a. Perseroan, adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, dengan cakupan kerja dari PLN Pusat
sampai dengan Unit terkecil;
b. Direksi, adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan yang terdiri dari seorang Direktur Utama sebagai pimpinan
dengan beberapa Direktur sebagai anggota, dalam batasan yang ditentukan oleh Undang-undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perseroan;
c. Pegawai, adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat, bekerja dan
diberi penghargaan/imbal jasa menu rut ketentuan yang berlaku di Perseroan;
d. Isteri/Suami, adalah Isteri/Suami sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan;
e. Anak, adalah anak kandung dan atau anak tiri dan atau anak angkat, yang didaftarkan di Perseroan;
f. Anak Kandung, adalah anak sah Pegawai yang didaftarkan di Perseroan;
g. Anak Tiri, adalah anak yang bukan anaknya sendiri dan diakui sebagai anak akibat adanya suatu
perkawinan antara Pegawai dengan orangtua anak tersebut yang pada saat perkawinan Pegawai
yang bersangkutan tidak mempunyai anak kandung/anak angka1. Jumlah anak tiri tersebut paling
banyak 1 (satu) orang dan didaftarkan di Perseroan;
h. Anak Angkat, adalah anak yang diangkat menu rut hukum/adopsi atau berdasarkan hukum adat
setempat yang diperkuat Pengadilan Negeri untuk paling banyak 1 (satu) orang dan didaftarkan di
Perseroan;
i. Keluarga yang ditanggung, adalah Isteri/Suami dan Anak Pegawai yang memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan dari Perseroan;
j. Pemeliharaan Kesehatan, adalah fasilitas, kegiatan persuasif, tindakan medis, upaya penyembuhan
dan pemulihan kesehatan bagi Pegawai dan keluarga yang ditanggung;
k. Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, adalah bagian/bidang di Perseroan yang menangani pengelolaan
dan administrasi Pemeliharaan Kesehatan;
I. Sarana Pemeliharaan Kesehatan, adalah penyelenggara Pemeliharaan Kesehatan;
m. Kondisi Darurat Gawat, adalah kondisi yang memerlukan pemeriksaan dan tindakan medis segera,
dan apabila tidak segera dilakukan tindakan, akan menyebabkan hal yang fatal bagi jiwa penderita;
n. Formularium Obat, adalah perumusan daftar komponen obat yang efektif dan aman untuk digunakan
dalam penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan tanpa mencantumkan merk dagang;
o. Tarif Perseroan, adalah tarif yang ditetapkan Perseroan;
p. Restitusi, adalah penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan;
q. Konsultan Kesehatan, adalah pihak yang ditunjuk Perseroan untuk membantu audit maupun evaluasi
atas pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan;
r. PLN Pusat, adalah PT PLN (Persero) Kantor Pusat;
s. Unit Induk, adalah Unit Organisasi satu tingkat di bawah PLN Pusat;
1. Unit Pelaksana, adalah Unit Organisasi satu tingkat di bawah PLN Unit Induk;
u. Unit Koordinator, adalah Unit yang ditunjuk sebagai pembuat kontrak payung dengan provider Sarana
Pemeliharaan Kesehatan yang diberlakukan kepada Unit lainnya dalam satu wilayah kerja/kota;
v. Pimpinan Unit, adalah General Manager atau Pejabat lainnya yang menerima pendelegasian
wewenang.
(1) Maksud ditetapkan Keputusan ini adalah untuk mengatur pola dan prosedur penyelenggaraan
Pemeliharaan Kesehatan Pegawai dan keluarga yang ditanggung secara efektif guna mencegah
penyalahgunaan yang merugikan Perseroan.
(2) Tujuan ditetapkan Keputusan ini adalah:
(4) Fasilitas Pemeliharaan Kesehatan untuk anak paling banyak 3 (tiga) orang dilaksanakan dengan
ketentuan:
1) Batas usia 25 tahun, dengan ketentuan pada saat Anak berusia 21 tahun, Pegawai harus
melaporkan bahwa Anak tersebut masih mengikuti program pendidikan, yang dibuktikan
dengan surat keterangan lembaga pendidikan tersebut setiap semester;
2) Tidak atau belum pernah menikah;
3) Tidak atau belum bekerja;
4) Didaftarkan hanya 1 (satu) kali.
b. Anak Kandung yang lahir didaftarkan sesuai urutan kelahiran Anak dari 1 (satu) orang istri,
selambat-Iambatnya 1 (satu) semester setelah kelahiran anak tersebut atau Pegawai yang
bersangkutan diangkat;
c. Untuk mendapatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak, Pegawai harus mengajukan
permohonan dengan melampirkan fotokopi akta kelahiran Anak yang dikeluarkan oleh institusi
yang berwenang selambat-Iambatnya 1 (satu) semester sejak tanggal akta kelahiran tersebut;
d. Bagi yang memiliki Isteri/Suami yang bekerja di luar Perseroan, Pegawai juga harus melampirkan
surat keterangan dari Pejabat di Institusi atau tempat kerja Isteri/Suami yang bekerja di luar
Perseroan, yang menyatakan tidak memberikan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak
tersebut;
e. Pegawai berhak mendaftarkan 1 (satu) orang Anak Angkat maksimal usia 5 tahun sebagai
penerima hak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan, yang didaftarkan selambat-Iambatnya 1
(satu) semester setelah pengangkatan anak tersebut, jika:
1) Pegawai belum mempunyai Anak Kandung sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal
pernikahan; atau
2) Pegawai pernah punya Anak Kandung pertama yang kemudian Anak tersebut meninggal;
atau
3) Pegawai dinyatakan secara medis tidak bisa punya Anak.
f. Dalam hal Pegawai mempunyai Anak Kandung setelah mengangkat 1 (satu) orang Anak Angkat
sebagaimana dimaksud dalam huruf e, Anak Angkat tersebut tetap berhak atas fasilitas
Pemeliharaan Kesehatan sepanjang jumlah total Anak paling banyak 3 (tiga) orang;
g. Anak Angkat yang diangkat setelah Pegawai memiliki Anak Kandung hidup tidak dapat
ditanggung pemeliharaan kesehatannya oleh Perseroan;
h. Dalam hal Isteri/Suami dari pernikahan berikutnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf h
adalah bukan sesama Pegawai, telah mempunyai Anak, sehingga status Anak tersebut menjadi
Anak Tiri Pegawai, maka 1 (satu) Anak Tiri berhak atas fasilitas Pemeliharaan Kesehatan
sepanjang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, yang didaftarkan
selambat-Iambatnya 1 (satu) semester setelah pernikahan tersebut, dengan urutan fasilitas
setelah Anak Kandung Pegawai;
i. Dalam hal Pegawai bercerai setelah pernikahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf h
maka fasilitas Pemeliharaan Kesehatan bagi Anak Tiri sebagaimana dimaksud dalam huruf h
dihentikan sejak tanggal perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut dilaporkan;
j. Dalam hal Isteri/Suami dari pernikahan berikutnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf h
adalah sesama Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf f, dan masing-masing
mempunyai Anak Kandung dari pernikahan sebelumnya, maka fasilitas Pemeliharaan Kesehatan
atas Anak-anak tersebut melekat pad a hak masing-masing Pegawai;
k. Jika jumlah Anak yang ditanggung dari masing-masing Pegawai sebagaimana dimaksud dalam
huruf j telah mencapai batas 3 (tiga) Anak, maka Anak yang lahir berikutnya tidak ditanggung.
I. Apabila Anak yang ditanggung sudah tidak memenuhi persyaratan, dapat digantikan oleh Anak
dengan urutan berikutnya yang belum termasuk daftar Anak yang ditanggung.
(5) Data yang dicantumkan dalam Kartu Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf a sekurang-kurangnya berisi data mengenai nama lengkap, Nomor Induk Pegawai, tanggallahir,
dan foto Pegawai dan keluarga Pegawai yang ditanggung.
(6) Bagi Isteri/Suami yang sudah dit;;lnggung oleh Persero;;ln, tid;;lk dikEln;;lk;;mpersy;;lratan pendaftaran
untuk ditanggung.
(1) Untuk memudahkan Pemeliharaan Kesehatan, Perseroan dapat melanggan Sarana Pemeliharaan
Kesehatan milik Pemerintah atau Swasta, berupa Rumah Sa kit, Poliklinik, Klinik 24 Jam, Puskesmas,
Dokter Umum, Dokter Spesialis, Bidan yang mendapatkan ijin Praktek, Psikolog, Psikiater, Apotek,
Laboratorium dan tempat pemeriksaan penunjang lainnya.
(2) Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan wajib dievaluasi dan dapat diperpanjang setiap
tahun.
(3) Dokter Umum dan Dokter Spesialis dapat dilanggan 1 tahun dan dapat diperpanjang hanya 1 tahun.
(4) Dokter Umum dan Dokter Spesialis yang sudah dilanggan selama 2 tahun dapat diperpanjang dengan
seizin Pejabat Level 1 yang membidangi Kesejahteraan Pegawai.
(5) Dokter Umum/Dokter spesialis di Poliklinik Kantor PLN dapat dilanggan paling lama 5 (lima) tahun dan
tidak dapat diperpanjang.
(6) Pejabat Yang Berwenang menetapkan Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan adalah:
a. Pejabat Manajemen Atas PLN Pusat yang membidangi pengelolaan Pemeliharaan Kesehatan;
b. Pimpinan Unit di Unit Induk.
(7) Perjanjian kontrak dengan Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan dilakukan oleh Unit
Koordinator setelah melalui koordinasi dengan Unit-unit dalam satu wilayah kerja/kota, dengan
mengacu persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1, 2, 3, dan 4.
(8) Penunjukan Unit Koordinator ditetapkan oleh PLN Pusat.
(9) Upaya Perseroan dalam pencegahan gangguan kesehatan, antara lain:
a. Penyediaan atau pengadaan sarana olahraga, dan fasilitas olahraga lainnya sesuai dengan
kondisi masing-masing Unit dan kemampuan keuangan Perseroan;
b. Kegiatan pencegahan penyakit di lingkungan tempat kerja, antara lain penyampaian Informasi
kesehatan dengan memanfaatkan media komunikasi milik Perseroan, penyelenggaraan seminar
awam tentang kesehatan oleh Pakar/lnstitusi terkait, penyediaan tempat kerja yang sehat dan
sebagainya;
c. Pemeriksaan kesehatan/medical check up tiap tahun 1 (satu) kali, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 5 kepada:
1) Pegawai yang usianya lebih dari 40 (empat puluh) tahun;
2) Pegawai yang menjalankan tugas di tempat kerja yang berpotensi mengakibatkan penyakit
yang timbul karena hubungan kerja;
d. Memfasilitasi kegiatan atau organisasi sosial di bidang kesehatan dan olahraga;
e. Penyediaan sarana untuk Ibu menyusui dan penitipan anak sampai dengan usia 3 tahun.
(1) Pemeliharaan Kesehatan yang ditanggung oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Rawat Inap;
b. Rawat Jalan;
c. Pemeriksaan penunjang atas rekomendasi Dokter untuk peneguhan diagnosa di Laboratorium;
d. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan sampai dengan anak ketiga hidup yang
pemeliharaan kesehatannya ditanggung Perseroan;
e. Gugur kandung atas indikasi medis sebelum memiliki anak ketiga hid up;
f. Perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6;
g. Program Keluarga Berencana, imunisasi dan vaksinasi khususnya karena endemic, khitan,
pengobatan infertilisasi dan program bayi tabung sebagaimana tercantum dalam Lampiran 7;
h. Perawatan gigi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8;
i. Alat-alat rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi alat tubuh dengan optimal, termasuk alat bantu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9;
o. Pemeliharaan Kesehatan lainnya yang dibatasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 12.
Pemeliharaan Kesehatan yang tidak ditanggung sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13.
Pemeliharaan Kesehatan yang tidak diatur dalam keputusan ini tidak ditanggung oleh Perseroan.
(1) Rawat Inap dilaksanakan berdasarkan kelas sebagaimana tercantum dalam Lampiran 14.
(2) Rawat Inap di Rumah Sakit/Poliklinik/Puskesmas yang dilanggan tidak dapat dilakukan dengan cara
Restitusi, harus melalui Surat Jaminan.
(3) Pemeriksaan di Laboratorium yang dilanggan dilakukan dengan Surat Jaminan.
(4) Rawat Jalan dan pengambilan obat di Dokter Umum/Bidan dan Apotik yang dilanggan dilakukan
dengan Kartu Berobat.
(5) Rawat Jalan ke Dokter Umum dan Dokter Spesialis di Poliklinik dilakukan dengan Kartu Berobat.
(6) Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang tidak dilanggan dilakukan
dengan cara Restitusi.
(7) Rawat Jalan ke Dokter Spesialis yang tidak dilanggan harus melalui rujukan dari Dokter Umum,
kecuali ke Dokter Spesialis Kandungan/Anak.
(8) Konsultasi lanjutan ke Dokter Spesialis terhadap hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) dapat
dilakukan tanpa rujukan Dokter Umum, paling banyak 3 (tiga) kali untuk penyakit yang sama.
(9) Rawat inap sampai dengan 1 (satu) bulan berturut-turut harus dikunjungi oleh Konsultan Kesehatan
untuk dilaksanakan evaluasi.
(10) Rawat inap paling banyak 3 (tiga) bulan kumulatif dalam setahun, kecuali ada rekomendasi Dokter.
(1) Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit dengan tepat, yang digunakan
sebagai peneguhan diagnosa atau untuk mengevaluasi hasil perawatan terhadap suatu penyakit.
(2) Pemeriksaan Penunjang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :
a. Pemeriksaan Laboratorium;
b. Pemeriksaan Radiologi atau Rontgen;
c. Pemeriksaan Patologi Anatomi;
d. Pemeriksaan Khusus lainnya seperti Electro Cardiography (ECG), Electro Encephalografi (EEG);
Ultra Sonografi (USG), Endoscopy, Computerized Tomographi Scanning (CT SCAN) dan lain-lain.
(3) Dalam hal diperlukan kelengkapan pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan medical check up dan
harus berdasarkan rujukan Dokter.
(1) Untuk mendapatkan Pemeliharaan Kesehatan yang efektif dan efisien dengan penggunaan obat yang
tepat, wajar dan masuk akal, diberlakukan Formularium Obat dan Standard Operational Procedure
(SOP) tentang Tindakan Medis.
(2) Penyusunan Formularium Obat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan Tim Pakar Farmasi
yang independent.
(3) Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan wajib menggunakan Formularium Obat.
(4) Restitusi obat mengacu pad a Formularium Obat.
(5) Restitusi di luar Formularium Obat diganti setinggi-tingginya seharga obat yang tercatum dalam
Formularium Obat.
(6) Formularium Obat harus dievaluasi dan diupdate oleh Tim Pakar Farmasi secara periodik setiap
1 (satu) tahun sekali.
(7) Ketentuan mengenai Formularium Obat diatur lebih lanjut melalui Edaran Direksi paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak Keputusan ini diberlakukan.
(8) Ketentuan mengenai Standard Operational Procedure (SOP) tentang Tindakan Medis diatur lebih
lanjut melalui Edaran Direksi paling lambat 1 (satu) tahun sejak Keputusan ini diberlakukan.
(9) Panduan mengenai formularium obat diberikan kepada seluruh Pegawai.
(1) Untuk rawat inap, terapi hemodialisa, kemotherapi, tindakan operasi bedah mulut dan rawat jalan
hanya untuk setelah operasi atau transplantasi, di Sarana Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan,
atau pemeriksaan laboratorium, diberikan surat jaminan oleh Perseroan.
(2) Surat jaminan Perseroan harus disetujui oleh Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, yaitu:
a. Manajer Senior untuk PLN Pusat;
b. Manajer Bidang untuk Unit Induk;
c. Manajer Unit untuk Unit Pelaksana;
d. Manajer Sub Unit untuk Sub Unit Pelaksana.
(3) Pemeliharaan Kesehatan selain hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara
restitusi, dengan melampirkan medical record atau surat keterangan Dokter yang merawat.
(4) Restitusi dibayarkan 100%.
(5) Apabila besarnya restitusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) melebihi tarif tertinggi dari Sarana
Pemeliharaan Kesehatan yang dilanggan, dibayarkan sesuai hasil verifikasi.
(6) Proses Restitusi harus diketahui oleh Atasan Langsung dan disetujui oleh Pejabat Pengelola
Pemeliharaan Kesehatan, yaitu:
a. Asisten Manajer untuk PLN Pusat;
b. Deputi Manajer untuk Unit Induk;
c. Asisten Manajer untuk Unit Pelaksana;
d. Manajer untuk Sub Unit Pelaksana.
(7) Restitusi dibayarkan paling lama 1 (satu) bulan setelah penyerahan kuitansi yang asli.
(8) Umur kuitansi yang diperbolehkan adalah paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal kuitansi.
(9) Biaya Pemeliharaan Kesehatan yang tidak tercakup dalam asuransi dapat diganti dengan cara
restitusi sepanjang perawatannya termasuk yang ditanggung oleh Perseroan.
(1) Untuk keperluan verifikasi, audit maupun evaluasi pelaksanaan pemeliharaan kesehatan, Perseroan
dapat melakukan kerjasama dengan konsultan kesehatan.
(2) Pelaksanaan pengadaan kerjasama sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan oleh PT PLN
(Persero) Kantor Pusat dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku.
(1) Perjalanan Oinas Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan Pegawai dilakukan dalam hal:
a. Oi tempat kedudukan Pegawai tidak ada fasilitas/peralatan kesehatan yang diperlukan, dan harus
dibuktikan dengan surat keterangan dari Rumah Sa kit setempat; atau
b. Sedang melaksanakan Perjalanan Oinas atau cuti atau Pendidikan Formal Perseroan.
(2) Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan Pegawai yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan persyaratan:
a. Tidak mendapatkan fasilitas dan biaya Perjalanan Oinas;
b. Tidak mendapatkan surat jaminan dari Perseroan.
(3) Pejabat yang Berwenang atas pelaksanaan Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan
adalah Pejabat Pengelola Pemeliharaan Kesehatan, yaitu Manajer Senior di PLN Pusat dan Pimpinan
Unit di Unit Induk.
(4) Biaya dan jangka waktu Perjalanan Oinas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan sesuai
ketentuan mengenai Perjalanan Oinas yang berlaku.
(5) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat diperpanjang setelah memperoleh izin
dari Pejabat Yang Berwenang dari Unit Asal.
(6) Pemeliharaan Kesehatan di luar tempat kedudukan dapat didampingi paling banyak 1 (satu) orang
atas rekomendasi Dokter Rumah Sakit yang merawat.
(1) Pemeliharaan Kesehatan dapat dilakukan di luar negeri, dalam hal tidak terdapat fasilitas kesehatan
yang diperlukan di Rumah Sakit di Indonesia, dan harus dibuktikan dengan surat keterangan dari
Rumah Sakit kelas terakreditasi A di Indonesia.
(2) Mekanisme pengajuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Pegawai mengajukan permohonan kepada Pengelola Pemeliharaan Kesehatan PLN Pusat;
b. Pengelola Pemeliharaan Kesehatan PLN Pusat melakukan evaluasi medis;
c. Oari hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dapat dijadikan pertimbangan Direksi
dalam memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a.
(3) Dalam hal Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mendapatkan
persetujuan Direksi, tetapi pemohon tetap mengajukan pemeliharaan kesehatan di luar negeri atas
keinginan sendiri, maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan diberikan restitusi sesuai Tarif
Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri tidak ditanggung Perseroan.
(4) Dalam hal Pemeliharaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mendapatkan persetujuan
Direksi, maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan dilakukan secara restitusi sesuai Tarif
Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri diberikan sesuai ketentuan Perjalanan Dinas berlaku.
(5) Pegawai yang menderita sakit pada waktu melakukan Perjalanan Dinas ke luar negeri atau keluarga
yang dengan izin Direksi mengikuti Suamillsteri yang dinas di luar negeri, Perawatan Kesehatan dapat
diberikan dengan Restitusi, kecuali dalam hal Perjalanan Dinas ke luar negeri didukung dengan
asuransi atas beban sponsor/non Perseroan.
(6) Bagi keluarga Pegawai yang tinggal di luar negeri dan masih berhak atas Pemeliharaan Kesehatan
atau keluarga Pegawai yang berhak sedang mengantar Pegawai berobat ke luar negeri, maka biaya
Pemeliharaan Kesehatan diberikan dengan cara Restitusi.
(7) Bagi Pegawai atau keluarga Pegawai yang melakukan pemeliharaan kesehatan di luar negeri atas
keinginan sendiri, maka penggantian biaya Pemeliharaan Kesehatan dilakukan secara restitusi sesuai
Tarif Perseroan dan biaya perjalanan ke luar negeri tidak ditanggung Perseroan, dengan tetap
mendapatkan ijin ke luar negeri sesuai ketentuan yang berlaku.
(1) Penghargaan diberikan kepada Pegawai yang dapat dibuktikan telah melaksanakan pencegahan
gangguan kesehatan bagi dirinya dan keluargan yang ditanggung Perseroan dalam kurun waktu
1 (satu) tahun dan tidak memanfaatkan fasilitas Pemeliharaan Kesehatan di Perseroan.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut melalui Edaran Direksi.
Penyalahgunaan terhadap ketentuan yang ditetapkan dalam Keputusan ini dikenakan penjatuhan
hukuman disiplin berat sebagaimana diatur dalam Peraturan Disiplin Pegawai.
Dalam hal ditemukan penyalahgunaan oleh Pegawai atau keluarga atau pihak Sarana Pemeliharaan
Kesehatan, harus dilaporkan oleh setiap Pegawai yang mengetahui dan atau Pengelola Pemeliharaan
Kesehatan disertai dengan bukti awal yang cukup, kepada Pejabat yang Berwenang untuk
ditindaklanjuti oleh Tim Investigasi sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketentuan teknis mengenai formularium obat, tarif Perseroan, Konsultan Kesehatan, dan lain-lain,
ditetapkan dalam kurun waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak Keputusan ini berlaku.
a. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 266.KlDIR/2000 tentang Pemeliharaan Kesehatan
Pegawai sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
093.KlDIR/2007;
b. Ketentuan-ketentuan lain terkait dengan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai yang diterbitkan
sebelum diberlakukan Keputusan ini;
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 April 2011
Lampiran 1
a. Pemeriksaan kondisi kesehatan pasien kepada Dokter Umum dan Dokter Spesialis
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Melakukan tindakan operasi kecil
d. Fisioterapi
e. Psikoterapi
f. Hemodialisa
g. Kemoterapi
h. Radiologi
i. Rehab medik
j. Penyediaan obat
k. Memberikan rujukan kepada Pelayanan Kesehatan Tingkat 2
I. Dan lain-lain
2. MELAYANI RAWAT INAP, ANTARA LAIN:
a. Pemeriksaan kondisi kesehatan pasien kepada Dokter Umum dan Dokter Spesialis
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Melakukan tindakan operasi
d. Fisioterapi
e. Psikoterapi
f. Hemodialisa
g. Kemoterapi
h. Radiologi
i. Rehab medik
j. Penyediaan obat
k. Memberikan rujukan kepada Pelayanan Kesehatan Tingkat 2
I. Dan lain-lain
3. KUALIFIKASI SESUAI PERATURAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN :
a. Administrasi dan Manajemen k. Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Medis I. Pelayanan Gizi
c. Pelayanan Gawat Darurat m. Rekam Medis
d. Kamar Operasi n. Pengendalian Infeksi di Rumah
e. Pelayanan Intensive Sakit
f. Pelayanan Periantal Resiko Tinggi o. Pelayanan Sterilisasi Sentral
g. Pelayanan Keperawatan p. Keselamatan Kebakaran dan
h. Pelayanan Anaestesi Kewaspadaan Bencana
i. Pelayanan Radiologi q. Pemeliharaan Sarana
j. Pelayanan Farmasi r. Pekerjaan Lain
s. Perpustakaan
Lampiran 2
c. Struktur organisasii terdiri dari unsur pimpinan dan pembantu pimpinan serta unsur pelaksana;
d. Pimpinan adalah dokter umum atau dokter spesialis yang mempunyai surat izin praktek
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e. Wajib mempunyai dokter jaga;
f. Wajib dilengkapi apotik;
g. Ruang observasi pasca tindakan bedah minor atau tindakan medis lainnya minimal 2 (dua)
tempat tidur;
h. Wajib menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan yang mengacu kepada pencatatan dan
pelaporan rawat jalan rumah sa kit;
i. Wajib menyelenggarakan rekam medis yang mengacu kepada rekam medis rawat jalan
rumah sa kit;
j. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan penunjang diagnosis harus mengikuti
ketentuan yang berlaku.
2. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Pemberian pelayanan medis kepada pasien harus sesuai dengan standar profesi dan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta harus dapat memanfaatkan kemampuan
fasilitas Poliklinik I Klinik 24 Jam secara optimal.
a. Pelayanan medis dan tindakan medis diberikan berdasarkan standar profesi yang telah
ditetapkan oleh perhimpunan Profesi;
b. Wajib mempunyai sistem/tata cara menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan hasil medical
check-up sehingga tidak memungkinkan terjadi pemalsuan surat keterangan kesehatan oleh
orang yang tidak berhak;
c. Mempunyai kebijakan/ketentuan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
3. FASILITAS DAN PERALATAN
Pemilik bertanggung jawab atas tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung fungsi
Poliklinik I Klinik 24 Jam.
a. Peralatan, ruang dan tenaga mengacu kepada standar peralatan, ruang dan tenaga rumah
sakit kelas D untuk poliklinik;
b. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang program pemeliharaan dan perbaikan dari sarana,
prasarana dan ala10
Lampiran 3
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor : 168.K/DIR/2011
Tanggal : 13 April 2011
3. TINGKAT PELAYANAN
a. Memiliki tenaga kerja yang kompeten di bidangnya;
b. Menyelenggarakan pelayanan laboratorium sesuai dengan standar pelayanan dan pedoman
yang berlaku;
c. Menyediakan pelayanan laboratorium secara professional dan menjaga mutu pelayanan
laboratorium;
d. Memberikan informasi kepada pengguna jasa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pemeriksaan laboratorium yang akan dilaksanakan;
e. Menjamin kerahasiaan identitas dan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Lampiran 4
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 168.K/DIR/2011
Tanggal 13 April 2011
1. LABORATORIUM
- Hematologi Lengkap
-Imunologi HBsAg, Anti HBs, Anti HCV
Penanda Tumor: PSA Total, CEA
- Faal Hati Protein Total, Albumin, Bilirubin Total,
Dir / Indir, SGOT, SGPT, Gamma GT,
Alkali Fosfatase
- Faal Ginjal Ureum, Kreatinin, Asam Urat
- Profil Lipid Cholesterol, Trigliserid, HDL, LDL direk
- Profil DM Glukosa puasa, 2 jam pp
- Urine Rutin + reduksi jam pp
2. Elektrokardiogram (EKG) resting
3. Treadmill
4. USG Abdomen
5. X-Photo Thorax PA
6. Tes Fisik Umum
7. Audiometri + Dokter THT
8. Dokter Mata
9. Pap Smear / PSA
10. Spirometri
11. USG Mammae
12. Tes Kejiwaan Sesuai rekomendasi Dokter
13. Pemeriksaan Medis lainnya
Lampiran 6
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor : 168 .K/DIR/2011
Tanggal : 13 April 2011
a. sakit atau cedera serius karena kecelakaan termasuk kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas
dan kecelakaan dalam rumah tangga;
b. serangan jantung;
c. distres pernafasan termasuk serangan asma menetap (status asthmaticus), tenggelam, benda
asing dalam saluran pernafasan;
(2) Tindakan dalam Kondisi Darurat Gawat sebagaimana dimaksud dalam point 1, harus segera
dilaporkan kepada Perseroan dalam waktu 2 x 24 jam (tidak termasuk hari libur resmi dan hari
besar), disertai dengan keterangan tertulis dari Dokter yang merawat tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penyakit yang diderita, kecuali apabila kondisi pasien tidak memungkinkan.
(3) Pengobatan Darurat Gawat dilakukan di Sarana Pelayanan Kesehatan yang tidak dilanggan, akan
diberikan Restitusi 100%.
(4) Perawatan lanjutan setelah Kondisi Darurat Gawat sebagaimana dimaksud dalam point 3
diupayakan dipindahkan ke Sarana Pelayanan Kesehatan yang dilanggan.
Nomor: 168.K/DIR/2011
Tanggal: 13 April 2011
Ditanggung mengikuti
keadaan di mana seseorang program penyembuhan paling
tidak dapat mempunyai lama 5 tahun dengan cara
4 Infertilitas Sulit untuk hamil
keturunan dengan usia restitusi sebesar 100%.
pernikahan minimal 5 tahun Program bayi tabung tidak
ditanggung
Lampiran 8
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 168.K/DIR/2011
Tanggal : 13 April 2011
Pegawai dan
1 KONSUlTASI Keluarga
Pegawai dan
2 TAMBAl GIG I Keluarga
2.1. Penambalan Sementara (Pengobatan Syaraf)
2.2. Tanpa Sinar GIC/Fuji (Glass lonomer Cement)
2.3. Dengan sinar/Composite
2.4. Penambalan Besar/Kelas II (MO atau MOD)
2.5. Perawatan Saluran Akar (qutap)
2.6. Penqisian Saluran Akar (Cement), Pulp Cappinq
Pegawai dan
3 PENCABUTAN/BEDAH MUlUT Keluarga
3.1. Pencabutan Giqi
3.2. Pencabutan Giqi Susu dq. Anastesi
3.3. Pencabutan Gigi Tetap
3.4. Pencabutan Giqi Tetap Denqan Komplikasi
3.5. Insisi Abses.Fistul
3.6. Curettage Per Gigi
3.7. Alveolectomy/Pengambilan Tonjolan Tulang
3.8. Operasi Giqi MiringfTerbenam
Pegawai dan
4 PENGOBAT AN PERIODONTIK Keluarga
4.1. Pembersihan Karanq Giqi + Fluoridasi Tiap Rahanq AlB
Pegawai dan
6 X-RAY Keluarga
6.1. Xrav Per Giqi
168.K/DIR/2011
13 April 2011
Tindakan medis untuk memindahkan ginjal Ditanggung 1x di rumah sakit yang dilanggan,tapi
yang sehat dari donor kepada pasien yang untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap
mengalami gagal ginjal. termasuk tindakan medis lainnya
1. GINJAL 250 juta rupiah
Tindakan medis untuk menggantikan hati Ditanggung 1x di rumah sakit yang dilanggan,tapi
yang sakit dengan allograft hati yang sehat. untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap
termasuk tindakan medis lainnya
2. LEVER (HATI) 1 miliar rupiah
Tindakan medis yang dilakukan pada pasien Ditanggung 1x di rumah sakit yang dilanggan,tapi
penderita gagal jantung stadium akhir dengan untuk pendonor hanya operasi dan rawat inap
mencangkokkan jantung yang masih berfungsi termasuk tindakan medis lainnya
3. JANTUNG dari pendonor yang baru saja meninggal 1,2 miliar rupiah
kepada pasien.
adalah matras untuk penderita luka bakar atau Biaya yang ditanggung untuk
38 Kasur Dekubitus pasien koma atau bagi pasien yang membutuhkan Semua jenis kasur dekubitus pasien yang sedang menjalani
waktu berbaring yang lama rawat inap di Rumah Sakit
Termometer, Glucatest,
Biaya yang ditanggung untuk
Tensimeter, tes kehamilan, alat
perawatan pasien di Rumah
cekat gigi, oksigen dan labungnya,
Alat Kesehatan / alat tes Sakit dan tidak untuk dimiliki,
41 Sudah jelas alat inhalasi, timbangan badan,
kesehatan serta alat glukates dan
stetoskop, test strip asam urat, test
tensimeter sesuai rekomendasi
strip kolesterol, dan produk-produk
Dokter
sejenisnya
biaya medis terhadap kontrol
Biaya perjalanan dinas yang dilakukan atas keinginan
(SPPD) atas Kontrol Segala jenis kontrol pasca rawat sendiri ditanggung jika ada
42 kesehatan di rumah Sa kit sudah jelas inap, untuk ketiga kali dan rekomendasi rumah sakit di
diluar tempat kedudukan seterusnya daerah yang menyatakan
pasca rawat inap bahwa rumah sakit terse but
tidak memiliki fasilitas untuk
kontrol
perawatan di rumah Lama Oangka waktu) perawatan di rumah (home
43
.Ihomecare) care)
Biaya yang ditanggung untuk
44 Implant Tindakan penanaman pada organ tubuh Segal a jenis yang mendapatkan
rekomendasi Dokter
Biaya yang ditanggung untuk
Lasik (Laser Assisted In Site Tindakan operasi dengan cara laser untuk
45 Segal a jenis yang mendapatkan
Keratomileusis) memulihkan fungsi mata .
rekomendasi Dokter
46 Bayi tabung sudah jelas Segala jenis
Biaya yang ditanggung untuk
47 Alat bantu pernapasan sudah jelas Segala jenis yang mendapatkan
rekomendasi Dokter
168.K/DIR/2011
13 April 2011
Jenjang Jabatan
Jakarta,Bandung,dan
Selain Jakarta, Bandung, dan Surabaya
Surabaya
Manajemen Menengahl
Kelas I VIP Standar
Fungsional II