Anda di halaman 1dari 36

Laporan Lapangan

Karbonat

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi


tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisa data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau
gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1979).

Citra menurut Hornby, 1974 (dalam Sutanto 1985):

1. Keserupaan atau tiruan seseorang atau suatu barang terutama yang dibuat dari
kayu, batu dan sebagainya.

2. Gambaran/kesan mental atau gagasan konsep tentang suatu barang atau


seseorang.

3. Gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.

Citra dalam pengertian penginderaan jauh merupakan gambaran yang terekam


oleh kamera dan atau oleh alat sensor lainnya. Menurut Ford (1979), citra di
dalam bahasa inggris disebut sebagai image atau imagery:

1. Image merupakan gambaran suatu subyek atau suatu perwujudan umumnya


berupa peta, gambaran atau foto.

2. Imagery ialah gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan


alat penginderaan jauh.

Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifiksi obyek tersebut (Estes dan Simoneti, 1975 dalam
Sutanto 1985). Sehingga interpretasi citra adalah:

1. Berupaya melalui proses penalaraan atau mendeteksi, mengidentifikasi dan


menilai arti penting obyek yang tergambar pada citra.

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 1
Laporan Lapangan
Karbonat
2. Berupaya mengenali objek yang tergambar pada citra dan menerjemahkan
kedalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, pertanian, kehutanan
ekologi, hidrologi dan lain–lain.

3. Terdapat tiga rangkaian kegiatan utama dalam interpretasi citra yaitu:

a. Deteksi: bersifat global, yaitu pengamatan atas adanya suatu obyek misal
sungai, bukit, lembah, gawir dan lain-lain.

b. ldentifikasi: bersifat agak terperinci, yaitu upaya mencirikan obyek yang telah
dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup misal adanya gosong
sungai, bukit terisoloasi, lembah antiklin, gawir sesar dll

c. Analisis: bersifat terperinci, yaitu tahap pengumpulan keterangan lebih lanjut.


Interpretasi cltra untuk survei geologi adalah mempelajari keadaan geologi
untuk daerah melalu pengamatan dengan menggunakan citra penginderaan
jauh. Sasaran mempejari geologi adalah memerikan dan menafsirkan tentang
gambaran fisik permukaan bumi, menjelaskan kejadian, menerangkan sejarah
evolusi bumi yang tercermin pada sifat batuan dan proses yang bekerja
didalamnya.

Latar belakang dari pelaksanaan “field-check” ini adalah untuk


memperkuat dan memperjelas hasil interpretasi bentuklahan dan stratigrafi
terbatas yang sudah dilakukan selama praktikum melalui citra penginderaan jauh.
Ekskursi geoinderaja ini bertujuan agar kami dapatpengumpulan keterangan lebih
lanjut. Interpretasi citra untuk survei geologi adalah mempelajari keadaan geologi
untuk daerah melalu pengamatan dengan menggunakan citra penginderaan jauh.
Sasaran mempejari geologi adalah memerikan dan menafsirkan tentang gambaran
fisik permukaan bumi, menjelaskan kejadian, menerangkan sejarah evolusi bumi
yang tercermin pada sifat batuan dan proses yang bekerja didalamnya.

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 2
Laporan Lapangan
Karbonat
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa harus dilakukan pengecekan ulang?
2. Perbandingan foto udara dan kenampakan lapangan?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi selama pembentukan (mencakup
semua) ?

I.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah observasi kenampakan bentuklahan serta


mengetahui sifat batuan dan persebaran pada daerah tersebut.

Tujuan ekskursi geoinderaja:


1. Melakukan pengecekan ulang untuk memperdetail dan meluruskan
interpretasi citra yang sudah dilakukan sebelumnya
2. Mengetahui genesa dan sejarah geologi dari suatu singkapan.
3. Mengetahui faktor yang berpengaruh pembentukan bentuklahan.

I.4 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Lokasi berada di daerah selatan dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dari dearah gunungkidul hingga parangtritis. Waktu penelitian dimulai dari jam
07.00 dimana bus berangkat dari kampus 1 UPN “veteran” Yogyakarta dan
diakhiri sekitar pukul 16.30 di gua jepang. Koordinat lokasi pengamatan adalah:
1. ST1 : Desa Brambang, Semoyo, Patuk, Yogyakarta, terlihat kenampakan
bukit terisolasi dan gawir garis sesar
X: 0442151 Y: 9132051
2. ST2, LP1 Sedangsari, Terong, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Di hutan
terdapat singkapan lava
X: 0440241 Y: 9129945
ST2, LP2 Di bukit dengan singkapan lava dan tuff
X: 0441097 Y: 9127166
3. ST3, LP1 Jl. Sawah lawang pancuran, Terong, Dlingo, Bantul, Yogyakarta
Terlihat kenampakan Sungai Urang.
ST3, LP2 Di Sebrang jalan LP1, di belakang warung terdapat batuan
sedimen berlapis berupa batupasir
X : 044109 Y : 9127166
4. ST4, LP1 Temuwuh, Dlingo, Bantul, Yogyakarta, terdapat singkapan
batuan sedimen karbonat berlapis di dekat mata air
X : 0441504 Y : 9124095
5. ST5, LP1 Di Sungai Urang
X : 0439939 Y : 9122773

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 3
Laporan Lapangan
Karbonat
6. ST6, Seropan 2, Muntuk, Dlingo, Bantul, Yogyakarta (Jembatan
Kaliurang)
Terdapat singkapan batuan beku
X : 0437147 Y : 9123432
7. ST7, Selopamioro Imogiri, Selatan jalan raya Siluk, terdapat singkapan
sedimen berupa breksi
X : 430335, Y : 9120423
8. ST8, LP 1 Selopamioro Imogiri, Selatan jalan raya Siluk,di perbukitan,
Terlihat kenampakan perbukitan karst
ST8, LP 2 terdapat singkapan batuan beku berstruktur sheeting joint
X: 430289 Y: 9116691
9. ST9, LP 1 Jl. Goajepang, Seloharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,
kontak antara batuan beku dan batugamping
ST9, LP 2 di kelerengan yang cukup curam, terdapat struktur sesar
X : 0425808, Y : 9116301

I.5 HASIL PENGAMATAN


I.6 MANFAAT PENGAMATAN

BAB II
GEOLOGI REGIONAL

III.1. STRATIGRAFI PEGUNUNGAN SELATAN

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 4
Laporan Lapangan
Karbonat

Tabel Pegunungan Selatan menurut Soerono

STRATIGRAFI PEGUNUNGAN SELATAN DARI YANG TUA KE MUDA

a. Formasi Wungkal-Gamping
Lokasi formasi ini terletak di G. Wungkal dan G. Gamping, keduanya di
Perbukitan Jiwo. Satuan batuan Tersier tertua di daerah Pegunungan Selatan ini

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 5
Laporan Lapangan
Karbonat
di bagian bawah terdiri dari perselingan antara batupasir dan batulanau serta
lensa batugamping. Pada bagian atas, satuan batuan ini berupa napal pasiran
dan lensa batugamping. Formasi ini menpunyai ketebalan sekitar 120 meter
(Bronto dan Hartono, 2001).
b. Formasi Kebo-Butak
Formasi ini disusun pada bagian bawah berupa batupasir berlapis baik,
batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat, dengan ketebalan lebih dari
650 meter.Bagian atasnya berupa perselingan batupasir dan batulempung
dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di bagian tengahnya dijumpai retas
lempeng andesit-basal dan di bagian atasnya dijumpai breksi andesit.
c. Formasi Semilir
Formasi ini berlokasi tipe di G. Semilir, sebelah selatan Klaten. Litologi
penyusunnya terdiri dari tuf, tuf lapili, lapili batuapung, breksi batuapung dan
serpih. Komposisi tuf dan batuapung tersebut bervariasi dari andesit hingga
dasit. Di bagian bawah satuan batuan ini, yaitu di K. Opak, Dusun Watuadeg,
Desa Jogotirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, terdapat andesit basal sebagai aliran
lava bantal (Bronto dan Hartono, 2001). Penyebaran lateral Formasi Semilir ini
memanjang dari ujung barat Pegunungan Selatan, yaitu di daerah Pleret-
Imogiri, di sebelah barat G. Sudimoro, Piyungan-Prambanan, di bagian tengah
pada G. Baturagung dan sekitarnya, hingga ujung timur pada tinggian G.
Gajahmungkur, Wonogiri. Formasi Semilir ini menindih secara selaras Formasi
Kebo-Butak, namun secara setempat tidak selaras (van Bemmelen, 1949).
Formasi ini menjemari dengan Formasi Nglanggran dan Formasi Sambipitu,
namun tertindih secara tidak selaras oleh Formasi Oyo (Surono, dkk., 1992).

d. Formasi Nglanggran
Pada formasi ini batuan penyusunnya terdiri dari breksi
gunungapi, aglomerat, tuf dan aliran lava andesit-basal dan
lava andesit. Breksi gunungapi dan aglomerat yang
mendominasi formasi ini umumnya tidak berlapis.
Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit basal, berukuran 2
– 50 cm. Di bagian tengah formasi ini, yaitu pada breksi

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 6
Laporan Lapangan
Karbonat
gunungapi, ditemukan batugamping terumbu yang
membentuk lensa atau berupa kepingan. Secara setempat,
formasi ini disisipi oleh batupasir.
e. Formasi Sambipitu
Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan
raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari dengan ketebalan mencapai
230 meter. Batuan penyusun formasi ini di bagian bawah
terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas berangsur
menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih,
batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok
batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di
bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan
karbonat.
f. Formasi Oyo
Lokasi tipe formasi ini berada di Sungai Oyo. Batuan
penyusunnya pada bagian bawah terdiri dari tuf dan napal
tufan. Sedangkan ke atas secara berangsur dikuasai oleh
batugamping berlapis dengan sisipan batulempung
karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya
kalkarenit, namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang
mengandung fragmen andesit membulat. Formasi Oyo
tersebar luas di sepanjang K. Oyo. Ketebalan formasi ini lebih
dari 140 meter.
g. Formasi Wonosari
Formasi ini oleh Surono dkk., (1992) dijadikan satu dengan Formasi
Punung yang terletak di Pegunungan Selatan bagian timur karena di lapangan
keduanya sulit untuk dipisahkan, sehingga namanya Formasi Wonosari-
Punung. Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan sekitarnya,
membentuk bentang alam Subzona Wonosari dan topografi karts Subzona
Gunung Sewu. Ketebalan formasi ini diduga lebih dari 800 meter. Kedudukan
stratigrafinya di bagian bawah menjemari dengan Formasi Oyo, sedangkan di
bagian atas menjemari dengan Formasi Kepek. Formasi ini didominasi oleh
batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping
terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 7
Laporan Lapangan
Karbonat
bagian timur.Berdasarkan kandungan fosil Lepidocyclina sp. danMiogypsina sp.,
ditentukan umur formasi ini adalah Miosen Tengah hingga Pliosen.
Lingkungan pengendapannya adalah laut dangkal (zona neritik) yang
mendangkal ke arah selatan (Surono dkk, 1992).
h. Formasi Kepek
Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa Kepek, tersebar di hulu. Rambatan
sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin. Batuan penyusunnya adalah
napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan ini lebih kurang 200 meter.
i. Endapan Permukaan
Endapan permukaan ini sebagai hasil dari rombakan batuan yang lebih tua
yang terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa kini. Terdiri dari bahan lepas
sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Surono dkk. (1992)
membagi endapan ini menjadi Formasi Baturetno (Qb), Aluvium Tua (Qt) dan
Aluvium (Qa). Sumber bahan rombakan berasal dari batuan Pra-Tersier
Perbukitan Jiwo, batuan Tersier Pegunungan Selatan dan batuan G. Merapi.
Endapan aluvium ini membentuk Dataran Yogyakarta-Surakarta dan dataran di
sekeliling Bayat. Satuan Lempung Hitam, secara tidak selaras menutupi
satuan di bawahnya. Tersusun oleh litologi lempung hitam, konglomerat, dan
pasir, dengan ketebalan satuan  10 m. Penyebarannya dari Ngawen, Semin,
sampai Selatan Wonogiri. Di Baturetno, satuan ini menunjukan ciri endapan
danau, pada Kala Pleistosen. Ciri lain yaitu: terdapat secara setempat laterit
(warna merah kecoklatan) merupakan endapan terarosa, yang umumnya
menempati uvala pada morfologi karst.

BAB III
DASAR TEORI
IV.1. Pengertian
Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi
karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi
karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi
disebut sebagai batuan karbonat.
IV.2. Penyusun Batuan Karbonat

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 8
Laporan Lapangan
Karbonat
Penyusun batugamping menurut Tucker (1991), komponen penyusun
batugamping dibedakan atas non skeletal grain, skeletal grain, matrix dan semen.
1. Non Skeletal grain, terdiri dari :
a. Ooid dan Pisoid
Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu
atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun
biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki
ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.
b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau
meruncing, ukuran peloid antara 0,1 – 0,5 mm. Kebanyakan peloid ini berasala
dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet (Tucker 1991).
c. Skeletal Grain
Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri
dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro.
3. Lumpur Karbonat atau Mikrit
Mikrit merupakan matriks yang biasanya berwarna gelap. Mikrit memiliki
ukuran butir kurang dari 4 mikrometer. Mikrit dapat mengalami alterasi dan dapat
tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar (Tucker, 1991).
4. Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan
mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks.

IV.3. Klasifikasi Batuan Karbonat


Dalam penamaan batuan karbonat di lapangan secara langsung
(Megaskopis) praktikan menggunakan klasifikasi dari Dunham (1962) dan Embry
Klovan (1971).

1. Klasifikasi Dunham (1962)


Klasifikasi Dunham ini didasarkan pada tekstur pengendapan dari
batugamping. Dunham lebih menekankan apakah batuan tersebut mud supported
atau grain supported. Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di
dalam matriks lumpur karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut
mengandung butiran yang tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Lain
halnya apabila antar butirannya saling bersinggungan disebut packstone /

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 9
Laporan Lapangan
Karbonat
grainstone. Boundstone untuk batugamping mengindikasikan asal-usul
komponen-komponennya yang direkatkan bersama selama proses deposisi.

Tabel Klasifikasi Dunham (1962)

2. Klasifikasi Embry dan Klovan


Klasifikasi ini memodifikasi klasifikasi Dunham dengan memasukkan batuan
karbonat berukuran kasar. Pada modifikasinya, wackestone yang memiliki ukuran
butir lebih dari 2 milimeter disebut floatstone, sedangkan grainstone dengan
butiran yang kasar disebut rudstone.

Tabel Klasifikasi Embry dan Klovan (1971)

IV.5. Fasies Dan Lingkungan Pengendapan


Fasies dan lingkungan pengendapan yang kami gunakan untuk
manginterpretasikan hasil dari kegiatan kami di lapangan karbonat adalah model
dari Wilson (1975).

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 10
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.5.1. Basin Fasies


Merupakan lingkungan yang terlalu dalam dan gelap bagi kehidupan organisme,
butiran pengisi lingkungan ini adalah berbutir halus dan hasil runtuhan plantonik.
IV.5.2. Open Shelf Fasies
Merupakan lingkungan yang kedalamannya beberapa puluh meter sampai ratusan
meter, mengandung oksigen, kadar garam normal, dan sirkulasi air yang baik.
IV.5.3. Toe of Slope Karbonat Facies
Merupakan lereng cekungan bagian bawah, dengan material endapannya berasal
dari daerah yang dangkal. Kondisinya seperti fasies 2.
IV.5.4. Fore Slope Facies
Merupakan lingkungan diatas bagian bawah oxygenation level sampai batas dasar
yang bergelombang, materialnya hasil rombakan.
IV.5.5. Organic Reef Facies
Lingkungan yang bergantung kepada energi air, kemiringan lereng, pertumbuhan
organisme, bagian yang ada diatas permukaan sedimentasi.
IV.5.6. Sand on Edge of Platform Facies
Merupakan daerah pantai yang dangkal, jarang dijumpai kehidupan organisme
laut.
IV.5.7. Open Platform Facies
Lingkungan yang terletak pada selat, danau, atau teluk di bagian belakang daerah
tepi paparan.
IV.5.8. Restricated Platform Facies
Merupakan endapan halus yang berada pada dangkal, pada telaga atau danau.
IV.5.9. Platform Evaporites
Lingkungan supratidal yang berkembang ke dalam lingkungan evaporit, proses
penguapan di lingkungan ini akan membentuk gypsum dan anhidrit.

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 11
Laporan Lapangan
Karbonat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1.STOPSITE 1
Stopsite 1 ini berada pada daerah Panggang, Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Stopsite satu berada pada daerah Panggang, dengan
cuaca cerah. Untuk mencapai stopsite ini cukup mudah karena jalannya
sendiri sudah teraspal dengan baik, namun juga perlu berhati-hati karena
mengingat jalanannya yang naik turun dan juga berkelok-kelok.. Pada lokasi
ini pertama-tama dosen memberikan materi mengenai morfologi karst, kontur
yang terisolir dan cara pendeskripsian. Pada stopsite 1 ini kita menemukan
sebuah singkapan batuan sedimen karbonat berupa framestone dan rudstone.

IV.1.1. FOTO SINGKAPAN

Foto Parameter Singkapan LP 1 dengan Azimuth N 287 °E


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 12
Laporan Lapangan
Karbonat

Foto Parameter Singkapan LP 2 dengan Azimuth N 353˚E


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

IV.1.2.DESKRIPSI LITOLOGI
Litologi 1

Foto Parameter Litologi 1


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Deskripsi Litologi :

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 13
Laporan Lapangan
Karbonat
Framestone, kuning kecoklatan, Amorf, A: Skeletal Utuh, M: Lumpur
Karbonat, S: Kalsit, Masif

Litologi 2

Foto Parameter Litologi 2


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Deskripsi Litologi :
Rudstone, abu-abu, Rudite, menyudut, Buruk, Grain supported, A: Skeletal
Pecahan & Non-skeletal (Intraclasts), M: Lumpur Karbonat, S: Kalsit, Masif.

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 14
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.1.3. FOTO BENTANG ALAM

LP I

Cuaca
Azimuth

Foto Bentang Alam 2


: Cerah
: N 287oE

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 15
Laporan Lapangan
Karbonat

LP II

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 16
Laporan Lapangan
Karbonat

Cuaca
Azimuth : N 353oE
Foto Bentang Alam 1
: Cerah

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 17
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.1.4. PROFIL KASAR

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 18
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.1.5. PENAMPANG STOPSITE 1

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 19
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.2.STOPSITE 2
Stopsite 2 ini berada pada daerah Panggang, Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dengan cuaca cerah. Dari stopsite 1 kita membutuhkan
waktu kira-kira 30 menit untuk menuju ke lokasi stopsite 2. Stopsite ini dosen
memberikan materi mengenai kenampakan batuan yang tersingkap terdapat
dua struktur yang berbeda, struktur pada lapisan batuan paling atas adalah
masif sedangkan yang dibawahnya merupakan perlapisan. Pada singkapan ini
terdapat atau ditumbuih banyak vegetasi.
IV.2.1. Foto Parameter Singkapan

Foto Parameter Singkapan 2, dengan azimuth N 320˚E


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 20
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.2.2. DESKRIPSI LITOLOGI

Foto Parameter Litologi 1


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Deskripsi Litologi 1 :
Packstone tuffaan, abu-abu, arenite, menyudut, baik, mud supported, A:
Skeletal & Non-skeletal (Extraclasts), M: Lumpur Karbonat, S: Kalsit,
Perlapisan

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 21
Laporan Lapangan
Karbonat

Foto Parameter Litologi 2


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Deskripsi Litologi 2 :
Packstone tufaan, abu-abu terang, arenite ( 0.06 mm – 2 mm), menyudut,,
baik, mud supported, A: Skeletal & Non-skeletal (Extraclasts), M: Lumpur
karbonat, S: Kalsit, Perlapisan.

Foto Parameter Litologi 3


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 22
Laporan Lapangan
Karbonat
Deskripsi Litologi 3 :
Grainstone, Kuning, Arenite (0.06 mm - 2 mm), menyudut, Baik, Grain
supported, A: Non-skeletal (Interclasts (Intraclasts)), M: Lumpur Karbonat, S:
Kalsit, Masif.

Foto Parameter Litologi 4


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

Deskripsi Litologi 4 :
Rudstone, abu-abu kekuningan, Rudite (>2 mm), menyudut, buruk, grain
supported, A: Skeletal (pecahan) & Non-skeletal (Intraclasts), M: Lumpur
karbonat, S: Kalsit, Masif

IV.2.3. PROFIL KASAR

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 23
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.2.4. BENTANG ALAM

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 24
Laporan Lapangan
Karbonat

Cuaca
Azimuth : N320 oE
Foto Bentang Alam
: Cerah

IV.3. STOPSITE 3

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 25
Laporan Lapangan
Karbonat
Dalam perjalanan menuju stopsite ketiga ini cukup mudah, karena kondisi
jalan menuju lokasi singkapan sangat bagus, dan sudah cukup mudah, walaupun
jalannya yang naik turun dan berkelok-berkelok. Keadaan cuaca pada stopside 3
ini cerah. Stopsite ini tersingkap di pinggir jalan berupa tebing dimana singkapan
secara keseluruhan memperlihatkan perlapisan pada singkapan ini ditumbuhi oleh
banyak vegetasi. Pada stopsite ini di temukan singkapan yang dimana semakin
keatas butirannya semakin kasar. Daerah ini juga mengalami shallowing
up/mendangkal.
V.3.1.DESKRIPSI SINGKAPAN

Foto Parameter Singkapan 3, dengan azimuth N 243˚E


Foto oleh Sarjito

IV.3.2. DESKRIPSI LITOLOGI

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 26
Laporan Lapangan
Karbonat

Foto Parameter Litologi 1


Foto oleh Givo Novenda
Deskripsi Litologi 1 :
Mudstone, kuning, Lutite (<0.06 mm), Tidak teridentifikasi, Baik, Mud
supported, A: Skeletal & Non-skeletal (Intraclasts), M: Lumpur Karbonat, S:
Kalsit, Perlapisan.

Foto Parameter Litologi


Foto oleh Givo Novenda

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 27
Laporan Lapangan
Karbonat
Deskripsi Litologi 2 :
Packstone, kuning kecoklatan, Rudite (> 2 mm), menyudut, buruk, mud
supported, A: Skeletal (Coral, Oolit, Foram, Alga) & Non-skeletal (Piscoid,
Intraclasts), M: Lumpur Karbonat, S: Kalsit, Perlapisan.

Foto Parameter Litologi 3


Foto oleh Givo Novenda

Deskripsi Litologi 3 :
Granistone, krem, arenite (0.06 – 2 mm), membundar, baik, grain supported,
A: Non-skeletal (Intraclasts), M: Lumpur Karbonat, S: Kalsit, Perlapisan.

Foto Parameter Litologi 4


Foto oleh Givo Novenda

Deskripsi Litologi 4 :

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 28
Laporan Lapangan
Karbonat
Floatstone, kuning kecoklatan, Rudite (> 2 mm), menyudut, buruk, matrix
supported, A: Skeletal (pecahan) & Non-skeletal (Intraclasts), M: Lumpur
Karbonat, S: Kalsit, Perlapisan.

Foto Parameter Litologi 5


Foto oleh Givo Novenda

Deskripsi Litologi 5 :
Boundstone, kuning(fresh) & hitam(lapuk), Amorf, A: , M: Lumpur
karbonat, S: Kalsit, Perlapisan.

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 29
Laporan Lapangan
Karbonat
IV.3.3. PROFIL KASAR

IV.3.4. BENTANG ALAM

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 30
Laporan Lapangan
Karbonat

Cuaca
Arah Kamera : N243 oE
Foto Bentang Alam
: Cerah

IV.4. STOPSITE 4

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 31
Laporan Lapangan
Karbonat
Stopsite 4 ini berada di daerah Gunungkidul dan tersingkap di pinggir jalan.
Letak stopsite ini cukup jauh dari stopsite 3. Singkapan ini telah mengalami
proses pedogenesis, yaitu singkapan berupa batugamping yang tersingkap
dilingkungan kering sehingga terjadilah proses Caliche dan ada juga fase
pengerasan dan rekristalisasi ulang batugamping lalu terlapukkan sehingga
bagian atasnya menjadi active soil. Urutannya dari yang tebawah adalah Host
Rock, Transition, Chalky, Nodular Chalky, Nodular, Platy, Hardpan, dan
Active Soil.

IV.4.1.DESKRIPSI SINGKAPAN

Foto Parameter Singkapan 4, dengan azimuth N 156˚E


Foto oleh Wurianindya Pratiwi

IV.4.2. PROFIL KASAR

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 32
Laporan Lapangan
Karbonat

IV.4.3. BENTANG ALAM

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 33
Laporan Lapangan
Karbonat

Cuaca
Arah Kamera : N156 oE
Foto Bentang Alam
: Cerah

IV.5. INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 34
Laporan Lapangan
Karbonat
Setelah pendeskripsian dan penamaan dari batuan sedimen karbonat yang
telah dilakukan, didapatkan pada stopsite 1 ditemukan mudstone diantara
framestone yang menandakan lingkungan tersebut berada pada lingkungan
Organic Reef Platform Margin, sedangkan pada stopsite 2 dan 3 ditemukan
batugamping yang relatif mud supported dan matriks supported, seperti floatstone
pada lapisan yang paling atas stopsite 2, dan rudstone dan floatstone pada stopsite
3 yang mengindikasikan ini merupakan lingkungan Foreslope yang merupakan
material-material hasil rombakan.

Tabel Fasies Karbonat (Wilson, 1975)

IV.6. INTERPRETASI SEJARAH GEOLOGI

Nama : Wurianindya Pratiwi


Nim : 111.170.094
Plug : 4 35

Anda mungkin juga menyukai