PENDAHULUAN
Polimer dapat dikelompokan berdasarkan sumbernya, yaitu polimer alami dan polimer
sintetis. Selain itu polimer dapat juga dikelompokan dari susunan rantai, reaksi
polimerisasi, jenis monomer, sifat termal dan aplikasinya. Polimer sintetik merupakan
material yang banyak digunakan di keseharian kita dalam berbagai aplikasi. Salah satu
jenis polimer sintetik yang banyak digunakan secara komersial baik dalam industri salah
satunya urea formaldehid.
Urea formaldehid resin adalah hasil kondensasi urea dengan formaldehid. Resin jenis ini
termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap asam,
basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Polimer thermoset dibuat dengan
menggabungkan komponen-komponen yang bersifat saling menguatkan sehingga
dihasilkan polimer dengan derajat crosslink yan sangat tinggi. Karena sifat-sifat diatas,
aplikasi resin urea formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid
dapat berkembang dengan pesat.
Oleh karena itu, percobaan polimerisasi urea formaldehid ini perlu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana proses polimerisasi urea formaldehid, dan kadar formaldehid
bebas pada resin.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui mengetahui kandungan formaldehid bebas dari setiap percobaan.
b. Mengetahui hubungan waktu terhadap formaldehid bebas.
c. Mengetahui hubungan konsentrasi (Ca) terhadap nilai Ln Cao/Ca dan konstanta laju
reaksi (k).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Resin urea formaldehid adalah salah satu polimer yang merupakan kondensasi urea
dengan formaldehid. Resin ini produk yang sangat penting di bidang plastik, pelapisan
dan perekat. Hasil reaksi antara urea dan formaldehid adalah resin yang termasuk ke
dalam golongan thermosetting, artinya mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa,
tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh (Risuiyanto, 2009).
Resin Urea Formaldehid (UF) merupakan produk polikondensasi urea dan formaldehid
baik dalam media basa atau netral atau asam atau alkali. Moulding ke partikel bubuk
urea formaldehid atau ikatan dengan resin Urea Formaldehid (UF) biasanya
menghasilkan produk unggulan sebanding dengan kondensasi formaldehid lain
(petrokimia) plastik, tetapi hanya dapat digunakan dalam interior non-struktural aplikasi
(D’Aleko, 1955).
.….(2.1)
(Hartono, 1992)
Penentuan Orde dan Konstanta Laju Reaksi Persamaan umum laju reaksi:
𝑑𝐶𝑓
− = 𝑘 ∗ 𝐶𝑓 𝑛 ………………………………..(2.2)
𝑑𝑡
Untuk menentukan orde dan konstanta laju reaksi secaea sederhana digunakan metoda
integral. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 1 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
𝑑𝐶𝑓
− = 𝑘 ∗ 𝐶𝑓 1 ………………………………..(2.2)
𝑑𝑡
𝐶𝑓 𝑑𝐶𝑓 𝑡
∫𝐶0 = − ∫0 𝑘 ∗ 𝑑𝑡…………………………….(2.3)
𝐶𝑓
𝐶𝑓
ln 𝐶𝑜 = −𝑘. 𝑡………………………………....(2.4)
ln 𝐶𝑓 = ln 𝐶𝑜 − 𝑘𝑡……………………………..(2.5)
Dengan demikian, bila dialurkan ln Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh hubungan
linier dengan gradien garis –k menunjukkan konstanta laju reaksi (Azizah, 2004).
(Azizah, 2004).
Keterangan:
1. Heat Mantle
2. Labu leher 4
3. Pipet volume
4. Termometer
5. Motor pengaduk
6. Batang pengaduk
7. Kondensor
8. Statif dan Klem
Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang dilengkapi
kondensor dan thermometer, Labu berleher ini ditempatkan dalam penangas minyak
atau air. Kondensor berfungsi mengembunkan air yang menguap selama proses
polimerisasi. Hal ini dimaksudkan mempercepat tercapainya kesetimbangan reaksi.
Larutan tersebut juga harus sambil diaduk sehingga larutan tetap homogen selama
pemanasan.
Pada percobaan ini ada beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dan
hasil reaksi diantaranya yaitu temperature, waktu reaksi dan perbandingan bahan
yang digunakan. Perubahan pada kondisi reaksi akan menghasilkan resin yang
sangat bervariasi, sehingga produk akhir yang dihasilkan berbeda dan brvariasi pula.
1.2000
1.1800 1.1856 1.1828
Berdasarkan Gambar 4.1 yaitu grafik hubungan densitas resin terhadap waktu dapat
dilihat bahwa semakin lama waktu pereaksian resin maka semakin tinggi pula densitas
resin yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan literatur (Syaichurrozi dkk, 2016) yang
menyatakan bahwa semakin lama reaksi berlangsung maka akan semakin tinggi densitas
resinnya karena semakin banyak produk yang dihasilkan, dan akan konstan bila semua
reaktan sudah terkonversi selama reaksi.
20.0000
18.0000
17.2673
16.0000
14.0000
Ca (gr/100 mL)
12.0000
10.0000
9.3093
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.9009 0.6006 0.4505 0.7508 0.3003
0.0000
-20 0 20 40 60 80
Waktu (Menit)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Kadar Formaldehid Bebas terhadap Waktu
Berdasarkan Gambar 4.2 yaitu grafik hubungan kadar formaldehid bebas terhadap
waktu dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pereaksian resin yang ingin dititrasi,
maka semakin rendah kadar formaldehid bebas yang diperoleh. Hal ini dikarenakan
adanya pengaruh volume titrasi yang didapatkan, pada percobaan ini kadarnya semakin
rendah ketika waktu pendidihan yang digunakan lebih lama. Hal ini sesuai dengan
literatur (Marina dan Firmanto, 2017) yang mengatakan kadar formaldehid
bebas berkurang sejalan dengan bertambahnya waktu. Selain volume titrasi, kadar
formaldehid, normalitas H2SO4, ekivalen dan volume sampel.
5.0000
4.5000 y = 0.0448x + 1.0989
R² = 0.6938 4.0518
4.0000
3.5000 3.6463
3.3586
3.1355
Ln (Cao/Ca)
3.0000 2.9532
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000 0.6178
0.0000 0.0000
-20 0 20 40 60 80
Waktu (Menit)
3.5000
3.2721
3.0000 y = 0.0351x + 0.2175
R² = 0.7887
2.5000
2.1621
(1/Ca-1/Cao)
2.0000
1.5000 1.6071
1.2741
1.0000 1.0521
0.5000
0.0000 0.0495
0.0000
-20 0 20 40 60 80
-0.5000
Waktu (Menit)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. Pada percobaan sampel 0 di dapat formaldehid bebas sebesar 17,2673 gr/100mL ,
pada sampel 1 di dapat formaldehid bebas sebesar 9,3093 gr/100mL , pada sampel
2 di dapat formaldehid bebas sebesar 3,0030 gr/100mL, pada sampel 3 formaldehid
bebas sebesar 0,9009 gr/100mL , pada sampel 4 formaldehid bebas sebesar 0,6006
gr/100mL, pada sampel 5 formaldehid bebas yang di dapat sebesar0,4505
gr/100mL, pada sampel 6 formaldehid yang di dapat sebesar 0,7508 gr/100mL,
pada sampel 7 formaldehid yang di dapat sebesar 0,3003 gr/100mL.
b. Semakin lama waktu pemanasan maka semakin kecil kadar dari formaldehid bebas.
Sehingga hubungan waktu pemanasan terhadap formaldehid bebas adalah
berbanding terbalik.
c. Nilai konsentrasi (Ca) sangat berpengaruh pada nilai Ln Cao/Ca dan nilai k.
Semakin kecil nilai konsentrasi (Ca) maka semakin besar nilai Ln Cao/Ca
menyebabkan nilai k yang mengalami nilai naik dan turun.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya agar disediakan kaca mata untuk praktikum agar
praktikan lebih memperhatikan keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja praktikan
selama praktikum berlangsung.-
DAFTAR PUSTAKA
Data Pengamatan :
Volume Formaldehid : 300 ml
Kemurnian Formaldehid : 37 %
Massa Formaldehid : 119,325 gram
Mol Formaldehid : 3,9375 mol
Massa Urea : 200,6648 gram
Mol Urea : 3,3113 mol
F/U : 1,2
Massa Campuran : 337,7201 gram
Jenis Katalis : Amonia
Massa Katalis : 16,8860 gram
Volume Katalis : 18,6999 mL
Jenis Buffer : Natrium Sulfid
Massa Buffer : 0,8443 gram
Massa Piknometer Kosong : 23,4464 gram
Massa Pikno Kosong + Aquadest : 48,3264 gram
Densitas Air (25oC) : 0,9971 g/cm3
Konsentrasi Asam Sulfat : 0,5 N
= 337,7201 gram
f. Massa Amonia = 5% x MTC
= 5% x 337,7201 gram
= 16,8860 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 16,8860 𝑔𝑟𝑎𝑚
g. Volume Amonia = 𝐵𝐽 𝑥 % = = 18,6999 mL
0,903 𝑔𝑟/𝑚𝐿
= 1,0224g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
b. Resin 1, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,3144−23,4464
= 24,9524
= 1,1168 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
c. Resin 2, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
52,2350−23,4464
= 24,9524
= 1,1537 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
d. Resin 3, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,8562−23,4464
= 24,9524
= 1,1386 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
e. Resin 4, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,8728−23,4464
= 24,9524
= 1,1392 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
f. Resin 5, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
53,0294−23,4464
= 24,9524
= 1,1856 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
g. Resin 6, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
52,9591−23,4464
= 24,9524
= 1,1828 g/cm3
k = 0/menit
b. Sampel 1
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 =𝑘𝑥0
9,3093
k = 0/menit
c. Sampel 2
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 15
0,9009
k = 0,1969/menit
d. Sampel 3
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 30
0,6006
k = 0,1120/menit
e. Sampel 4
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 45
0,4505
k = 0,0810/menit
f. Sampel 5
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 60
0,7508
k = 0,0523/menit
g. Sampel 6
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 75
0,3003
k = 0,0540/menit
b. Sampel 1
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 0
9,3093
𝑚𝑙
k=0 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
c. Sampel 2
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 15
0,9009
𝑚𝑙
k = 0,0701 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
d. Sampel 3
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 30
0,6006
k = 0,0536
e. Sampel 4
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 45
0,4505
𝑚𝑙
k = 0,0480 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
f. Sampel 5
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 60
0,7508
𝑚𝑙
k = 0,0212 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
g. Sampel 6
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 75
0,3003
𝑚𝑙
k = 0,0436 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡