Anda di halaman 1dari 2

KASUS 1

Laki-laki, 50 tahun datang ke RSGM dengan keluhan terdapat sariawan di bawah lidah yang tidak sembuh-
sembuh dan badan terasa lemah. Hasil anamnesa diperoleh keterangan sariawan mulai timbul ± 6 bln yang
lalu dan tidak pernah sembuh. Semakin lama sariawan semakin membesar, mudah berdarah dan rasa nyeri
menyebar sampai ke leher. Satu bulan ini pasien merasakan lidah mulai sulit digerakkan dan kesulitan untuk
menelan sehingga berat badan pasien menurun drastis dan lemas. Pasien mempunyai riwayat perokok berat
sejak muda. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjunctiva anemis. Pemeriksaan intra oral ditemukan ulserasi
dengan tepi indurasi pada permukaan inferior lidah kanan dengan ukuran 2cm. Pada pemeriksaan ekstra oral
terdapat pembesaran kelenjar limfe submandibular kanan yang pada palpasi teraba keras. Hasil pemeriksaan
laboratorium Darah Lengkap didapatkan sebagai berikut :
Parameter Hasil Satuan Nilai rujukan dewasa normal
Hb 9,5 g/dL Pria : 14 – 18 ; Wanita : 12 – 16
Eritrosit 3,0 x 106 /µL Pria : 4,0-5,5 x 106
Wanita : 4,0-5,0 x 106
Lekosit 13.200 /µL Pria : 4.3000 – 10.300
Wanita : 4.700 – 11.300
Trombosit 148.000 /µL 142.000-424.000
MCV 83 fL 80-93
MCH 29 pg 27-31
MCHC 33 g/dL 32-36
RDW 14 % 11,5-14,5
Hct 28 % 38 – 42

Berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan sel anaplasia dengan sebaran keratin. Dokter gigi
mendiagnosa sebagai skuamus sel karsinoma.
KASUS 2

A. Laporan tahunan Puskesmas A tahun 2014 menunjukan sebagian besar penduduk kecamatan A menderita fluorosis. Sumber air
minum penduduk 80% dari air tanah. Mahasiswa FKG UB melakukan kajian epidemiologi terkait kasus tersebut.

Mengkonsumsi air
Fluorosis
tanah
(+) (-)

(+) 40 5

(-) 33 10

KASUS 3

B. Laporan tahun 2014 RS A menunjukkan data penderita Ca Nasofaring sebagai berikut:

Penderita Perokok Aktif Peminum Bukan perokok dan bukan


Akohol peminum alkohol

Ca 10 9 6
Nasofaring
(+)

Dokter gigi melakukan penelitian epidemiologi terkait data diatas untuk mengetahui penyebab Ca Nasofaring.

KASUS 4

Data pertengahan tahun 2015 di Puskesmas Sido Makmur didapatkan data sekunder tentang prevalensi penyakit diare di kecamatan
Sido Makmur sebesar 10%. Di desa Nganti terdapat 25 kasus kejadian diare pada bulan Agustus 2015 yang merupakan terbanyak
sepanjang pertengahan tahun 2015. Analisa situasi : analisa geografis desa Nganti terletak di bawah kaki gunung, transportasi menuju
desa Nganti hanya bisa di tempuh dengan roda 2, jalan menuju desa berupa jalan makadam belum beraspal, sebagian besar penduduk
belum mempunyai jamban keluarga dan MCK dilakukan di sungai (karena tokoh adat setempat menganggap mandi di sungai adalah
sudah adat nenek moyang ) sedangkan analisa data sekunder dari desa Nganti adalah sebagai berikut : tingkat pendidikan
responden SMP sebanyak 3% dan SD 35 %,buta huruf sebanyak 40% dan data pekerjaan adalah ibu Rumah Tangga sebesar 4 % dan
petani sebesar 42 %, dan analisa data primer didapat dari survey, tingkat pengetahuan masyarakat tentang PHBS rendah . Mahasiswa
CO-ass PSPDG FKUB ingin melakukan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari Masyarakat
desa desa Nganti

Berdasarkan data diatas, mahasiswa co-ass akan melakukan kegiatan promosi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai