Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Unilever adalah perusahaan multinasional yang menjual barang-barang konsumen

termasuk makanan, minuman, agen pembersih dan produk perawatan pribadi. Unilever adalah

perusahaan terdaftar ganda yang terdiri dari Unilever NV di Rotterdam dan Unilever PLC di

London.1

Unilever memiliki lebih dari 400 merek termasuk 11 "miliar dolar merek", yang masing-

masing mencapai penjualan tahunan lebih dari € 1 miliar.

Unilever (NYSE: UN; LSE: ULVR) adalah perusahaan multinasional yang berkantor

pusat di Rotterdam, Belanda (dengan nama Unilever N.V.) dan London, Inggris (dengan nama

Unilever plc.). Unilever memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan tubuh.

Unilever adalah produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan pada

besarnya pendapatan pada tahun 2012, di belakang P&G dan Nestlé. Unilever juga merupakan

produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di dunia. Unilever adalah salah satu

perusahaan paling tua di dunia yang masih beroperasi, dan saat ini menjual produknya ke lebih

dari 190 negara.

Unilever memiliki lebih dari 400 merek dagang, dengan 14 merek diantaranya memiliki

total penjualan lebih dari £1 milliar, yakni: Axe, Dove, Omo, Becel, Heartbrand, Hellmann's,

Knorr, Lipton, Lux, Magnum, Rama, Rexona, Sunsilk dan Surf. Unilever N.V. dan Unilever plc,

beroperasi di bawah satu nama dan dipimpin oleh dewan direksi yang sama. Unilever dibagi

1
https://www.theguardian.com/sustainable-business/profile-unilever diakses pada tanggal 20 Februari 2019 pukul
11.44

1
menjadi empat divisi utama, yakni Makanan, Minuman dan Es Krim, Perawatan Rumah Tangga,

dan Perawatan Tubuh. Unilever memiliki pusat riset dan pengembangan di Inggris, Belanda,

Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Unilever didirikan pada tahun 1930 sebagai hasil penggabungan dari produsen margarin

asal Belanda, Margarine Unie dan produsen sabun asal Inggris, Lever Brothers. Selama paruh

kedua dari abad ke-20, Unilever secara signifikan berdiversifikasi ke berbagai bidang bisnis dan

juga berekspansi ke berbagai negara. Unilever juga membuat beberapa upaya akuisisi, termasuk

Lipton (1971), Brooke Bond (1984), Chesebrough-Ponds (1987), Best Foods dan Ben & Jerry's

(2000), serta Alberto-Culver (2010). Pada dekade 2010an, di bawah kepemimpinan Paul Polman,

Unilever secara perlahan menggeser fokus bisnisnya ke bisnis kesehatan dan kecantikan, dari

yang sebelumnya ke bisnis makanan, yang menunjukkan tren perlambatan pertumbuhan.

Unilever N.V. melepas sahamnya di Euronext Amsterdam dan juga merupakan

komponen indeks AEX. Sementara Unilever plc melepas sahamnya di London Stock Exchange

dan juga merupakan komponen Indeks FTSE 100. Unilever plc. juga merupakan komponen

indeks Euro Stoxx 50

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana sejarah awal unilever

b. Kapan unilever ada di Indonesia

c. Bagaimana dampak ekonomi politik unilever terhadap pemerintah

d. Apa saja masalah yang dihadapi unilever

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui dan mempelajari mengenai unilever

b. Untuk memahami dan mempelajari dampak dari unilever disuatu negara tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Unilever

Perusahaan dengan nama Unilever saat ini didirikan pada tahun 1929 ketika dua

perusahaan besar, Margarine Unie dan Lever Sunlight, bergabung. Margarine Unie sendiri

merupakan hasil penggabungan dua perusahaan margarin yang berbasis di Belanda, Van den

Bergh dan Jurgens. Sejak awal, Unilever mengadopsi struktur ganda yang melibatkan dua kantor

pusat — satu di London (Unilever PLC) dan satu di Rotterdam (Unilever NV) dan berbagi

dewan direksi bersama, dengan warga negara Inggris yang selalu memimpin cabang PLC Inggris

dan warga negara Belanda. selalu menuju cabang NV Belanda.2

Pada 1930, sebuah perusahaan besar ketiga bergabung dengan Unilever: The United

Africa Company (UAC), yang pada dasarnya adalah konglomerat perdagangan besar dengan

posisi yang sangat kuat dalam perdagangan ekspor-impor Afrika (kebanyakan melibatkan Afrika

Barat). Pada tahun 1929, kedua perusahaan induk telah memiliki pabrik dan anak perusahaan

dagang di Asia dan Afrika. Keduanya tetap bergantung pada minyak nabati dan laut untuk

produk margarin dan sabun mereka sehingga mereka memperluas kegiatan mereka ke negara-

negara di mana mereka dapat memperoleh bahan baku dasar ini.

Pada tahun-tahun awal, Unilever berkembang menjadi perusahaan dengan aktivitas di

seluruh dunia. Itu membangun atau membeli pabrik di Jepang (1909), Argentina (1928), Brasil

(1929), Thailand dan Indonesia (1932), India (1933).

2
https://www.somo.nl/wp-content/uploads/2005/07/Company-Profile-Unilever.pdf diakses pada tanggal 19
Februari 2019 pukul 19.43

3
Antara 1945 dan 1980, ekspansi aktivitas Unilever sebagian besar terjadi di Eropa.

Unilever melakukan diversifikasi ke area baru termasuk makanan beku, produksi ikan, restoran

ikan, transportasi, pakan ternak, bahan kimia, dan pencetakan. Diversifikasi ini terjadi sebagian

besar di Eropa Barat, dan khususnya di "negara asal" Inggris, Belanda, dan Jerman Barat. Sektor

sabun dan deterjen Unilever terus berkembang di seluruh dunia, terutama melalui akuisisi.

Sementara itu, sektor makanan Unilever tetap sebagian besar merupakan perusahaan Eropa Barat.

2.2. Masuknya PT. Unilever Ke Indonesia

Banyaknya sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di indonesia,

mendorong perusahaan asing tertarik untuk memperluas usahanya. Baik untuk investasi maupun

membuka lowongan pekerjaan bagi penduduk. Selain itu, indonesia juga memiliki jumlah

penduduk yang besar dan daya konsumsi yang tinggi. Maka PT. Unilever mulai mengembangkan

usahanya di Indonesia yang langsung bekerja sama dengan para pengusaha juga investor yaitu

PT. Unilever Indonesia (ULI).

PT Unilever Indonesia berdiri di Batavia yang sekarang lebih dikenal sebagai kota

Jakarta, pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeep Fabrieken NV berdasarkan

akta notaris Mr. A. H. Van Ophusyen No. 23 dandisahkan oleh Gubernur Van Nederland Indie

dengan keputusan No. 14 tanggal16 Desember 1933. perusahaan ini baru didaftarkan ke

kantor Raad nan Justitie di jalan Batavia No. 3 pada tanggal 9 Januari 1934.

Perusahaan ini mulai beroperasi dengan produk perdana berupa sabun di jalan Pangeran

Tubagus Angke padabulan Oktober 1934. Pembuatan lemak-lemak makanan dan minyak goreng

dimulai pada tahun 1936 di Jakarta juga dan untuk maksud tersebut didirikanlah sebuah

perusahaan sendiri bernama Van Den Berg’s Fabrieken NV .Pada bulan Nopember 1941

dilakukan diversifikasi di bidang pasta gigidan kosmetika lainnya dengan membeli fasilitas

4
produksi pada perusahaan Maatschappij ter Exploitatie der Colibri Fabrieken NV yang berlokasi

di Surabaya.Pada tahun 1948, Unilever membeli NV Oliefabriek Archa yang memproduksi

minyak kelapa di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menjamin persediaan minyak murni secara

kontinyu yang digunakan untuk pembuatan sabun, lemak makanan dan minyak goreng.Pada tahun

1964, kegiatan Unilever di Jakarta dan Surabaya diawasi oleh pemerintah Indonesia secara

penuh. Pada tahun 1967, perusahaan dikembalikan lagi kepada Unilever berdasarkan keputusan

Presidium Kabinet Ampera dan perjanjian antara Unilever dengan Departemen Perindustrian.

Sejak bulan April1967, Unilever kembali menjalankan usahanya.

Persetujuan untuk beroperasidiberikan pada bulan September 1967 dengan batasan-

batasan yang ditentukanoleh UU Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967.Penggabungan dari

seluruh perusahaan Unilever di Indonesia dilakukanpada tanggal 1 September 1980. Seluruh

aktiva dan pasiva dari Van den Berg’sFabrieken, Colibri dan Archa Oil Mill di pindahkan ke

Lever’s Zeefabrieken.Nama perusahaan gabungan ini diubah menjadi PT. Unilever Indonesia

dengankantor pusat di Graha Unilever, jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 15, JakartaSelatan.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat pertumbuhan kinerja sebesar 12,63%

dengan laba bersih pada Semester I 2016 Rp3,30 triliun atau Rp432 persaham dibandingkan

dengan laba bersih Semester I 2015 yaitu sebesar Rp2,93 triliun atau Rp384 per

saham. Pencapaian kinerja pada Semester I 2016 tersebut didukung oleh Penjualan Perseroan

yang mengalami kenaikan cukup besar di Semester I 2016 yaitu sebesar Rp1,95 triliun atau naik

10,37% menjadi Rp20,75 triliun dari Penjualan Semester I 2015 yaitu Rp18,80 triliun.

UNVR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan, produksi dan

manufaktur untuk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh serta makanan dan minuman.

Pendapatan terbesar dikonstribusikan berasa dari penjualan Kebutuhan Rumah tangga dan

5
Perawatan Tubuh dengan Pendapatan Semester I 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp14,03

triliun dan Rp12,94 triliun, sedangakn Makanan dan Minuman yaitu Rp6,71 triliun dan Rp5,86

triliun. Perlu diketahui, Pasar Domestik merupakan penjualan utama barang-barang Perseroan

dengan Pendapatan Semester I 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp19,67 triliun dan

Rp17,89 triliun, dan Untuk Ekspor hanya Rp1,07 triliun dan Rp907,27 miliar.

Untuk Beban Pokok perseroan hanya mengalami kenaikan sedikit yaitu dari Rp9,27

triliun menjadi Rp10,25 triliun, dan Beban Usaha mengalami peningkatan dari Rp5,58 triliun

menjadi Rp6,01 triliun, serta untuk Beban Keuangan mengalami peingkatann dari Rp28,02

miliar menjadi Rp62,80 miliar. Hingga akhir Juni 2016, Total aset UNVR mencapai 18,92 triliun,

naik sebesar 20,28% dari Total aset 2015 yaitu Rp15,73 triliun, dan Total utang Perseroan

meningkat dari Rp10,90 triliun menjadi Rp14,03 triliun.

2.3. Masalah-Masalah di PT. Unilever

Kebanyakan konflik terjadi di tingkat lokal atau nasional. Konflik biasanya melibatkan

penutupan pabrik dan penentangan karyawan terhadap strategi ini. Dalam semakin banyak situasi

ini — setidaknya di Eropa — manajemen didorong untuk menarik investor baru yang mungkin

membuat pabrik tersebut tetap terbuka dan, dengan cara ini, mengamankan pekerjaan karyawan.3

Tetapi di wilayah lain, konflik muncul terutama ketika Unilever menolak untuk mengakui

serikat yang dipilih secara bebas sebagai perwakilan karyawan dan beralih ke intimidasi pekerja

untuk menakuti mereka dari serikat pekerja dan upaya untuk membentuk serikat yang dibuat

oleh manajer yang ramah perusahaan. Di India telah terjadi konflik terbuka tahun lalu yang

sebagian besar terkait dengan pengurangan besar dalam jumlah karyawan karena pergeseran

3
https://www.somo.nl/wp-content/uploads/2005/07/Company-Profile-Unilever.pdf diakses pada tanggal 19
februari 2019 pukul 13.45

6
produksi ke situs lain. Ini misalnya kasus pada Januari-Februari 2003 di pabrik deterjen Garden

Reach di Calcutta

2.4. Dampak Ekonomi Politik Unilever Terhadap Pemerintah Indonesia

7
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.somo.nl/wp-content/uploads/2005/07/Company-Profile-Unilever.pdf

https://www.theguardian.com/sustainable-business/profile-unilever

Anda mungkin juga menyukai