi refined carrageenan Rumput laut segar yang diperoleh
dari Eucheuma cottonii secara ekstraksi dari petaninya, dicuci tiga kali dengan air
menggunakan campuran larutan KOH dan mengalir sampai bersih dari kotoran dan
Ca(OH)2 dengan tiga tingkatan konsentrasi garam terlarut.
yaitu 0,01; 0,1 dan 1 M pada suhu 50, 60,
Tahap Produksi SRC
70 dan 80 oC selama satu jam. Parameter Produksi SRC dilakukan selama
yang diamati adalah pengaruh konsentrasi waktu bervariasi yaitu 30 menit, 60 menit,
pelarut, pengaruh temperatur dan jenis 90 menit, 120 menit dan 50 menit. Rumput
pelarut. Hasil yang diperoleh menunjukkan Laut ditimbang tepat 250 g, di rebus dalam
bahwa Konsentrasi larutan berpengaruh larutan kalium hidroksida 8% pada suhu
pada pembentukan warna di mana 50oC selama waktu yang telah ditentukan,
ekstraksi selama 30 menit dengan KOH 1 SRC yang diperoleh dikeringkan dalam
M pada suhu 60 – 80 oC menyebabkan oven suhu 60oC.
terjadinya perubahan warna ekstrak dari
Tahap Karakterisasi SRC
tidak berwarna menjadi berwarna kuning Karakterisasi SRC meliputi analisis,
tua setelah 30 menit ekstraksi. Warnanya analisis rendemen, analisis kadar air,
berkurang pada ekstraksi dengan KOH 0,1
analisis kadar sulfat, analisis viskositas dan
M dan tidak berwarna pada konsentrasi analisis kekuatan gel dan gugus fungsi.
0,01 M. perubahan warna kuning tua pada Analisis rendemen mengikuti
hasil ekstrak disebabkan karena warna metode FMC Corp, 1977, dilakukan
pigmen karagenan (Mappiratu, 2009). dengan cara membandingkan berat tepung
SRC dengan berat rumput laut kering yang
METODE PENELITIAN digunakan. Rendemen dihitung
Jenis Penelitian menggunakan rumus:
Penelitian ini dilakukan dengan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑅𝐶 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
pendekatan analisis kuantitatif. 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛(%) = 𝑥 100%
𝑟𝑢𝑚𝑝𝑢𝑡 𝑙𝑎𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Waktu dan Tempat Penelitian Analisis kadar air mengikuti metode
Penelitian ini dilaksanakan selama AOAC, 1995, dilakukan dengan cara
tiga bulan di laboratorium Penelitian sampel SRC yang telah dihaluskan
Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Mipa ditimbang 1 g. Sampel selanjutnya
Universitas Tadulako. dikeringkan dalam oven 105oC selama 30

362
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

menit, didinginkan dalam desikator dan beaker glass dengan pengadukan secara
ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai teratur menggunakan stirrer sampai suhu
tercapai berat konstan (selisih 80-85oC. Lartan SRC panas dimasukkan ke
penimbangan berturut-turut < 0,2 mg). dalam gelas plastik PVC (poly vinyl
Pengurangan berat merupakan banyaknya Chloride) yang berdiameter ±4 cm dan
air dalam bahan yang dihitung dengan dibiarkan pada suhu chiling (10oC) selama
rumus: ±24 jam untuk mengukur kekuatan gel.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑅𝐶 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑅𝐶 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 Larutan gel yang berada dalam gelas
K𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟(%) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑅𝐶 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥100%
plastik diuji dengan Texture Analyzer
Analisis kadar sulfat mengikuti cara probe ukuran 1 KS, distance 25 mm dan
Rohmadi, et al, 2011, dilakukan dengan test speed 5 mm/sec. Probe diposisikan
cara SRC ditimbang 1 gram dan ditengah wadah plastik larutan gel, probe
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer diaktifkan dan dilakukan.
kemudian ditambahkan 50 mL HCl 1 N
dan direfluks sampai mendidih selama 30 HASIL DAN PEMBAHASAN
menit. Larutan yang diperoleh dipindahkan Rendemen SRC yang diperoleh
ke dalam gelas piala dan dipanaskan selama lima variasi waktu produksi rata-
sampai mendidih, selanjutnya rata mencapai 79,83% perbedaan nilai
ditambahkan 10 mL larutan BaCl2 (tetes rendemen pada proses produksi
demi tetes sambil diaduk) di atas penangas disebabkan karena perbedaan tempat
air selama 5 menit. Endapan yang tumbuh yang dapat mempengaruhi proses
terbentuk disaring dengan kertas saring. metabolisme dalam tumbuhan. Hal ini
Perhitungan kadar sulfat dihitung dengan didukung oleh penelitian yang dilakukan
rumus: oleh Basmal, et al., (2014) menyatakan
𝐵𝑀 𝑆𝑂4(2−) bahawa persentase karagenan yang
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑆𝑂4 𝑥
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑙𝑓𝑎𝑡(%) = 𝐵𝑀 𝐵𝑎𝑆𝑂4 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dihasilkan berkaitan langsung dengan
Analisis viskositas dilakukan tempat lingkunga tumbuh, antara lain
mengikuti cara FMC corp, 1977 dilakukan intensitas cahaya yang berkaitan langsung
dengan cara membuat larutan SRC 1,5%, dengan pembentukan karbohidrat. Hasil
dipanaskan dalam penangas airsambil penelitian Chapman (1980) menyatakan
diaduk secara teratur sampai mencapai bahwa nilai rendemen dipengaruhi oleh
suhu 75oC. Viskositas diukur jenis, iklim, metode ekstraksi, waktu
menggunakan alat viscisimeter pada saat pemanenan dan lokasi budidaya.
suhu larutan mencapai 75oC. Pembacaan Rendemen hasil penelitian ini lebih besar
dilakukan setelah 1 menit putaran penuh dari standar yang ditetapkan oleh
untuk spindel no 02. Viskositas yang Departeman perdagangan (2016) yaitu
terukur mempunyai satuan poise (1poise = sekitar 25%. Hasil analisis rendemen SRC
100 centipoise) selama pemanasan disajikan dalam grafik
Analisis Kekuatan Gel dilakukan 1.
mengikuti cara Ceamsa, 1998, dengan cara Berdasarkan hasil analisis kadar air
melarutkan 1,5 gram SRC dalam aquadest diperoleh bahwa pemanasan rumput laut
sebanyak 100 mL (konsentrasi larutan dalam pelarut kalium hidroksida selama 90
1,5%). Larutan SRC dipanaskan dalam menit memiliki kadar air tertinggi yaitu

363
Ni Ketut Sumarni, .....
Ekstraksi dan Karakterisasi SRC .....

sebesar 32,65% dan terendah pada meningkatkan viskositas larutan.


pemanasan selama 150 menit yaitu sebesar Viskositas larutan karagenan juga
10,52%. Kandungan air dalam SRC yang dipengaruhi oleh ukuran partikel, semakin
terukur merupakan air terikat secara kimia kecil ukuran partikel dalam larutan maka
sedangkan air bebas kemungkinan telah laju alir/atau viskositasnya semakin
menguap selama pemanasan. Hasil analisis meningkat. Hasil analisis viskositas dari
kadar air SRC selama pemanasan disajikan larutan Semi refined Carragennan relatif
dalam gambar 2. lebih tinggi dari pada viskositas Refined
100 Carragennan yang diperoleh oleh
90 Novianto dkk., 2013. Hasil analisis kadar
80 Sulfat dan Viskositas SRC selama
70
% rendamen

pemanasan disajikan dalam gambar 3 dan


60
50 gambar 4.
40 4,5
30
4
20 Kadar sulfat (%) 3,5
10
0 3
0 50 100 150 200 2,5
Waktu Pemanasan (menit) 2
1,5
Gambar 1. Rendemen SRC Selama
1
Pemanasan
0,5
35 0
0 50 100 150 200
30 Waktu Pemanasan (menit)
25 Gambar 3. Kadar Sulfat SRC Selama
Kadar air (%)

20 Pemanasan
15
12
10
10
viskositas (poise)

5
8
0
0 50 100 150 200 6
Waktu Pemanasan (menit)
4
Gambar 2. Kadar Air SRC Selama
Pemanasan 2

Kadar sulfat dalam karagenan hasil 0


ekstraksi relatif rendah, Kandungan sulfat 0 50 100 150 200
Waktu Pemanasan (menit)
pada karagenan mempengaruhi nilai
viskositas karagenan. Menurut Campo et Gambar 4. Kadar Sulfat SRC Selama
al., 2009, kandungan sulfat yang tinggi Pemanasan
meningkatkan interaksi tolakan antar Hasil analisis kekuatan gel SRC
gugus sulfat yang bermuatan negatif disajikan pada gambar 5, menunjukkan
sehingga rantai polimer karagenan bahwa semakin rendah kadar sulfat SRC
semakin lemah dan elastis sehingga dapat

364
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

maka semakin tinggi nilai kekuatan gel (93,96%) selama 60 menit, kadar air
SRC. terendah (10,52%) selama 150 menit,
8 kadar sulfat tertinggi (3,92%), viskositas
7 tertinggi (10,02 cps) dan kekuatan gel
6 tertinggi (7 N/cm2) pada selama 120 menit.
Kekuatan gel

5 Hasil analisis gugus fungsi menunjukkan


4 bahwa dalam SRC terdapat ikatan 3,6-
3 anhidrogalaktosa (931 cm-1), ikatan
2 galaktosa-4-sulfat (864 cm-1), gugus -OH
1 (3410 cm-1), ikatan C-C (rentang 1454-
0 1600 cm-1) dan ikatan S=O (1039 cm-1).
0 50 100 150 200
Saran
Waktu Pemanasan (menit)
Masih perlu dilakukan produksi dan
Gambar 5. Kekuatan Gel SRC Selama karakterisasi SRC menggunakan suhu
Pemanasan
pemanasan yang bervariasi.
Meningkatnya kekuatan gel
disebabkan oleh gugus sulfat yang DAFTAR PUSTAKA
bemuatan negatif memiliki peluang
Basmal, J, & Ikasari D., (2014). Production
berinteraksi dengan molekul air sehingga of semi refine carageenan (SRC)
saat terjadi pembentukan gel sangat sulit from fresh Kappaphycus alvarezii
dalam mempertahankan bentuk disaat using modified technique with
mendapatkan tekanan dari luar sehingga minimum use of fuel. SqualenBuletin
menyebabkan kekuatan gel SRC menurun. of Marine & Fisheries Postharvesi &
Biotecnology, 9(1), 17-24.
Hasil interpretasi data FTIR pada
rentang bilangan gelombang antara 4500 Dewi, E.N.; Darmanto Y.S; Ambariyanto,
sampai 500 cm-1 mengindikasikan adanya (2012). Characterization and quality
of Semi Refined Carrageenan (SRC)
serapan gugus hidroksi (-OH), daerah
products from different coastal water
serapan 1454 sampai 1600 cm-1 based on fourier transform infrared
menunjukkan adanya ikatan C-C aril sp2, technique. J.Coastal Development.
pada daerah 1261 cm-1 menunjukkan 14;25-31.
adanya serapan gugus S=O pada ester Eko Nurcahya Dewi, YS. Darmanto &
sulfat dan daerah 1039 cm-1 menunjukkan Ambariyanto (2012).
adanya ikatan glikosidik pada semua jenis Characterization and quality of Semi
karagenan (Distantina, 2010). Sedangkan Refined Carrageenan (SRC)
serapan tajam di daerah 931 cm-1 dan 864 products from different coastal
cm-1 menunjukkan adanya ikatan 3,6- waters based on fourier transform
infrared technique. Journal of
anhidrogalaktosa dan ikatan galaktosa-4-
Coastal Development 16(1) 25-31.
sulfat.
FMC Corp. (1977). Carrageenan. Marine
Colloid Monograph Number one.
SIMPULAN DAN SARAN
Marine Colloids Division FMC
Simpulan Corporation. Springfield, New
Hasil analisis menunjukkan bahwa Jersey. USA. 23-29.
SRC memiliki rendemen tertinggi

365
Ni Ketut Sumarni, .....
Ekstraksi dan Karakterisasi SRC .....

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Eucheuma cottonii. Jurnal Kimia


No 140 (2016) tentang Penetapan dan Industri 2(3), 109-114.
Standar Kompetensi Nasional Normah,O., and Nazarifah,I., 2003.
Indonesia Kategori Pengolahan Production of Semi Refined
Golongan Pokok Industri Makanan Carrageenan from locally avaiable
Bidang Industri Pengolahan Rumput red seaweed, Eucheuma cottonii on a
Laut Semi Refined Carageenan laboratory scale. Journal Trop.
(SRC) dan Refined Carrageenan Agric. And Fd. Sc. 31(2): 207-213.
(RC).
Rizal.M., Mappiratu, Razak. A.R. 2016.
Mappiratu, (2009). Kajian Pengolahan Optimalisasi Produksi SRC dari
Karagenan dari Rumput Laut Rumput Laut (Eucheuma cottonii).
Eucheuma cottonii Skala Rumah Kovalen FMIPA Universitas
Tangga, Jurnal Media Litbang Tadulako, 2(1) 33-38.
Sulteng. 2(1):01-06.
Rochmadi, Wiratni, Moh. Fahrurozi,
Novianto DK., Dinarianasari, Y., Aji Distantina Sperisa. (2011).
Prasetyaningrum, (2013). Carrageenan properties extracted
Pemanaatan membran mikrofiltrasi from.
untuk Pembuatan Refined
Carrageenan dari rumput laut

366

Anda mungkin juga menyukai