Anda di halaman 1dari 9

PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI

KEPUTUSAN DIREKSI PT. PLN (PERSERO)


NOMOR : 266.K/010/DIR/2000
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan pemeliharaan kesehatan adalah
:
Upaya untuk peningkatan pelayanan pemeliharaan kesehatan guna lebih
memberikan rasa aman kepada Pegawai beserta keluarganya di lingkungan
PT.PLN (PERSERO).
TUJUAN dari pada pemberian pemeliharaan kesehatan bagi pegawai
adalah :
a.
Untuk menjaga,memelihara dan meningkatkan kesehatan pegawai
beserta keluarganya secara efektif dan efisien
b.
Meningkatkan kejujuran dalam memanfaatkan fasilitas pemeliharaan
kesehatan
c. Mendidik Pegawai agar sadar biaya dan penyederhanaan administrasi.
YANG berhak pemeliharaan kesehatan :
1. Pegawai
2. Keluarga Pegawai yang telah terdaftar dan diakui Perseroan ;
Seorang isteri dan
Anak paling banyak 3 orang
SARANA pelayanan pemeliharaan kesehatan yang ada di PT.PLN :
a. Dokter
b. Rumah Sakit
c. Apotik
d. Laboratorium dan sarana tempat pemeriksaan penunjang lainnya.
JENIS pelayanan pemeliharaan kesehatan yang ditanggung oleh
Perseroan
a. Rawat jalan
b. Rumah Inap
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pertolongan persalinan s/d. Anak ke 3
e.
Pemeriksaan penunjang / pemeriksaan khusus untuk peneguhan
diagnosa.
PELAYANAN pemeliharaan meliputi :
a. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum atau dokter gigi
b.
Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis, tidak termasuk
perawatan wajah dan kecantikan (skin care)
c. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit, tidak
termasuk bedah plastik (kosmetik) kecuali akibat kecelakaan kerja
d. Pertolongan persalinan atau gugur kandung berdasarkan indikasi medis
e. Pelayanan keluarga Berencana, bedah minor (khitan) dan imunisasi
f.
Alat-alat rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi alat tubuh seoptimal
mungkin termasuk kaca mata hanya bagi Pegawai
g.
Upaya peningkatan kesehatan Pegawai yang diselenggarakan oleh
perseroan secara masal
h. Obat yang diperlukan sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas.
PEMELIHARAAN GIGI
a. Pengobatan dan perawatan gigi
b. Operasi bedah mulut
c.
Perawatan orthodensi (kawat gigi) dan prothesa gigi penuh (lengkap)
diberikan dengan jenis removable dan diberikan hanya satu kali
DARURAT GAWAT :
Dalam hal terjadi kondisi darurat/darurat gawat yang menyebabkan suatu
keadaan dimana diperlukan pemeriksaan dan tindakan medik sesegera
mungkin, dan apabila tidak segera dilakukan tindakan akan menyebabkan
hal yang fatal bagi jiwa penderita, pengobatan dan atau perawatan dapat
dilaksanakan di Rumah Sakit. terdekat
Kriteria darurat/darurat gawat sebagaimana diatas
a.
Sakit atau cedera serius karena kecelakaan termasuk kecelekaan
kerja,kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan dalam rumah tangga
b. Serangan jantung
c.
Distress pernafasan termasuk serangan asma menetap (status
asthmaticus), tenggelam, benda asing dalam saluran pernafasan
d. Pendarahan hebat termasuk pendarahan pada kehamilan
e. Kejang-kejang termasuk epilepsi
f. Muntah berak disertai dehidrasi
g. Kehilangan kesadaran termasuk koma hepaticum, koma diabetikum
h. Demam tinggi dan stroke
i. Digigit binatang buas dan gangguan jiwa.
ALAT REHABILITASI :
Adalah alat yang dapat menunjang fungsi tubuh sehingga dapat berfungsi
seoptimal mungkin yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter
yang merawat.
Macam-macam alat rehabilitasi yang diberikan kepada Pegawai :
a. Alat bantu dengar dan apabila rusak dapat diganti. hanya satu kali
b. Alat penyangga cacat tubuh kruk/kursi roda dan penyangga leher
hanya sekali
c. Kacamata dan Prothesa hanya sekali
Pemberian alat rehabilitasi berupa bantuan kacamata dapat
diberikan atas dasar rekomendasi dokter dengan ketentuan :
a. Lensa dan bingkai kacamata, diberikan untuk pertama dengan
dioptri lensa paling sedikit minus/plus 0,50 (nol koma lima puluh) ;
atau
b. Penggantian lensa kacamata, diberikan dalam hal dioptri lensanya
berubah paling sedikit 0,25 (nol koma dua puluh lima) ; atau
c. Penggantian bingkai kacamata, diberikan paling sedikit setelah 3
(tiga) tahun sejak pemberian bingkai kacamata sebelumnya.
Bantuan kacamata diberikan dalam bentuk uang yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut:
a. Lensa kacamata dan bingkai kacamata sebesar Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah)
b. Penggantian lensa kacamata sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah)
c. Penggantian bingkai kacamata sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus
ribu rupiah)
PEGAWAI yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai
dengan hak pensiun, diberikan bantuan kacamata satu kali selama
pensiun.
PELAYANAN Keluarga Berencana Imunisasi/Vaksinasi dan Bedah Minor
(KHITAN)
Menjadi tanggungan Perseroan
BIAYA PEMELIHARAAN KESEHATAN
Biaya pemeliharaan kesehatan ditetapkan sebagai berikut :
a. Pengobatan rawat jalan, pelaksanaannya ditetpakan oleh General
Manajer.
b. Pengobatan rawap inap
1. Dalam hal dilakukan di Rumah Sakit yang dilanggan,
diberikan dengan surat jaminan dari Perseroan.
2. Dalam hal dilakukan di Rumah Sakit yang tidak dilanggan,
diberikan dengan system restitusi, yang pelaksanaannya
ditetapkan oleh General Manager
3. Pengobatan darurat gawat dapat dilakukan di Rumah Sakit
terdekat dengan surat jaminan atau restitusi 100 % dengan
memperhatikan persyaratan yang telah ditentukan.
4. Proses penggantian restitusi harus disetujui oleh atasan
yang berwenang
PEMELIHARAAN KESEHATAN DILUAR TEMPAT KEDUDUKAN
1. Pemeliharaan kesehatan di luar tempat kedudukan pegawai
dilakukan dalam hal :
a. Di tempat kedudukan Pegawai tidak ada fasilitas/peralatan
kesehatan yang diperlukan.
b. Sedang dalam melakukan perjalanan dinas atau cuti ;
c. keluarga Pegawai yang tidak tinggal ditempat kedudukan
Pegawai.
2. Pegawai yang berobat di luar tempat kedudukan sebagaimana
tersebut diatas pelaksanaannya ditetapkan oleh General Manager
dengan cara
a. Sistem surat jaminan Perseroan, harus disetujui oleh
General Manager
b. Sistem restitusi pelaksanaannya ditentukan sesuai aturan
tersebut diatas.
3. Biaya perjalanan berobat di luar tempat kedudukan sebagaimana
dimaksud diatas diberikan sesuai ketentuan perjalanan dinas yang
berlaku.
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI LUAR NEGERI
1. Pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan di luar negeri dal hal
Rumah Sakit di Indonesia tidak terdapat fasilitas/peralatan yan
diperlukan.
2. Pemeliharaan kesehatan sebagaimana tersebut diatas harus
berdasarkan rekomendasi dokter dan persetujuan Direksi, dan
dalam hal tidak ada persetujuan Direksi biaya perawatan
kesehatan diberikan sesuai terip Perseroan dan biaya perjalanan
tidak ditanggunga oleh Perseroan.
3. Biaya perjalanan pengobatan di luar negeri sebagaimana tersebut
diatas diberikan sesuai ketentuan perjalanan dinas yang berlaku.
4. Pegawai yang menderita sakit pada waktu melakukan perjalanan
dinas ke luar negeri atau keluarga yang dengan izin Direksi
mengikuti suami/isteri yang dinas di luar negeri, pengobatan dapat
diberikan dengan system restitusi, kecuali dalam hal perjalanan
dinas ke luar negeri didukung dengan asuransi atas beban
Perseroan.
5. Bagi keluarga yang tinggal di luar negeri dan masih berhak atas
pemeliharaan kesehatan serta keluarga sah yang mengantar
berobat ke luar negeri, berhak atas biaya pemeliharaan kesehatan
dengan sitem restitusi sesuai tarip Perseroan.
PROGRAM INFERTILITAS DAN BAYI TABUNG
1. Pegawai yang mengikuti program infertilitas dan bayi tabung
diberikan restitusi sebesar 50 % apabila dilakukan di rumah Sakit
yang dilanggan atau yang ditunjuk.
2. Pengobatan infertilitas yang ditanggung Perseroan, adalah untuk
pengobatan yang dilakukan paling lama 10 (sepuluh) tahun
3. Program bayi tabung sebagaimana tersebut diatas hanya diberikan
untuk satu kali kesempatan dengan ketentuan bahwa program
tersebut harus berdasarkan indikasi medis dari dokter yang
merawat.
PEMELIHARAAN KESEHATAN BAGI SUAMI
a. Kepada suami Pegawai dapat diberikan pemeliharaan kesehatan,
apabila dapat dibuktikan di tempat bekerja suami tidak
memberikan fasilitas pemeliharaan kesehatan.
b. Pemeliharaan kesehatan kepada suami Pegawai sebagaimana
tersebut diatas hanya berupa pemeliharaan kesehatan rawat inap
sesuai hak Pegawai.
BIAYA YANG TIDAK DITANGGUNG
1. Biaya untuk pengobatan penyakit yang timbul sebagai akibat dari
perbuatan yang bersangkutan, antara lain .
a. Penyalah gunaan obat (narkoba) ;
b. Percobaan bunuh diri
c. Perawatan kesehatan non medik.
2. Perawatan wajah untuk kecantikan (skin care) dan bedah plastik
(kosmetik) yang bukan sebagai akibat kecelakaan kerja.
3. Pemeliharaan kesehatan yang tidak termasuk standar prosedur
perawatan baku (seperti terapi ozon dan lain-lain)
4. Pengobatan penyakit AIDS yang disebabkan akibat perbuatan
amoral.
Penyalahgunaan terhadap ketentuan yang ditetapkan dalam keputusan ini,
dikenakan sanksi disiplin sebagaimana ditetapkan dalam peraturan disiplin
pegawai.
Keputusan ini berlaku terhitung tanggal ditetapkan
Ditetapkan : di Jakarta
Tanggal : 10 November 2000
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PEGAWAI
EDARAN GENERAL MANAGER
PT PLN ( PERSERO ) UNIT BISNIS DISTRIBUSI JAWA TIMUR
Nomor : 001.E/012/GM.UBD-JATIM/2002
Tanggal : 25 JUNI 2002
Sebagai tindak lanjut Keputusan Direksi No. 266.K/010/DIR/2000 tanggal 10 Nopember
2000 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai, khususnya pasal 13 dan pasal 14
yang
tindak lanjut pelaksanaannya merupakan kewenangan General Manager,
Maka untuk keseragaman dalam pelaksanaan pemeliharaan kesehatan Pegawai
dan/atau
keluarga Pegawai, perlu diterbitkan Edaran General Manager sebagai Petunjuk
Pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai dilingkungan PT. PLN (Persero) Unit
Bisnis
Distribusi Jawa Timur sebagai berikut :
HAK PEMELIHARAAN KESEHATAN
Dalam rangka pemeliharaan kesehatan, Pegawai dan / atau keluarganya ( pasal 3
Keputusan Direksi No. 266.K/010/DIR/2000), diberikan kebebasan untuk memilih
sarana
pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Dokter.
2. Rumah Sakit.
3. Laboratorium dan tempat pemeriksaan penunjang lainnya.
4. Apotik.
Yang dilanggan oleh Perusahaan atau tidak dilanggan, sepanjang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN SARANA
PELAYANAN KESEHATAN YANG DILANGGAN
Pegawai dan/atau keluarganya yang memanfaatkan pemeriksaan dan pengobatan
dengan
menggunakan sarana pelayanan kesehatan yang dilanggan Perusahaan, harus
mematuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Dokter Langganan ( termasuk Dokter spesialis dan Dokter Gigi )
Menggunakan Buku Berobat / Surat Jaminan, yang diterbitkan oleh
bidang Kepegawaian masing-masing Unit.
b. Rumah Sakit Langganan ( khusus untuk rawat inap )
Menggunakan Surat Jaminan dari Bidang Kepegawaian masing –
masing Unit yang dilampiri surat rujukan dari dokter yang merawat.
c. Laboratorium Langganan
Untuk menggunakan Laboratorium Langganan, harus menggunakan
Surat Jaminan dari bidang Kepegawaian masing – masing Unit, yang
dilampiri Surat Rujukan dari dokter yang merawat.
d. Apotik Langganan
Untuk menggunakan Apotik Langganan, harus menggunakan resep
dari dokter langganan.
Dalam hal resep dari dokter bukan langganan, harus menggunakan
Surat Jaminan dari bidang Kepegawaian masing – masing Unit.
PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN YANG
TIDAK
DILANGGAN
Pegawai dan/atau keluarganya yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan di
sarana
pelayanan kesehatan yang tidak dilanggan perusahaan diberlakukan sistem restitusi,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dokter :
1. Umum dan Spesialis :
Mendapat penggantian 100 %, dengan batas maksimum yang
ditetapkan oleh :
- Di Kantor Distribusi : Manager Bidang Organisasi dan SDM
Dokter Umum : Sesuai Kwintansi Max Rp. 25.000,00
Dokter Spesialis : Sesuai Kwintansi Max Rp. 50.000,00
- Di Area Pelayanan/UPD : Manager Area Pelayanan/Kepala.
2. Dokter Gigi :
Mendapat penggantian 100 %, untuk jenis pemeliharaan kesehatan
gigi sesuai Keputusan Direksi No. 266.K/010 /DIR/2000 tanggal 10
Nopember 2000, pasal 7.
b. Apotik :
Berdasarkan resep dokter mendapat penggantian 100 %, sedangkan tanpa
resep dokter tidak mendapat penggantian.
c. Rumah Sakit ( untuk rawat inap ) :
Mendapat penggantian 100 %, sesuai hak kelas perawatan yang bersangkutan.
d.
Laboratorium :
Berdasarkan rujukan dokter mendapat penggantian 100 %, sedangkan tanpa
rujukan dokter tidak mendapat penggantian
TARIF RUMAH SAKIT
Hak rawat inap bagi Pegawai dan/atau keluarganya yang menjalani rawat inap di
Rumah
Sakit yang dilanggan maupun yang tidak dilanggan diatur sebagai berikut :
No
JENJANG
JABATAN
SEBUTAN JABATAN
HAK KELAS
RAWAT
TARIP
HAK
/ HARI
1.
MANAJERIAL
ATAS
GENERAL
MANAGER
VVIP 1.000.000
2.
MANAJERIAL
MENENGAH
MANAJER
BIDANG
VIP 850.000
3.
MANAJERIAL
DASAR
DEPUTI
MANAJER
MANAJER
AREA
I A 600.000
4.
SUPERVISOR
ATAS
SUPERVISOR
ASISTEN
MANAJER
MANAJER
UNIT
I / I B 450.000
5.
SUPERVISOR
DASAR
SUPERVISOR SUPERVISOR II / III A 300.000
SEBUTAN JABATAN
No
JENJANG
JABATAN
KEPAKARAN KETEKNISAN
OPERATIF
HAK KELAS
RAWAT INAP
RS
LANGGANAN
TARIP HAK
KELAS RAWAT
INAP
MAXIMUM /
HARI
1. JENJANG I AHLI UTAMA VIP 850.000
2. JENJANG II AHLI VIP 850.000
3. JENJANG III AHLI MADYA
AHLI TEKNIS
MADYA
I A 600.000
4. JENJANG IV
AHLI MUDA
UTAMA
AHLI TEKNIS
MUDA UTAMA
I /I B 450.000
5. JENJANG V
AHLI MUDA
PRATAMA
AHLI TEKNIS
MUDA PRATAMA
II /II A 300.000
6. JENJANG V TERAMPIL UTAMA II /II B 250.000
7. JENJANG V TERAMPIL II /II B 250.000
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI LUAR TEMPAT KEDUDUKAN
1. Pegawai dan/atau keluarganya yang berobat di luar tempat kedudukan / tugas
pegawai yang bersangkutan dan masih dalam wilayah PT PLN ( Persero ) Unit Bisnis
Distribusi Jawa Timur diatur sebagai berikut :
a. Rawat Jalan, diberikan restitusi 100 %.
b. Rawat Inap, dapat menggunakan Surat Jaminan Unit
setempat, kota tempat Pegawai dan/atau keluarganya
dirawat, atas rekomendasi dari Unit asal Pegawai yang
bersangkutan bertugas, atau dengan restitusi 100 % sesuai
hak kelas perawatan Pegawai yang bersangkutan.
2. Pegawai dan / atau Keluarganya yang akan berobat keluar wilayah PT PLN (
Persero ) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur, harus melalui rekomendasi Dokter
Koordinator PT PLN ( Persero ) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur.
LAIN LAIN
1. Dalam hal rawat inap di Rumah Sakit yang dilanggan, Pegawai dan atau keluarga
yang menghendaki perawatan di kelas yang lebih tinggi dari haknya,
maka selisih biaya perawatan menjadi tanggung jawab pegawai dan/atau keluarga
yang bersangkutan, dan harus diselesaikan pada saat selesai menjalani rawat inap.
2. Dalam hal di Rumah Sakit tidak tersedia kelas kamar sesuai dengan haknya karena
penuh, maka penderita untuk sementara dapat ditempatkan di kelas rawat inap
yang lebih tinggi di rumah sakit tersebut sampai tersedia kamar yang sesuai
haknya.
3. Penyalahgunaan terhadap ketentuan yang ditetapkan dalam Edaran ini akan
dikenakan sanksi disiplin sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Disiplin
Pegawai.
4. Dengan berlakunya Edaran ini, maka Pemberitahuan Pemimpin PT PLN ( Persero )
Distribusi Jawa Timur No. 010.Pt/7810/PD.I/1998 tanggal 18 Maret 1998 tentang
pengaturan dan penggantian biaya perawatan kesehatan bagi Pegawai dan
Pensiunan di lingkungan PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur,
dinyatakan tidak berlaku.
5. Edaran ini berlaku terhitung mulai tanggal 1 Juli 2002.

Anda mungkin juga menyukai