Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN BIOLOGI

(BIOTEKNOLOGI)
“Mengamati Proses Pembuatan Tempe”

Disusun oleh :
1. Ashar Ali (06)
2. Dwiartha Pambudi AS (10)
3. Maulita Daisya P (16)
4. Nisa Muwathaul A (20)
5. Ony Haycal A (21)

XII MIA D

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PROBOLINGGO
Jl. Soekarno-Hatta 137 Probolinggo Telp./Fax. (0335) 421556
Website : http://sman1-prob.sch.id e-mail : sman1@yahoo.co.id
Laporan Hasil Praktik

I. Judul
Mengamati Proses Pembuatan Tempe

II. Rumusan Masalah


 Bagaimana cara pembuatan tempe yang baik dan benar ?
 Bagaiman peran Rhizopus oligosporus dalam pembuatan tempe?

III. Tujuan Kegiatan


 Untuk mengetahui cara membuat tempe yang baik dan benar
 Untuk mengetahui peran Rhizopus oligosporus dalam proses pembuatan
tempe
 Untuk memenuhi tugas proyek biologi

IV. Manfaat
1 Manfaat yang diperoleh siswa:

a) Siswa akan mengetahui cara kerja atau proses pembuatan Tempe dengan
menggunakan Bioteknologi.
b) Siswa akan memperdalam pemahaman materi mengenai Bioteknologi
konvensional dengan menjadikan percobaan ini sebagai acuan atau contoh
agar mempermudah pemahaman tentang materi.
c) Pengamatan ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan setiap
siswa.
d) Siswa dapat memenuhi tugas proyek tentang bioteknologi.

1.4.2 Manfaat yang diperoleh pembaca laporan:

a) Laporan pengamatan ini akan membantu dalam memahami materi


Bioteknologi konvensional terutama dalam pembuatan Tempe.
b) Pengamatan yang terdapat dalam laporan ini akan dapat dikembangkan oleh
pembaca, sehingga dapat memperoleh hal yang baru dalam pengetahuan.
c) Sebagai bahan referensi bagi pembaca.
V. Dasar Teori
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dikomsumsi oleh hampir semua
lapisan masyarakat, dengan komsumsi rata-rata pertahun 5,2 kg/kapita. Tempe
mengandung komponen-komponen gizi yang tinggi, seperti protein dan vitamin B12 .
Bahkan tempe diketahui mengandung senyawa antioksidan yang diidentifikasi sebagai
isoflafon, yakni daidzein, genistein, glisitein. Senyawa-senyawa ini diyakini
mempunyai peranan dalam merendam aktivitas radikal bebas, sehingga bermanfaat
bagi pencegahan kanker seperti halnya karetenoid, vitamin E dan vitamin C (Subagio,
2002).

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada
ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan
kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat
memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.(Galih,2012)

Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai. Kacang tanah, biji kecipir,
koro dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kedelai mengandung ptotein 35% bahkan
pada varietas unggul proteinnya dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras,
jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai
mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hamper menyamai kadar protein susu
skim kering (Hartono,&Yusmina Hala, 2012).

Pembuatan tempe dikenal beberapa macam laru atau inokulum yang dapat digunakan.
Penggunaan laru yang baik sangat penting untuk menghasilkan tempe menggunakan
tempe yang sudah jadi. Tempe diiris-iris tipis, dikeringkan dengan oven 40-450C atau
jamur sampai kering, digiling atau ditumbuk halus dan hasilnya digunakan sebagai
inokulum bubuk. Disamping itu, di beberapa daerah digunakan juga miselium kapang
yang tumbuh di permukaan tempe. Caranya, miselium yang tumbuh dipermukaan
tempe diambil dengan cara mengiris permukaan tempe tersebut, kemudian irisan
permukaan yang diperoleh dijemur, digiling dan digunakan sebagai inokulum bubuk
(Sarwono,1982).

Menurut Hidayat (2012), Proses fermentasi tempe dapat dibedakan atas tiga fase yaitu:

1. Fase pertumbuhan cepat (0-30 jam fermentasi) terjadi penaikan jumlah asam lemak
bebas, penaikan suhu, pertumbuhan jamur cepat, terlihat dengan terbentuknya miselia
pada permukaan biji makin lama makin lebat, sehingga menunjukkan masa yang lebih
kompak.

2. Fase transisi (30-50 jam fermentasi) merupakan fase optimal fermentasi tempe dan siap
untuk dipasarkan. Pada fase ini terjadi penurunan suhu, jumlah asam lemak yang
dibebaskan dan pertumbuhan jamur hampir tetap atau bertambah sedikit, flavor spesifik
tempe optimal, dan tekstur lebih kompak.

3. Fase pembusukan atau fermentasi lanjut (50-90 jam fermentasi) terjadi penaikan jumlah
bakteri dan jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur menurun dan pada kadar air
tertentu pertumbuhan jamur terhenti, terjadi perubahan flavor karena degradasi protein
lanjut sehingga terbentuk amonia.

Microorganisme Yang Berperan dalam Pembuatan Tempe

Tempe adalah sumber protein yang penting bagi pola makanan di Indonesia, terbuat
dari kedelai. Pembuatan tempe dilakukan sebagai berikut : kedelai kering dicuci,
direndam semalam pada suhu 250C esok paginya kulit dikeluarkan dan air rendam
dibuang. Kedelai lalu dimasak selama 30 menit. Sesudah itu didinginkan, ditaburkan
dengan spora Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae, ditaruh dalam panci yang
dangkal dan didiamkan pada suhu 300C selama 20 - 24 jam. Dalam waktu itu kedelai
terbungkus sempurna oleh mycelia putih dari jamur. Sekarang tempe siap untuk
dikosumsi. (Wirakartakusumah, dkk; 1992).

VI. Alat dan bahan


1. Alat
 Panci
 Kompor gas
 Tampah
 Tapisan
 Sendok makan
 Ember
 Plastik (untuk pembungkus)
 Serbet
 Lilin
 Tusuk gigi
2. Bahan
 Biji kedelai sebanyak 300 gram
 Ragi Tempe 3 sendok makan
VII. Cara Kerja

1. Kedelai direndam dengan air bersih selama satu hari satu malam.
2. Setelah direndam sehari semalam dalam air rendaman, lalu kulit ari kedelai dibuang
dengan cara diremas-remas sampai biji terbelah.
3. Kedelai yang telah dibuang kulitnya direbus lagi dengan air baru dan bersih selama
± 30 menit sampai titik didih tercapai. Kemudian rebusan kedelai ditiriskan pada
tampah yang sudah diberi alas, lalu didinginkan.
4. Setelah rebusan kedelai dingin dan mulai kering, taburkan ragi sebanyak 1/2 sendok
makan untuk 300 gram kedelai yang telah di siapkan sampai benar-benar merata.
5. Kedelai yang telah diberikan ragi dibungkus dengan menggunakan plastik, setelah
kedelai masuk dalam plastik ujung dari plastik di rekatkan dengan cara
mendekatkan ujung dari plastik yang terbuka ke api dari lilin. Setelah plastik
tertutup bagian sisi dari plastik tersebut di lubangi menggunakan jarum atau lidi.
6. Setelah itu disimpan selama dua hari.
7. Pengamatan dilakukan pada hari kedua, untuk melihat hasil yang didapatkan dari
pembuatan Tempe.

VIII. Rincian Biaya

1. Kedelai 300 gram = Rp. 7.000


2. Ragi tempe 1 bungkus = Rp. 7.000
3. Lilin = Rp. 2.500
4.Kas cadangan = Rp. 10.000

Total biaya produksi = Rp. 26.500


IX. Kesimpulan

Berdasarkan data yang kami peroleh dari proses pengamtan ini, kami dapat menyimpulkan
bahwa :

1. Tempe merupakan salah satu produk bioteknologi terbuat dari kedelai yang
difermentasikan oleh Rhizopus oligosporus.
2. Peran Rhizopus oligosporus dalam pembutan tempe adalah Rhizopus akan
menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 yang akan menghambat beberapa
organisme perusak. Adanya spora dan hifa juga akan menghambat pertumbuhan
kapang yang lain. Jamur tempe juga menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan banyak mikrobia.
3. Untuk pembungkusan tempe sebaiknya menggunakan plastik, untuk menghindari tepe
yang dibuat tidak cepat membusuk.
4. Cita rasa tempe kedelai ditentukan oleh jenis kedelainya dan ditentukan juga oleh jenis
pembungkus yang digunakan selama fermentasi. Selama ini yang kita ketahui ada dua
jenis pembungkus tempe, yaitu plastik dan daun pisang. Kemasan plastik memiliki
kelebihan yaitu kuat, ringan, tidak karatan serta dapat diberi warna, sedangkan
kelemahannya adalah molekul kecil yang terkandung dalam plastik yang dapat
melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas.
5. Sebaiknya dalam praktikum pembuatan tempe ,alat dan bahan yang akan digunakan
terlebih dahulu dibersihkan dan kemudian disterilkan agar pembuatan tempe dapat
berhasil kita lakukan.
6. Sebagai pembaca umum, diharapkan laporan ini dapat menambah wawasan anda
menjadi lebih luas lagi dalam hal pembuatan tempe.

X. Daftar Pustaka

Galih. 2015. Pembuatan Tempe. http://neogalih. blogspot. com/2011/04/laporan -


bioteknologi-pembuatan-tempe.html?showComment=1354114354422#c56713896
1209048253. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015.

Nurhidayat. 2015. Tahapan Proses Pembuatan Tempe.


http://nurhidayat.lecture .ub .ac .id/2009/04/28/tahapan-proses-pembuatan-
tempe/#comments.
Diakses pada tanggal 25 November 2012.

http://eliskomariah.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-bahaya-plastik-bagi.html

http://faishalibnu.blogspot.com/2013/03/laporan-pembuatan-tempe.html

http://www.slideshare.net/reenha/lap3-pembuatan-tempe?related=4
http://artha-harianja.blogspot.com/2013/06/makalah-pemanfaatan-bioteknologi-
untuk.html

http://www.google.co.id

XI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai