PENDAHULUAN
Negara Kepulauan Indonesia yang 3/4 wilayah Indonesia berupa laut (5,8 juta km2), mempunyai lebih
besar 17500 pulau besar dan kecil, 81000 km garis pantai tropis terpanjang atau terpanjang ke dua
(setelah Kanada) di dunia. Negara Kepulauan ini merupakan daerah yang kebanyakan tumbuh dan
berkembangnya dimulai dari tepian pantai. Pada daerah pantai yang menjadi pusat pertumbuhan
utama perekonomian selalu diikuti dengan kecenderungan laju pertumbuhan penduduk akan
menjadi lebih pesat. Perkembangan/ pertumbuhan daerah pantai dapat mempunyai efek positif dan
bahkan ada juga berakibat negatif dalam memanfaatkan lahan. Pada daerah pantai yang kemampuan
lahannya sudah tidak dapat lagi memikul laju pertumbuhan penduduk yang pesat akan berdampak
eksploitasi lahan dan sumberdaya alam guna memenuhi keperluan hidup hajat orang banyak.
Pemanfaatan lahan dan sumber daya alam yang berlebihan tersebut bila tidak disesuai dengan
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir
laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini
diukur mengelilingi seluruh pantai yang merupakan daerah tutorial suatu Negara. Indonesia
merupakan Negara berpantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada. Panjang garis pantai
1
Kawasan pantai adalah kawasan transisi dari lahan daratan dan perairan laut. Proses
pembentukan kawasan pantai sangat di pengaruhi oleh gaya – gaya dinamis yang berada di
sekitarnya. Gaya – gaya dinamis utama dan dominan yang mempengaruhi kawasan pantai
adalah gaya gelombang. Seperti yang kita ketahui, gelombang laut yang sehari – hari
mempengaruhi kawasan pantai adalah gelombang yang diakibatkan oleh energy angin. Sesuai
dengan factor pembangkit terjadinya gelombang tersebut, maka ada dua jenis gelombang
Padahal manfaat pantai sangan penting bagi kehidupan terutama di daerah tropis pantai yang
dimanfaatkan sebagai :
4. Objek wisata
5. Daerah pengembangan industry kerjinan rakyat bercorak khas daerah pantai, dan lain-
lain.
2
BAB. II
PEMBAHASAN
Daerah – daerah tepian pantai yang mengalami kerusakan akan mudah bertambah parah dengan
datangnya terjangan gelombang yang besar dan tidak sesuai dengan kemampuan daya tahan
tanah. Dampak yang di timbulkan adalah rusaknya daerah pantai, tempat tinggal, kebun-kebun,
sarana dan prasarana umum jalur perekonomian. Demikian pula pada daerah yang berbatasan
langsung dengan Negara lain akan menyebabkan batas Negara jadi berkurang. Daerah pantai yang
mempunyai perlindungan alami seperti tanaman mangrove, berbatu dan berpasir bila terganggu
maka akan dengan mudah energy gelombang merusaknya. Besarnya energy gelombang yang
terjadi pada suatu daerah mengikuti siklus alam, sehingga pada pantai yang tidak memiliki
perlindungan alami akan sering dan mudah terjadi kerusakan. Umumnya kerusakan pantai akan
dapat terjadi akibat ulah manusia dan kerusakan yang ditimbulkan oleh siklus alami, dan bila
keduanya terjadi bersamaan akan semakin mempercepat proses kerusakan tersebut. Penyebab
ABRASI
Abrasi adalah Proses pengikisan pantai oleh gerusan air laut yang di sebabkan oleh
meningkatnya permukaan air laut ataupun oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar, yaitu garis pantai akan semakin
menyempit dan apabila tidak di atasi lama kelamaan daerah – daerah yang permukaanya
rendah akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak.
Permukaan warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga pesisir pantai
3
yang telah direlokasi gara – gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai juga berpotensi
menenggealamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia. Penanganan abrasi ini tentunya
tidak sembarangan seperti pembuatan tembok perlu kajian secara komprehensif karena jika
pembangunan di satu titik tanpa ada penanganan yang serius maka bisa merubah tempat lain.
Harus di lihat dari arah mana gelombangnya dan jika dibuat tembok apakah tidak akan
Dari sekitar 9.362 juta hektar hutan mangrove di Indonesia, 48 % rusak – sedang, sedangkan
sisa 23 % mengalami rusak berat. Penyebabnya adalah selain perubahan fungsi hutan
mangrove menjadi perumahan, pertambakan, dan pusat rekreasi juga akibat pencemaran
Padahal, hutan mangrove selain sebagai penghalang atau barier masuknya air laut ke daratan
juga sebagai penyerap gas karbondioksida di udara yang sangat efektif untuk mencegah
pemanasan global. Bersumber dari penelitian, akibat rusaknya hutan bakau di pesisir pantai,
gas karbondioksida yang tak bisa di murnikan kembali pleh alam semesta dengan gas buangan
4
Gbr. 2.1. b. PENEBANGAN MANGROVE
Terumbu karang sangat penting bagi kehidupan manusia, sekitar 30 % terumbu karang di
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu
karang di lautan, karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu
kimia dari puluk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air
turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktivitas masyarakat
di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu,
sangat banyak pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium
Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bahan peledak dan
Padahal terumbu karang selain berfungsi untuk kembang biak ikan, dapat juga sebagai pelindung
pantai dari erosi dan abrasi, dan juga bermanfaat untuk sector pariwisata. Terumbu karang
Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
Keindahan terumbu karang sangat potensial untuk wisata bahari Indonesia. Masyarakat di sekitar
5
terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat – pusat penyelaman,
restoran dan penginapan, sehingga pendapatan mereka bertambah, contohnya Raha Ampat di
papua, daerah tersebut begitu terkenal dan di kunjungi para wisatawan karena terumbu
Keadaan pantai yang berada di kepulauan Indonesia , sebagian besar telah mengalami
kerusakan pantai. Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia seperti
Kegiatan pembangunan, industry dan aktivitas manusia serta pengaruh factor alam pada
umumnya telah memberikan pengaruh negative pada kestabilan kawasan pantai. Factor
alam yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara lain timbulnya gelombang dan
arus, terjadinya pasang surut, terjadinya sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada
berubahnya garis pantai serta kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut. Tingkat
Banyaknya kawasan pantai yang dihuni maka apabila terjadi kerusakan akan memberikan
6
Penanggulangan pantai yang terabrasi dengan cara menggunakan break water
pecah oleh sudut kubus sehingga energy yang dibawa oleh gelombang akan
berkurang, seterusnya energy yang sudah tereduksi diterima kembali oleh kubus
7
BAB. III
PENUTUP
KESIMPULAN
masyarakat pesisir harus menyadari akan dampak dari kerusakan pantai yang dapat
merugikan diri sendiri dan sekitarnya. Hal ini masih bisa di cegah dengan cara mengelola
Disamping itu pula, masyarakat harus menyadari dan wajib melindungi keberadaan
ekosistem laut sebagai penopang hidup mereka. Hal ini terbukti di beberapa Negara
seperti kepulauan Karabia yang hingga saat ini terjaga kondisi alamnya, karena
masyarakat ikut serta dalam konservasi terumbu karang, baik secara alami maupun
buatan.
ekosistem laut hendaknya semua elemen masyarakat baik tokoh masyarakat, ulama,
swasta maupun Pendidik dan peserta didik, yang juga di bantu dengan aparat pemerintah
dan penegak hukum secara porporsional di lapangan, serta memberikan sanksi hukum
8
9