Anda di halaman 1dari 12

JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 187-200

PENGARUH NYANYIAN LITURGI “BBT” TERHADAP


PARTISIPASI KAUM MUDA DALAM PERAYAAN
EKARISTI

Antonius Joko Hermawan

Abstrak:

In 2009, Commission for Liturgy of the Archdiocese of Semarang published a


liturgical songbook for the youth: Bernyanyilah Bagi Tuhan (BBT). The author is
interested in answering a question: have liturgical songs in BBT responded to the
needs of the youth and affected their understanding of faith? To answer this
question, the author has conducted a field research by using qualitative research
methods. To obtain relevant data, the authors conducted an in-depth interview with
fifteen participants. The findings reveal positive signs that the BBT songs have met
the needs of the youth through singing those songs for the youth. The songs also
prove to affect their understanding of faith. Its significant influence is clearly seen
from the participations of youth in various Eucharistic celebrations. Through those
songs, young people are helped to express their faith physically and spiritually by
way of singing in a Eucharist.

Kata-kata Kunci:

potensi, fungsi, partisipasi, sosialisasi, inkulturasi, paguyuban, pendidikan


liturgi.

LATAR BELAKANG DAN FENOMENA kaum muda. Bagi orang muda khasanah
UMUM nyanyian liturgi yang ada pada waktu itu
dianggap sudah terlalu kuno.1 Oleh karena
Komisi Liturgi Keuskupan Agung Sema- itu mereka berupaya mencari dan meng-
rang (Komlit KAS) telah menerbitkan buku gunakan nyanyian-nyanyian yang dianggap
nyanyian liturgi untuk kaum muda mampu menyentuh jiwa muda mereka
Bernyanyilah Bagi Tuhan (BBT). Buku nya- untuk digunakan dalam perayaan liturgi,
nyian liturgi yang disusun sejak tahun 2009 khususnya perayaan Ekaristi. Akibatnya,
oleh tim penyusun BBT tersebut, meru- banyak nyanyian-nyanyian populer yang
pakan usaha Komlit KAS dalam rangka masuk dalam perayaan Ekaristi. Bahkan
menyediakan khasanah nyanyian liturgi terjadi penggunaan nyanyian-nyanyian yang
baru yang baik untuk digunakan dalam tema dan isi syairnya tidak sesuai sama
perayaan liturgi. Upaya tersebut dilakukan sekali dengan perayaan yang sedang
untuk menjawab keprihatinan kurangnya dilaksanakan.
khasanah nyanyian liturgi, khususnya bagi

187
Pengaruh Nyanyian Liturgi “BBT” Terhadap Partisipasi Kaum Muda dalam Perayaan Ekaristi (Ant. Joko Hermawan)

Pada sisi yang lain, di kalangan kaum dari beberapa nyanyian baru yang diciptakan
muda sendiri telah muncul berbagai orang muda itu, ada kalanya ditemukan
kreativitas untuk menciptakan nyanyian- kurang sesuai dengan kriteria sebagai
nyanyian dengan maksud bisa digunakan nyanyian liturgi.
dalam perayaan Ekaristi. Hal itu kiranya juga
Dari latar belakang dan fenomena terse-
dipengaruhi oleh ciri-ciri potensi yang
but di atas, tulisan ini mencoba menjawab
dimiliki oleh orang muda, yakni:2
persoalan apakah nyanyian liturgi yang baru
a) Dinamis penuh dengan gairah dan sema- mampu mendorong pertisipasi orang muda
ngat hidup yang membara. Jiwa muda dalam perayaan Ekaristi? Untuk menjawab
adalah jiwa dalam ‘taufan dan badai’ persoalan tersebut, sebelumnya penulis te-
(sturm and drang), sarat dengan gelora lah melakukan penelitian kecil terhadap
hidup yang harus menemukan penyaluran beberapa orang muda aktivis kor yang telah
yang tepat. Ciri ini mendorong mereka menggunakan nyanyian liturgi kaum muda
untuk berpetualang dan bereksperimen dari buku BBT. Dalam penelitian tersebut
dalam upaya mencari nilai-nilai baru, disimpulkan bahwa orang muda sangat
karena tidak mau didikte oleh zamannya membutuhkan adanya nyanyian liturgi baru
atau oleh generasi pendahulu. Dorongan yang berjiwa muda. Bahkan kehadiran
emosi yang meluap-luap tidak jarang nyanyian liturgi BBT dirasa mampu mem-
mendorong mereka cepat bereaksi dan beri suasana dalam perayaan Ekaristi yang
bertindak tanpa pikir panjang. berbeda dari biasanya.
b) Berorientasi masa depan. Berbeda dengan
generasi tua yang umumnya suka menge- KERINDUAN DAN HARAPAN KAUM
nang dan merindukan masa silam (past- MUDA TERHADAP TRADISI MUSIK
oriented), generasi muda cenderung ber- LITURGI
orientasi ke masa depan (future-oriented).
Kaum muda sebagai insan masa depan
c) Terbuka terhadap setiap perkembangan
Gereja memiliki harapan terhadap perkem-
dan pembaruan, yang dianggap dapat
bangan musik liturgi. Harapan tersebut
mempercepat proses realisasi masa depan
terungkap dari hasil wawancara mendalam
yang didambakan. Potensi ini menem-
yang telah penulis lakukan dalam penelitian.
patkan orang muda sebagai generasi
Orang muda berharap bahwa khasanah nya-
‘pembaru’ yang selalu berupaya melawan
nyian liturgi yang baru semakin diperba-
kemapanan dan mendobrak nilai-nilai
nyak. Mereka merasa bahwa perbenda-
lama yang melestarikan status quo.
haraan nyanyian yang sudah ada selama ini
d) Kreatif: karena tidak puas dengan keadaan
monoton dan membosankan. Bagi mereka
dan nilai-nilai lama dan haus akan segala
perlu ada banyak nyanyian liturgi baru
sesuatu yang baru, mereka selalu menge-
sebagai alternatif pilihan untuk digunakan
rahkan daya-cipta untuk mencari tero-
dalam perayaan Ekaristi.
bosan-terobosan baru.
e) Empatik: orang muda juga memiliki Orang muda juga berharap adanya
kepekaan sosial yang tinggi sehingga penggunaan berbagai alat musik yang bisa
dengan cepat dan mudah ikut merasakan digunakan untuk mengiringi nyanyian
penderitaan orang lain. liturgi dalam perayaan Ekaristi. Meskipun
demikian mereka juga sadar bahwa
Ciri-ciri potensi tersebut mendorong penggunaan alat musik perlu disesuaikan
orang muda untuk berkreasi demi meme- dengan tema dan suasana yang dibangun
nuhi hasrat jiwa muda mereka. Salah satu- dalam perayaan liturgi. Terhadap tradisi
nya adalah dengan menciptakan nyanyian- musik liturgi Gereja, orang muda pada
nyanyian liturgi yang baru. Oleh karena itu, dasarnya tidak antipati terhadap nyanyian
selain terdapat nyanyian liturgi yang sudah liturgi klasik, seperti misalnya nyanyian
ada dalam buku Madah Bakti (MB) dan Puji Gregorian. Namun, untuk menciptakan
Syukur (PS), di kalangan umat muncullah suasana yang dinamis mereka berharap
nyanyian-nyanyian baru yang digunakan supaya penggunaan nyanyian liturgi bisa
dalam perayaan Ekaristi. Namun sayangnya,

188
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 187-200

bergantian antara yang klasik dan yang liturgi.5 Dari jenisnya, fungsi musik liturgi
modern. dapat dibagi dalam beberapa kemungkinan: 6
Terhadap pengembangan musik liturgi a) Musik sebagai kegiatan liturgis, misal-
saat ini, orang muda mengharapkan adanya nya: sebagai aklamasi/dialog antara
proses sosialisasi yang tegas dan jelas dari imam dan umat, sebagai pewartaan dan
pihak-pihak yang bertanggung jawab, renungan (Mazmur Tanggapan), seba-
misalnya tim kerja liturgi dan kor paroki. gai syukur (Kemuliaan, Kudus, Madah
Tim liturgi paroki perlu mendorong umat Syukur sesudah Komuni), sebagai doa
untuk semakin mengenal dan menggunakan permohonan (Tuhan Kasihanilah Kami,
lagu-lagu liturgi baru. Adanya sosialisasi Bapa Kami, Anak Domba Allah), dan
yang tegas dan jelas akan mendukung umat sebagai pernyataan iman (Syahadat
khususnya orang muda untuk tidak takut Iman, Anamnesis).
memilih dan menyanyikan lagu-lagu liturgi b) Musik untuk mengiringi suatu kegiatan
yang baru. Sosialisasi juga harus menyentuh liturgis, yakni untuk mengungkapkan
persoalan pemahaman orang muda apa yang terjadi, misalnya: perarakan
terhadap nyanyian liturgi, sebab selama ini (nyanyian pembuka, bait pengantar
masih banyak umat khususnya orang muda Injil, dan nyanyian penutup), kegiatan
yang tidak tahu makna nyanyian liturgi, persiapan persembahan dari perarakan
bahkan masih ada perdebatan di kalangan sampai pendupaan altar, pemecahan
umat terhadap nyanyian mana yang boleh roti (nyanyian Anak Domba Allah),
digunakan dan mana yang tidak boleh mempersatukan umat dalam Perjamu-
digunakan untuk Misa. Harapan yang lain an Tuhan (nyanyian komuni), pemba-
tentang nyanyian liturgi selanjutnya adalah suhan kaki (pada Kamis Putih), pe-
bahwa lagu-lagu liturgi untuk orang muda nyembahan salib (pada Jumat Agung),
hendaknya bernuansa hidup, ramai, dengan dsb.
gaya yang gaul, dan bersemangat. Maka bagi c) Dari segi antropologis, musik liturgi juga
mereka nyanyian liturgi kaum muda akan berfungsi sebagai pemersatu. Dengan
semakin hidup bila diiringi dengan berbagai bernyanyi bersama umat dipersatukan
iringan alat musik dan tidak sekadar diiringi (misalnya dalam nyanyian pembuka).
dengan organ saja. Selain itu melalui musik dan nyanyian,
sebuah perayaan diperindah bagaikan
FUNGSI MUSIK LITURGI BAGI ORANG keindahan surga. Hal ini berdasar pada
MUDA pernyataan Konstitusi Liturgi: “Dalam
liturgi di dunia ini kita ikut mencicipi
Pertanyaan tentang peran/fungsi musik
liturgi surgawi” (SC 8), maka selayak-
dalam konstitusi liturgi Sacrosanctum
nyalah bentuk perayaan dan tingkat
Concilium artikel 112 dan instruksi Musi-
partisipasi umat bervariasi sebanyak
cam Sacram menempati tempat utama da-
mungkin sesuai dengan kemeriahan
lam pemikiran Gereja. Pertanyaan ini meru-
pesta dan keadaan umat yang hadir (MS
pakan jantung/inti dari seluruh reformasi
10). Liturgi yang bersifat suci memer-
liturgi, khususnya persoalan terkait musik
lukan dukungan kesenian (khususnya
dan nyanyian. Dalam liturgi, peran/fungsi
musik) yang mau melebur dalam
pelayanan seseorang atau sesuatu adalah
kesucian liturgi.7 Oleh karenanya bisa
untuk melayani komunitas liturgi.3 Oleh
dikatakan bahwa bentuk dan isi dari
karena itu upacara dan nyanyian merupakan
musik liturgi ditentukan oleh bentuk
liturgi sendiri sejauh memenuhi fungsi
dan urutan liturgi yang berbobot suci.
melayani atau sebagai pelayan liturgi.4 Jika
tidak, maka liturgi akan kering dan terasa
kosong dan akan segera ditinggalkan/mati Instruksi musik liturgi Musicam Sacram
dalam perjalanan sejarah. (5 Maret 1967) menyatakan beberapa hal
sebagai berikut:
Musik liturgi adalah musik yang
mengungkapkan makna penting dari ritual Kebaktian liturgis memperoleh bentuk
dan mengandung makna yang penuh dari yang lebih mulia dan indah apabila
dirayakan dengan nyanyian, dengan para

189
Pengaruh Nyanyian Liturgi “BBT” Terhadap Partisipasi Kaum Muda dalam Perayaan Ekaristi (Ant. Joko Hermawan)

pelayan dari setiap tingkatan menunaikan terpadu dengan yang “benar” sehingga me-
tugasnya dan umat turut serta di dalam- lalui kesenian pun jiwa-jiwa dapat diangkat
nya. Melalui bentuk seperti ini, doa-doa dari alam rasa-perasaan kepada alam
diungkapkan dengan cara yang lebih abadi.12 Hal ini terjadi karena keindahan
menarik, misteri liturgi dengan sifat hakiki
musik liturgi yang dimantabkan oleh aliran
hirarkis dan persekutuannya dipamerkan
secara lebih terbuka, persatuan segala hati jernih Injil, di mana Kristus menjadi satu-
bisa dicapai dengan lebih mendalam lagi satunya kesenian dan seni musik yang sejati.
oleh persatuan suara-suara, pikiran de-
ngan lebih mudah dilayangkan ke hal-hal Fungsi Eskatologis
surgawi oleh keindahan upacara suci, dan
Musik bukan sekadar membantu men-
seluruh perayaan menggambarkan secara
ciptakan suasana keilahian, melainkan juga
lebih jelas lagi liturgi surgawi yang
dipentaskan dalam kota suci Yerusalem menjadi pralambang liturgi surgawi, yang
(MS 5).8 disemarakkan dengan nyanyian para malai-
kat dan yang akan kita alami pada akhir
Dalam Instruksi di atas Joncas mene- zaman.
mukan lima fungsi musik liturgi yang dapat
dipetakan sebagai berikut:9 Dari penelitian yang penulis lakukan,
orang muda pada umumnya masih
Fungsi Dekoratif menempatkan musik liturgi sebatas pada
fungsi dekoratifnya saja. Hal itu berarti
Dengan dinyanyikan, sebuah doa diung- bahwa orang muda menganggap nyanyian
kapkan dengan lebih menarik dan anggun. liturgi yang bagus adalah nyanyian yang enak
Nyanyian akan menambah keanggunan untuk dinyanyikan maupun didengarkan,
suatu ungkapan doa dan secara psikologis atau menyentuh hati dan pengalaman
memberi pengaruh terhadap emosi sese- mereka. Maka meskipun ada nyanyian yang
orang, baik yang menyanyikan maupun yang baik dalam arti memiliki fungsi deferensiatif,
mendengarnya. Untuk perasaan ini, unitatif, transcendental, dan eskatologis,
Yohanes Paulus II menyatakan bahwa sikap tetapi tidak enak atau susah dinyanyikan,
takjub dan penuh rasa kagum dari orang mereka cenderung meninggalkannya.
yang mendengarkan atau menyanyikan Dalam hal ini kebanyakan orang muda
musik, akan memunculkan antusiasme belum menyadari pentingnya fungsi-fungsi
untuk mengangkat diri dan memulai lagi lain (deferensiatif, transendental, unitatif,
hidupnya.10 Dalam arti ini keindahan akan dan eskatologis) yang dimiliki musik atau
menyelamatkan dunia. nyanyian liturgi. Hal ini menunjukkan
bahwa pemahaman orang muda terhadap
Fungsi Diferensiatif nyanyian liturgi masih sangat kurang.
Misteri liturgi yang sedari hahikatnya
bersifat hierarkis dan komunitas jemaat, UPAYA INKULTURASI DALAM
dinyatakan secara lebih jelas dan tampak NYANYIAN LITURGI KAUM MUDA
ketika ditopang dengan musikalitas. Joseph Gelineau pernah menyatakan
bahwa perkembangan bahasa musik serta
Fungsi Unitatif teknologinya kebanyakan menyebabkan
Musik itu mempersatukan jemaat dan semacam ‘kekagetan’ serta kesan aneh bagi
kesatuan hati dicapai secara lebih menda- para pendengar pada saat musik semacam
lam berkat perpaduan suara. itu didengar pertama kalinya.13 Menurutnya
kesan tersebut dapat memunculkan kebi-
Fungsi Transendental ngungan dan ketidakjelasan arti dari simbol-
simbol dalam liturgi. Terhadap pendapat
Musik yang suci itu seperti memper-
seperti itu, Dieter Mack memberi catatan
cantik liturgi surgawi.11 Melalui musik, hati
bahwa simbol-simbol musik pada umumnya
lebih mudah dibangkitkan ke arah hal-hal
bersifat relatif (tergantung konteks) pada
surgawi berkat keindahan upacara kudus.
masa kini.14 Menurut Mack, tidak mustahil
Dalam suratnya kepada para artis, Yohanes
bahwa choral Gregorian15 juga dianggap
Paulus II menyatakan bahwa yang “indah”

190
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 187-200

aneh, karena sudah tidak sesuai dengan yaan Ekaristi mereka juga menginginkan
yang terasa “biasa” oleh masyarakat modern, penggunaan alat musik yang lain yang dirasa
apalagi bagi kaum muda zaman sekarang. lebih modern, misalnya: gitar, flute, key-
Bagi orang muda zaman sekarang musik board, kajon, dan lain-lain. Untuk persoalan
liturgi yang baru seakan-akan mesti bertolak ini konstitusi liturgi memberi kebijakan bah-
dari budaya musik popular, karena inilah wa alat musik selain organ dapat digunakan
yang paling diketahui dan dinikmati oleh dalam ibadat suci, sejauh memang cocok
kebanyakan orang muda.16 atau dapat disesuaikan dengan penggunaan
dalam liturgi, sesuai pula dengan keang-
Ciri dinamis dan terbuka terhadap setiap
gunan gedung gereja, dan sungguh mem-
perkembangan serta pembaruan membuat
bantu memantapkan penghayatan umat
orang muda senang dan menerima keha-
beriman. Tentu saja penggunaan alat musik
diran sesuatu hal yang baru. Bagi mereka
juga harus mendapat persetujuan dan
hal-hal yang baru dianggap sebagai sesuatu
kebijakan pimpinan gerejawi setempat (SC
yang menantang, bermuatan masa depan,
120).
dan tidak ketinggalan zaman. Sesuatu yang
baru itu menarik mereka untuk mempela- Ciri-ciri potensi orang muda yang
jarinya, sehingga ketika ada nyanyian liturgi kreatif, dinamis, berorientasi masa depan,
yang baru mereka sangat antusias meneri- dan terbuka terhadap setiap perkembangan
manya. dan pembaruan, semakin mendukung
paham bahwa musik liturgi harus mengikuti
Hasil penelitian juga menunjukkan
perkembangan zaman.17 Kaum muda za-
bahwa orang muda cenderung kurang terta-
man sekarang hidup dalam suasana genre
rik dengan hal-hal yang sudah lama. Orang
musik pop yang sangat kuat, sehingga
muda akan cepat bosan dan tidak bersema-
mereka terbiasa dengan musik modern
ngat lagi terhadap nyanyian-nyanyian liturgi
seperti itu. Maka kaum muda mengharap-
yang sudah lama, misalnya saja nyanyian
kan bahwa nyanyian liturgi baru hendaknya
liturgi yang ada dalam buku MB dan PS.
lebih dinamis dan bergaya pop. Namun
Nyanyian liturgi dalam kedua buku tersebut
demikian, Mack menilai bahwa paham
sudah lama dikenal oleh umat. Namun, bagi
generasi muda akan lebih suka pergi ke
orang muda nyanyian liturgi dalam MB dan
gereja jika musik liturgi sesuai dengan
PS dianggap sudah ketinggalan zaman. Hal
bahasa pop, merupakan pandangan yang
ini menunjukkan bahwa kebutuhan nya-
terlalu sempit, sebab unsur kualitatif dan
nyian liturgi baru yang sesuai dengan jiwa
hakikat keagamaan sendiri diabaikan demi
orang muda sangat besar. Bagi orang muda
memancing orang.18
suasana liturgi dengan adanya nyanyian-
nyanyian liturgi yang baru akan menjadi Penulis menilai apa yang disampaikan
semakin indah, hidup, dan bersemangat. oleh Mack adalah benar, bahwa orang muda
Apalagi nyanyian liturgi yang baru tersebut justru dapat menerima musik “avant-garde”
dapat menampung kreativitas orang muda, yang dimiliki oleh Gereja, oleh karena
seperti misalnya dapat dimainkannya mereka paham dan tahu bahwa musik-
berbagai alat musik pada saat mengiringi musik tersebut merupakan kekayaan Gereja
nyanyian liturgi. yang sangat membanggakan di sepanjang
sejarah. Namun memang tidak dapat
Alat musik organ khususnya orgel pipa
dipungkiri bahwa jiwa kaum muda sangat
sangat dijunjung tinggi dalam tradisi musik
membutuhkan dukungan dan sarana bagi
Gereja. Suara orgel pipa dianggap mampu
pengungkapan iman dalam perayaan iman
memeriahkan upacara-upacara Gereja seca-
mereka. Oleh karena itu, dalam rangka lebih
ra mengagumkan, dan mengangkat hati
mendorong partisipasi aktif kaum muda
umat kepada Allah dan ke surga (SC 120).
dalam perayaan Ekaristi, Gereja senantiasa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang
berusaha mengembangkan nyanyian liturgi
muda tidak serta-merta menolak alat musik
kaum muda sebagai upaya inkulturasi musik
organ. Orang muda masih tetap menghargai
liturgi dalam budaya orang muda.
organ sebagai alat musik khas yang dimiliki
oleh Gereja. Namun demikian, dalam pera-

191
Pengaruh Nyanyian Liturgi “BBT” Terhadap Partisipasi Kaum Muda dalam Perayaan Ekaristi (Ant. Joko Hermawan)

Dalam rangka inkulturasi musik liturgi, dapat digunakan sesuai dengan bagian-
Konsili Vatikan II menyatakan bahwa dalam bagian liturginya.19 Dalam hal ini nyanyian
hal-hal yang tidak menyangkut iman atau liturgi BBT dapat dikatakan sebagai hasil
kesejahteraan segenap umat, Gereja tidak usaha inkulturasi nyanyian liturgi dalam
mengharuskan keseragaman yang kaku di budaya orang muda. Akhirnya buku
dalam liturgi (SC 37). Hal tersebut sangat nyanyian liturgi kaum muda BBT yang
disadari sebab dalam liturgi terdapat unsur dibuat oleh tim penyusun dari Komlit KAS,
yang tidak dapat diubah karena ditetapkan disusun untuk membantu umat, khususnya
oleh Allah, maupun unsur-unsur yang dapat kaum muda, dalam memilih nyanyian liturgi
berubah, yang di sepanjang masa dapat atau yang tepat untuk membantu mereka
bahkan mengalami perubahan (SC 21). Bagi menyatukan diri (fungsi unitatif) dalam
penulis, musik liturgi untuk kaum muda misteri iman yang dirayakan dalam Ekaristi.
pun juga mengalami perubahan dari zaman
ke zaman. Hal ini dipengaruhi oleh perkem- NYANYIAN LITURGI KAUM MUDA
bangan budaya musik pop yang semakin MENDORONG PARTISIPASI OMK
pesat di kalangan orang muda. Meski DALAM PERAYAAN LITURGI
demikian, konsili menegaskan bahwa dalam
Hakikat liturgi menuntut partisipasi
perubahan tersebut harus diperhatikan
secara penuh, sadar, dan aktif dari umat
pengaturannya supaya lebih jelas mengung-
beriman yang terlibat di dalamnya (lih. SC
kapkan hal-hal kudus yang dilambangkan,
14). Partisipasi yang penuh secara esensial
sehingga umat kristiani dapat menangkap
menunjuk pada partisipasi yang bukan
dengan mudah, dan dapat ikut serta dalam
hanya diungkapkan melalui suara dan gerak
perayaan secara penuh, aktif, dan dengan
badan saja, tetapi juga seluruh pikiran dan
cara yang khas bagi jemaat.
hati (bdk. SC 11). Jadi, partisipasi secara
Untuk perayaan liturgis, tidak ada jenis penuh ingin menunjukkan keterlibatan
musik ibadat yang ditolak oleh Gereja, asal umat baik secara batin, pikiran, dan hati,
sesuai dengan jiwa perayaan liturgis itu maupun secara lahiriah melalui suara dan
sendiri dan selaras dengan hakikat masing- gerak badan. Terkait dengan partisipasi
masing bagian (MS 9). Pernyataan dari secara sadar dan aktif, konstitusi liturgi
instruksi Musicam Sacram tersebut menyi- menekankan supaya umat beriman dapat
ratkan bahwa Gereja tidak menolak berbagai memahami misteri iman yang dirayakan
jenis musik ibadat, termasuk jenis musik pop dengan baik (SC 48). Partisipasi sadar
yang menjadi nuansa nyanyian liturgi kaum terjadi ketika umat beriman yang sedang
muda. Namun demikian, nyanyian liturgi merayakan sakramen paham dan mengerti
kaum muda yang bergaya pop itu tetap harus akan apa yang sedang dilakukan dalam
mengutamakan jiwa perayaan liturgi dan perayaan itu.20 Umat memahami bagian-
selaras dengan hakikat masing-masing bagi- bagian perayaan serta mengerti makna dari
an liturgi. Maka dalam beberapa nyanyian simbol-simbol liturgi yang ada. Ia paham
liturgi yang bergaya pop, penggunaannya mengapa berdiri, berlutut, berdoa, bernya-
dalam liturgi harus disesuaikan antara tema nyi, bersalaman, menebah dada, dan seba-
nyanyian dengan tema atau bagian perayaan gainya (lih. PUMR 47-48). Yang terutama
liturginya. Untuk hal ini kaum muda perlu adalah secara batin umat sadar bahwa roti
memahaminya dengan baik, karena banyak yang diterima pada saat komuni adalah
terjadi asal itu sebuah nyanyian liturgi yang Tubuh Kristus sendiri (lih. PUMR 80).
enak didengar karena bergaya pop maka
Partisipasi secara sadar dan aktif juga
dipilih. Padahal nyanyian tersebut tidak
menyangkut persiapan diri kita ketika
sesuai tempatnya dalam bagian liturgi,
memilih nyanyian liturgi. Para petugas
misalnya nyanyian liturgi bertema perto-
liturgi khususnya kor, secara sadar tahu dan
batan yang dinyanyian pada saat upacara
paham bahwa pemilihan nyanyian liturgi
komuni.
harus sesuai dengan tema perayaan dan
Agar orang muda tidak asal dalam bagian-bagiannya. Ia sadar bahwa peng-
memilih nyanyian liturgi, maka perlu gunaan nyanyian dalam perayaan liturgi
disediakan nyanyian liturgi kaum muda yang khususnya Ekaristi tidak boleh asal-asalan.

192
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 187-200

Penggunaan nyanyian yang tepat akan jiwa umat yang merayakannya. Hal itu
membantu kesatuan antara apa yang secara tidak langsung ditegaskan dalam
dinyanyikan dengan perayaan yang sedang pedoman liturgi bahwa Ekaristi dirayakan
berlangsung. Demikianlah dengan pemili- sesuai dengan keadaan umat setempat (lih.
han nyanyian yang tepat, umat beriman PUMR 18). Perhatian terhadap keadaan dan
dapat menyesuaikan hati dengan apa yang kekhususan umat sangat penting demi
mereka ucapkan/nyanyikan (bdk. SC 11). mewujudkan partisipasi umat beriman
Konstitusi liturgi menyatakan bahwa dalam perayaan Ekaristi menurut tugas dan
upacara liturgi menjadi lebih agung, bila peran masing-masing, serta dapat memetik
ibadat kepada Allah dirayakan dengan buah hasil Ekaristi sepenuh-penuhnya (bdk.
nyanyian meriah, bila dilayani oleh petugas- PUMR 17 dan 20). Maka, seluruh perayaan
petugas liturgi, dan bila umat beriman ikut hendaknya dirancang sedemikian rupa
serta secara aktif (SC 113). Pernyataan sehingga umat yang hadir dapat berpartisi-
tersebut menegaskan betapa pentingnya pasi secara sadar, aktif, dan penuh, yakni
nyanyian liturgi yang tepat untuk mendu- berpatisipasi dengan jiwa dan raganya, serta
kung kemeriahan upacara liturgi. Musik dikobarkan dengan iman, harapan, dan
dapat membuat liturgi semakin hidup dan kasih (PUMR 18). Penulis merasa bahwa
penuh sehingga umat beriman berdoa usaha tersebut juga termasuk bagaimana
dengan sungguh-sungguh, intensif dan merancang sedemikian rupa sebuah
efektif.21 perayaan yang diikuti oleh umat, khususnya
kaum muda, dan bagaimana mereka dapat
Sudah dijelaskan di atas bahwa musik
berpartisipasi dengan jiwa dan raganya, serta
liturgi membantu juga pemahaman terha-
dikobarkan dengan iman, harapan, dan
dap misteri iman yang sedang dirayakan oleh
kasih dalam perayaan Ekaristi.
umat karena memiliki fungsi transendental
dan eskatologis yang sangat kuat. Tidak Dalam perayaan Ekaristi, Umat Allah
hanya itu perayaan liturgi akan semakin merayakan iman akan Kristus yang sengsara,
agung jika umat ikut terlibat secara aktif dan wafat, dan bangkit menang atas maut.
terlebih ikut bernyanyi dengan lagu-lagu Dalam perayaan itu, Gereja tidak hanya
liturgi yang mendukung/sesuai. Dengan cara menghadirkan misteri Kristus secara verbal
seperti ini doa dapat diungkapkan secara (sabda) saja, tetapi – dalam Roh Kudus –
lebih menarik, dan misteri liturgi, yang membawa umat masuk lebih intim dengan
sedari hakikatnya bersifat hirarkis dan seluruh pikiran dan hati ke dalam misteri
jemaat, dinyatakan secara lebih jelas. Paskah Kristus itu sendiri.22 Bagi umat di
kalangan orang muda, musik memiliki peran
Partisipasi umat dalam bernyanyi sangat
penting untuk mengekspresikan jiwanya
penting, sebab dalam perayaan Ekaristi
dalam menghayati perayaan Ekaristi. Dalam
jangan sampai umat beriman hadir sebagai
arti tersebut Bosco Da Cunha berpendapat
orang luar atau penonton yang bisu (lih. SC
bahwa sebagai tugas pelayanan, musik liturgi
48). Dengan ikut bernyanyi, orang akan
harus melayani orang muda, dalam arti
dibantu untuk membangun suasana hati
memperhitungkan ciri khas jiwa mereka.23
dan keyakinan batin yang lebih besar untuk
Musik yang mewakili jiwa orang muda akan
berelasi dengan Allah. Persoalannya adalah
lebih membantu mereka masuk lebih intim
bagaimana pemilihan dan penggunaan nya-
dengan seluruh pikiran dan hati ke dalam
nyian liturgi yang mendukung penghayatan
misteri Paskah Kristus. Hal tersebut sangat
umat, khususnya bagi kaum muda? Apakah
dimungkinkan karena musik liturgi memiliki
semua nyanyian liturgi yang ada dalam
beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi
Gereja cukup membantu umat menghayati
transendental.24
perayaan Ekaristi?
Dalam fungsi transendental, Edward
Menurut penulis, nyanyian liturgi yang
Foley mencatat bahwa musik memiliki
tepat tidak hanya menyangkut kesesuaian
empat karakteristik yang khas, yakni: musik
syair, melodi, tema, dan penggunaannya saja
selalu terikat oleh waktu, musik adalah
dalam bagian perayaan, tetapi juga me-
tanda kehadiran personal, musik bersifat
nyangkut jiwa lagunya yang sesuai dengan
dinamis, dan musik berciri intangible.25

193
Pengaruh Nyanyian Liturgi “BBT” Terhadap Partisipasi Kaum Muda dalam Perayaan Ekaristi (Ant. Joko Hermawan)

Fungsi transendental dari musik liturgi, gerak partisipasi tersebut, instruksi liturgi
memungkinkan seseorang yang entah mengingatkan bahwa kaum beriman hen-
mendengarkan atau pun menyanyikannya daknya diajar untuk memadukan diri secara
dapat berelasi dengan Allah secara lebih batin dengan apa yang dinyanyikan oleh
dekat.26 Tentu hal tersebut mengandaikan petugas atau kor, sehingga dengan mende-
sebuah musik liturgi yang sesuai dengan ngarkan, mereka sendiri bisa mengangkat
budaya umat setempat. Dalam hal ini, hati ke hadapan Allah (MS 15). Maka
budaya orang muda yang sudah terbiasa pendidikan liturgi mutlak harus diusahakan
hidup dengan suasana musik pop, akan lebih demi mewujudkan cita-cita konstitusi
bisa menerima musik liturgi dengan gaya liturgi, yakni memajukan partisipasi kaum
pop dari pada musik liturgi klasik. Apalagi beriman dalam perayaan liturgi.
jika syairnya tidak dapat ditangkap dengan
Instruksi musik suci mengingatkan
baik maka penghayatan akan pesan
bahwa di antara kaum beriman, para ang-
perayaan, di mana musik menjadi bagian
gota perkumpulan religius awam harus lebih
integral dari liturgi, kurang atau bahkan
diperhatikan dalam pemberian instruksi
tidak bisa dipahami oleh OMK.
mengenai musik ibadat, supaya mereka bisa
menunjang dan meningkatkan partisipasi
TANTANGAN DAN PELUANG BAGI
umat dengan lebih berdaya guna (MS 18).
PENGEMBANGAN MUSIK LITURGI
Selain itu pembinaan seluruh umat dalam
Bunda Gereja sangat menginginkan su- menyanyi hendaknya ditangani dengan
paya semua orang beriman dibimbing ke serius dan penuh kesabaran bersama
arah keikutsertaan yang sepenuhnya, sadar dengan pembinaan liturgi sesuai dengan
dan aktif dalam perayaan-perayaan liturgi usia, situasi, cara hidup kaum beriman, serta
(SC 14). Selain hal itu merupakan tuntutan tingkat perkembangan religius mereka.
dari hakikat liturgi sendiri, partisipasi Penulis merasa bahwa hal ini perlu diusaha-
tersebut juga merupakan hak serta kan dan dilaksanakan sejak awal pendidikan
kewajiban umat kristiani. Oleh karenanya, di Sekolah Dasar. Perlu adanya perhatian
segala upaya dan usaha supaya umat dari para pendidik untuk mengajarkan
beriman berpartisipasi dalam perayaan tentang liturgi dan musik liturgi untuk para
liturgi sangat didorong oleh konsili, bahkan pelajar, tentu dengan cara dan metode yang
memperoleh perhatian yang terbesar. Hal lebih menarik dan bisa dengan mudah
ini berlaku secara khusus bagi partisipasi diterima oleh para pelajar.
kaum muda dalam merayakan Ekaristi,
Satu hal yang perlu dilakukan dalam
mengingat bahwa Gereja sangat membutuh-
rangka pembinaan mengenai liturgi dan
kan peran orang muda.27 Orang muda yang
musik liturgi kepada para pelajar adalah
berciri dinamis akan semakin menampak-
dengan selalu menekankan bahwa liturgi
kan wajah Gereja muda yang hidup dan
adalah satu-satunya kekayaan Gereja yang
dimanis pula. Akan tetapi, keterlibatan
sangat agung. Maka segala sesuatunya perlu
orang muda tersebut perlu diimbangi dan
dipersiapkan dengan baik termasuk penggu-
didasari dengan pemahaman iman yang
naan nyanyian-nyanyian yang sesuai. Ber-
kuat. Dalam hal ini pemahaman mengenai
bagai metode pengajaran yang kas bagi orang
liturgi dan musik liturgi.
muda juga bisa dilakukan, misalnya: (1)
Pemahaman mengenai liturgi sangat Membuat website liturgi yang lebih menarik
penting oleh karena liturgi menjadi sumber dengan menampilkan gambar-gambar
dan puncak hidup kaum beriman. Pemaha- aktivitas orang muda dalam musik liturgi.
man yang benar tentang liturgi akan (2) Membuat kelompok-kelompok diskusi
semakin mengembangkan partisipasi aktif yang bisa diikuti oleh kaum muda pecinta
jemaat beriman. Sacrosanctum Concilium musik liturgi. Untuk zaman sekarang
artikel 113 menyatakan bahwa perayaan kelompok ini dapat dipermudah konektivi-
Ekaristi dapat menjadi lebih agung, bila tasnya melalui layanan jaringan sosial,
dirayakan dengan nyanyian yang meriah, seperti misalnya: Whatsapp, Line, Facebook,
dilayani oleh para petugas liturgi dan umat Instagram, Twitter, dll. (3) Melaksanakan
berpartisipasi secara aktif. Dalam rangka kegiatan camping bagi para aktivis koor

194
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 187-200

orang muda dengan tentu saja diisi berbagai Terkait dengan adanya tantangan
materi mengenai pembinaan liturgi dan sosialisasi yang tidak mudah, Orang muda
musik liturgi. Bagi penulis peluang inilah sangat membutuhkan sosialisasi yang tegas
yang bisa dikembangkan untuk dilakukan dan intensif mengenai nyanyian liturgi yang
kedepannya. baik. Di sini maksud dari sosialisasi yang
tegas adalah bagaimana penjelasan yang
Penulis memberikan saran juga kepada
diberikan oleh otoritas Gereja dan pihak
tim liturgi paroki tentang perlunya diadakan
yang berwenang dapat satu suara dan tidak
kegiatan pembinaan dan pendidikan secara
berbeda-beda, baik dalam kebijakan maupun
intensif kepada orang muda mengenai
keputusannya. Maka dalam proses sosialisasi
liturgi, khususnya tentang musik dan
tersebut sangat dibutuhkan kerjasama yang
nyanyian liturgi. Kegiatan ini menjadi
baik dari semua pihak, baik otoritas Gereja
tanggung jawab tim liturgi paroki yang
setempat (tingkat keuskupan maupun kevi-
bekerja sama dengan komisi liturgi
kepan) bersama dengan umat, dalam hal ini
kevikepan atau keuskupan. Pemahaman
para pengurus Dewan Paroki. Sosialisasi
yang baik dan benar tentang perayaan liturgi
juga menyangkut bagaimana OMK meneri-
dan makna musik liturgi, akan menjadi
ma pengajaran mengenai musik dan nya-
pondasi yang kuat bagi partisipasi OMK.
nyian liturgi. Adanya pembinaan dan
Gerak dan spirit partisipasi yang aktif tidak
pengajaran tentang liturgi akan membantu
melulu hanya demi aktualisasi diri, tetapi
OMK untuk semakin mengetahui dan
lebih dari itu dan yang paling penting adalah
memahami dengan baik dan benar makna
bahwa spirit partisipasi aktif muncul dari
serta fungsi nyanyian liturgi dan bagian-
hak dan kewajiban oleh karena kesadaran
bagian perayaan liturgi. Pengetahuan dan
diri sebagai OMK, bagian dari umat Allah,
pemahaman yang baik dan benar mengenai
sebagai “bangsa terpilih, imamat rajawi,
hal itu juga akan mendorong partisipasi aktif
bangsa kudus, umat kepunyaan Allah
umat dalam perayaan liturgi secara baik dan
sendiri” dan berdasarkan rahmat baptis yang
benar pula.
telah diterimanya (lih. SC 14, 1Ptr 2:9; 2:4-
5). Spirit kebebasan modern mendorong
munculnya para pengarang lagu bahkan dari
Kegiatan pembinaan dan pendidikan
kalangan orang muda. Peluang tersebut
liturgi itu dapat dilaksanakan dengan
perlu ditangkap dan dikelola dengan baik
mengumpulkan para aktivis kor, pengarang
supaya hasil karya cipta mereka merupakan
lagu, dan pemain musik dalam suatu
nyanyian liturgi yang baik dan berkualitas.
seminar musik liturgi yang didampingi oleh
Maka perlu adanya pembinaan terhadap
para ahli liturgi dan musik liturgi. Tidak
para pengarang nyanyian liturgi. Komisi
hanya berhenti dengan kegiatan seminar
liturgi sebagai otoritas resmi (lih. SC 44-46),
saja, penulis menyarankan supaya dijalin
yang bertanggung jawab terhadap jalannya
komunikasi antar mereka dalam suatu
pelaksanaan kegiatan perayaan liturgi Gereja
wadah paguyuban, bahkan bisa dengan
setempat (tingkat nasional maupun keusku-
memanfaatkan sarana teknologi informasi
pan), perlu secara aktif melakukan pem-
yang ada, misalnya dengan membuat group
binaan liturgi khususnya kepada para
melalui jejaring sosial seperti misalnya:
pengarang lagu liturgi. Baik juga dibentuk
Whatsapp, Facebook, Instagram, twitter,
tim yang bertugas mengawal perkembangan
dan lain sebagainya. Paguyuban ini bisa
nyanyian liturgi yang semakin hari dirasa
menjadi sarana bagi para aktivis kor,
cukup marak beredar di kalangan umat. Tim
pengarang lagu, dan pemain musik untuk
ini diberikan tanggung jawab secara khusus
saling berdiskusi dan mencari solusi bagi
untuk mewadahi dan menjadi sarana bagi
pengembangan nyanyian liturgi. Tentu saja
para pengarang lagu untuk mendapatkan
pengambil kebijakan ada pada otoritas
nihil opstat dan imprimatur dalam peng-
Gereja, dalam hal ini Komlit KWI maupun
gunaan nyanyian liturgi yang diciptakannya.
keuskupan. Maka segala sesuatunya harus
Tim ini juga bertanggung jawab dalam
tetap dikomunikasikan bersama dengan
menginventarisasi khasanah nyanyian litur-
otoritas Gereja.
gi yang ada dan mendorong sosialisasi peng-

195
Pengaruh Nyanyian Liturgi “BBT” Terhadap Partisipasi Kaum Muda dalam Perayaan Ekaristi (Ant. Joko Hermawan)

gunaannya oleh umat setiap kali berliturgi, sebanyak-banyaknya mengenai pelajaran


khususnya dalam perayaan Ekaristi. liturgi, bisa melalui buku-buku liturgi,
majalah, atau pun internet. Namun, dalam
Komisi liturgi juga perlu bekerja sama
mencari sumber di internet harus memilih
dengan Dewan Paroki, dalam hal ini para
sumber informasi yang benar dan dapat
Koordinator Tim Kerja (KTK) kor maupun
dipertanggungjawabkan, atau bertanya
liturgi, yang menjadi garda terdepan bagi
kepada narasumber yang berkompeten.
pelaksanaan perayaan liturgi bersama umat.
Tidak berhenti di tingkat para koordinator
Kerja sama tersebut menyangkut persoalan
OMK saja, tetapi mereka juga mengajar-
bagaimana para pengarang lagu yang ada di
kannya kepada para anggota mereka,
wilayah parokinya masing-masing, bisa
terlebih bagi informasi dan sosialisasi
mendapatkan wadah untuk berekspresi
mengenai adanya nyanyian liturgi kaum
mengembangkan karya musik liturgi yang
muda, seperti misalnya dari buku BBT.
diciptakannya secara baik dan benar. Hal ini
sangat penting diperhatikan oleh karena
PENUTUP
banyaknya karangan lagu-lagu (baik rohani
maupun nyanyian liturgi) yang diciptakan. Buku Bernyanyilah Bagi Tuhan (BBT)
Oleh karena itu para pengarang lagu juga yang berisi kumpulan nyanyian liturgi kaum
harus didorong untuk setia terhadap muda kiranya sangat diterima oleh kaum
panggilannya dalam menciptakan nyanyian muda. Hadirnya nyanyian-nyanyian liturgi
liturgi dengan cara bekerja sama dengan dalam buku tersebut cukup memberi
otoritas Gereja yang berwenang. pengaruh yang positif terhadap penghayatan
iman kaum muda dalam perayaan Ekaristi.
Masih adanya umat yang menggunakan
Pengaruh tersebut ditampakkan dalam
bahasa daerah dalam perayaan liturgi men-
semangat mereka untuk terlibat secara aktif,
jadi tantangan sekaligus peluang bagi peles-
berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi.
tarian budaya lokal. Kebutuhan terhadap
Gerak partisipasi mereka terdukung oleh
tersedianya khasanah nyanyian liturgi kaum
karena nyanyian liturgi BBT sangat cocok
muda yang berbahasa daerah (misalnya:
bagi kaum muda. Bahkan nyanyian liturgi
nyanyian liturgi berbahasa Jawa) sangat
BBT membuka kemungkinan untuk dapat
dirindukan oleh umat, khususnya umat di
diiringi dengan berbagi alat musik, sehingga
paroki-paroki yang masih setia menggu-
mereka yang berbakat memainkan alat
nakan bahasa daerah dalam perayaan
musik dapat bergabung bersama dengan
liturginya. Oleh karena itu Komisi liturgi
kelompok kor yang menyanyikannya.
Gereja setempat perlu segera menjawab
kebutuhan tersebut dengan mendorong para Kehadiran nyanyian liturgi buku BBT
pengarang lagu untuk berkreasi mencip- memang memberi pengaruh yang posistif
takan nyanyian-nyanyian liturgi kaum muda bagi penghayatan iman kaum muda. Namun
berbahasa daerah. demikian proses pengembangannya perlu
dilakukan terus menerus, mengingat bahwa
Banyaknya kegiatan-kegiatan bagi Orang
semakin banyaknya nyanyian liturgi baru
Muda Katolik (OMK) akhir-akhir ini juga
yang muncul dan beredar di kalangan umat.
menjadi kesempatan yang baik untuk men-
Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang
dorong mereka terbuka terhadap pendidikan
bagi Gereja, dalam hal ini otoritas yang
liturgi. Mereka perlu didorong untuk selalu
berwenang perlu memberi wadah kepada
mengetahui makna liturgi, khususnya
para aktivis muda Gereja dalam mengung-
kepada para penggerak kelompok-kelompok
kapkan ekspresi mereka. Maka kemajuan
orang muda, para koordinator, yang biasanya
teknologi informasi dan telekomunikasi
menentukan suatu kebijakan di tingkat
dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
mereka. Hendaknya para koordinator,
membentuk paguyuban dalam berdiskusi
pelatih kor, maupun pengurus OMK
dan berbagi.
bersedia untuk belajar dan mempelajari
liturgi, khususnya musik liturgi. Penulis Pendidikan dan pembinaan liturgi,
menyarankan suapa ada gerakan untuk khususnya nyanyian liturgi bagi kaum muda
mengajak orang muda mencari informasi juga sangat dibutuhkan. Orang muda perlu

196
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 187-200

dibimbing dan dibekali mengenai makna Antonius Joko Hermawan


liturgi dan nyanyian liturgi sehingga gerak Lulusan Program Magister Teologi,
partisipasi mereka dalam perayaan Ekaristi Fakultas Teologi Universitas Sanata
memiliki pondasi yang baik. Hal ini juga Dharma, Yogyakarta.
untuk mencegah terjadinya pelanggaran- Email: frjokohermawan@gmail.com
pelanggaran yang justru mengaburkan
makna penting perayaan Liturgi.

CATATAN AKHIR
1
Khasanah nyanyian liturgi yang sudah ada pada 19
Bdk. Komlit KAS, Benyanyilah Bagi Tuhan,
waktu itu misalnya adalah nyanyian liturgi yang Kanisius, Yogyakarta 2009, xiii.
ada dalam buku Madah Bakti dan Puji Syukur. 20
Reynaldo Antoni Haryanto, Peran Musik Suci Bagi
2
Philips Tangdilintin, Pembinaan Generasi Muda, Partisipasi Umat Dalam Liturgi Menurut
Kanisius, Yogyakarta 2008, 27-28. Dokumen Liturgi Tahun 1963-2003, Tesis
3
Lucien Deiss, Vision of Liturgy and Music for a Magister Teologi USD, Yogyakarta 2013, 110.
New Century, The Liturgical Press, Collegeville 21
Pius XII, Musicae Sacrae Disciplinae, 1955.
Minnesota 1996, 4. 22
Colman O’neill, General Principles, dalam
4
Lucien Deiss, Vision of Liturgy and Music for a “Vatikan II – The Liturgi Constitution”, Scepter
New Century, 5. Publisher, Dublin 1964, 30.
5
Lih. Gerard Dennis Gill, Music in Catholic Liturgy: 23
Bosco da Cunha, “Musik Liturgi Melayani Orang
A Pastoral and Theological Companion to Sing to Muda Katolik”, Majalah Liturgi KWI 4 (2013), 24-
the Lord, Hillenbrand Books, Chocago Illinois 25.
2009, 23-24. 24
Dari pernyataan MS 5, Joncas menemukan lima
6
Karl-Edmund Prier & Paul Widyawan, Roda Musik fungsi musik liturgi, yakni: fungsi dekoratif,
liturgi, PML, Yogyakarta 2011, 22. deferensiatif, unitatif, transcendental, dan
7
C.H. Suryanugraha, OSC., Melagukan Liturgi eskatologis. (Lih. Jan Michael Joncas, From Sacred
Menyanyikan Misa, Kanisius, Yogyakarta 2015, Song to Ritual Music: Twentieth-Century
18. Understandings of Roman Catholic Worship
8
“Liturgical worship is given a more noble form Music, 40-42)
when it is celebrated in song, with the ministers of 25
Lih. E. Foley, Natan, D. Mitcell, Joanne, M. Pierce
each degree fulfilling their ministry and the people (eds), Liturgical Music: A Commentary on the
participating in it. Indeed, through this form, General Instruction of the Roman Missal, The
prayer is expressed in a more attractive way, the Liturgical Press, Collegeville Minnesota 2007, 865.
mystery of the liturgy, with its hierarchical and 26
Lih. Reynaldo Antoni Haryanto, Peran Musik Suci,
community nature, is more openly shown, the 130.
unity of hearts is more profoundly achieved by the 27
“Gerejamembutuhkan anda, antusias anda,
union of voices, minds are more easily raised to kreativitas anda, dan sukacita yang begitu khas
heavenly things by the beauty of the sacred rites, dari anda, orang muda Katolik” (Pesan Paus
and the whole celebration more clearly prefigures Fransiskus dalam Misa Penutupan World Youth
that heavenly liturgy which is enacted in the holy Day di Pantai Copacabana, Rio De Jenairo Brazil).
city of Jerusalem”.
9
Jan Michael Joncas, From Sacred Song to Ritual DAFTAR PUSTAKA
Music: Twentieth-Century Understandings of
Roman Catholic Worship Music, Liturgical Press,
Collegeville 1997, 40-42.
Buku:
10
Yohanes Paulus II, Surat Kepada Para Artis,
Dokpen. KWI, Jakarta 2000, 28. Deiss, L. Vision of Liturgy and Music for a
11
C.H. Suryanugraha, OSC., Melagukan Liturgi New Century. Collegeville Minnesota:
Menyanyikan Misa, 22. The Liturgical Press, 1996.
12
Yohanes Paulus II, Surat Kepada Para Artis, 17.
13
J. Gelineau, Die Music im Christlichen Dennis, G.G. Music in Catholic Liturgy: A
Gottesdienst, 57-58, seperti dikutip oleh Dieter
Mack, Sejarah Musik 4, PML, Yogyakarta 1995,
Pastoral and Theological Companion
244. to Sing to the Lord. Chocago Illinois:
14
Dieter Mack, Sejarah Musik 4, 245. Hillenbrand Books, 2009.
15
Choral Gregorian adalah pola dasar dalam ritual
agama Katolik. Dieter M., Sejarah Musik 4. Yogyakarta:
16
Dieter Mack, Sejarah Musik 4, 245. PML, 1995.
17
Bdk. Philips Tangdilintin, Pembinaan Generasi
Muda, 27-28.
18
Dieter Mack, Sejarah Musik 4, 245.

197
Pengaruh Nyanyian Liturgi “BBT” Terhadap Partisipasi Kaum Muda dalam Perayaan Ekaristi (Ant. Joko Hermawan)

Foley, E., Natan, D. Mitcell, Joanne, M. Pius XII. Musicae Sacrae Disciplinae.
Pierce (eds). Liturgical Music: A 1955.
Commentary on the General
Instruction of the Roman Missal. Philips Tangdilintin, P. Pembinaan
Collegeville Minnesota: The Liturgical Generasi Muda. Yogyakarta: Kanisius,
Press, 2007. 2008.

Haryanto, R.A. Peran Musik Suci Bagi Prier, K-E & Paul Widyawan. Roda Musik
Partisipasi Umat Dalam Liturgi liturgi. Yogyakarta: PML, 2011.
Menurut Dokumen Liturgi Tahun
Suryanugraha, C.H. Melagukan Liturgi
1963-2003. Yogyakarta: Tesis Magister
Menyanyikan Misa. Yogyakarta:
Teologi USD, 2013.
Kanisius, 2015.
Joncas, J.M. From Sacred Song to Ritual
Yohanes Paulus II, Surat Kepada Para
Music:Twentieth-Century Understan-
Artis, Dokpen. Jakarta: KWI, 2000.
dings of Roman Catholic Worship
Music, Collegeville: Liturgical Press, Majalah:
1997.
Bosco da Cunha, “Musik Liturgi Melayani
Komlit KAS. Benyanyilah Bagi Tuhan. Orang Muda Katolik”, Majalah Liturgi
Yogyakarta: Kanisius, 2009. KWI 4 (2013)
O’neill, C. General Principles, dalam
“Vatikan II – The Liturgi
Constitution”. Dublin: Scepter
Publisher, 1964.

198

Anda mungkin juga menyukai