Anda di halaman 1dari 4

1. Apa perbedaan ganja dan amfetamin?

Jawab :
Ganja
berasal dari tanaman Cannabis sativa yang ditemukan oleh Linaeus pada tahun 1735.
Tanaman ini diolah dengan cara mengeringkan dan mengompres bagian tangkai, daun, biji
dan bunganya yang mengandung banyak resin sehingga meghasilkan produk baru yang
disebut dengan ganja. Bagian lain yang penting dari tanaman ganja terutama bagi yang
menikmati efek memabukkannnya adalah trikoma-trikoma atau bulu-bulu halus yang
tumbuh diseluruh permukaan tanaman ganja yang bersentuhan dengan udara, terutama
terkonsentrasi di daun dan bunganya. Trikoma-trikoma ini menghasilkan berbagai macam
zat kimia dlam bentuk resin (getah) yang salah satunya yaitu delta-9-Tetrahydrocannabinol
atau THC. Zat THC bersifat memabukkan dan memiliki efek yang sangat kompleks pada
otak manusia. Fungsi utama dari getah ini sendiri sebenarnya adalah melindungi ganja dari
kekeringan dengan memerangkap air dan uap air dari udara sekitarnya. Oleh karena itu,
varietas yang tumbuh di daerah tropis akan menghasilkan zat THC dalam jumlah yang
banyak dan jauh lebih memabukkan daripada varietas yang tumbuh di daerah dingin.

Amfetamin
adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP)
stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis
dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning,
maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil. Senyawa ini memiliki nama kimia α–
methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik
untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi.
Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah
neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf
pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulan diantaranya
meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood,
meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur.
Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan.
Secara klinis, efek amfetamin sangat mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki
waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 – 15
jam) dan durasi yang memberikan efek euforianya 4 – 8 kali lebih lama dibandingkan
kokain. Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi “reserve
powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh
amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh membutuhkan senyawa-
senyawa itu lagi. Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkan
oleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang menyebabkan
ketergantungan psikologis).
2. Termasuk golongan apa zat tersebut?

3. Gejala apa yang timbul dari kecanduan zat tersebut?


Gejala fisik yang timbul akibat penggunaan ganja:
1. Jantung berdebar
2. Bola mata kemerahan, karena pembuluh darah kapiler pada bola mata melebar
3. Nafsu makan bertambah
4. Mulut kering
5. Hilaritas ( kegaduhan)
6. Perasaan tertekan
7. Halusinasi
8. Euporia atau rasa gembira yang berlebihan
9. Perubahan persepsi tentang ruang dan waktu
10. Berkurangnya daya ingat
11. Meningkatnya kepekaan visual dan pendengaran
12. Agresif
13. Merasa bahwa penampilan dirinya keren meskipun kenyataannya sebaliknya
14. Banyak bicara dan merasa bahwa pembicaraannya itu hebat.

Gejala yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi amfetamin, yaitu :


• Mulut kering.
• Mual dan muntah.
• Diare.
• Sembelit.
• Kram oerut.
• Kehilangan nafsu makan.
• Penurunan berat badan.
• Mimisan.
• Sakit kepala.
• Gugup.
• Gelisah.
• Perubahan pada kemampuan seksual.
• Nyeri haid.
• Terasa sakit/ terbakar.

4. Bagaimana mekanisme toksik dari zat tersebut?


Mekanisme kerja ganja
Metabolisme THC terjadi di hati dan dipecah menjadi 11-hydroxy-THC yang juga
merupakan agen psikoaktif. Karena sifatnya yang lipofilik, eliminasi THC dari dalam
tubuh berlangsung cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. THC
berakumulasi di jaringan adiposa selama lima sampai tujuh hari dan secara perlahan
dikeluarkan lagi ke tubuh. Waktu paruh eliminasi dari THC dari jaringan mencapai tujuh
hari dan eliminasi secara total mencapai 30 hari. THC diekskresikan 25% melalui urin dan
65% ke dalam usus untuk di reabsorbsi sehingga efek samping dari THC dapat bertahan
lebih lama.9 Reseptor cannabinoid berdasarkan afinitasnya dibagi menjadi reseptor CB1
dan reseptor CB2. Reseptor CB1 dapat ditemukan di hipokampus, ganglia basal,
serebelum, sistem saraf dan juga ditemukan di saluran kelenjar saliva submandibula (ductal
system). Reseptor CB2 ditemukan di makrofag pada limpa, sel-sel imun, dan sel-sel asini
kelenjar saliva submandibula.1,10,21,29 Ketika menghisap ganja, THC akan masuk
melalui paru-paru sebanyak 50% kemudian diabsorbsi ke aliran darah dan mencapai otak
dalam beberapa menit.7 Aktivasi reseptor cannabinoid pada otak yaitu di bagian
hipokampus, ganglia basal dan serebelum yang mempengaruhi perasaan senang, ingatan,
pemikiran, konsentrasi, pergerakan, koordinasi dan persepsi waktu serta sensoris.
Hipokampus terdapat pada lobus temporal dan berperan untuk ingatan jangka pendek.
Apabila THC berikatan dengan reseptor cannabinoid di hipokampus maka akan terjadi
pengumpulan kembali ingatan-ingatan yang baru terjadi. Ganglia basal berperan dalam
pergerakan spontan, perencanaan dan inisiasi. Serebelum merupakan pusat kontrol motorik
dan koordinasi, hal ini yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem koordinasi motorik
pada pecandu ganja. THC yang masuk ke dalam otak dapat menstimulasi sel-sel otak di
nucleus accumbens dan prefrontal cortex untuk mengeluarkan neurotransmiter dopamin
yang berperan dalam pengaturan emosi dan sikap, sehingga dapat menyebabkan
munculnya rasa senang dan santai pada seseorang. Dosis rendah THC dapat menstimulasi
terjadinya sedasi, sedangkan dosis tinggi THC dapat menyebabkan terjadinya halusinasi.

Mekanisme kerja amfetamin


Pada susunan saraf dipengaruhi oleh pelepasan biogenik amine yaitu dopamin,
norepinefrin, atau serotonin atau pelepasan ketiganya dari tempat penyimpanan pada
persinap yang terletak pada akhiran saraf. Pada dopamin didapati bahwa amfetamin
menghambat re uptake dopaminergik dan sinapstosom di hipotalamus dan secara langsung
melepaskan dopamin yang baru disintesa. Pada norepinefrin, amfetamin memblok re
uptake norepinefrin dan juga menyebabkan pelepasan norepinefrin baru, penambahan atau
pengurangan karbon diantara cincin fenil dan nitrogen melemahkan efek amfetamin pada
pelepasan re uptake norepinefrin. Sedangkan pada serotonin, devirat etamafetamin dengan
elektron kuat yang menarik penggantian pada cincin fenil akan mempengaruhi sistim
serotoninergik Sehingga, dapat disimpulkan bahwa ketiga kerja reseptor biogenik tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain.
Aktivitas susunan saraf pusat yang terjadi melalui jaras tersebut dalam otak, masing-
masing menimbulkan aktivitas serta kepribadian pada individu pengguna. Stimulasi pada
pusat motorik di daerap media otak depan (medial forebrain) menyebabkan peningkatan
dari kadar norepinefrin dalam sinaps menimbulkan euforia dan meningkatkan libido
(Japardi, 2002).
5. Bagaimana eksresi dari zat tersebut?
A. Ganja
Lebih dari 65% dari ganja dieksresikan dalam tinja dan sekitar 20% dieksresikan
dalam urin. Sebagian dari ganja (80-90%) dieksresikan dalam waktu 5 hari sebagai
metabolit dihidroksilasi dan terkarboksilasi. Ada 18 metabolit asam dari ganja yang
diidentifikasi dalam urine dan sebagian besar metabolit ini membentuk konjugat
dengan asam glukronat yang meningkatkan kelarutan airnya. Waktu paruh eksresi
terjadi sekitar 30 jam setelah 7 hari dan 44-60 jam setelah 12 hari pementauan.
B. Amfetamin
Pengeluaran obat dari tubuh melalui organ eksresi dalam bentuk metabolit eksresi
suatu obat / metabolit menyebabkan penurunan konsentrasi zat berkhasiat dalam
tubuh. Eksresi dapat melalui :
 Ginjal (dengan urine)
 Empedu dan usus (dengan usus)
 Paru – paru (dengan udara)

Anda mungkin juga menyukai