Anda di halaman 1dari 8

2

Menghadapi tantangan hidup, orang seringkali putus asa dan kecewa,

terhadap Tuhan dan dirinya sendiri, terlebih dimana pada saat ini beberapa negara di

dunia termasuk Indonesia sedang mengalami pandemic virus corona 19. Keadaan ini

sungguh sangat memprihatinkan dan mencemaskan banyak orang sehingga wabah ini

telah menjadi ancaman serius yang perlu diatasi dan diantisipasi. Situasi ini

mendorong manusia untuk tetap berpegang teguh kepada Tuhan sebagai penolong di

masa sulit seperti ini.

Pendeta Joshua Haris, penulis buku Kristen terkenal “I kissed Dating

Goodbye”, menyatakan ketidakmampuannya melepaskan diri dari dosa. Kemudian

dia menyatakan dirinya bukan lagi Kristen, dan menceraikan istrinya yang sudah

dinikahinya selama 20 tahun dan memberinya 3 orang anak.1 Pada dasarnya “Sumber

kekecewaan yang umum berasal dari ketidaktercapaian keinginan, harapan, gairah

terhadap sesuatu atau seseorang diluar dari Tuhan dan kehendak-Nya”.2

Hark menjelaskan “Gereja bawah tanah di China, mengalami banyak

tantangan dan halangan. Mereka seringkali harus beribadah secara sembunyi-

sembunyi dalam rumah yang sempit dan panas.3 Pemerintah China membatasi dan

mencampuri kehidupan gereja, dan membatasi kitab suci untuk disampaikan kepada

1
Anon., 2019. https://relevantmagazine.com. [Online]
Available at: https://relevantmagazine.com/culture/hillsong-songwriter-marty-sampson-says-hes-
losing-his-christian-faith/

2
Walker, K., 2015. Disappointment: A subtle path away from God. Michigan: Overboard
Ministries.
3
Hark, C., 2017. What Christianity in China Is Really Like. Shanghai:
https://www.thegospelcoalition.org/article/what-christianity-in-china-is-really-like/.
3

jemaat.4 Meski demikian semangat dan iman orang Kristen di China, tetap meyala-

nyala dan kekristenan di-sana bertumbuh dengan pesat.

Kekecewaan memang mampu membuat sebagian orang jatuh, “tetapi

orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru mereka

seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan

tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah “ Yesaya 40 : 31.5 Ayub

di dalam penderitaannya tidak membuat dia kecewa terhadap Tuhan, bahkan dia

berkata “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang

mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5).6 Melihat perkataan Ayub maka

penulis menyimpulkan bahwa penderitaan karena Kristus, tidak membuat orang

menjadi patah dan kecewa, karena sukacita akan Tuhan justru terpancar dan menjadi

kesaksian bagi bangsa-bangsa.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti mencoba untuk mendeskripsikan

pengharapan dalam penderitaan akan Tuhan dalam bentuk komposisi yang merupakan

refleksi dari Alkitab, yaitu Yakobus 5:7-11.Teks ini memaparkan bagaimana

seharusnya orang-orang Kristen dapat bertahan dalam meneguhkan hati kepada Tuhan

sehingga memiliki pengharapan dalam kehidupan nya. Yakobus menyaksikan

bagaimana orang-orang Kristen yang penuh harap dan berserah mengikut Allah ialah

orang-orang yang mampu mempertahankan imannya walaupun banyak kesukaran

hidup yang dihadapi saat menjalaninya.

Penulis memilih idiom musik Batak sebagai sarana dalam menggambarkan

peneguhan hati terhadap Allah yang membuahkan pengharapan. Suku Batak

4
Ibid.
5
Yesaya 40:31
6
Ayub 42:5
4

merupakan suku yang menjalani kehidupan sebagai petani di kampung, dan

permainan musik Batak yang dimainkan dengan sangat tegar namun tetap memiliki

khas tersendiri, dengan adanya penggabungan berbagai alat musik batak dalam

sebuah permainan dengan pola ritmik yang berbeda dan melodi yang berbeda dan

juga bahkan warna-warna suara vokal yang berbeda.

Orang Batak pada umumnya sudah menjadi orang Kristen (Protestan)

sekitar tahun 1860 dan menjadi suatu kebiasaan juga bahwa orang Batak senang

bersandung lewat nada-nada. Nada-nada Pentatonis do re mi fa sol ini yang juga

dapat dimainkan dengan serunai dan dengan taganing.7

Melestarikan budaya yang ada dalam konteks musik gerejawi mengajarkan

gereja dalam banyak hal untuk memberikan peran kepada jemaat terhadap musik

daerah dengan menggunakan idiom lokal nusantara sehingga membantu melestarikan

musik tersebut. Salah satu hal yang bisa dilakukan gereja adalah dengan melakukan

inkulturasi. Inkulturasi pada dasarnya merupakan sebuah proses percampuran sebuah

budaya dan inkulturasi kebudayaan khususnya bidang musik dapat membantu

pendekatan kepada masyarakat di sekitar dalam penyesuaian budaya.8

Oleh sebab itu, dalam proses penggarapan komposisi ini penulis memilih

menggunakan idiom musikal Batak (estetika,ritmik,dan bahasa), karena menurut

penulis penggunaan idiom musikal Batak merupakan salah satu respon dari tanggung

jawab peneliti dalam mengembangkan kebudayaan Nusantara.

7
Maria Agnes Hutagalung,”Instrumen Garantung Pada Lagu Sianjur Mula Mula Karya
Guntur Sitohang Dalam Aransemen Musik Etnik Batak”. (Yogyakarta, 2017), 5.

8
Juanita Theresia Adimurti, Inkulturasi Musik Di Gereja Batak Toba Dan Simalungun,
(2005):2
5

Format dari karya musik ini adalah ansambel campuran dan dengan

instrument-instrument tiup lainya seperti Sulim yang memberikan kesan warna

melodi keceriaan dan semangat dalam harmoni yang ada . Pendekatan musik budaya

dalam hal ini, maka penulis akan melakukan proses kreatif dan menciptakan

komposisi yang berjudul ” Pagomos Ma Roham Tu Debata Untuk Refleksi Dari Kitab

Yakobus 5:7-11”.

B. Fokus Penelitian

Mencermati uraian diatas maka fokus dari penelitian ini adalah proses

kreatif penciptaan karya komposisi ” Pagomos Ma Roham Tu Debata Untuk Refleksi

Dari Kitab Yakobus 5:7-11” yang akan ditampilkan pada kegiatan Senior Resital

bulan Mei tahun 2020.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis paparkan di atas,

maka penulis merumuskan permasalahan , yaitu :

Pertama, bagaimana penggunaan idiom musik Batak dalam komposisi ”

Pagomos Ma Roham Tu Debata Untuk Refleksi Dari Kitab Yakobus 5:7-11”?

Kedua, bagaimana analisis ” Pagomos Ma Roham Tu Debata Untuk

Refleksi Dari Kitab Yakobus 5:7-11”?

Ketiga, bagaimana proses kreatif komposisi “” Pagomos Ma Roham Tu

Debata Untuk Refleksi Dari Kitab Yakobus 5:7-11” mulai dari ide awal sampai bulan

Mei di selenggarakan nya resital?

D. Tujuan Penelitian
6

Pertama, untuk mendeskripsikan penggunaan Idiom musik Batak dari

komposisi “” Pagomos Ma Roham Tu Debata Untuk Refleksi Dari Kitab Yakobus

5:7-11”.

Kedua, untuk mendeskripsikan analisis musical (bentuk, struktur, dan

instrumentsi) terhadap komposisi “” Pagomos Ma Roham Tu Debata Untuk Refleksi

Dari Kitab Yakobus 5:7-11”

Ketiga, untuk mendeskripsikan proses kreatif ” Pagomos Ma Roham Tu

Debata Untuk Refleksi Dari Kitab Yakobus 5:7-11” dari ide awal sampai resital.

E. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam beberapa aspek,

yakni sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang Idiom Musik Batak dan paduan

suara bagi Gereja dan masyrakat.

b. Dapat menjadi salah satu referensi dalam dunia Pendidikan dan instansi

pendidikan di STT Harvest Internasional Teologi Seminari.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi program studi Musik Gerejawi Sekolah Tinggi Teologi Internasional

Harvest (STTIH), penelitian ini bermanfaat untuk menambah hasil penelitian dan

wawasan komposisi bagi para mahasiswa sehingga bisa digunakan di masa depan

apabila diperlukan.
7

b. Bagi masyarakat dan gereja, penelitian ini bermanfaat untuk menjadi referensi

karya komposisi yang dapat digunakan di dalam perayaan kebaktian ataupun

perayaan spiritual Kristen yang lain, serta sebagai sarana misi dan penginjilan

lintas budaya.

c. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menuangkan buah pemikiran dan

kreativitas di dalam komposisi musik gerejawi.

F. Tinjauan Pustaka.

1. Roger Kamien, Music An Aprecition, New York, 2011, Penulis mengambil

beberapa data dan teori musik dari buku ini untuk dijadikan refrensi dalam

penulisan landasan teori.

2. Leon stein, Structure and Style, Miami 1979, Penulis mengambil data tentang

teori bentuk seperti motif dan frase dari buku ini untuk dijadikan refrensi

dalam peniptaan karya komposisi.

3. K.E Prier, Ilmu Bentuk Musik , Yogyakarta. Dalam buku ini Karl Prier

membahas mengenai bentuk musik yang berhubungan dengan komposisi yang

diciptakan penulis, yaitu bentuk binary form, menurut Karl adalah bentuk lagu

yang terdiri dari dua bagian yang berbeda, bagian tersebut ditandai dengan

sebutan A dan B.

4. J.C. Vergouwen, Masyarakat dan Hukum adat Batak Toba, Yogyakarta: PT.

LkiS Yogyakarta,2004, 639 halaman. Vergouwen dalam bukunya membahas

pengenalan akan sejarah budaya Batak, dan hal yang serupa penulis ingin

sampaikan, mengenai sejarah,kebudayaan Batak Toba.


8

5. Charles F . Preifer, Everett F. Harrison, The Wycliffe Bibble Commentarry,

hak cipta terjemahan Indonesia, Malang ; 2013, 1484 halaman. The Wycliffe

Bibble Commentarry adalah buku yang ditulis oleh 48 pakar terkemuka di

dunia. Dalam buku ini dijelaskan mengenai tafsiran kitab Yakobus 5 : 17 yang

merupakan ayat yang digunakan oleh penulis dalam menciptakan komposisi.

Tafsiran dalam Yakobus 5 : 7-11 menjelaskan mengenai orang-orang yang

bertekun dalam Tuhan dan tidak bersungut-sungut di dalam penderitaan yang

dialaminya, tentunya mendapatkan pengharapan besar yang di berikan dan di

janjikan oleh Tuhan.

G. Tinjauan Repertoar.

Bagian ini akan membahas mengenai repertoar-repertoar yang menjadi

sumber inspirasi atau ide dalam proses pembuatan tugas akhir untuk penulis,

diantaranya yaitu :

1. Gondang Batak for World karya Martahan Sihotang. Penulis mempelajari karya

ansambel alat musik daerah Batak Toba yang dipadukan dengan musik barat,

dimana tangga nada, ritme, dan penggabungan antara musik barat dan musik

Batak Toba menginspiasi penulis pada pembuatan komposisi.

2. Karya dari Drs. Bonar Gultom pencipta lagu berdarah Batak ini menyajikan

musik vokal paduan suara campuran dengan judul lagu “Abab” dimana terdiri dari

4 (empat ) kelompok suara yaitu sopran,alto,tenor, dan bass. Karya dari komposer

ini menjadi inspirasi peneliti dalam menciptakan komposisi, Peneliti mendapatkan

inspirasi harmoni dalam penggunaan 4 suara campuran dewasa.


9

3. Frans Manihuruk, Seorang lulusan mahasiswa musik gerejawi dari STT Harvest,

membuat karya Gondang Batak, Peneliti menggunakan tinjauan dari Frans

manihuruk guna mendapatkan refrensi berupa ritmik-rimik musik Batak.

4. Nahum Situmorang, Karya dari lagu Nahum yang terkenal di kalangan masyrakat

batak, “Anakkon Hi Do Hamoraon di Au’’, peneliti menggunakan refrensi karya

dari Nahum ini, guna mendapatkan nuansa musik Batak.

Anda mungkin juga menyukai