Anda di halaman 1dari 3

MODUL II

EKSTRAKSI KARAGENAN

A. Pendahuluan
Karagenan adalah bahan alam yang banyak digunakan pada produk makanan. Beberapa
makanan yang menggunakan karagenan seperti agar, dan jelly drink. Mutu utama produk
karagenan adalah kemampuan menyerap air dan membentuk gel. Oleh karena itu karagenan
menjadi produk yang banyak beredar dipasaran dan memiliki permintaan yang tinggi.
Pengetahuan dalam mengekstraksi karagenan dapat meningkatkan nilai ekonomi kehidupan
masyarakat.
Karagenan dapat diekstraksi dari bahan alam terutama rumput laut seperti Eucheuma cottonii
yang berasal dari spesies Chondorus crispus. Ekstraksi karagenan dipengaruhi oleh beberapa
factor, seperti konsentrasi pelarut, suhu, waktu ekstraksi dan pengendapan. Pelarut yang umum
digunakan adalah pelarut buatan seperti NaOH, namun dapat juga diekstraksi dengan
menggunakan pelarut alami seperti air kelapa atau air nira. Praktikum kali ini akan
mempelajari pengaruh pelarut terhadap yield karagenan yang didapatkan.

B. Tujuan Praktikum
Mengetahui pengaruh variasi rumput laut dengan Yield Karagenan.

C. Metodologi
1. Alat
- Beaker glass
- Oven
- Desikator
- Alat saring
- Gelas ukur
- Batang Pengaduk
- Termometer
- Hot plate
2. Bahan
- Rumput laut BASAH (1kg)
- Ethanol teknis 95%
- Air kelapa muda yang udah agak tua
- Pisau pemotong dan alas pemotong
- Tissue, lap.
- Aluminium Foil

3. Prosedur Percobaan
A. Ekstraksi Karagenan dengan pelarut NaOH
1. Rumput laut basah ditimbang beratnya sebanyak 40gr
2. Rumput laut kemudian dipotong kecil-kecil dan diblender.
3. Tepung rumput laut kemudian direbus (diekstraksi) dalam air sebanyak 500 ml selama 1
jam pada suhu 80-90°C.
4. Atur pH larutan menjadi pH 8 dengan menambahkan larutan HCL 0,1N atau NaOH 0,1N.
5. Hasil ekstraksi disaring dengan kain saring yang bersih dan cairan filtratnya ditampung
dalam wadah.
6. Cairan filtrat kemudian ditambah larutan NaCl 10% sebanyak 5% dari volume filtrat,
kemudian dipanaskan sampai suhu 60°C.
7. Filtrat dituang ke wadah berisi cairan ethanol sebanyak 2 kali volume filtrat untuk
diendapkan dengan cara diaduk selama 10-15 menit sehingga terbentuk endapan
karagenan.
8. Endapan karagenan kemudian ditiriskan dan direndam dalam ethanol sampai diperoleh
serat karagenan yang lebih kaku.
9. Serat karagenan dibentuk tipis-tipis, diletakkan dalam wadah tahan panas dan dikeringkan
dalam oven selama 12 jam pada suhu 50-60°C.
10. Serat karagenan kering ditimbang kemudian diblender menjadi tepung karagenan.
B. Ekstraksi Karagenan dengan Pelarut Alami
1. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan erlenmeyer berisi pelarut air kelapa hijau tua
diletakkan di dalam waterbath. Waterbath dipanaskan hingga mencapai suhu 90°C
dengan terhitung berlangsungnya waktu ekstraksi.
2. Perbandingan rumput laut dengan volume pelarut adalah 1:30 gram/mL.
3. Proses ekstraksi dilakukan selama waktu perlakuan 120 menit.
4. Selanjutnya diendapkan dengan ethanol 1:2 dari volume filtrat, serat karagenan
dikeringkan pada cabinet dryer, kemudian dihaluskan menjadi karaginan bubuk

C. Rancangan Percobaan
1. Rancangan percobaan
Satu kelas dibagi dua kelompok, satu kelompok akan mencobakan pelarut NaOH, dan
kelompok lain menggunakan pelarut alami (air kelapa muda agak tua). Setiap
kelompok menjalankan dua percobaan.
2. Penentuan karakteristik: rendemen, warna, tekstur, aroma.
Karagenan yang diperoleh di oven pada suhu 50-60°C hingga kering. Lalu didinginkan
dalam desikator dan ditimbang sampai berat tetap. Dihitung rendemen selulosa dengan
perhitungan sebagai berikut:

𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠


𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝑥𝑥 100
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠

Lakukan untuk warna, tekstur dan aroma.

Anda mungkin juga menyukai