Anda di halaman 1dari 11

Elektromagnetic Interference (EMI) : Karakteristik Gelombang,

Pengukuran, dan Teknik Perisaian


William Xaveriano Waresindo
Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia.

E-mail: williamwaresindo046@gmail.com

Abstract. Sumber radiasi elektromagnetik yang mengurangi performance dari suatu peralatan
atau sistem dan mengganggu pengoperasian normal terhadap peralatan atau sistem lain dikenal
sebagai Electromagnetic Interference (EMI). Adapun kemampuan dari sistem untuk melakukan
fungsi individu tanpa mengganggu sistem lain dikenal sebagai Electromagnetic Compatibility
(EMC). Gangguan elektromagnetik (EMI) dalam produk elektronik dan listrik adalah masalah
besar yang harus diperhitungkan untuk memenuhi standar kompatibilitas elektromagnetik
(EMC). Untuk itu pada review ini akan dibahas lengkap mengenai karakteristik dari
gelombang elektromagnetik yang menghasilkan EMI tersebut, jenis propagasinya, sumber-
sumber dan penerima dampak EMI, metode pengukuran interferensi serta cara penanganannya.

1. Pendahuluan
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terbentuk dari usikan medan magnetik dan
medan listrik. Kedua medan ini bergetar dalam arah yang saling tegak lurus. Medan magnetik dan
medan listrik pembentuk gelombang elektromagnetik adalah gelombang transversal, yang arah
rambatnya tegak lurus dengan arah getarnya. Jika kita gambarkan arah getar dan arah rambatnya
adalah sebagai berikut: Bila suatu berkas foton atau gelombang elektromagnetik dilewatkan dalam
suatu benda, berkas tersebut akan berinteraksi dengan atom-atom penyusun benda sehingga intensitas
foton dari arah akan diserap oleh benda tersebut. [1]
Secara umum sistem peralatan elektronik, elektrik dan elektromekanik jumlahnya semakin lama
semakin meningkat, terutama peralatan-peralatan yang menggunakan sistem digital modern seperti,
Terrestrial Trunket Radio, Global System for Mobile Communication (GSM), Personal Computer,
Digital Pager, Radio genggam, Telepon Celluler dan peralatan wireless, peralatan kedokteran
elektronik, peralatan rumah tangga dan lain sebagainya, dimana peralatan tersebut membangkitkan
gelombang elektromagnetik. Peralatan elektronik dengan tipe yang berbeda yang harus dapat
beroperasi dalam lingkungan elektromagnetis dengan suatu harapan tanpa mendatangkan kerugian dari
fungsi peralatan-peralatan yang sudah direncanakan sistem pengoperasiannya dan tidak memberikan
dampak terhadap pengoperasian peralatan sekitarnya dan kesehatan manusia dalam arti tidak
mengganggu lingkungan sekitarnya, maka peralatan-peralatan tersebut memerlukan suatu perencanaan
sistim elektronik yang terpadu. [2] Dengan demikian kemajuan sistem peralatan di bidang elektronik,
elektrik dan industri secara tidak langsung akan disertai beberapa masalah yang disebabkan gangguan
dari bermacam-macam fenomena elektromagnetik. Level tegangan yang rendah pada pengoperasian
elektronik, ketidakseragaman sistem transmisi, kehidupa pengoperasian peralatan yang berdampingan,
arus kuat dan arus lemah didalam suatu sistim dan kepadatan instalasi yang semuanya dapat
berpengaruh dengan lingkungan sekitarnya terutama terhadap kesehatan manusia.
Menurut analisa hasil riset yang telah dilakukan, teknologi yang memanfaatkan spektrum
elektromagnetik disamping besar sekali manfaatnya juga memungkinkan mengarah merugikan
lingkungan. Gangguan elektromagnetik (EMI) terjadi bila noise pancaran spektrum elektromagnetik
yang dihasilkan dari peralatan elektronik dan peralatan listrik mengganggu sinyal spektrum yang
ditimbulkan oleh peralatan lain. Oleh karena itu disamping pengujian produk atau sistem, juga
diperlukan pengujian keandalan lingkungan yang bisa menjamin keandalan performa sistem dalam
lingkunganalaminya. Selama perkembangan kehidupan yang selalu berfikir praktis, maka kebutuhan
pemakaian peralatan yang menggunakan teknologi spektrum elektromagnetik dipandang besar sekali
keuntungannya bagi peralatan untuk berkomuniksi, ilmu kedokteran yang praktis dan canggih,
hubungan bisnis dan industri modern, peralatan – peralatan tersebut juga harus diperhatikan dampak
yang terjadi dalam lingkungan lain. [3]
Gangguan elektromagnetik (EMI) dalam produk elektronik dan listrik adalah masalah besar yang
harus diperhitungkan untuk memenuhi standar kompatibilitas elektromagnetik (EMC). Untuk itu perlu
dipahami secara detil mengenai karakteristik dari gelombang elektromagnetik yang menghasilkan
EMI, jenis propagasinya, sumber sumber dan penerima dampak EMI, metode pengukuran serta cara
penanganannya. Untuk menjaga keamanan elektronik dan produk-produk listrik, standar internasional
tentang kompatibilitas elektromagnetik (EMC) seperti EN (European Norm) dan CISPR (Komite
Khusus Internasional untuk Interferensi Radio) menjadi tolok ukur bagi para perancang untuk
mengurangi emisi noise. [4]

2. Medan Elektromagnetis
Medan listrik merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh adanya muatan listrik. Medan listrik keluar
dari suatu muatan dan menyebar ke seluruh ruang. Medan listrik berbanding lurus dengan besar
muatan listrik, dan berbanding terbalik dengan jarak dari sumber muatan listrik. Medan magnet
dihasilkan oleh arus listrik, atau oleh perubahan medan listrik. [5] Medan listrik dan medan magnet
saling tegak lurus dengan arah perambatan gelombang elektromagnetik. Besarnya medan listrik dan
medan magnet pada suatu titik berbanding terbalik dengan jarak dari sumber medan. [6]
Medan elektromagnetis ada disetiap tempat dalam lingkungan dimana tidak dapat terlihat oleh mata
manusia. Medan listrik dihasilkan oleh terbentuknya muatan lokal dalam atmosfer yang tergabung
dengan hujan, angin ribut dan disertai petir serta guruh. Medan magnetik adalah yang menyebabkan
gerakan jarum kompas dan digunakan burung untuk navigasi. Disamping sumber alami spektrum
elektromagnetik, juga ada sumber spektrum elektromagnetik buatan manusia yaitu X-Ray yang
dipakai untuk diagnose suatu kerusakan anggota badan. [7]
Berdasarkan frekuensinya, gelombang elektromagnetik non pengion dapat dibedakan menjadi
frekuensi sangat rendah (extremely low frequency/ELF), frekuensi menengah (intermediate
frequemcy/IF), dan frekuensi radio (radio frequency/RF). ELF mempunyai frekuensi 0 hingga 300 Hz.
Sumber ELF antara lain jaringan listrik dalam rumah, peralatan rumah tangga, kabel listrik, dan
laptop. Frekuensi IF adalah antara 300 Hz hingga 100 kHz. Sumber IF antara lain peralatan antimaling
(anti-theft device) yang sering digunakan di toko dan kompor induksi. RF berada pada frekuensi 100
kHz hingga 300 GHz. Radio, televisi, radar, dan telepon seluler adalah sumber utama RF. Adapun
jenis gelombang radio frekuensi tinggi digunakan untuk mentransmisikan informasi apakah melalui
antena TV, stasiun radio atau stasiun base telepon bergerak. Karakteristik yang mendefinisikan medan
elektromagnetik yang utama adalah frekuensi elektromagnetik atau sesuai dengan panjang gelombang
elektromagnetnya.
Tabel 1. Spektrum Elektromagnetik [2]
Uraian Frekuensi Panjang Gelombang
High Frequency (HF) 3-30 MHz (100-10) m
Very High Frequency 50-100 MHz (6-3) m
(VHF)
UltraHigh Frequency 400-1000 MHz (75-30) m
(UHF)
Microwave 3.109 – 1011 Hz 10 cm – 3 mm
Milimetre Wave 1011 -1012 Hz 3 mm – 0.3 mm
Infrared 1012 – 6. 1014 Hz 0.3 mm – 0.5μm
Light (6.1014)- (8.1014) Hz 0.5μm - 0.4μm
Ultra-Violet (8. 1014) - 1017 Hz 0.4μm – 10-9 m
X-Rays (1017 - 1019) Hz 10-9 m - 10-3 m
Gamma Rays > 1019 Hz <10-3 m
Medan elektromagnetik diukur dengan menggunakan dosimetri. Salah satunya adalah NARDA ELF
400, yang mampu mengukur medan elektromagnet pada frekuensi 1 hingga 400 kHz. NARDA ELF
400 dilengkapi dengan sistem pengukuran medan elektromagnet 3 aksis pada area seluas 100 cm2.
Pengukuran tersebut menggunakan standar EN 62233:2008-04. [8] NISMap digunakan untuk
mengukur RF dengan menggunakan model 3D dari gelombang radio. Model tersebut menggunakan
informasi mendalam mengenai lokasi, frekuensi, tingkat kekuatan, dan pola gelombang. [9]

3. Sinyal Spektrum.
Spektrum sinyal yang ada dalam sistem elektronik sebagian besar merupakan aspek yang penting dari
kemampuan suatu sistem, bukan hanya untuk mendapatkan batas yang berkaitan dengan pengaturan
pancaran, tetapi juga berfungsi keharmonisan/kerukunan (compatibility) dari sistem elektronik.
Adapun kuantitas yang harus diperhatikan dalam compatibility electromagnetic yaitu pancaran
konduksi, berupa tegangan (volt) atau arus (amper) dan pancaran radiasi, berupa medan elektrik dalam
Volt/m dan medan elektrik dalam Amper/m. [10]
Spektrum elektromagnetik digolongkan seperti yang ditunjukkan dalam tabel 1. Pancaran spektrum
diukur untuk beberapa sumber noise dalam bentuk kumpulan data spektrum dan data statistik yang
terselubung (envelope statistik). Bentuk amplitudo spektrum dari sumber pancaran, berkaitan dengan
anggapan jarak medan dekat berlawanan dengan medan jauh, antara pancaran dari pengukuran
penerima, dan akibat saluran propagasi, directivity pancaran radiasi dan polarisasi pancaran spektrum
berbentuk amplitudo tersebut dapat berupa pancaran konduksi atau radiasi, narrowband atau
broadband. Adapun parameter pancaran spektrum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pancaran Konduksi Narrow Band. Sinyal konduksi narrowband diukur dan dinyatakan dalam
bentuk decibel (dB). Untuk tegangan satuannya adalah dBV, dBmV, sesuai dengan referensi
level tegangan 1 volt, 1mV atau 1µ V. Untuk arus satuannya yaitu dbA, dBmA atau db µ A
sesuai dengan pengukuran referensi level arus 1 A, 1 mA, atau 1 µA. Untul level daya
konduksi diukur dalam unit decibel, dimana referensi untuk 1 watt (dbW), 1 milliwatt (dBm), 1
microwatt (dBµ W) atau 1 picowatt (dBpW),
2. Pancaran Konduksi Broadband. Sinyal konduksi Broadband diukur dan dinyatakan dalam
tegangan dan arus dengan satuan decibel setiap spesifikasi Bandwidth, yaitu dBV/KHz dBµV/
MHz, dBA/Hz, dBµA/MHz dan seterusnya.
3. Pancaran Radiasi Narrowband. Sinyal radiasi narrowband diukur dan dinyatakan dalam satuan
medan listrik decibel yaitu dBV/m dan dBµV/m, sesuai pengukuran level medan elektrik
dengan referensi masing-masing 1Volt/m dan 1microvolt/m. Intensitas medan magnet
satuannya dalam decibel dBA/m dan dBµA/m sesuai dengan pengukuran referensi level
intensitas medan magnet masing-masing 1 amper/m dan 1 microamper/m. Untuk Flux density
magnet satuannya yaitu dBT, dBpT dan dBG dengan level referensi flux density magnet (B)
masing-masing adalah 1 Tesla, 1 pico Tesla dan 1 gauss.
4. Pancaran Radiasi Broadband. Sinyal radiasi broadband diukur dan dinyatakan dalam bentuk
radiasi elektrik dan medan magnet dalam satuan decibel setiap spesifikasi bandwidth yaitu
dBV/m/MHz, dBµV/m/MHz, dBA/m/KHz.
5. Power Density Pancaran Radiasi. Suatu unit dari power radiasi sering kali dialami yaitu
decibel dan power density broadband referensi 1 dBm/m2/KHz. Hubungan kuat medan listrik
dan Power Density dalam medan jauh:
𝐸2
𝑃𝐷 =
𝑍0
Dengan PD : Power Density
Z0 : Impedansi free space: 3.77 ohm
4. Gangguan Elektromagnetik
Gangguan Electromagnetik (EMI) yaitu sinyal pancaran yang tidak diinginkan dari energi konduksi
atau energi radiasi sebagai medan elektromagnetis. Pancaran konduksi berupa tegangan dan arus,
adapun pancaran radiasi terdiri dari medan elektrik dan atau medan magnet. Spektrum sinyal EMI
diidentifikasi dalam bentuk amplitudo yang merupakan kebalikan dengan frekuensi pancaran sinyal
dari suatu sumber EMI. [10] Amplitudo spektrum pancaran dapat berupa pancaran konduksi atau
radiasi, narrowband atau broadband, yang akan diuraikan seperti berikut:
a. Pancaran konduksi didefinisikan energi elektromagnetik yang diinginkan sepanjang propagasi
suatu penghantar. (konduktor). Konduktor meliputi AC power cord, lapisan metalik dari sub
sistim, atau sistim interkoneksi kabel-kabel antara produk-produk.
b. Pancaran radiasi didefinisikan energi elektromagnetik yang diinginkan atau energi
elektromagnetik yang tidak diinginkan yang merupakan propagasi kedalam ruang bebas atau
melalui ruang bebas, sebagai suatu gelombang transverse electromagnetic atau oleh
koplingkapasitif/induktif.
c. Pancaran Narrow Band yaitu suatu pancaran yang mempunyai energi spektrum yang utama
terletak benar-benar di dalam bandpass dari pengukuran peralatan penerima yang digunakan.
Pancaran narrowband yang dimaksudkan yaitu bandwidth pancarannya 3 dB lebih sempit dari
pengukuran bandwith receiver EMI.
Pancaran Broad band yaitu suatu pancaran yang mempunyai distribusi energi spektrum yang lebih
dibandingkan dengan bandwidth dari pengukuran receiver yang digunakan.

4.1. Sumber EMI


Sumber gangguan elektromagnetik (EMI) dibangkitkan dari beberapa peralatan elektronik, elektrik
dan elektromekanik, karena transmisi, distribusi, proses atau penggunaan peralatan untuk berbagai
tujuan dengan energi listrik, sehingga dalam pengoperasiannya menghasilkan sinyal konduksi atau
radiasi. Gangguan elektromagnetik terdiri dari beberapa sinyal yang tidak diinginkan, sinyal semu,
sinyal konduksi atau sinyal radiasi dari sinyal asli yang tidak dapat diterima, menyebabkan penurunan
performance suatu sistim atau peralatan. Sumber EMI dibedakan dalam 2 grup sebagai berikut:
1. Sumber EMI alami yaitu sumber yang tergabung dengan fenomena alami. Sumber tersebut
meliputi sumber EMI natural atmosfir / fenomena pengisian atau pelepasan atmosfir, seperti
kilat dan Sumber EMI natural extraterrestrial / sumber gangguan yang meliputi radiasi dari
sumber matahari dan sumber galactic. Sumber-sumber EMI natural dapat mempunyai sinyal
amplitudo yang bermacam-macam sebagai fungsi frekuensi yang mempunyai kriteria sebagai
sumber EMI broadband yang diidentifikasikan incoherent serta sumber dikategorikan dalam
sinyal radiasi. Sinyal EMI natural dibangkitkan secara tidak sengaja.
2. Sumber buatan manusia yaitu sumber-sumber EMI yang tergabung dengan peralatan-peralatan
buatan manusia seperti jaringan saluran daya listrik, automotive ignition noise, fluorescent light
dan lain sebagainya. Sumber EMI buatan manusia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. EMI broadband yaitu sinyal elektromagnetis konduksi atau radiasi yang mana amplitudo
bervariasi sebagai fungsi dari frekuensi yang diperluas pada jangkauan frekuensi yang lebih
besar dari bandwidth penerima. EMI broadband terbagi menjadi sinyal broadband coherent
dan sinyal broadband incoherent.
b. EMI narrowband yaitu sinyal konduksi atau sinyal radiasi yang mana perbedaan amplitudo
sebagai fungsi dari frekuensi yang lebih sempit dari bandwidth. Dalam EMI narrow band
hanya ada jenis sinyal narrowband coherend.
Gambar 1. Diagram EMI [2]

4.2. Penerima EMI


Penerima gangguan elektromagnetik disebut sebagai korban (Victim). Penerima EMI juga merupakan
sumber korban, sebab korban EMI terdiri dari beberapa peralatan, dimana bila dianalisa menunjukkan
energi elektromagnetik konduksi atau radiasi dari sumber pancaran.
Energi elektromagnetik tersebut akan menurunkan atau merusak performance peralatan. Beberapa
peralatan dapat merupakan sumber pancaran dan receptor (korban) secara bersama-sama. Contoh:
sebagian besar sistim elektronik dalam komunikasi dapat sebagai sumber pancaran, sebab peralatan
tersebut terdiri dari transmitter dan receiver. [2] Penerima (korban) EMI dapat dibedakan menjadi:
1. Korban EMI alami yaitu meliputi manusia, binatang dan tumbuhan.
2. Korban EMI buatan manusia yang dapat dikategorikan ke dalam 4 kategori:
a. Peralatan penerima komunikasi elektronik (Navigasi, radar, pemancar).
b. Amplifier (video, audio, intermideate Frequency (IF)).
c. Peralatan industri dan peralatan konsumen: alat-alat Biomedical, telepon radio, TV
penerima dan lain-lain).
d. Bahya radiasi: EED (Electro Explosive Devide dan bahan-bahan bakar).

4.3. Propagasi Gelombang Elektromagnetik


Gelombang elektromagnetis dapat berjalan melalui ruang hampa, gelombang elektromagnetis
menghasilkan komponen elektrik dan magnet. Gelombang elektromagnetis memindahkan energinya
melalui ruang hampa dan juga melalui medium material. Perbedaan material menyebabkan jumlah
perbedaan yang disebabkan untuk absorbsi dan proses pemancaran kembali.
Sifat alami dari gelombang elektromagnet yang berjalan, yaitu kecepatan dari gelombang
elektromagnet tergantung pada material yang dilalui yang mana gelombang tersebut berjalan. Menurut
sudut pandang dari gelombang propagasi ada 2 lapisan yaitu lapisan troposfer/lapisan terendah
atmosfer yang mengandung semua cuaca bumi, semua air, sebagian uap air dan sebagian polusi serta
ionosfer yang memainkan tugas penting dalam komunikasi radio.
Menurut frekuensi propagasi gelombang elektromagnet dibedakan menjadi propagasi High Frequency
(HF), propagasi Very High Frequency (VHF) dan Ultra High Frequency (UHF) serta propagasi
gelombang microwave dan gelombang millimetre.
Propagasi gelombang elektromagnet frekuensi radio, sebagian besar melalui 3 metode yaitu radiasi,
konduksi dan induksi. Tiga metode tersebut saling mempengaruhi. Metode yang tersebut diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Medan Elektromagnet Radiasi
Pancaran radiasi memancarkan energi elektromagnet dari peralatan dan propagasi melalui
ruangan atau suatu medium. Radiasi elektromagnet yang biasa yaitu pemancar radio dan
pemancar televisi, pemancar akan memancarkan sinyal radiasi ke arah alat penerima dan alat
penerima akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi terhadap sinyal yang diterima. EMI
menurut hasil pengamatan, terjadi pada fasilitas yang berdekatan. Perbedaan antara sinyal
radiasi yang diinginkan oleh pemancara dengan penerima dengan masalah EMI biasanya terjadi
di rumah sakit. Interferensi meliputi pager-pager yang tidak mampu untuk menerima
pembicaraan pada saat didekatnya ada tipe peralatan yang khusus dengan perlindungan
peralatan monitoring. Berdasarkan analisa spektrum di monitor tampak adanya sinyal radiasi
frekuensi radio yang digunakan oleh sistim pemanggil di rumah sakit. Jadi amplitudo dari sinyal
radiasi cukup untuk menghalangi respons pager oleh penerima pager-pager.
2. Medan Elektromagnet Konduksi
Propagasi energi elektromagnetik frekuensi radio melalui konduksi terjadi sebagai hasil
hubungan physik antara peralatan yang berdekatan. Hubungan tidak diperlukan langsung, dapat
melalui saluran perantara. Konduksi tidak disengaja dan tidak diinginkan melalui saluran
perantara yang kadang-kadang berhubungan sebagai loop atau ground loop.

3. Medan Elektromagnet Induksi


Proses induksi terjadi bila sinyal elektromagnetis secara magnetis secara magnet atau dengan
kopling kapasitif atau dengan konduktor yang lain. Bentuk gangguan pada umumnya terjadi bila
sinyal kabel dari bermacam-macam peralatan pararel jalurnya satu dengan yang lain dalam
lingkungan yang biasa, seperti di dalam saluran listrik atau saluran masuk listrik. Induksi dapat
juga terjadi dalam kabel multi konduktor yang multipair, jika pasangan tidak cukup terisolasi
satu dengan yang lain. Pemasangan kabel yang membelit tidak terbungkus dapat untuk
mentransfer energi elektromagnetik dengan cara induksi, jika tidak ada perlindungan dalam
instalasi kabel.

5. Lingkungan Elektromagnetis
Lingkungan elektromagnetis yaitu komposisi dari energi radiasi dan energi konduksi yang dihasilkan
suatu produk elektronik elektrik, maupun elektromekanik berupa distribusi daya dan distribusi waktu
dengan jangkauan frekuensi bermacam-macam dari level pancaran elektromagnet radiasi atau
konduksi yang ditemui oleh suatu lingkungan operasional yang direncanakan. Adapun lingkungan
elektromagnetis dapat berupa gangguan elektromagnetik, pulsa elektromagnet, bahaya radiasi
elektromagnetik terhadap manusia dan material yang mudah meledak juga phenomena alam yang
diakibatkan dari kilat dan P-static.
Lingkungan elektromagnetis dapat dipandang dalam segi distribusi ruang dan distribusi temporal
dari kuat medan listrik (volt/m), irradiance/cahaya (watt/m) atau energi density/kepadatan energi
(joule/m). Penaksiran suatu lingkungan diperlukan untuk mengidentifikasikan secara luas
peralatanperalatan yang peka terhadap gangguan elektromagnetik atau peralatan-peralatan yang
merupakan sumber gangguan elektromagnetik. [2]
Tanpa mengetahui kepekaan dari peralatan biasanya secara kebetulan menjumpai peralatan yang
menggunakan panjang gelombang yang levelnya tinggi dan level dayanya besar dari radiasi
elektromagnetik, padahal tidak dapat diharapkan untuk mempridiksi akibat radiasi yang dipunyai pada
peralatan tersebut. Peralatan-peralatan dengan bermacam-macam amplitudo frekuensi dan spektrum
yang berubah-ubah dari peralatan ke peralatan dan dari satu manufaktur ke yang lain, membuat
bermacammacam tipe gangguan yang mengakibatkan kesulitan dalam pemisahan peralatan untuk
diprediksi, tepatnya gangguan sulit untuk dihindari. WHO mendefinisikan sebagai berikut:
1. Medan static (0 Hz). Rentetan magnet yang mengapung di udara dari transportasi umum,
resonansi magnet yang diduga dari peralatan yang digunakan dalam kedokteran dan peralatan
elektrolit yang menggunakan arus listrik searah untuk proses material dalam industri.
2. Medan Extremely Low frequency (ELF) 0-300 Hz. Kereta api untuk transportasi umum,
beberapa peralatan meliputi pembangkitan distribusi atau penggunaan power listrik.
3. Medan Intermediate frequency (IF)>300Hz–10MHz. Peralatan keamanan, induksi pemanas dan
lain-lain.
4. Medan radio frequency (RF)>10 MHz–300 GHz. Telepon mobil atau transmitter
telekomunikasi radar dan sifat-sifat yang memancarkan cahaya.
Tabel 2. Level Medan Elektromagnetis Sesuai Dengan Frekuensi [2]
Frequency European Power Frequency Mobile Phone Base Station Microwave Oven
Frequency Frequency
50 Hz 50 Hz 900 MHz 1,8 GHz 2,45 GHz
Electro field Magnetic field Power Density Power Density Power Density
(Vm) (µ) (W/m2) (W/m2) (W/m2)
Public 5000 100 4,5 9 10
Exposure
Limits
Occupational 10000 500 22,5 45
Exposure
Limits

Untuk keperluan sistim penempatan peralatan elektronik seperti medical elektronik, komputer dan
lain sebagainya, dapat berada dilingkugan yang keras dan bising, maka testing keandalan lingkugan
perlu juga dilakukan, tidak hanya produknya. Hal ini bertujuan untuk menjamin performance sistim
yang dapat diandalkan dalam lingkungan naturalnya. Pengujian keandalan lingkungan merupakan
sistimatika pendekatan terhadap pengumpulan informasi, analisa informasi dan aplikasi informasi
yang berhubungan dengan pelayanan yang digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan
sekitarnya, yang berpengaruh terhadap peralatan.
Untuk itu pengukuran lingkungan sangat penting untuk mengetahui interaksi dari produk industri
dan tekanan lingkungan yang dihadapi oleh produk yang digunakan.

6. Electromagnetic Compability (EMC)


Elektromagnetik Compability menurut defenisi SNI adalah kemampuan suatu peralatan atau sistem
untuk beroperasi secara normal dilingkungan elektromagnetik tanpa terpengaruh maupun
menghasilkan interferensi terhadap lingkungan. [12] Kesesuaian elektromagnetik dibagi menjadi dua
bagian, yaitu interferensi elektromagnetik dan suseptibilitas elektromagnetik. Menurut International
Electrotechnical Commission (IEC) emisi elektromagnetik adalah ‘suatu peristiwa pemancaran energi
elektromagnetik yang berasal dari sumber gangguan’ (IEC, 1989). Emisi dapat dibagi menjadi sinyal
yang diinginkan dan sinyal yang tidak diinginkan yang diambil dari alur gandengan yang diharapkan
dan tidak diharapkan. [3]
Kesesuaian elektromagnetik berhubungan dengan pembangkit, transmisi dan penerimaan energi
elektromagnetik. Ada 3 aspek masalah kesesuaian elektromagnetik, yaitu sumber (emisi), gandengan
(transfer), dan penerima. Aspek tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Aspek Dasar EMC [3]


Emisi sumber dapat menghasilkan noise atau interferensi. Interferensi terjadi apabila energi yang
diterima penerima menyebabkan penerima bekerja dengan tidak semestinya. Transfer energi terjadi
dengan cepat melalui gandengan elektromagnetik yang tidak diharapkan. Transfer energi
elektromagnetik dapat dikategorikan dalam 4 subsistem, yaitu radiasi emisi, radiasi suseptibilitas,
konduksi emisi dan konduksi suseptibilitas. Subsistem tersebut dapat dilihat pada gambar.

Gambar 3. a) Radiasi Emisi, b) Radiasi Suseptibilitas, c) Konduksi Emisi, d) Konduksi Suseptibilitas [3]

Setiap sistem elektronik biasanya terdiri dari satu atau lebih subsistem yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui kabel. Untuk penyediaan daya subsistem biasanya
digunakan sumber tegangan AC atau DC. Kabel juga digunakan untuk interkoneksi subsistem
sehingga fungsi sinyal dapat melewati perantara subsistem tersebut. Semua kabel - kabel
tersebut memiliki potensi untuk menaikkan emisi energi elektromagnetik. [13]

7. Pengukuran Interferensi Elektromagnetik (EMI) Dan Radiasi Suseptibilitas Elektromagnetik


Dalam laboratorium atau dalam percobaan secara umum pengukuran interferensi adalah dengan
menggunakan ruangan gelombang mikro (microwave) anechoic. Isolasi ruangan ini mampu menahan
gelombang hingga 100 dB dari lingkungan elektromagnetik. Ruangan ini tepat digunakan untuk
pengukuran dengan sensitifitas yang tinggi pada level sinyal yang sangat rendah. Rungan ini biasanya
memiliki ukuran 10,8 x 7,2 x 5,2 meter. [3] Ukuran peralatan yang diukur dalam ruangan ini tidak
lebih dari 0,5 meter. Gambar skematik dari ruangan gelombang mikro anechoic dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 4. Ruangan gelombang mikro Anechoic [11]


Struktur ruangan gelombang mikro terdiri dari dinding metal sebagai penutup (enclosure) yang
diperisai. Dibagian dalam penutup (lantai, dinding, dan langit-langit) dibuat material penyerap,
biasanya karbon yang dilapisi busa polyurethane yang berbentuk piramid seperti yang ditunjukkan
gambar berikut.
Gambar 5. Karbon Dilapisi Busa Pyramid [3]
Bahan absorbsi yang digunakan ruangan gelombang mikro anechoic sangat baik, dinding ruangan
memiliki kemampuan menyerap daya yang besar pada frekuensi yang tinggi dan sedikit menyerap
pada frekuensi yang rendah. Oleh karena itu pada frekuensi sekitar 200 Hz, dimensi kemampuan zona
tes menjadi lebih akurat untuk merespon panjang gelombang pada frekuensi pengukuran.
Kelemahan dari ruangan gelombang mikro anechoic adalah ruangan pengukuran interferensi ini
terbatas pada frekuensi diatas 200 MHz. Ruang anechoic biasanya memiliki pintu untuk meletakkan
peralatan, pengaturan, pengeluaran peralatan yang di tes (Equipment Under Test / EUT), antena dan
peralatan lain yang digunakan dalam pengukuran. Unit pintu didesain dengan baik dengan kontak
metal pada semua sisi untuk menyediakan isolasi dari lingkungan elektromagnetik diluar ruangan dan
didalam ruangan. Banyak kabel penghubung atau sumber daya yang diletakkan dalam ruangan
gelombang mikro anechoic melalui panel khusus untuk mengisolasi medan elektromagnetik yang
tinggi. Kabel sinyal RF dan aliran daya terhubung pada panel yang terpisah. [3]
Peralatan yang di tes diberi sumber tegangan dari power supply yang terletak di lantai ruangan
anechoic. Jarak pengukuran D biasanya 1 meter, 3meter atau 10 meter. Antena penangkap
dihubungkan melalui panel penghubung. Sistem tersebut untuk mengukur radiasi emisi.
Pada pengukuran radiasi suseptibilitas, tidak perlu menempatkan transmitter (generator sinyal dan
amplifier) pada penutup (enclosure) yang terperisai. Pada pengukuran secara umum, radiasi daya dari
antena naik dari level yang ditetapkan, dan yang diamati adalah kegagalan kerja peralatan yang
disebabkan oleh radiasi suseptibilitas. Tes ini biasanya diperlukan pengulangan untuk frekuensi
tertentu dan level daya tertentu. Ruangan anechoic yang ideal memiliki jarak yang bebas antara
peralatan yang di tes dengan antena tansmisi/penerima. Refleksi dinding ruangan menembus medan
yang dihasilkan radiasi dari peralatan yang di tes saat peralatan tes tesebut menjadi subjek tes radiasi
emisi. Kuat medan magnet merupakan vektor penjumlahan semua medan elektromagnetik yang
dihasilkan oleh radiasi peralatan dan semua refleksi dari dinding ruangan. Saat pengetesan radiasi
suseptibilitas peralatan, medan elektromagnetik pada peralatan adalah penjumlahan semua medan dari
antena transmisi dan semua refleksi dari semua dinding ruangan.

8. Perisai Untuk Mengurangi Electromagnetic Interference


Perisaian adalah teknik untuk mengurangi atau mencegah gandengan radiasi energi elektromagnetik
yang tidak diinginkan pada suatu peralatan sehingga tidak menimbulkan lingkungan elektromagnetik.
Tujuan dari perisaian elektromagnetik adalah meredam interferensi elektromagnetik antara sumber
noise dengan piranti yang peka dan terpengaruh sumber.
Salah satu cara menjelaskan bagaimana perisaian bekerja adalah, medan interferensi
elektromagnetik mempengaruhi sirkulasi arus didalam perisai, dan medan timbul karena sirkulai arus
yang melawan medan interferensi elektromagnetik, kemudian daerah medan pada benda yang di
perisai menjadi berkurang.
Spesifikasi perisaian adalah sebagai berikut:
1. Perisaian pelepasan muatan listrik (electrostatic discharge / ESD) adalah proses pembatasan
aliran arus listrik yang berlebih pada saat pengisian muatan listrik. Tipe material untuk perisai
ESD adalah semikonduktor.
2. Perisaian interferensi elektromagnetik adalah proses mencegah induksi radiasi elektromagnetik,
yang merupakan emisi rangkaian listrik yang dibawa dengan cepat mengganti sinyal, seperti
yang dihasilkan pada operasi normal rangkaian yang menimbulkan sinyal yang tidak
diinginkan. Hal ini dapat dicapai dengan memisahkan rangkaian dengan bahan penghalang pada
material konduktif.
3. Perisaian interferensi frekuensi radio adalah proses mencegah radiasi elektromagnetik frekuensi
radio dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya dengan memisahkan bahan penghalang dari
material konduktif. Hal ini dapat dicapai dengan memisahkan rangkaian dengan bahan
penghalang pada material konduktif.
Perisai interferensi elektromagnetik dan frekuensi radio terbuat dari karet, metal, plastik, tekstil, dan
campuran material lain. Banyak tipe produk yang dihasilkan seperti lem, cat, mantel, paking (gasket),
perisai magnetik, dan material khusus. Perisaian ini dapat dilakukan pada konduktor, pada rangkaian
elektronik maupun sistem.
Ada 2 tujuan perisaian, yaitu mencegah emisi suatu sistem atau rangkaian elektronik agar tidak
menimbulkan radiasi yang melewati batas yang telah ditentukan dan mencegah radiasi emisi diluar
sistem agar tidak menimbulkan interferensi pada sistem yang dilindungi. Perisai dibuat dengan
melatakkan sebuah penghalang metal didalam alur gelombang elektromagnetik antara emitor (sumber)
dan receptor (penerima).

Gambar 6. a) Mencegah Emisi Sistem Keluar Dari Batas Perisai, b) Pencegahan Emisi Radiasi Dari Luar Sistem

9. Simpulan
Medan listrik merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh adanya muatan listrik. Medan listrik
keluar dari suatu muatan dan menyebar ke seluruh ruang. Medan magnet dihasilkan oleh arus listrik,
atau oleh perubahan medan listrik. Medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus dengan arah
perambatan gelombang elektromagnetik. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui panjang
gelombang dan frekuensi menentukan karakteristik penting dari medan elektromagnetis. Dimana hal
tersebut diperlukan untuk mengidentifikasikan kemungkinan bahaya atau risiko dari gangguan
interferensi elektromagnetik (EMI), cara pengukuran serta metode penanganan nya menggunakan
shielding.
Gangguan Electromagnetik (EMI) yaitu sinyal pancaran yang tidak diinginkan dari energi konduksi
atau energi radiasi sebagai medan elektromagnetis. Pancaran konduksi berupa tegangan dan arus,
adapun pancaran radiasi terdiri dari medan elektrik dan atau medan magnet. Spektrum sinyal EMI
diidentifikasi dalam bentuk amplitudo yang merupakan kebalikan dengan frekuensi pancaran sinyal
dari suatu sumber EMI. Sedangkan untuk Elektromagnetik Compability (EMC) yaitu kemampuan
suatu peralatan atau sistem untuk beroperasi secara normal dilingkungan elektromagnetik tanpa
terpengaruh maupun menghasilkan interferensi terhadap lingkungan. Untuk pengukuran EMI dapat
dilakukan dengan menggunakan ruangan gelombang mikro (microwave) anechoic. Isolasi ruangan ini
mampu menahan gelombang hingga 100 dB dari lingkungan elektromagnetik. Ruangan ini tepat
digunakan untuk pengukuran dengan sensitifitas yang tinggi pada level sinyal yang sangat rendah.
Sedangkan metode mitigasi pengaruh EMI dilakukan dengan memanfaatkan Teknik perisaian
(shielding) untuk mengurangi atau mencegah gandengan radiasi energi elektromagnetik yang tidak
diinginkan pada suatu peralatan sehingga tidak menimbulkan lingkungan elektromagnetik. Tujuan dari
perisaian elektromagnetik adalah meredam interferensi elektromagnetik antara sumber noise dengan
piranti yang peka dan terpengaruh sumber.
Daftar Pustaka
[1] Ahmed, N.A.G. 1987. Ion Platting Technology: Development and Applications. John
Wiley&Sons: New York.
[2] Sulistyanto, H. 2002. Efek Interferensi Medan Elektromagnetis terhadap Lingkungan. Jurnal
Teknik Elektro. Volume 2. Issue 2.
[3] Online akses repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22145/3/Chapter%20II
[4] X. Shi, X. Liu, J. Ke, Z. Chang, H. Wang, Efficient reduction of EMI from Massage and its
improvement, Optik - International Journal for Light and Electron Optics (2015),
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijleo.2015.09.096
[5] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
[6] Paul A.Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
[7] Online akses resiptory library UI. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122898-S09066fk--
Pengaruh%20pemajanan--Literatur.pdf
[8] Bellieni, C. V., Tei, M., Iacoponi, F., Tataranno, M. L., Negro, S., Proietti, F., Buonocore, G.
(2012). Is newborn melatonin production influenced by magnetic fields produced by incubators?
Early Human Development, 88(8), 707–710. doi:10.1016/j.earlhumdev.2012.02.015
[9] Beekhuizen, J., Vermeulen, R., van Eijsden, M., van Strien, R., Bürgi, A., Loomans, E., Huss, A.
(2014). Modelling indoor electromagnetic fields (EMF) from mobile phone base stations for
epidemiological studies. Environment International, 67, 22–26. doi:10.1016/j.envint.2014.02.008
[10] J. L. Norman Violette., Donald R. J. White., Michael F, Violette. 1987 “Electromagnetic
Compatibility Handbook”, Van Nostrand Reinhold Company, New york.
[11] Song-Hae Ye., Young-Sik Kim., Ho-Sun Lyou., Min-Suk Kim., And Joon Lyou. 2015.
Verification Of Electromagnetic Effects.Nucl Eng Technol Vol. 47. Page 729-737
[12] Online akses https://teguhterus.wordpress.com/emc-electromagnetic-compatibility/
[13] Online akses Library Unikom. Ananda Ekamulya Hakimia., Ekki Kurniawan., Prasetya Dwi
Wibawa. Filter Harmonisa Berbasis Emc (Electromagnetic Compability) Harmonic Filter Based
On Emc (Electromagnetic Compability). Jurnal Eproc Unikom

Anda mungkin juga menyukai