Anda di halaman 1dari 15

Skenario 1 bbdm modul 3.

Skenario 1 : luka tusuk

Ilustrasi kasus :
Seorang laki-laki 30 tahun datang ke igd dengan keluhan
luka tusuk di daerah perut bagian kanan atas sejak 30
menit yang lalu. Pasien diketahui ditusuk oleh orang tak
dikenal menggunakan pisau. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 90 / 60 mmhg, nadi 120x menit,
repiratory rate 24 x / menit, suhu 37 derajat. Pada regio
abdomen tampak luka sepanjang 3 cm di regio
hipokondriaka dekstra, dengan perdarahan aktif. Dokter
mengusulkan pemeriksaan radiologi dan tindakan
penjahitan luka.

Referensi :
a) General and systematic pathology. Underwood jce,
cross ss. 5th ed. Churchill livingstone. Philadelphia, 2009
b) Robbins basic pathology. Kumar, abbas, aster. 9th ed.
Elsevier saunders. Philadelphia, 2014
c) Mcpherson ra, pincus mr. Henry’s clinical diagnostic
and management by laboratory methods. 21st ed. 2007.
Elsevier saunders: 1353-81
d) Wilson dd. Manual of laboratory & diagnostic tests.
2008. New york:the mcgraw-hill companies, inc
e) Katzung,bg. Basic & clinical pharmacology 10th ed.
Mcgraw hill. 2010.
f) Atkinson aj. Principles of clinical pharmacology. 2nd
ed; 2007.
g) Grainger: grainger and allison's diagnostic radiology 6
th edition, , churchill livingstone,2014
A.Terminologi
Perdarahan aktif
kondisi ketika darah keluar dari pembuluh darah
secara simultan, volume biasanya >500cc dikarenakan
kerusakan pembuluh darah.
Pemeriksaan radiologi
pemeriksaan penunjang dalam menegakkan
diagnosis untuk melihat bagian dalam tubuh yang
mengalami kerusakan, bisa juga untuk mengetahui
respon tubuh pasien terhadap pengobatan. Meliputi
foto rontgen, usg, mri, ct scan.
Penjahitan luka
menyatukan jaringan yang terputus yang
berguna untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah masuknya bakteri dengan cara merekatkan
luka dengan benang jahit.
Regio hypochondriaca dextra
regio lateral atas abdomen dibatasi arcus costae
dextra, linea transpylorica, linea midclavicularis
dextra. Terdapat beberapa organ, yaitu hepar, kantung
empedu, dan ren dextra.
Luka tusuk
secara umum, luka adalah rusaknya jaringan
tubuh karena bahan kimia, benda tajam/tumpul yang
dapat mengeluarkan darah/tidak.
B.Rumusan masalah
Bagaimana penanganan pertama luka tusuk sebelum
penjahitan?
Bagaimana luka tusuk dapat menyebabkan
perdarahan aktif?
Mengapa tekanan darah turun dan nadi naik?
Indikator untuk rujukan pemeriksaan radiologi?
Apakah waktu berpengaruh dalam kejadian yang
dialami pasien?
Mengapa respiratory rate juga ada peningkatan?
C.Analisis masalah
Ketika ada seseorang yang luka tusuk dan belum
dijahit, darah keluar diminimalisir dengan menekan
daerah terluka dan diposisikan lebih tinggi dari
jantung. Pertolongan pertama lainnya adalah
penderita diharapkan tidak banyak bergerak agar tidak
semakin memperparah luka.
Luka tusuk termasuk penyebab mekanik yang dapat
menyebabkan rupture pembuluh darah sehingga
darah keluar.
Tujuan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui
bagian visceral yang rusak, letak tusukan lebih pasti,
adanya perdarahan intraperitoneal, dan sebagainya.
Pemeriksaan radiologi juga bisa untuk screening
kanker, epilepsy, penyakit jantung, paru, stroke,
gangguan sendi tulang, saluran pencernaan, kelenjar
tiroid, getah bening, dan penyakit ginjal.
Semakin lama waktu, semakin banyak darah keluar,
kompensasi semakin sulit untuk dilakukan, fungsi
fisiologis tubuh terganggu, dibiarkan terlalu lama
dapat berujung kematian.
Banyak darah yang keluar juga membuat perlunya
kompensasi agar kebutuhan oksigen tubuh tetap
terjaga, dengan meningkatkan frekuensi napas.

D.Skema

E. Sasaran belajar
Mekanisme penganganan luka tusuk.
Respon seluler dan vaskuler tubuh terkait luka tusuk.
Indikasi pemberian antibiotic mengenai luka tusuk.
Pemeriksaan-pemeriksaan penunjang untuk luka
tusuk.
F. Belajar mandiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

G.Daftar pustaka
Skenario 2 : demam

Ilustrasi kasus :

Seorang laki-laki, 35 tahun, datang ke igd dengan keluhan


badan demam naik turun sejak 2 minggu ini, 3 minggu
yang lalu pasien baru tiba dari tugas di papua. Pada
pemeriksaan tanda vital : tekanan darrah 120/80 mmhg,
nadi 100 x/menit, rr : 20 x/menit, suhu 39,5 c. Pemeriksaan
thorraks abdomen dalam batas normal. Dokter lalu minta
ijin untuk melakukan pemeriksaan darah rutin / lengkap.
Untuk sementara, dokter memberikan obat penurun panas.

Referensi :
a) General and systematic pathology. Underwood jce,
cross ss. 5th ed. Churchill livingstone. Philadelphia, 2009
b) Robbins basic pathology. Kumar, abbas, aster. 9th ed.
Elsevier saunders. Philadelphia, 2014
c) Indranila ks. Hematologi rutin. Diktat patologi klinik i
fk undip. 2013
d) Mcpherson ra, pincus mr. Henry’s clinical diagnostic
and management by laboratory methods. 21st ed. 2007.
Elsevier saunders: 1353-81
e) Wilson dd. Manual of laboratory & diagnostic tests.
2008. New york:the mcgraw-hill companies, inc
f) Sutanto i, ismid is, sjarifuddin pk, sungkar s. Buku
ajar parasitologi kedokteran. Ed 4. 2011. Jakarta: bpfk ui.
g) Katzung,bg. Basic & clinical pharmacology 10th ed.
Mcgraw hill. 2010.
h) Atkinson aj. Principles of clinical pharmacology. 2nd
ed; 2007.
Skenario 3 : batuk dan sesak nafas

Ilustrasi kasus :

Pria usia 27 tahun dengan demam tinggi, batuk berdahak


dan sesak nafas, dirawat di icu. Gejala dirasakan sejak 7
hari yang lalu. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
jumlah leukosit 17.000/mm3 dengan 72% neutrofil, 8%
bands, 16% limfosit dan 4% monosit. Selain itu dokter juga
mengirim sampel sputum ke laboratorium mikrobiologi
dan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan foto
toraks.

Referensi :
a) General and systematic pathology. Underwood jce,
cross ss. 5th ed. Churchill livingstone. Philadelphia, 2009
b) Robbins basic pathology. Kumar, abbas, aster. 9th ed.
Elsevier saunders. Philadelphia, 2014
c) Mcpherson ra, pincus mr. Henry’s clinical diagnostic
and management by laboratory methods. 21st ed. 2007.
Elsevier saunders: 1353-81
d) Wilson dd. Manual of laboratory & diagnostic tests.
2008. New york:the mcgraw-hill companies, inc
e) Mims ca, playfair jhl, roitt im, wakelin dw, williams r,
anderson rm. Medical microbiology. Mosby. London. 1995.
f) Katzung,bg. Basic & clinical pharmacology 10th ed.
Mcgraw hill. 2010.
g) Atkinson aj. Principles of clinical pharmacology. 2nd ed;
2007.
h) Grainger: grainger and allison's diagnostic radiology 6
th edition, , churchill livingstone,2014
i) Braddom rl.physical medicine and rehabilitation.wb
saunders company, philadelphia, 1996
Skenario 4 : benjolan di payudara

Ilustrasi kasus:

Wanita 40 tahun sejak 3 bulan merasakan adanya benjolan


pada payudaranya di daerah kwadran lateral atas. Ibu dan
bibinya juga pernah menderita benjolan di payudara. Pada
pemeriksaan fisik, benjolan berukuran diameter 3 cm
berbatas tidak tegas, immobile, padat. Didapatkan pula
pembesaran kelenjar getah bening aksila. Dokter
menyarankan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan
radiologis, tumor marker, fine needle aspiration biopsy
(fnab) dan biopsi pada benjolan untuk menegakkan
diagnosis. Penderita diberi edukasi tentang nutrisi dan
kemungkinan terapinya.

Step 1 clarify unfamiliar terms

1. Tumor marker

Berupa enzim, zat, atau urine. Untuk screning/diagnosis

2. Biopsi

Pengambilan jaringan tubuh untuk diperiksa di


laboratorium, untuk menegakan diagnosis, seperti
pembesaran jaringan, kerapuhan jaringan

3. FNAB
Metode/tindakan pengambilan sebagian jaringan tubuh
manusia dengan suatu aspirator berupa jarum suntik
halus untuk membantu diagnosis tumor. Khusu untuk
tumor superfisial

4. Benjolan

Sekumpulan sel abnormal akibat pembelahan yang


abnormal dan tak terkendali

5. Kelenjar getah bening

Bagian sistem imun tubuh, terdiri dari endotel tipis dan


sulit diraba, hanya bisa diraba ketika ada
pembengkakan. Paling banyak terdapat di leher, aksila,
inguinal

6. Immobile

Tidak bisa bergerak, tetap di tempat

Step 2 Define the problem(s)

1. Hubungan riwayat keluarga dengan gejala pada


scenario?

2. Mengapa pembesaran sampai pada bagian aksila?


3. Relevansi dari pemeriksaan radiologi, tumor marker,
FNAB, dan biopsy?

4. Hubungan usia dan jenis kelamin dengan benjolan yang


diderita?

5. Apa kemungkinan benjolan pada scenario?

6. Bagaimana benjolan tersebut muncul?

7. Hubungan nutrisi dengan keluhan penderita?

Step 3 Brainstorm possible hypothesis or explanation

1. Gen pada ibu menurun pada anak, contoh: BRCA 1 di


kromosom 17, BRCA 2 di kromosom 13, HER 2, TP 53.
Untuk memastikan diagnosis, harus dilaksanaan
pemeriksaan, seperti tumor marker. Gen BRCA yang
bermutasi menyebabkan fungsi normal yang mengatur
pertumbuhan sel hilang dan berjalan tidak normal

2. Penyebaran sel kanker ganas melalui pembuluh darah


dan limfa. Arah penyebaran limfogen sesuai topografi.
Metastasis melalui pembuluh limfe sehingga sampai ke
nodus limfatikus di bagian aksila

3. Radiologi untuk melihat apakah benjolan tersebut


merupakan cairan atau massa padat. FNAB untuk
menentukan apakah ada tumor atau tidak. Biopsi untuk
menentukan jenis dan stadium tumor. Tumor marker :
zat akibat rangsangan kanker, molekul dalam tubuh
manusia yang meningkat jika terdapat kanker

4. Faktor usia : berisiko ada benjolan pada usia 40-50


tahun. Risiko 1,35x lebih tinggi daripada umur <40
tahun. Faktor jenis kelamin : kemungkinan pada pria
sangat kecil (1:1000)

5. Dari ciri-cirinya pada scenario, benjolan tersebut


termasuk tumor ganas.

6. Dimasukkan ke sasbel

7. Nutrisi tidak terpenuhi dapat memperpanjang masa


sakit, bila terpenuhi dapat mempercepat proses
penyembuhan.

Step 4 Arrange explanations into tentative solution

Step 5 Define learning objectives

1. Etiologi benjolan di payudara

2. Ptogenesis benjolan di payudara

3. Patofisiologi benjolan di payudara


4. Pemeriksaan penunjang

5. Pemberian nutrisi dan rehabilitasi

6. Prinsip pengobatan rasional

7. Pencegahan secara umum

Referensi :
a) General and systematic pathology. Underwood jce,
cross ss. 5th ed. Churchill livingstone. Philadelphia, 2009
b) Robbins basic pathology. Kumar, abbas, aster. 9th ed.
Elsevier saunders. Philadelphia, 2013
c) Indranila ks. Hematologi rutin. Diktat patologi klinik i fk
undip. 2013
d) Mcpherson ra, pincus mr. Henry’s clinical diagnostic
and management by laboratory methods. 21st ed. 2007.
Elsevier saunders: 1353-81
e) Wilson dd. Manual of laboratory & diagnostic tests.
2008. New york:the mcgraw-hill companies, inc
f) Wu jt, nakamura rm. Human circulating tumor
markers_current consepts and clinical applications. 1997.
Chicago:ascp press
g) Mims ca, playfair jhl, roitt im, wakelin dw, williams r,
anderson rm. Medical microbiology. Mosby. London. 1995.
h) Katzung,bg. Basic & clinical pharmacology 10th ed.
Mcgraw hill. 2010.
i) Atkinson aj. Principles of clinical pharmacology. 2nd ed;
2007.

Anda mungkin juga menyukai