Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
(BIOTEKNOLOGI)
“Mengamati Proses Pembuatan Tempe”
Disusun oleh :
1. Ashar Ali (06)
2. Dwiartha Pambudi AS (10)
3. Maulita Daisya P (16)
4. Nisa Muwathaul A (20)
5. Ony Haycal A (21)
XII MIA D
I. Judul
Mengamati Proses Pembuatan Tempe
IV. Manfaat
1 Manfaat yang diperoleh siswa:
a) Siswa akan mengetahui cara kerja atau proses pembuatan Tempe dengan
menggunakan Bioteknologi.
b) Siswa akan memperdalam pemahaman materi mengenai Bioteknologi
konvensional dengan menjadikan percobaan ini sebagai acuan atau contoh
agar mempermudah pemahaman tentang materi.
c) Pengamatan ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan setiap
siswa.
d) Siswa dapat memenuhi tugas proyek tentang bioteknologi.
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai. Kacang tanah, biji kecipir,
koro dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kedelai mengandung ptotein 35% bahkan
pada varietas unggul proteinnya dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras,
jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai
mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hamper menyamai kadar protein susu
skim kering (Hartono,&Yusmina Hala, 2012).
Pembuatan tempe dikenal beberapa macam laru atau inokulum yang dapat digunakan.
Penggunaan laru yang baik sangat penting untuk menghasilkan tempe menggunakan
tempe yang sudah jadi. Tempe diiris-iris tipis, dikeringkan dengan oven 40-450C atau
jamur sampai kering, digiling atau ditumbuk halus dan hasilnya digunakan sebagai
inokulum bubuk. Disamping itu, di beberapa daerah digunakan juga miselium kapang
yang tumbuh di permukaan tempe. Caranya, miselium yang tumbuh dipermukaan
tempe diambil dengan cara mengiris permukaan tempe tersebut, kemudian irisan
permukaan yang diperoleh dijemur, digiling dan digunakan sebagai inokulum bubuk
(Sarwono,1982).
Menurut Hidayat (2012), Proses fermentasi tempe dapat dibedakan atas tiga fase yaitu:
1. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam fermentasi) terjadi penaikan jumlah asam lemak
bebas, penaikan suhu, pertumbuhan jamur cepat, terlihat dengan terbentuknya miselia
pada permukaan biji makin lama makin lebat, sehingga menunjukkan masa yang lebih
kompak.
2. Fase transisi (30-50 jam fermentasi) merupakan fase optimal fermentasi tempe dan siap
untuk dipasarkan. Pada fase ini terjadi penurunan suhu, jumlah asam lemak yang
dibebaskan dan pertumbuhan jamur hampir tetap atau bertambah sedikit, flavor spesifik
tempe optimal, dan tekstur lebih kompak.
3. Fase pembusukan atau fermentasi lanjut (50-90 jam fermentasi) terjadi penaikan jumlah
bakteri dan jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur menurun dan pada kadar air
tertentu pertumbuhan jamur terhenti, terjadi perubahan flavor karena degradasi protein
lanjut sehingga terbentuk amonia.
Tempe adalah sumber protein yang penting bagi pola makanan di Indonesia, terbuat
dari kedelai. Pembuatan tempe dilakukan sebagai berikut : kedelai kering dicuci,
direndam semalam pada suhu 250C esok paginya kulit dikeluarkan dan air rendam
dibuang. Kedelai lalu dimasak selama 30 menit. Sesudah itu didinginkan, ditaburkan
dengan spora Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae, ditaruh dalam panci yang
dangkal dan didiamkan pada suhu 300C selama 20 - 24 jam. Dalam waktu itu kedelai
terbungkus sempurna oleh mycelia putih dari jamur. Sekarang tempe siap untuk
dikosumsi. (Wirakartakusumah, dkk; 1992).
1. Kedelai direndam dengan air bersih selama satu hari satu malam.
2. Setelah direndam sehari semalam dalam air rendaman, lalu kulit ari kedelai dibuang
dengan cara diremas-remas sampai biji terbelah.
3. Kedelai yang telah dibuang kulitnya direbus lagi dengan air baru dan bersih selama
± 30 menit sampai titik didih tercapai. Kemudian rebusan kedelai ditiriskan pada
tampah yang sudah diberi alas, lalu didinginkan.
4. Setelah rebusan kedelai dingin dan mulai kering, taburkan ragi sebanyak 1/2 sendok
makan untuk 300 gram kedelai yang telah di siapkan sampai benar-benar merata.
5. Kedelai yang telah diberikan ragi dibungkus dengan menggunakan plastik, setelah
kedelai masuk dalam plastik ujung dari plastik di rekatkan dengan cara
mendekatkan ujung dari plastik yang terbuka ke api dari lilin. Setelah plastik
tertutup bagian sisi dari plastik tersebut di lubangi menggunakan jarum atau lidi.
6. Setelah itu disimpan selama dua hari.
7. Pengamatan dilakukan pada hari kedua, untuk melihat hasil yang didapatkan dari
pembuatan Tempe.
Berdasarkan data yang kami peroleh dari proses pengamtan ini, kami dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Tempe merupakan salah satu produk bioteknologi terbuat dari kedelai yang
difermentasikan oleh Rhizopus oligosporus.
2. Peran Rhizopus oligosporus dalam pembutan tempe adalah Rhizopus akan
menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 yang akan menghambat beberapa
organisme perusak. Adanya spora dan hifa juga akan menghambat pertumbuhan
kapang yang lain. Jamur tempe juga menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan banyak mikrobia.
3. Untuk pembungkusan tempe sebaiknya menggunakan plastik, untuk menghindari tepe
yang dibuat tidak cepat membusuk.
4. Cita rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan juga oleh jenis
pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini yang kita ketahui ada dua
jenis pembungkus tempe, yaitu plastik dan daun pisang. Kemasan plastik memiliki
kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak karatan serta dapat diberi warna, sedangkan
kelemahannya adalah molekul kecil yang terkandung dalam plastik yang dapat
melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas.
5. Sebaiknya dalam praktikum pembuatan tempe ,alat dan bahan yang akan digunakan
terlebih dahulu dibersihkan dan kemudian disterilkan agar pembuatan tempe dapat
berhasil kita lakukan.
6. Sebagai pembaca umum, diharapkan laporan ini dapat menambah wawasan anda
menjadi lebih luas lagi dalam hal pembuatan tempe.
X. Daftar Pustaka
http://eliskomariah.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-bahaya-plastik-bagi.html
http://faishalibnu.blogspot.com/2013/03/laporan-pembuatan-tempe.html
http://www.slideshare.net/reenha/lap3-pembuatan-tempe?related=4
http://artha-harianja.blogspot.com/2013/06/makalah-pemanfaatan-bioteknologi-
untuk.html
http://www.google.co.id
XI. Lampiran