Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif. Kertas,
plastik, ban, serat-serat alamiah, merupakan produk produk polimer. Polimer ialah
molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari pengulangan satuan-satuan
sederhana monomernya.

Polimer dapat dikelompokan berdasarkan sumbernya, yaitu polimer alami dan polimer
sintetis. Selain itu polimer dapat juga dikelompokan dari susunan rantai, reaksi
polimerisasi, jenis monomer, sifat termal dan aplikasinya. Polimer sintetik merupakan
material yang banyak digunakan di keseharian kita dalam berbagai aplikasi. Salah satu
jenis polimer sintetik yang banyak digunakan secara komersial baik dalam industri salah
satunya urea formaldehid.

Urea formaldehid resin adalah hasil kondensasi urea dengan formaldehid. Resin jenis ini
termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap asam,
basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Polimer thermoset dibuat dengan
menggabungkan komponen-komponen yang bersifat saling menguatkan sehingga
dihasilkan polimer dengan derajat crosslink yan sangat tinggi. Karena sifat-sifat diatas,
aplikasi resin urea formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid
dapat berkembang dengan pesat.

Oleh karena itu, percobaan polimerisasi urea formaldehid ini perlu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana proses polimerisasi urea formaldehid, dan kadar formaldehid
bebas pada resin.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui mengetahui kandungan formaldehid bebas dari setiap percobaan.
b. Mengetahui hubungan waktu terhadap formaldehid bebas.
c. Mengetahui hubungan konsentrasi (Ca) terhadap nilai Ln Cao/Ca dan konstanta laju
reaksi (k).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Resin urea formaldehid adalah salah satu polimer yang merupakan kondensasi urea
dengan formaldehid. Resin ini produk yang sangat penting di bidang plastik, pelapisan
dan perekat. Hasil reaksi antara urea dan formaldehid adalah resin yang termasuk ke
dalam golongan thermosetting, artinya mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa,
tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh (Risuiyanto, 2009).

Resin Urea Formaldehid (UF) merupakan produk polikondensasi urea dan formaldehid
baik dalam media basa atau netral atau asam atau alkali. Moulding ke partikel bubuk
urea formaldehid atau ikatan dengan resin Urea Formaldehid (UF) biasanya
menghasilkan produk unggulan sebanding dengan kondensasi formaldehid lain
(petrokimia) plastik, tetapi hanya dapat digunakan dalam interior non-struktural aplikasi
(D’Aleko, 1955).

Pembuatan Resin urea-formaldehid adalah:


a. Sintesis amonia dari karbondioksida
Amonia dan karbondioksida (reaktan) dicampurkan pada tekanan tinggi
menghasilkan ammonium karbamat. Amonium karbamat selanjutnya dipekatkan
pada evaporator vakum menghasilkan urea. Urea yang dihasilkan dari hasil reaksi
akan dipisahkan menggunakan evaporator. Evaporatot bekerja dengan prinsip
destilasi, yatu berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang akan dipisahkan
adalah urea dari dari air yang melarutkannya. Air akan terpisahkan menuju labu lan
karena titik didihnya yang lebih rendah dari urea, yaitu 100 oC sedangkan urea
132,7oC. Prinsip kerja : Evaporator berfungsi untuk mengurangi bahkan
menghilangkan kadar air dari suatu zat cair, sehingga didapat zat cair yang lebih
pekat, berkonsentrasi tinggi, dan lebih murni. Dalam hal ini zat yang menjadi lebih
murni dan pekat adalah urea.
b. Kondensasi urea dengan formaldehyd
Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi kondensasi antara urea dengan
formaldehid. Pada umumnya reaksi menggunakan katalis hidroksida alkali dan
kondisi reaksi dijaga tetap pada pH 8-9 agar tidak terjadi reaksi Cannizaro, yaitu
reaksi diproporsionasi formaldehid menjadi alkohol dan asam karboksilat. Untuk
menjaga agar pH tetap maka dilakukan penambahan ammonia sebagai buffer ke
dalam campuran
(D’Aleko, 1955).

Berdasarkan sifat polimer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :


1. Polimer Thermosetting yaitu polimer yang tidak lunak apabila dipanaskan sehingga
akan sulit dibentuk ulang.
2. Polimer Thermoplastik yaitu polimer yang dapat lunak apabila dipanaskan sehingga
mudah untuk dibentuk ulang.
(Praptowidodo, 2009)

Ada 3 tahap reaksi yang terjadi pada proses polimerisasi:


1. Tahap inisiasi yaitu pembentukan radikal bebas dan bereaksi dengan monomer.
2. Tahap propagasi yaitu terdapat reaksi penggabungan sejumlah besar monomer
membentuk rantai polimer.
3. Tahap terminasi yaitu tahap dimana terjadi penghentian reaksi (radikal bebas)
(Praptowidodo, 2009)

Pada prinsipnya pembuatan produk-produk urea formaldehid dilakukan melalui


beberapa tahapan:
1) Tahap intermediet merupakan suatu tahap untuk mendapatkan resin yang masih
berupa larutan dan dapat larut dalam air atau pekarut lainnya.
2) Tahap persiapan, pada tahap ini resin merupakan produk dari tahap intermediet
yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain. Penambahan akan menetukan produk
akhir dari polimer.
3) Tahap curing, pada tahap ini kondensasi tetap berlangsung polimer membentuk
rangkaian tiga dimensi yang sangat kompleks dan menjadi Thermosetting resin.
(D’Aleko, 1955).

Berikut adalah reaksi polimerisasi antara urea dan formaldehid:

.….(2.1)
(Hartono, 1992)

Kecepatan reaksi kimia dapat diungkapkan sebagai perbandingan perubahan konsentrasi


pereaksi atau produk terhadap waktu. Untuk mempelajari kinetika reaksi, larutan resin
urea formaldehid dideteksi konsentrasi jumlah formaldehid yang bebas. Konstanta laju
reaksi menunjukkan mudah tidaknya reaksi berlangsung. Setiap laju reaksi memiliki
nilai k tertentu bergantung pada sifat pereaksi. Semakin besar nilai k maka reaksi akan
semakin cepat berlangsung, begitu pun sebaliknya (Azizah, 2004).

Penentuan Orde dan Konstanta Laju Reaksi Persamaan umum laju reaksi:

𝑑𝐶𝑓
− = 𝑘 ∗ 𝐶𝑓 𝑛 ………………………………..(2.2)
𝑑𝑡

Untuk menentukan orde dan konstanta laju reaksi secaea sederhana digunakan metoda
integral. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 1 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:

𝑑𝐶𝑓
− = 𝑘 ∗ 𝐶𝑓 1 ………………………………..(2.2)
𝑑𝑡

Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

𝐶𝑓 𝑑𝐶𝑓 𝑡
∫𝐶0 = − ∫0 𝑘 ∗ 𝑑𝑡…………………………….(2.3)
𝐶𝑓
𝐶𝑓
ln 𝐶𝑜 = −𝑘. 𝑡………………………………....(2.4)

ln 𝐶𝑓 = ln 𝐶𝑜 − 𝑘𝑡……………………………..(2.5)
Dengan demikian, bila dialurkan ln Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh hubungan
linier dengan gradien garis –k menunjukkan konstanta laju reaksi (Azizah, 2004).

Persamaan kinetika reaksi orde 2 adalah


𝑑𝐶𝑓
− = 𝑘𝐶𝑓 2 …….…………………………..(2.6)
𝑑𝑡
𝐶𝑓 𝑑𝐶𝑓 𝑡
∫𝐶𝑜 = 𝑘 ∫0 𝑑𝑡………………………………(2.7)
𝐶𝑓 2
1 1
− = −𝑘𝑡………………………………..(2.8)
𝐶𝑜 𝐶𝑓
1 1
= + 𝑘𝑡…………………………………..(2.9)
𝐶𝑓 𝐶𝑜

(Azizah, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi polimerisasi yaitu :


1. Temperatur
Meningkatnya temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi.
Kenaikan temperatur dapat mempengaruhi jumlah produk yang terbentuk,
tergantung pada jenis reaksi (endoterm atau eksoterm). Oleh karena itu diperlukan
optimasi untuk mencapai hasil yang dinginkan.
2. Katalis
Katalis berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi katalis yang biasa digunakan
NH4CH karena reaksi berlangsung pada kondisi basa.
3. Waktu resin
Semakin lama waktu reaksi, maka jumlah produk yang dihasilkan akan berkadar
tinggi dan berat molekulnya pun tinggi karena jumlah produknya banyak.
4. Perbandingan jumlah mol reaktan
Semakin besar jumlah perbandingan semakin besar juga kecepatan pembentukan
senyawa yang mempuyai ikatan silang.
(Hartono, 1992)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Labu leher 4
b. Heat mantel
c. Motor pengaduk
d. Statif
e. Klem
f. Kondensor
g. Pompa
h. Termometer
i. Gelas ukur 500 mL
j. Buret 50 mL
k. Pipet volume 25 mL
l. Pipet ukur 1 mL
m. Pipet ukur 10 mL
n. Piknometer 25 mL
o. Erlenmeyer 100 mL
p. Corong Kaca
q. Cawan Porselen
r. Spatula
s. Bulb
t. Neraca analitik
u. Selang
v. Pipet tetes
w. Pipet volume 50 ml
x. Gelas kimia 100 ml
3.1.2 Bahan
a. Urea (CO(NH2)2)
b. Formaldehid (CH2O)
c. Natrium Sulfit (Na2SO3)
d. Amonia (NH3)
e. Natrium Karbonat (Na2CO3)
f. Alkohol
g. Indikator pp
h. Asam Sulfat (H2SO4)
i. Aquadest

3.2 Rangkaian Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Polimerisasi Urea Formaldehid

Keterangan:
1. Heat Mantle
2. Labu leher 4
3. Pipet volume
4. Termometer
5. Motor pengaduk
6. Batang pengaduk
7. Kondensor
8. Statif dan Klem

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Polimerisasi Urea Formaldehid
a. Disiapkan dan dirangkai alat polimerisasi.
b. Dimasukkan formaldehid ke dalam labu leher 4 sebanyak 300 mL.
c. Ditambahkan katalis ammonia sebanyak 5% dari massa total campuran dan buffer
Na2CO3 sebanyak 5% dari massa katalis ke dalam labu leher 4.
d. Diaduk campuran dengan motor pengaduk sampai merata dan ditetapkan sebagai
sampel 0.
e. Ditambahkan urea dengan rasio F/U yang telah ditentukan, kemudian campuran
diaduk hingga merata dan ditetapkan sebagai sampel 1.
f. Dipanaskan kembali campuran pada suhu 80-90˚C sampai mendidih selama 15
menit, kemudian ditetapkan sebagai sampel 3.
g. Diulangi langkah g sampai diperoleh sampel ke-n.

3.3.2 Analisa Kadar Formaldehid Bebas


a. Dimasukkan 1 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 100 mL dan dilarutkan dalam 5 mL
alkohol 95%.
b. Ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes.
c. Ditambahkan larutan Na2SO3 2 N sebanyak 25 mL ke dalam Erlenmeyer hingga
terjadi perubahan warna.
d. Didiamkan selama 10 menit.
e. Dilakukan titrasi dengan larutan H2SO4 0,5N hingga warna yang terbentuk hilang.
3.3.3 Penentuan Densitas
a. Ditentukan volume piknometer sebenarnya dengan menggunakan kaibrasi dengan
aquadest.
b. Ditimbang piknometer yang berisikan sampel dengan menggunakan neraca analitik.
BAB IV
PEMBAHASAN

Polimer adalah molekul raksasa (makromolekul) yang disusun dari monomer-monomer


melalui peristiwa polimerisasi. Polimerisasi adalah peristiwa begabungnya molekul-
molekul kecil (monomer) untuk membentuk molekul besar (polimer).

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan urea dan formalin sehingga


menghasilkan urea formaldehid. Reaksi berlangsung pada kondisi basa dengan
amoniak (NH4OH) sebagai katalis dan Na 2CO3 sebagai buffer. Buffer ini berfungsi
menjaga kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis. Analisa awal
dilakukan dengan menggunakan blanko berupa larutan formaldehid, NH 4OH dan
Na2CO3. Sampel ke-0 diambil setelah urea ditambahkan pada larutan dan diaduk
sempurna. Setelah itu dilakukan pemanasan sampai rentang suhu 80 - 90 °C untuk
mempercepat reaksi.

Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang dilengkapi
kondensor dan thermometer, Labu berleher ini ditempatkan dalam penangas minyak
atau air. Kondensor berfungsi mengembunkan air yang menguap selama proses
polimerisasi. Hal ini dimaksudkan mempercepat tercapainya kesetimbangan reaksi.
Larutan tersebut juga harus sambil diaduk sehingga larutan tetap homogen selama
pemanasan.

Pada percobaan ini ada beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dan
hasil reaksi diantaranya yaitu temperature, waktu reaksi dan perbandingan bahan
yang digunakan. Perubahan pada kondisi reaksi akan menghasilkan resin yang
sangat bervariasi, sehingga produk akhir yang dihasilkan berbeda dan brvariasi pula.
1.2000
1.1800 1.1856 1.1828

Densitas Resin (gr/cm3)


1.1600 1.1537
1.1400 1.1386 1.1392
1.1200 1.1168
1.1000
1.0800
1.0600
1.0400
1.0200 1.0224
1.0000
-20 0 20 40 60 80
Waktu (Menit)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Densitas Resin terhadap Waktu

Berdasarkan Gambar 4.1 yaitu grafik hubungan densitas resin terhadap waktu dapat
dilihat bahwa semakin lama waktu pereaksian resin maka semakin tinggi pula densitas
resin yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan literatur (Syaichurrozi dkk, 2016) yang
menyatakan bahwa semakin lama reaksi berlangsung maka akan semakin tinggi densitas
resinnya karena semakin banyak produk yang dihasilkan, dan akan konstan bila semua
reaktan sudah terkonversi selama reaksi.

20.0000
18.0000
17.2673
16.0000
14.0000
Ca (gr/100 mL)

12.0000
10.0000
9.3093
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.9009 0.6006 0.4505 0.7508 0.3003
0.0000
-20 0 20 40 60 80
Waktu (Menit)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Kadar Formaldehid Bebas terhadap Waktu

Berdasarkan Gambar 4.2 yaitu grafik hubungan kadar formaldehid bebas terhadap
waktu dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pereaksian resin yang ingin dititrasi,
maka semakin rendah kadar formaldehid bebas yang diperoleh. Hal ini dikarenakan
adanya pengaruh volume titrasi yang didapatkan, pada percobaan ini kadarnya semakin
rendah ketika waktu pendidihan yang digunakan lebih lama. Hal ini sesuai dengan
literatur (Marina dan Firmanto, 2017) yang mengatakan kadar formaldehid
bebas berkurang sejalan dengan bertambahnya waktu. Selain volume titrasi, kadar
formaldehid, normalitas H2SO4, ekivalen dan volume sampel.

5.0000
4.5000 y = 0.0448x + 1.0989
R² = 0.6938 4.0518
4.0000
3.5000 3.6463
3.3586
3.1355
Ln (Cao/Ca)

3.0000 2.9532
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000 0.6178
0.0000 0.0000
-20 0 20 40 60 80
Waktu (Menit)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan ln Ca0/Ca terhadap Waktu pada Orde 1

3.5000
3.2721
3.0000 y = 0.0351x + 0.2175
R² = 0.7887
2.5000
2.1621
(1/Ca-1/Cao)

2.0000

1.5000 1.6071
1.2741
1.0000 1.0521

0.5000

0.0000 0.0495
0.0000
-20 0 20 40 60 80
-0.5000
Waktu (Menit)

Gambar 4.4 Grafik Hubungan 1/Ca-1/Ca0 terhadap Waktu pada Orde 2


Berdasarkan Gambar 4.3 yaitu grafik hubungan antara ln Ca0/Ca terhadap waktu pada
orde 1 dan Gambar 4.4 yaitu grafik hubungan 1/Ca-1/Ca0 terhadap waktu pada orde 2
disimpulkan bahwa nilai regresi tertinggi (R2) terdapat pada orde 2 yaitu 0,7887 atau
nilai tersebut hampir mendekati 1 dengan persamaan y=0,0351x + 0,2175 sedangkan
pada orde 1 memiliki nilai regresi (R2) sebesar 0,6938 dengan persamaan y=0,0448x +
1,0989 sehingga reaksi mengikuti orde 2 dengan y=mx atau y=0,0351x.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. Pada percobaan sampel 0 di dapat formaldehid bebas sebesar 17,2673 gr/100mL ,
pada sampel 1 di dapat formaldehid bebas sebesar 9,3093 gr/100mL , pada sampel
2 di dapat formaldehid bebas sebesar 3,0030 gr/100mL, pada sampel 3 formaldehid
bebas sebesar 0,9009 gr/100mL , pada sampel 4 formaldehid bebas sebesar 0,6006
gr/100mL, pada sampel 5 formaldehid bebas yang di dapat sebesar0,4505
gr/100mL, pada sampel 6 formaldehid yang di dapat sebesar 0,7508 gr/100mL,
pada sampel 7 formaldehid yang di dapat sebesar 0,3003 gr/100mL.
b. Semakin lama waktu pemanasan maka semakin kecil kadar dari formaldehid bebas.
Sehingga hubungan waktu pemanasan terhadap formaldehid bebas adalah
berbanding terbalik.
c. Nilai konsentrasi (Ca) sangat berpengaruh pada nilai Ln Cao/Ca dan nilai k.
Semakin kecil nilai konsentrasi (Ca) maka semakin besar nilai Ln Cao/Ca
menyebabkan nilai k yang mengalami nilai naik dan turun.

5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya agar disediakan kaca mata untuk praktikum agar
praktikan lebih memperhatikan keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja praktikan
selama praktikum berlangsung.-
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, U., 2004, Laju Reaksi. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.


D’Aleko, G. C., 1955. Experiment Plastic and Syntetic, Johw Winey. New York
Hart, Harold., Craine, Leslie E., Hart, David J., 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat. Erlangga, Jakarta
Hartono, A. J., Rusdiharsono, A. 1992. Memahami Polimer dan Perekatnya. ITB.
Bandung
Marina, F., Firmanto, Fariz I. 2017, Pengaruh Kadar Katalis Terhadap Pembuatan
Resin Ureaformaldehid Skala Laboratorium. Untirta. Cilegon
Praptowidodo, 2009. Urea Formaldehid. Instruksional Jurusan Teknik Kimia. Bandung
Risuiyanto, 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta
Syaichurrozi, I., Winarni, Della T., Napitasari, M., Sandy, Y., Almundzir, Y.,
Heriyanto, H., 2016. Pengaruh Rasio Molar Formaldehid/Urea (F/U)
menggunakan Katalis NaOH dan NH4OH terhadap Pembuatan Resin Urea
Formaldehid Skala Laboratorium. Untirta. Cilegon.
LAMPIRAN

Data Pengamatan :
Volume Formaldehid : 300 ml
Kemurnian Formaldehid : 37 %
Massa Formaldehid : 119,325 gram
Mol Formaldehid : 3,9375 mol
Massa Urea : 200,6648 gram
Mol Urea : 3,3113 mol
F/U : 1,2
Massa Campuran : 337,7201 gram
Jenis Katalis : Amonia
Massa Katalis : 16,8860 gram
Volume Katalis : 18,6999 mL
Jenis Buffer : Natrium Sulfid
Massa Buffer : 0,8443 gram
Massa Piknometer Kosong : 23,4464 gram
Massa Pikno Kosong + Aquadest : 48,3264 gram
Densitas Air (25oC) : 0,9971 g/cm3
Konsentrasi Asam Sulfat : 0,5 N

Tabel Data Pengamatan Polimerisasi Urea Formaldehid


Waktu M Piknometer + Sampel Suhu V H2SO4
Sampel
(menit) (gram) (oC) (ml)
0 0 48,9579 25 11.8
1 0 51,3144 25 6.5
2 15 52,235 92 0.7
3 30 51,8562 91 0.6
4 45 51,8728 94 0.5
5 60 53,0294 94 0.5
6 75 52,9591 90 0.5
1. Menghitung Massa Campuran
a. Massa Formaldehid =V x BJ x Kemurnian
= 300 x 1,075 x 37%
= 119,325 gram
𝑔𝑟 119,325 𝑔𝑟𝑎𝑚
b. Mol formaldehid = 𝑚𝑟 = 30,03 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 3,9735 mol
𝑀𝑜𝑙 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 3,9375
c. Mol Urea = = = 3,3113 mol
𝐹/𝑈 1,2

d. Massa Urea = Mol urea x Mr


= 3,3113 mol x 60,6 g/mol
= 200,6648 gram
e. Massa Campuran = Massa Formaldehid + Massa Urea + 5% Massa Campuran +
2 25/10000 Massa Campuran
= 119,325 + 200,6648 + 0,05 MTC + 0,0025 MTC
319,9898
MTC = 1−0,0525

= 337,7201 gram
f. Massa Amonia = 5% x MTC
= 5% x 337,7201 gram
= 16,8860 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 16,8860 𝑔𝑟𝑎𝑚
g. Volume Amonia = 𝐵𝐽 𝑥 % = = 18,6999 mL
0,903 𝑔𝑟/𝑚𝐿

h. Massa Na2CO3 = 5% x m. Amonia


= 5% x 16,8860
= 0,8443 gram

2. Menghitung Volume Piknometer


Massa Aquadest = M.Pikometer+aquadest - M. Piknometer Kosong
= 48,0620 – 23,3132
= 24,7488 gram
Ρ aquadest (30 oC) = 0,9957 g/cm3
𝑀 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 24,7488 𝑔𝑟𝑎𝑚
V aquadest = = = 24,9524 cm3
𝜌 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 0,9957 g/cm3

V Pikno = Vaquadest = 24,9524 cm3


Penentuan Densitas Resin
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
a. Resin 0, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
48,9579−23,4464
= 24,9524

= 1,0224g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
b. Resin 1, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,3144−23,4464
= 24,9524

= 1,1168 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
c. Resin 2, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
52,2350−23,4464
= 24,9524

= 1,1537 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
d. Resin 3, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,8562−23,4464
= 24,9524

= 1,1386 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
e. Resin 4, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
51,8728−23,4464
= 24,9524

= 1,1392 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
f. Resin 5, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
53,0294−23,4464
= 24,9524

= 1,1856 g/cm3
𝑀.𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑟𝑒𝑠𝑖𝑛−𝑀.𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
g. Resin 6, ρ = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
52,9591−23,4464
= 24,9524

= 1,1828 g/cm3

Tabel Penentuan Densitas Resin


Sampel M piknometer + sampel (gram) Densitas Resin (g/cm3)
0 48,9579 1,0224
1 51,3144 1,1168
2 51,0851 1,1077
3 52,235 1,1537
4 51,8562 1,1386
5 51,8728 1,3920
6 53,0294 1,1856
7 52,9591 1,1828

3. Penentuan Kadar Formaldehid Bebas


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
a. Sampel, 0 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (11,8−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000

CH2O = 17,2673 g/100 ml


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
b. Sampel, 1 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (6,5−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000

CH2O = 9,3093 g/100 ml


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
c. Sampel, 2 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (0,9−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000

CH2O = 0,9009 g/100 ml


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
d. Sampel, 3 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (0,7−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000

CH2O = 0,6006 g/100 ml


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
e. Sampel, 4 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (0,6−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000

CH2O = 0,4505 g/100 ml


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
f. Sampel, 5 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (0,8−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000

CH2O = 0,7508 g/100 ml


𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 𝐵𝑀 𝐹𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑑𝑒ℎ𝑖𝑑 (𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐻2𝑆𝑂4−𝑉 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻2𝑆𝑂4 𝑥 100
g. Sampel, 6 = =
100 𝑚𝑙 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
𝑔
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝐻2𝑂 30,03 𝑥 (0,5−0,3)𝑥 0,5 𝑥 100
𝑚𝑜𝑙
=
100 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙 𝑥 1000
CH2O = 0,3003 g/100 ml

Tabel Penentuan Kadar Formaldehid Bebas


Sampel Volume Titrasi (ml) Kadar Formaldehid Bebas (g/100 ml)
0 17,673
1 6,5 9,3093
2 2,3 3,0030
3 0,9 0,9009
4 0,7 0,6006
5 0,6 0,4505
6 0,8 0,7508
7 0,5 0,3003

4. Menghitung Orde Reaksi dan Konstanta Laju Reaksi


Menghitung Orde Reaksi 1
a. Sampel 0
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 17,2673 = 𝑘 𝑥 0

k = 0/menit
b. Sampel 1
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 =𝑘𝑥0
9,3093

k = 0/menit
c. Sampel 2
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 15
0,9009

k = 0,1969/menit
d. Sampel 3
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 30
0,6006

k = 0,1120/menit
e. Sampel 4
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 45
0,4505

k = 0,0810/menit
f. Sampel 5
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 60
0,7508

k = 0,0523/menit
g. Sampel 6
𝐶𝑎0
𝑙𝑛 =𝑘𝑥𝑡
𝐶𝑎
17,2673
𝑙𝑛 = 𝑘 𝑥 75
0,3003

k = 0,0540/menit

Tabel Perhitungan Orde Reaksi 1


Sampel Waktu (Menit) Ca Ln Ca0/Ca K
( /menit )
0 0 17,2673 0,0000 0,0000
1 0 9,3093 0,6178 0,0000
2 15 0,9009 2,9532 0,1969
3 30 0,6006 3,3586 0,1120
4 45 0,4505 3,6463 0,0810
5 60 0,7508 3,1355 0,0523
6 75 0,3003 4,0518 0,0540

Menghitung Orde Reaksi 2


a. Sampel 0
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 0
17,2673
𝑚𝑙
k = 0 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

b. Sampel 1
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 0
9,3093
𝑚𝑙
k=0 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

c. Sampel 2
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 15
0,9009
𝑚𝑙
k = 0,0701 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

d. Sampel 3
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 30
0,6006

k = 0,0536
e. Sampel 4
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 45
0,4505
𝑚𝑙
k = 0,0480 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

f. Sampel 5
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 60
0,7508
𝑚𝑙
k = 0,0212 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

g. Sampel 6
1 1
− 𝐶𝑎0 = 𝑘 𝑥 𝑡
𝐶𝑎
1 1
− 17,2673 = 𝑘 𝑥 75
0,3003
𝑚𝑙
k = 0,0436 𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Tabel Perhitungan Orde Reaksi 2


Sampel Waktu (Menit) Ca 𝟏 𝟏 K
− 𝑚𝑙
𝑪𝒂 𝑪𝒂𝟎 ( )
𝑔𝑟.𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0 0 17,2673 0,0000 0,0000
1 0 9,3093 0,0495 0,0000
2 15 0,9009 1,0521 0,0701
3 30 0,6006 1,6071 0,0536
4 45 0,4505 2,1621 0,0480
5 60 0,7508 1,2741 0,0212
6 75 0,3003 3,2721 0,0436

Anda mungkin juga menyukai